"Alicia, apa kau lelah? Nathan bisa menggendong mu jika mau."Itu adalah ucapan Ainsley. Setelah 1 jam lamanya mereka berada di dalam Mariinsky Theatre, akhirnya pertunjukan balet Giselle pun berakhir. Ada rasa haru juga kagum yang dirasakan oleh Alicia. "Oh, tiー" Alicia melirik Nathan yang berwajah masam. "Tiーtidak perlu, Ma," jawabnya terbata. Mereka berjalan menyusuri koridor menuju lobi Mariinsky Theatre di mana mobil sudah menunggu. Melihat Nathan diam saja, Lucky segera bertindak."Tuan Muda!" panggil Lucky dengan berbisik.Nathan melirik asistennya. "Kali ini, apa lagi?""Bukankah Anda dan Nona Alicia harus bermain peran di hadapan Nyonya Ainsley? Apa Anda ingin pernikahan kontrak ini terbongkar?" tanya Lucky sekadar mengingatkan sang tuan. "Hmm ...." Nathan mendengus dingin. 'Sudah cukup aku memakaikan mantel di dalam ruang teater tadi. Dan sekarang, apa aku harus bersikap lebih manis lagi?' pikir Nathan. 'Cih! Itu seperti bukan diriku!'Usai mencemooh diri sendiri, Natha
"Dia pergi ...."Alicia berdiri di bawah jendela kamar yang terbuka. Wajahnya pucat. Tubuhnya lemah. Dia juga tidak merias diri sebagaimana biasanya. "Alicia, kau sungguh malang," ucapnya perlahan pada dirinya sendiri. "Dia benar-benar pergi meninggalkan mu, Alicia."Alicia mengecam nasibnya sendiri. Dia menatap kepergian Nathan dengan kedua mata yang basah. "Apa aku dan dia akan berakhir seperti ini? Bagaimana dengan kontrak pernikahan kami?"Alicia mencoba bertahan dengan perasaannya. Lalu, apa yang bisa dilakukannya sekarang?Alicia mulai sibuk menghapus air matanya yang mengalir deras. "Kau bahkan tidak mengatakan apapun sebelum pergi," ucapnya lagi. "Bukan ucapan perpisahan yang ingin kudengar. Namun, ungkapan perasaanmu, Nath ...."Alicia tidak bisa membendung kesedihannya. "Oh, apa yang sebenarnya aku harapkan dari pria dingin sepertimu," ujarnya patah hati. "Aku berjanji akan mempertahankan anak ini meskipun kau tidak menginginkannya. Karena ... karena rasa cintaku padamu yan
"Aku mohon! Jangan, Nath!"Suara-suara itu berasal dari Alicia. Awalnya, Ainsley dan Andrei berpikir bahwa Alicia menyerukan kalimat-kalimat tersebut untuk mereka. Namun, melihat Alicia masih menutup mata, Ainsley dan Andrei pun tahu bahwa Alicia berceloteh di alam bawah sadarnya."Saya akan pergi menghubungi Dokter kandungan Nona Alicia sekarang," kata Andrei. Dia meraih ponsel dari dalam sakunya seraya menjauhkan dirinya dari ranjang. Ainsley hanya mengangguk. Dia tidak kuasa menahan sakit melihat keadaan Alicia."Apa yang terjadi diantara kau dan Nathan, Cia? Kalian bertengkar? Apa dia menyakitimu? Hmm? Katakan, Cia! Saya berjanji akan membantu setiap kesulitanmu ...."Akhirnya, bayang-bayang masa lalu Ainsley muncul. Ketika berusia muda, Ainsley sangat rapuh karena pernikahannya dengan Thomas tidak bahagia. "Kau tidak akan bernasib sama seperti Mama, Cia. Meskipun saya hanyalah Ibu mertuamu, tetapi saya begitu menyayangimu. Karena ...." Ainsley menghentikan bicaranya. Dia mengus
'Ada yang tidak beres di sini,' pikir Lucky. Dia menatap Nathan yang sama sekali terlihat tidak senang dengan kehadiran Xaquila dan Leonardo. Lucky, tersenyum mendekati Nathan. "Tuan Muda, Anda harus segera bersiap!""Ya," sahut Nathan singkat. Lucky menarik tangan Xaquila dari perut Nathan. Dia menjauhkan wanita itu dari tuannya. "Maaf, Nona. Kedatangan Anda sangat mengganggu Tuan saya. Mulai sekarang, tolong jaga jarak aman Anda dan Tuan Nathan!"Lucky selalu memiliki cara tersendiri untuk menjauhi sang mantan kekasih tuannya. Dia tetap tersenyum walaupun Xaquila menatap ke arahnya dengan jijik. Xaquila memegangi perutnya yang terasa sakit. "Hei, asisten bodoh!" panggilnya. "Jangan sentuh saya! Karena anak saya tidak ingin bersentuhan dengan pria lemah gemulai sepertimu."Mendengar tutur kata Xaquila, sontak semua orang menatap bagian perut Xaquila. "Perutmu membesar. Xaquila, kauー"Nathan menatap perut Xaquila dengan tidak percaya. Dia menolak kenyataan di depan matanya. 'Mungki
"Xaquila, kauー" "Oh, tentu saja kau melakukan hubungan intim dengan Istrimu." Xaquila tersenyum ketika mengatakannya. Bukan senyum tulus yang dia perlihatkan, melainkan senyum palsu. 'Apa yang direncanakan wanita ini? Terlepas dari apapun tujuannya, aku akan dengan senang hati mengikutinya,' ungkap hati kecil Nathan. Dia membiarkan Xaquila melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Xaquila melingkarkan kedua tangan di leher Nathan. Dia mendekatkan mulutnya ke telinga Nathan. "Apakah permainan ranjang Istrimu lebih baik dariku?" tanyanya dengan berbisik. Nathan teringat sosok Alicia yang benar-benar lugu. 'Aku bahkan tidak menyangka bahwa aku adalah pria pertama yang menyentuh Alicia', batin Nathan. 'Dia ... dia jauh lebih baik darimu, Xaquila.' "Nath, mengapa kau hanya diam saja? Oh, apakah kau sedang merindukan Istrimu?" Xaquila menjulurkan lidah, lalu memainkannya di sekitar daun telinga Nathan. "Uhmm, sejak kapan kau luluh dengan seorang wanita, selain aku, Nath?" 'Ya
"Menikah denganmu?" tanya Nathan dengan menaikkan salah satu sudut bibirnya. "Mengapa aku harus menikahi mu?"Xaquila menggenggam tangan Nathan erat-erat. Dia tersenyum sambil menatap sang mantan kekasih."Karena akulah satu-satunya wanita yang kau cintai," jawab Xaquila penuh percaya diri. Nathan mencemooh jawaban Xaquila. "Kau terlihat begitu yakin, Xaquila," katanya. Dia berdiri, lalu jalan ke arah meja kerjanya. "Nath, aku serius! Kita bahkan sudah bertunangan sebelumnya."Xaquila duduk bersandar dengan lemah. Dia menatap Nathan dan mendesah pelan, "Uhmm ....""Apa kau amnesia? Kau sendiri yang telah memutuskan tali pertunangan kita secara sepihak," ujar Nathan sambil menghidupkan laptop."Nath, akuー" Xaquila menggerakkan gigi ketika Nathan tidak memberikan celah untuk membela dirinya sendiri."Kini, mengapa kau kembali padaku dalam keadaan hamil? Kau bahkan tidak menjawab pertanyaanku satupun. Oh, di mana rasa malumu?"Xaquila menitikkan air mata. "Dia terlihat begitu menyedihk
"Tuan Muda, kita sudah sampai di lobi apartemen Nona Xaquila," ujar Lucky memberitahu. Lucky menatap Nathan dan Xaquila yang duduk di kursi penumpang. Dia terlihat jijik dengan tingkah Xaquila."Tuan, apakah Anda sudah membalas chat Nyonya Ainsley? Beliau berulang kali menghubungi saya dan menanyakan kabar Anda." Xaquila mendengus kesal. Dia bangun dari sandaran dada Nathan yang nyaman. "Nath, kau bisa menghubungi Mom nanti, kan?" tanya Xaquila manja. "Aku ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu."Xaquila meraba-raba wajah Nathan dengan telunjuk kanan. Dia juga mendekati indera penciumannya ke leher Nathan.'Aku akan mencoba merangsang libidomu, Nath, agar kau tetap bersamaku,' ucap Xaquila di dalam hatinya. 'Karena aku tahu, Mom Ainsley pasti ingin memberitahu kabar Istrimu. Dan, aku tidak akan membiarkannya.'"Aku akan mampir lain kali," balas Nathan. Dia meraih tangan Xaquila yang melingkari lehernya. Kemudian, menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya. "Nath, setidaknya antar aku
'Tentu saja karena ketaatan ku terhadap Anda, Mom.'Tentu saja Nathan menjawabnya di dalam hati. Dia bahkan tidak tahu jawaban apa yang akan diberikan kepada Ainsley!"Apa semua ini karena Xaquila?" tanya Ainsley tiba-tiba. Nathan terkejut. Dia menatap Lucky tajam. Namun, pria itu tidak menyadarinya. 'Sial! Apa Lucky memberitahu keberadaan Xaquila?' tanyanya kesal. "Mengapa kau belum melupakannya, Nath? Wanita itu bahkan memutuskan ikatan pertunangan secara sepihak dan menghilang begitu saja sampai hari ini. Bagaimana bisa kau mengikat hatimu dengan wanita seperti itu?"Teguran panjang tanpa jeda didapatkan Nathan. Namun, Nathan menyadari sesuatu. Dia berkata di dalam benaknya, 'Oh, hampir saja aku mencurigai Lucky menjadi dalang di balik ucapan Mom hari ini.'"Mom, kami akan belajar saling mencintai. Apa Mom bisa membantu saya untuk menjaga Alicia hingga saya kembali nanti ke St Petersburg?"'Astaga! Apa yang kukatakan barusan?! Cerobohnya aku!' Nathan menyesali perkataannya sendiri