Share

Part 41

Ada getar halus saat adzan Maghrib berkumandang di musholla dekat rumah Agung. Pria bujangan itu berdiri gamang di ambang pintu. Hatinya ragu, hendak pergi ke tempat suara itu berada. Rasa malu lebih mendominasi daripada keinginannya.

"Aku, mau sholat? Bahkan sajadah-pun aku tidak punya," gumamnya lirih.

Menimbang segala hal, akhirnya Agung memutuskan untuk tidak ke sana.

"Besok lagi aja. Aku masih malu," ucapnya seorang diri. Dan urung melangkah pergi.

"Bila aku akan bertaubat, harus dari mana memulainya? Dan, apakah ini benar keinginan hatiku? Atau aku hanya terkesima pada dia yang telah lebih dulu meninggalkan kubangan dosa?" ujar Agung lirih, menatap langit-langit kamar berukuran tiga kali empat tempatnya melepas penat.

"Kubangan dosa? Bahkan mungkin, dosaku lebih banyak dari Anti. Tapi kenapa aku dengan jahatnya mengolok-olok dia, sampai-sampai Nadia jadi membenci seperti ini," racau Agung lagi.

Pikirannya sangat dipenuhi rasa bersalah.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status