Niana benar-benar menceritakan semuanya pada Prince. Pria itu tampak menyimak dengan baik dari seorang gadis yang telah berani mengusik relung hatinya. "Dan untuk ginjal, aku mendonorkannya pada kakakku. Dia laki-laki, anak kesayangan kedua orang tuaku. Saat itu kakak menderita gagal ginjal karena kerusakan pada salah satunya. Karena hidup satu ginjal itu tidak mudah, harus melakukan cuci darah setiap minggu bahkan lebih sering, meminum obat seumur hidup, tidak bisa bebas beraktivitas seperti sebelumnya. Alhasil, aku dipinta oleh kedua orang tuaku untuk mendonorkan ginjal kepada kakak," jeda Niana untuk menarik napas sedalam-dalamnya. Mengingat hal ini membuatnya ingin menangis keras sekarang."Awalnya kakakku menolak, tapi dengan paksaan orang tuaku pendonoran itu tetap terjadi. Bedanya, setelah aku hidup dengan satu ginjal, mereka seolah tidak peduli, mereka hanya memberikan uang untuk aku pergi berobat sendiri. Sangat berbeda dengan kakak yang sampai ditemani berobat di rumah saki
Pulangnya, Prince terkekeh kecil melihat aktivitas Niana yang sedang bermain di halaman mansion. Sontak sopir pribadinya menatap heran, untuk pertama kali dalam hidupnya sosok Prince Nadav Gionino itu tersenyum dan tertawa kecil. Terlebih, ini karena pemandangan seorang gadis yang sedang bermain dengan kucing kecilnya.Segera Prince turun dari mobil, matanya masih setia memandangi pemandangan lucu itu. Namun, alangkah terkejutnya Prince ketika kucing kecil itu mulai berlari ke arahnya. Sontak dirinya berlari menjauh, sampai terjadi aksi kejar-kejaran antara kucing kecil dengan seorang pria gagah nan berwibawa.Niana sudah tidak bisa menahan tawanya, tawa itu pecah diiringi air mata yang mengalir si sudut matanya saking tak kuat menahan geli di perut."Hey, diam! Sekali lagi kau mengejarku, akan ku bunuh kau!" sentak Prince yang kini sudah berlindung di balik tubuh mungil Niana.Gadis itu tentu saja tak terima mendengar kata 'bunuh' yang dilontarkan oleh Prince pada hewan tersayangnya
Kini, Prince tahu penyebab Niana sampai seperti ini. Gadis itu memiliki alergi terhadap kacang, dan sebelumnya gadis itu memakan makanan yang mengandung kacang. Mungkin di campuran sayur asam itu."Tolong lain kali ikut perhatikan apa yang Niana makan, jangan sampai hal ini terulang untuk yang kedua kalinya," ujar Prince pada orang kepercayaannya yang bertugas sebagai kepala pelayan di mansion. Ya, Tina.Wanita itu mengangguk patuh, dan sebelumnya pun ia telah meminta pada rekannya yang memberikan makanan itu pada Niana untuk meminta maaf. Tentu Prince menerima permintaan maaf itu dengan baik, mengingat semua ini terjadi karena ketidaksengajaan. Semuanya pun diizinkan untuk kembali ke mansion agar bisa beristirahat, sedangkan sang tuan sendiri masih asyik memandangi wajah cantik Niana. Gadis itu sebelumnya sudah sadar, namun kembali ia paksa untuk istirahat agar secepatnya membaik."Percayakan hidupmu padaku Niana, kamu akan bahagia selamanya," lirih Prince dengan kedua tangan mengge
Benar apa yang dikatakan Prince, ponselnya itu kini sudah diantarkan oleh salah satu pelayan yang ada di mansion. Sekarang, ia tengah meminta maaf pada Ryan karena tidak bisa menepati janjinya, ia juga mengatakan alasannya kenapa. Ryan sendiri kini tengah menuju lokasi di mana Niana dirawat, pria itu sudah menyiapkan buah tangan berupa buah-buahan serta makanan seperti donat. Mata Ryan sendiri menatap aneh pada seorang pria yang berjaga di depan pintu ruang rawat Niana. Setahunya, Niana mengatakan jika dirinya bukan orang kaya, namun kenapa sampai harus dijaga layaknya seorang putri keraton?Pria berkepala plontos itu pun mencegah Ryan yang hendak masuk ke dalam ruangan Niana, pria itu bertanya dengan detail membuat Ryan sedikit kesal. Segera ia tunjukkan bukti pesan Niana yang sudah mengizinkan dirinya untuk menjenguk. Kini, pria botak itu mengizinkan Ryan untuk masuk.Pintu itu akhirnya terbuka cukup lebar mempersilahkan Ryan untuk masuk, di sana sudah terdapat Niana dengan senyum
Sore harinya Niana sudah diizinkan untuk pulang. Gadis itu kini sedang duduk berdampingan dengan Prince. Bedanya, kali ini Prince tidak mengemudikan mobilnya sendiri, melainkan menggunakan sopir dan keduanya duduk berdampingan di kursi penumpang.Pikiran Niana sendiri masih tidak tenang tentang ucapan Prince sebelumnya, namun sampai saat ini pun pria itu seperti tidak berniat untuk menjelaskan lebih rinci tentang perkataan itu."Tuan, apakah aku benar-benar tidak diizinkan untuk berteman dengan Ryan?" tanya Niana untuk memastikan jika keputusan Prince bukanlah hal yang sungguhan."Satu hal yang harus kamu tahu, aku tidak pernah menarik ucapanku. Hal itu sudah menjadi mutlak, dan tidak akan ada perbaikan," jawab Prince secara tegas agar Niana tidak bertanya untuk yang kedua kalinya.Niana membuang napasnya secara kasar, niat untuk bertanya lebih rinci pun musnah karena tidak mungkin Prince mengubah keputusannya. Melihat raut wajah masam Niana membuat Prince kebingungan, ingin ia jelas
Di dalam kamar pribadi miliknya, Prince tampak memandangi keadaan sekitar kamar itu yang tampak sunyi. Suasana yang begitu monoton baginya. Bayangkan saja, selama puluhan tahun dirinya hidup di dalam tempat ini. Tidak ada sekalipun cat berwarna abu diganti dengan warna lain yang lebih cerah atau lebih gelap.Tubuh tinggi besarnya segera terjun bebas di atas kasur empuk miliknya. Lelah? Pasti. Urusan demi urusan dirinya lakukan setiap hari, tidak peduli hari kerja ataupun hari libur. Bahkan, jika sudah diterpa masalah dirinya siap lembur bagai kuda sehari semalam tidak istirahat sebelum masalahnya benar-benar pergi.Melihat sang sahabat, Jordan, sepertinya sangat menyenangkan. Pria itu jika lelah lekas menghubungi Lyly hanya sekedar untuk meminta semangat melalui suara manja atau kecupan ringan secara nyata ataupun secara virtual melalui layar gawai. Sedangkan dirinya? Meminta semangat pada siapa? Hampir menginjak kepala tiga, namun belum ada satupun perempuan yang berhasil masuk ke da
Setelah semalam tak bisa tidur karena mendapat pesan dari sang tuan, pagi harinya kembali dibuat jantungan karena mendapatkan hal yang sama seperti tadi malam. Kali ini bahkan lebih parah.[Selamat pagi.]Niana kembali melihat pesan itu, entah apa tujuan Prince sehingga melakukan hal demikian. Untuk apa pula mengucapkan selamat pagi padanya? Seperti orang penting saja.Meskipun merasa heran dan gemetar di saat bersamaan, Niana tetap membalas pesan sang tuan, membalas ucapan selamat pagi itu. Setelahnya, Niana tidak ingin terlena lebih lama. Gadis itu bergegas membersihkan diri untuk memulai harinya yang lebih menyenangkan. Bekerja.Selesai dengan rutinitas pagi, Niana segera mencari Tina untuk meminta pekerjaan pada perempuan itu. Terlebih lagi besok adalah hari dimana dirinya menerima gaji. Bukankah sangat menyenangkan? Belum lagi yang menggajinya adalah Prince langsung, dirinya semakin penasaran tentang nominal yang akan diberikan oleh Prince.Tapi, ia tidak boleh menaruh harapan ya
Sesuai dengan janjinya kemarin pada para dokter, maka hari ini dirinya sengaja mengosongkan jadwal di perusahaan dan pekerjaan lainnya demi bisa membawa Niana melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.Awalnya ia bingung hendak melakukan cara apa untuk bisa membawa Niana, bingung harus berbasa-basi seperti apa pada gadis itu. Namun, seketika ia teringat dengan nomor ponsel Niana yang sudah ia miliki. Apa salahnya menghubungi melalui ponsel terlebih dahulu.Segera diambilnya benda pipih berwarna dark grey itu, lantas mencari kontak si gadis yang akan ia hubungi. Setelah berhasil ditemukan Prince tanpa membuang waktu lebih banyak lagi segera menghubunginya.Satu panggilan tak terjawab, Prince tampak masih belum menyerah. Mengingat jika waktu pertemuan dan pemeriksaan masih tersisa cukup luang yaitu 4 jam mendatang. Masih banyak waktu untuk bersiap. Salahnya sendiri tidak menghubungi Niana semalam.Niana sendiri kini tengah sibuk merasakan lemas tubuhnya, sungguh sangat menyiksa. Bahkan un
Keesokan harinya, seisi mansion dibuat heboh oleh keadaan Niana yang tiba-tiba memburuk. Wanita itu mendadak pingsan di dapur saat menggoreng bawang. Prince yang baru saja bangun dan masih menggunakan boxer lari terbirit-birit menuju dapur ketika Yuna memberitahukan sang istri pingsan. Pria itu hampir membawa Niana menuju rumah sakit tanpa menggunakan pakaian yang pantas.Alhasil, Prince dengan secepat kilat mengenakan kaus serta celana panjang apapun yang ia raih lebih dulu. Setelah itu, barulah Prince pergi membawa sang istri yang sudah tidak sadarkan diri.Mendengar suara keributan, Leon segera turun dari kamarnya dan begitu terkejut ketika melihat sang mommy sudah digandong oleh daddy-nya dalam keadaan tak sadarkan diri. Beruntung saat itu Ayunda datang dan segera membawa sang cucu ke rumah sakit di mana Niana dilarikan. "Nenek, ada apa dengan mommy?" tanya Leon dengan wajah yang hampir menangis. Anak itu paling tidak bisa melihat orang-orang tersayangnya jatuh sakit. Terutama Nia
Waktu terasa berjalan begitu cepat dilalui, rasanya baru kemarin Leon dilahirkan dengan tubuhnya yang begitu mungil. Saat ini, anak tampan itu sudah memasuki sekolah dasar yang Prince pilihkan khusus untuk anak-anak tertentu saja. Seleksi sekolah yang Prince lakukan begitu ketat dan sulit. Bahkan dua tahun sebelum Leon masuk sekolah, Prince sudah sibuk mencari info sekolah terbaik di kotanya. Saat ini, Leon si anak patuh sedang menikmati sarapan bersama daddy dan mommy-nya. Anak itu begitu menikmati makanan yang dibuat oleh sang mommy. Katanya, wanita itu memasak dengan campuran bumbu cinta sehingga menghasilkan cita rasa yang begitu nikmat.Tiba-tiba saja, Leon tersentak kaget ketika mengingat sesuatu. Anak itu bahkan sampai menjatuhkan sendoknya di atas piring sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring."Ada apa, Nak?" tanya Niana yang ikut terkejut mendengar dentingan sendok dan piring yang cukup nyaring.Leon menatap takut-takut sang mommy, ia benar-benar lupa akan pekerjaan r
Sore harinya, mereka menikmati sunset bersama di tepi pantai. Dengan beralaskan karpet tebal dan luas, mereka bisa dengan leluasa duduk ataupun berbaring di sana.Jordan menggunakan kedua paha sang istri sebagai bantalan, perutnya sendiri saat ini sudah menjadi singgasana sang anak yang sedang menikmati camilannya. Meskipun Arga sudah jauh lebih berat, Jordan tetap bisa bersabar diri menahan bobot anaknya yang cukup membuat perutnya sesak."Turun, Nak. Papi kamu bisa mati jika perutnya terus diduduki seperti itu," ujar Niana yang segera mengangkat tubuh berisi balita itu dan memindahkannya pada permukaan karpet yang lebih aman. Jordan pun akhirnya bisa bernapas dengan lega tanpa menahan sesak ulah anaknya."Padahal aku baik-baik saja selama Arga dalam perutku," cibir Lyly membuat Niana secara spontan menggeplak lengan atas wanita itu. Lyly sontak mengaduh sakit meskipun geplakan yang Niana berikan tidak terlalu sakit dan cenderung main-main."Bedakan bobot saat Arga di dalam kandungan
Puluhan jam mereka habiskan di perjalanan, kini saatnya untuk menikmati pemandangan indah yang disuguhkan oleh pulau milik Prince ini. Semua tertata dengan begitu rapi dan asri, Prince juga membangun sebuah Vila berukuran cukup besar dengan fasilitas yang fantastis untuk keluarganya. Di sana ada sekitar 3 penjaga dan pengurus vila, serta 5 orang yang menjaga pulau karena ukurannya sendiri cukup dijaga oleh 5 orang mereka. Satu pulau itu hanya di huni oleh 8 orang yang tinggal bersama di dalam paviliun khusus. Mereka semua laki-laki sehingga Prince tidak khawatir meninggalkan mereka berdelapan di pulau pribadinya. Seminggu sekali mereka kembali ke daratan untuk mengambil persediaan makanan dan kebutuhan lainnya. Saat ini, orang-orang yang Prince bawa sedang merapikan barang-barang bawaan mereka di kamarnya masing-masing. "Apakah kamu menyukai pulau ini?" tanya Prince pada sang istri yang sedang sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam lemari. Niana menghentikan gerakannya, wanita
Hari cuti bersama telah tiba, Prince sepakat untuk mengajak keluarganya berlibur pada salah satu pulau pribadi miliknya di perairan Catania, Italia yang ia beli sekitar 3 bulan yang lalu.Tak hanya mengajak Niana, Ayunda dan Leon, Prince juga membawa keluarga kecil Jordan serta para baby sitter para bayi. Setidaknya, mereka bisa berlibur lebih tenang jika membawa pengasuh para anak mereka.Saat ini rombongan konglomerat itu sudah berada di pesawat pribadi yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Tak ketinggalan, Prince selalu menyediakan dokter karena takut keluarganya tiba-tiba jatuh sakit atau apalah itu yang membutuhkan tenaga medis."Priamu itu terlalu kaya, Niana. Hanya untuk berlibur selama satu minggu saja harus membeli pulau pribadi, menggunakan pesawat pribadi, dan dokter pribadi. Kepalaku tidak akan sanggup menghitung berapa banyak uang yang Prince keluarkan," ujar Lyly pada Niana yang sedang menimang anaknya. Niana mengendikkan bahunya, ia juga tidak tahu mengapa Pr
Prince pulang dengan membawa buah tangan berupa sebouqet mawar berukuran cukup besar. Sudah satu bulan terakhir ia tidak membawakan bunga untuk istri tercintanya. "Akhirnya kamu ingat kembali untuk membawakan aku bunga," ujar Niana setelah menerima pemberian sang suami. Wanita itu menghirup dalam-dalam aroma mawar yang begitu harum, setelah hamil ia kembali memfavoritkan bunga mawar.Prince memeluk Niana dari belakang ketika wanita itu masih asyik menghirup aroma mawar. Kini ia juga sedang menghirup, menghirup aroma tubuh sang istri.Niana membiarkan apa yang pria itu lakukan, tak jarang ia mendapat serangan mendadak sewaktu Prince pulang bekerja untuk menghilangkan rasa lelah pria itu. Ia senang-senang saja melakukannya.Niana tersentak kaget ketika tubuhnya dibalik secara mendadak oleh Prince sehingga saat ini posisinya berhadapan dengan pria itu. Tanpa basa-basi lagi Prince segera menempelkan bibirnya dengan bibir sang istri. Niana menyambut dengan senang hati, segera ia taruh bou
Tak terasa, usia Leon kini genap 6 bulan, bayi itu semakin pintar dan menggemaskan membuat semua orang berebut ingin bermain dengannya. Ocehan Leon selalu menjadi suara termerdu yang selalu ingin didengar, apalagi gelak tawanya membuat candu semua orang.Prince dan Niana sudah menyiapkan kamar Leon yang masih terhubung dengan kamar keduanya. Mereka sudah melakukan sleep training pada Leon sejak umur 4 bulan. Saat ini, Leon sudah pandai tidur sendiri tanpa menangis ketika bangun di malam hari.Meskipun, awalnya Niana tidak tega melihat anaknya menangis sendiri di malam hari. Wanita itu bahkan sampai ikut menangis dan menunggu sang anak di depan pintu seraya memantaunya melalui kamera yang langsung tersambung pada ponselnya. Prince juga berhasil memberikan pemahaman pada sang istri jika sleep training sangat penting dan bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi Leon maupun mereka berdua.Kini, Niana tengah bersiap mengajak sang anak untuk mengantarkan makan siang milik Prince. Lyly pu
Berhubung dia libur di hari kerja dan cukup dadakan, akhirnya Prince memilih untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang bermunculan pada surel miliknya di mansion. Ruang kerja Prince sendiri sudah tampak ramai oleh Leon serta Niana yang sedang bermain, sesekali pria itu ikut menimpali obrolan ringan Niana dengan anaknya."Daddy, apakah Daddy tidak ingin sapi panggang? Leon sangat ingin sapi panggang, Daddy," ujar Niana dengan suara yang ia buat seperti anak kecil seolah Leon-lah yang sedang membujuk Prince untuk membeli sapi panggang.Prince terkekeh pelan di sela-sela aktivitasnya dalam mengerjakan beberapa pekerjaan karena tingkah sang istri. Ia melepas sejenak kacamata yang ia gunakan dan beralih menatap sang anak."Benarkah, Leon? Bagaimana kamu bisa menikmati sapi panggang sedangkan gigi saja kamu tidak punya?" tanya Prince yang hanya dibalas tatapan bingung oleh anaknya. Bayi itu tidak paham dengan percakapan mommy serta daddy-nya."Tentu saja dengan cara meminum ASI mommy, Dad
Baru beberapa jam memejamkan mata, Niana kembali dibangunkan oleh suara tangisan sang anak yang menggema. Ia pun segera bangkit dan mengenakan pakaian seadanya. Setelah itu, ia berlari secepat kilat menuju sumber suara tanpa peduli pada pangkal paha yang masih terasa sedikit ngilu.Tampak Leon yang tidak mau tenang dalam pelukan neneknya, hal itu membuat Niana merasa bersalah karena telah membuat Ayunda kesulitan. "Ke mari anakku, rindu Mommy ya, Nak?" Niana segera menimang sang anak tanpa berhenti bersuara karena anaknya sudah mengenali suara sang mommy. "Ajak dia bertemu daddy-nya juga, dia merindukan kedua orang tuanya," ujar Ayunda membuat Niana segera bangkit dan segera memasuki kamarnya kembali. Tampak di sana Prince yang perlahan-lahan membuka matanya ketika mendengar suara sang anak."Ada apa dengan Leon, Sayang?" tanya Prince seraya beralih duduk, ia segera menyiapkan bantal untuk menjadi sandaran Niana yang hendak duduk di sebelahnya. "Leon merindukan kita berdua kata Ibu