Pagi hari, saat baru membuka mata, Keyra begitu terkejut saat merasakan Miguel yang tengah memeluk erat tubuhnya dari belakang.
Keyra masih tak memakai apa pun karena tadi malam langsung tertidur setelah tubuhnya dibersihkan oleh sahabat suami, tapi Miguel ....
"El?"
Mata Keyra seketikabmelotot saat merasakan sesuatu milik Miguel menusuk pintu masuknya dari arah belakang.
Pinggul Keyra menempel pada tubuh sang suami yang entah sejak kapan telah 'bermain' dengan tubuhnya tersebut, pipi wanita dua puluh enam tahun itu seketika memanas saat merasakan gundukannya tengah diremas oleh Miguel.
Miguel, sang suami yang hanya memakai kaos sedang celananya entah sudah hilang ke mana, menusuk lebih dalam pintu masuk Keyra sambil mencium leher jenjang perempuan yang berbaring membelakanginya tersebut saat tahu bahwa istrinya sudah bangun.
"Diam dan nikmatilah, ini seperti sarapan pagi bagiku," desah Miguel dengan suara rendah yang membuat bulu-bulu di tu
"Key, pinjam uang lagi, dong. Uangmu banyak, 'kan? Malam ini aku perlu uang untuk keluar."Luna, untuk kesekian kali semenjak dia tinggal bersama Keyra di rumah mertuanya, lagi-lagi meminjam uang dengan santai pada sepupunya tersebut ketika akan pergi ke luar.Selain bersikap sok seperti nyonya di rumah besar ini, Luna juga sering keluar dan baru pulang tengah malam, bahkan dini hari.Entah apa saja yang dilakukan oleh sang sepupu di luar sana, Luna akan berangkat begitu malam datang dan baru pulang ke rumah dini hari tanpa merasa bersalah atau apa pun.Dan ini sudah dia lakukan terus menerus, bersikap seenaknya sendiri seakan ini adalah rumahnya dan memperlakukan pembantu di rumah ini seakan-akan dia adalah majikan di sini.Yah, meski secara teknis, dia adalah tamu Keyra, tapi tetap saja Luna bukanlah majikan di sini.Selain sering keluar malam yang entah ke mana padahal katanya dia baru pernah satu kali ke kota ini, Luna juga selalu meminj
"Kau tahu di mana Luna sekarang, Key? Mungkin kau belum mendengar kabar ini, tapi Luna pergi dari rumah dan aku belum menerima kabar apa pun darinya."Keyra tak segera menjawab pertanyaan dari penelepon yang merupakan ibu kandungnya tersebut, karena dia sudah tahu alasan ibunya menelepon, pasti mencari Luna.Yah, di mata ibunya, Luna sudah seperti anak kandung, bahkan menggeser posisi Keyra yang sebenarnya putri kandungnya sendiri.Miris.Itulah kenapa Keyra enggan menerima telepon darinya, karena bukannya menanyakan bagaimana kabar putri kandungnya, ibu Keyra menelepon untuk mencari Luna.Keyra bisa membayangkan bagaimana paniknya sang ibu selama seminggu lebih ini, dia pasti sudah mencari Luna ke mana-mana dengan panik. Luna, kan, 'putri' kesayangannya.Sayangnya, Keyra tak merasa kasihan sama sekali, malah dalam hati merasa sedikit menertawakan ibunya itu, yang begitu naif menyayangi seseorang sampai mengabaikan putrinya sendiri.P
Keyra bertanya dengan suara gemetar, rasa marah karena dibohongi oleh Luna membuat dadanya menggelegak."Hamil? Dia tidak hamil sama sekali!" tegas Keyra, yakin seratus persen.Luna tidak sedang hamil, mana mungkin seorang perempuan yang sedang hamil tanpa muntah-muntah bahkan begitu aktif keluar malam setiap hari?Perutnya juga langsing-langsing saja. Dalam cerita yang dia bagikan pada Keyra, Luna sama sekali tak menyebut kata hamil.Dia meminta Keyra menampung dirinya untuk tinggal di sini karena menghindari dikejar Haris, tapi kenapa ibunya malah mengatakan bahwa sebenarnya Haris ingin menyelesaikan hubungannya dengan Luna sejak lama?Keyra mencoba mengingat kembali apa yang telah diceritakan Luna padanya malam itu sambil menangis tersedu-sedu sehingga membuat Keyra tak tega dan mengizinkan dia tinggal di sini."Haris terus memaksa aku menikah dengannya, Key. Padahal ak
"Hah? Kenapa juga aku memikirkan si berengsek itu? Benar-benar menyebalkan."Keyra bersungut-sungut sendiri ketika menyadari bahwa sedang mengharapkan di saat seperti ini untuk menghilangkan stress nya."Ini pasti karena si berengsek itu terus menerus mengirimiku pesan," rutuk Keyra seraya bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya sendiri.Miguel memang masih terus setia mengirim pesan beruntun pada Keyra, tak ada yang penting dari pesannya, hanya menanyakan keadaan wanita itu sehari-hari dan mengingatkan untuk makan.Dan Keyra masih seperti biasa tak membalas semua pesan-pesan itu, hatinya memang tak sakit lagi, tapi berubah menjadi jengkel tiap kali mengingat Miguel.Ibu mertua Keyra tak patah semangat untuk mengembalikan hubungan pasangan muda tersebut, tapi baik Keyra ataupun Miguel sepertinya belum sama-sama siap untuk kembali seperti dulu."Berapa lama dia menginap di hotel? Apakah dia nyaman dengan tempat tidurnya?"Keyra
Wajah Keyra yang semula sumringah seketika berubah menjadi masam saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu.Bukan Miguel seperti yang dia harapkan, tapi sepupunya yang sangat menyebalkan, Luna.Kenapa, sih? Dia butuh Miguel saat ini, bukan malah ditambah stres dengan harus menghadapi Luna.Kenapa Miguel tak pulang-pulang ke sini? Meski Keyra masih menolak membalas chat darinya, setidaknya dia pulang sesekali, bukan?Menyebalkan.Semua orang menyebalkan.Luna yang berdirinya sedikit sempoyongan karena mabuk sehingga harus menyandarkan bahunya di dinding dekat pintu, tersenyum dengan ekspresi mencemooh."Kau menyambut kedatanganku, saudari. Baik sekali," ucapnya, dengan mata sedikit tertutup.Keyra mendengus kesal mendengar ucapan seseorang yang telah terang-terangan membohongi dirinya tersebut, menatap jengkel pada Luna yang berani-beraninya pulang ke rumahnya dalam keadaan mabuk.Untung saja dia yang membukakan pint
"Kau tak perlu tahu alasan kenapa dia tak pulang dan jangan bicara sembarangan tentang Miguel."Keyra akhirnya menurunkan tangan, mengatakan hal itu setelah memejamkan mata beberapa detik untuk menenangkan dirinya.Tidak pernah menang berdebat melawan Luna, itu hanya akan membuat dia semakin lelah dan terpuruk.Luna yang terlihat kecewa karena tak berhasil memancing amarah Keyra, menggunakan cara lain untuk mengintimidasi sepupunya tersebut."Kenapa? Kau mulai mencintainya? Lucu sekali, ya. Begitu mudahnya kau melupakan Milo? Aku tak menyangka kau ternyata bukan perempuan yang setia. Padahal, kan ....""Kau tak berhak berkata apa pun tentang kehidupanku, Luna. Bukankah kehidupanmu jauh lebih menyedihkan?" balas Keyra sengit.Dia mulai muak dengan semua ocehan Luna. Gadis itu tak tahu apa pun!Tidak setia pada Milo? Bullshit. Cintanya pada pria itu tak berubah, tapi apa yang harus dia lakukan saat sudah beda alam?Apakah dia aka
Keyra tak sanggup memberi jawaban pada Luna yang tersenyum penuh kemenangan."Kasihan sekali hidupmu."Setelah mengatakan hal itu, Luna melenggang masuk ke dalam rumah Keyra dan menoleh dengan pongah begitu berada agak jauh dari Keyra yang berdiri terpaku."Aku akan pergi malam ini juga, tak perlu kau berpikir bahwa sudah menaruh banyak jasa padaku karena yang kau lakukan ini pasti akan kubalas suatu hari nanti setelah kau diusir oleh suami kontrakmu," ujar Luna dengan sinis, yang membuat kepala Keyra semakin mendidih saja rasanya.Luna sungguh seperti tong kosong nyaring bunyinya, semakin ditabuh, semakin memekakkan telinga.Tahu apa dia sampai berani mengatakan bahwa Miguel akan mengusir Keyra dari rumah ini?Meski mereka mungkin saat ini tidak saling mencintai, tapi Keyra tahu betul bahwa Miguel tak mungkin begitu saja mengusir dirinya setelah pernikahan kontrak mereka selesai.Namun bodohnya, Keyra tak sanggup mengatakan pembelaan
Dia merasa sangat bersalah karena telah mencurigai Miguel tanpa sebab, hanya karena omongan Luna yang tak berdasar.Di kamar yang kini ditempati Miguel, Keyra bisa melihat dengan jelas bahwa suaminya tersebut tidak tidur malam bukan karena sedang sibuk bercinta dengan perempuan lain.Namun, dia justru benar-benar sedang sibuk dengan pekerjaan melihat banyaknya kertas-kertas yang berserak di samping laptop yang berada di meja Miguel.Miguel bahkan tanpa protes mengarahkan kamera ponselnya ke segala isi kamar saat diminta Keyra.Tindakannya itu sedikit menggemaskan di mata Keyra.Sedang Keyra sendiri bertanya-tanya dalam hati kenapa sampai melakukan semua ini?Bukankah hubungan mereka hanyalah pernikahan kontrak dan mereka sedang tak saling menyapa?Dia menjadi tak waras hanya karena mendengar gosip bahwa Miguel sedang bersama wanita lain.D
Kepala Keyra seperti tersiram air dingin mendengar kabar dari seseorang yang meneleponnya. "Ini... ini tidak mungkin! Miguel, bagaimana bisa...." Keyra berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan panik. Bagaimana bisa semua menjadi serba kebetulan? Ibu mertuanya berencana menggulingkan Miguel dari jabatan sebagai presiden direktur di perusahaan yang dia pegang, dan kini tiba-tiba Miguel menghilang dengan kabar diculik seseorang. "Apakah ini ulah Mama? Tidak, itu tidak mungkin. Tapi, tapi segalanya menjadi mungkin sekarang." Keyra hampir menangis saat dia berusaha menghubungi Miguel tapi ponsel pria itu tidak aktif. Dia tertawa tanpa suara menyadari kebodohannya. Tentu saja ponsel Miguel tidak akan aktif! Dia sedang diculik! [Jangan lapor polisi dan jangan beritahu siapa pun. Ikuti instruksi dariku untuk mengambil kembali Miguel.] Pesan yang dikirim oleh nomor yang tadi menghubungi dirinya membuat Keyra sekalinya ketakutan.
Keyra dalam mood yang begitu buruk pagi ini.Itu semua karena Miguel yang mengatakan bahwa dia harus menunda kepulangan entah sampai kapan, sementara Keyra begitu bosan berada di rumah."Kenapa ditunda, sih? Padahal dia tahu kalau aku kesepian," rutuk Keyra dalam hati sambil bersungut-sungut ketika membaca pesan permintaan maaf dari Miguel."Aaaah, aku sangat bosan. Apa nanti aku jalan-jalan saja ke mall untuk mencari udara segar?"Keyra akhirnya memutuskan setelah sarapan dan hal lainnya, wanita itu akan pergi keluar untuk mencari udara segar.Dia kini baru menyadari bahwa ternyata tak punya banyak teman, Keyra tiba-tiba ingat teman SMA nya dulu yang tinggal satu asrama, namanya Erika.Dari semua penghuni asrama, meskipun perkenalan mereka hanya sebentar tapi Erika lumayan akrab dengannya."Apa aku bertanya saja kabarnya dan mengajak bertemu, ya? Apakah dia masih ingat aku? Jangan-jangan dia sudah lupa," gumam Keyra kepada dirinya se
[El, tadi aku diminta mama menemani Rafe belajar buku-buku bisnis dan....]Keyra segera menghapus lagi ketikan di ponsel dan tak jadi mengirimkannya kepada Miguel, berpikir ulang tentang kata-kata ibu mertuanya tadi ketika dia berada di ruang keluarga bersama Rafe dan mertuanya."Jangan memberi tahu Miguel tentang hal ini, Key. Kau tidak ingin kalau terjadi pertikaian di keluarga ini kalau Miguel salah paham, 'kan?"Seakan tahu bahwa Keyra pasti akan lapor kepada suaminya, Nyonya Davne sudah melarang wanita itu melakukannya."Besok saja kalau Miguel pulang, aku akan bercerita secara langsung agar tidak ada kesalahpahaman."Akhirnya Keyra memutuskan seperti itu setelah berpikir bahwa mungkin jika dia mengatakannya lewat chat, akan ada kesalahpahaman seperti yang dikhawatirkan ibu mertuanya.Malam itu, setelah Keyra menemani Rafe belajar ilmu bisnis dari buku-buku yang dibawa adik iparnya tersebut, Keyra bersiap tidur dan mengurungkan niat men
"Mama bilang, kenapa selalu aku yang selamat?"Ucapan lirih yang keluar dari mulut Miguel, membuat Keyra seketika terdiam.Dulu, dulu saat pertama kali mendengar cerita Miguel bahwa calon suaminya meninggal dunia karena mengendarai mobil yang biasa Miguel pakai bekerja, sejujurnya sempat terlintas dalam diri Keyra pertanyaan seperti itu.Kenapa Miguel yang selamat? Kenapa justru Milo yang meninggal padahal itu mobil Miguel?Keyra merasa sedikit tertohok, apalagi ketika melihat ekspresi kesakitan dan tertekan di wajah Miguel yang tampan.Kini Keyra sadar kenapa Miguel begitu suram, jarang tersenyum dan seperti tak tertarik sama sekali dengan kehidupan.Itu karena apa yang dia alami sudah terlalu berat, di balik ke profesionalnnya saat bekerja, yang dijuluki presiden direktur paling jenius karena di usia muda sudah bisa membawa perusahaan besar yang dia pegang menuju kesukse
"Dulu sikap mama tidak seperti ini," ujar Miguel membuka cerita.Ini adalah sebuah kenangan pahit yang tak pernah dia buka kepada siapa pun. Miguel terus menyimpannya sendiri dan berharap suatu hari sikap dingin yang kadang-kadang muncul dari mamanya itu suatu saat menghilang.Namun, sepertinya itu hanyalah sebuah harapan kosong.Apalagi setelah kematian Milo yang menggunakan mobil milik Miguel, tatapan menuduh sering kali Miguel rasakan dari sorot mata ibu kandungnya."El ...."Keyra merasa menyesal saat melihat wajah sendu suaminya, dia menyesal karena telah membuka luka yang sepertinya sudah hampir sembuh.Dia juga menyesal kenapa sekarang mereka berjauhan sehingga tak bisa memeluk suaminya tersebut untuk memberi kekuatan."Kalau kau tak bisa mengatakannya, tidak apa-apa, El," ucap Keyra buru-buru, tapi Miguel menggeleng.Dia tersenyum samar dan menggeleng lagi."Tidak apa-apa, aku memang mau berbagi padamu agar kau t
"Sudah makan, El?"Malam hari, sesuai janji Keyra kepada Miguel, wanita itu pun mau menerima panggilan video dari suaminya yang kini melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.Miguel yang kini tampak duduk santai di sofa hotel tempat dia menginap, mengangguk dengan senyum lebar di bibirnya."Sudah dong, Sayang. Tak perlu menghawatirkan aku, aku makan dengan sangat baik di sini, hanya saja ada yang terasa sangat kurang," jawab Miguel yang masih memakai kemeja putih yang ia kenakan saat pertemuan bisnis dengan klien dengan satu kancing terbuka bagian atas.Rambutnya yang biasa tertata rapi kini terlihat cukup acak-acakan, mungkin karena sudah dalam keadaan tidak bekerja jadi penampilannya pun menjadi santai.Namun, penampilannya seperti itu malah membuat Miguel tampak seksi sehingga Keyra tergila-gila hanya dengan memandang wajah suaminya di layar ponsel."Ya? Apa itu? Kau bisa meminta sekretarismu untuk mencari apa yang kau inginkan, El. Pok
"El." Keyra yang terburu-buru menyusul Miguel ke kamar, berjalan pelan mendatangi sang suami yang tampak sibuk membereskan barang-barang untuk perjalanan dinasnya ke luar negeri. "What happen, Dear?" Keyra memeluk lembut lengan Miguel, bertanya dengan sorot penuh kekhawatiran. "Tidak ada, aku hanya sedang terburu-buru berangkat ke luar negeri. Itu saja," jawab Miguel yang masih menolak menatap Keyra. Emosinya masih bergejolak mengingat perkataan ibunya di meja makan tadi, dia tak ingin Keyra melihat dirinya ketika dalam keadaan seperti sekarang. "Kau belum makan apa pun, El. Makanlah dulu sebelum pergi," bujuk Keyra dengan lembut, memberikan tas kerja kepada sang suami yang terus menunduk entah sibuk melakukan apa. "Aku akan makan di perjalanan atau di pesawat." Miguel menjawab singkat, mengalihkan pandang dari Keyra. Keyra tak mau menyerah dan segera membalik tubuh Miguel agar mau menatap dirinya, lalu kembali
"Adik?"Di tengah keheningan ruang makan, Keyra bertanya dengan ekspresi tak percaya.Nyonya Davne, ibu mertuanya mengangguk dengan senyum lebar ketika tatapannya terarah pada Keyra.Berbeda sekali dengan ketika dia memandang Miguel beberapa saat lalu, mata perempuan itu menyipit tak suka."Iya, Sayangku. Ini adik iparmu, Rafael. Panggil dia Rafe mulai dari sekarang, dia putra bungsu mama yang telah hilang sejak bayi," terang mama mertuanya dengan mata berbinar dan memandang Raffi, seorang pria yang selama sebulan ini menjadi sopir pribadi Nyonya Davne, tiba-tiba menjadi adik ipar Keyra.Nyonya Davne menjelaskan dengan penuh semangat bagaimana kisah Rafe, putra bungsu yang terbuang ini.Dulu, tujuh tahun setelah melahirkan bayi kembar Miguel dan Milo, Nyonya Davne melahirkan lagi seorang anak.Namun, oleh rumah sakit diberi tahu bahwa putra yang dia lahirkan telah meninggal dunia.Perempuan itu tak menyangka bahwa ada seseorang
"E,El? Ada apa, Sayang?"Keyra begitu terkejut ketika Miguel tahu-tahu memeluk dirinya yang baru selesai mandi dan berganti baju dari belakang.Miguel tak menjawab apa pun, menyibak rambut panjang istrinya yang sedikit bergelombang dan menciumi lehernya."H-hey! Semalam, kan, kita sudah bercinta sampai beberapa ronde, apakah kau ingin lagi?"Keyra bertanya dengan wajah memerah karena malu saat suaminya itu tak berhenti menciuminya.Mereka sebentar lagi harus turun ke bawah untuk sarapan bersama ibu Miguel, Keyra tak mungkin membiarkan mertuanya menunggu terlalu lama karena harus melayani nafsu Miguel.Miguel sendiri sudah siap berangkat bekerja dengan setelan jas hitam dan kemeja abu-abu gelap di baliknya.Miguel menggeleng, kembali memeluk istrinya dari belakang dengan wajah muram."Aku hanya merindukanmu," bisiknya, menaruh dagunya di atas kepala Keyra dan memejamkan mata.Tadi, karena tak bisa menahan emosi, Miguel be