"Ya, Eomma juga sangat merindukanmu. Dan Eomma sudah akan menyusulmu tapi Appamu melarangnya. Kalau tahu kamu menderita di sana karena kelakuan wanita ular yang bernama Gwen itu. Eomma akan bersikeras menyusulmu ke sana."
Aliana terkekeh pelan, "Aku tidak meragukanmu dalam membela keluargamu, Eomma. Terutama membela anak-anakmu.."Aliana berdeham sebelum kembali melanjutkan, "Tapi aku bisa mengatasi masalahku sendiri."Eomma menepuk-nepuk tangan Aliana, "Eomma tidak akan meragukannya, Sayang."Selesai makan malam, appa Alex mengajak Elrick bicara di ruang kerjanya, sementara Aliana berbincang santai dengan eomma Sonya di ayunan rotan samping kolam renang, tempat favorit Aliana saat sedang asik membaca bukunya."Apa yang akan dibicarakan Appa, Eomma?" tanya Aliana."Entahlah. Eomma juga tidak tahu. Tapi kamu tidak perlu khawatir, mungkin mereka hanya membahas proyek yang baru saja kalian tanda tangani itu, proyek kerja sama ka"Apa kamu yakin mau memulai aktifitasmu lagi hari ini, My Luv?" tanya Elrick sambil membersihkan selai strawberry kesukaan Aliana di sudut bibir istrinya itu."Iya, jenuh juga di rumah terus," jawab Aliana."Tapi kamu harus pegang janjimu, setelah merasa lelah kita pulang!" tegas Elrick."Siap," sahut Aliana sambil menyeringai lebar."Sekarang habiskan terlebih dahulu sarapanmu. Baru kita berangkat!" seru Elrick dan Aliana mengangguk."Pagi bu Ana. Pagi Pak Ricko eh maaf Mr. Rick," sapa Cintya sesampainya mereka di kantor.Sementara Aliana hanya mengangguk, Elrick membalas sapaan Cintya, "Pagi juga Cintya."Setelah Elrick menutup pintu ruang kerjanya, sambil memberengut Aliana duduk di kursi kebesarannya, lalu menyipitkan matanya ke arah Elrick."Apa kamu tidak bisa tidak tebar pesona seperti tadi?" keluhnya."Tebar pesona? Siapa yang tebar pesona?" tanya Elrick bingung dengan sikap istrinya itu yang t
"Ada apa, Rick?" tanya Aliana. Ia melihat perubahan di wajah suaminya itu."Tidak ada apa-apa. Besok Jack akan kembali ke sini," jawab Elrick, tapi tidak mau melihat mata Aliana."Rick, tatap mataku. Katakan saja ada apa sebenarnya? Aku tahu kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku."Elrick langsung menatap Aliana, terlihat keraguan di wajahnya, suaminya itu sedang menimbang-nimbang antara ingin bercerita atau tidak, pergolakan batinnya terlihat jelas, dan Elrick tidak pandai menutupi kebohongan. Aliana sudah sangat mengenalinya sekarang."Apa kamu akan menghakimi masa laluku?" tanya Elrick sambil meraih kedua tangan Aliana."Aku sudah pernah bilang padamu, Rick. Selama kamu tidak kembali ke masa lalumu itu, dan selama masa lalumu itu tidak menyakitiku. Aku tidak akan pernah menghakiminya. Masa lalu tidak dapat diubah, itu sudah terjadi. Dan siapapun tidak pantas mendapatkan hukuman karena masa lalunya, termasuk kamu," jawab Aliana.
Sambil mendesah pelan, Elrick menyandarkan punggungnya ke sofa kulit Omanya, setelah diturunkan Aliana di jalan tadi, ia memilih ke rumah Omanya, dan ia sudah menceritakan masalah baru yang sedang mereka hadapi saat ini. "Kamu sedang menghadapi konsekuensi dari jalan hidup yang kamu pilih selama ini. Akibat sikap teledor kamu! Oma sudah berkali-kali mewanti-wantimu untuk berhenti bermain-main dengan wanita, menikahlah.. Itu yang selalu Oma keluhkan padamu, yang hanya masuk ke kuping kananmu dan keluar lagi melalui kuping kirimu!" keluh Oma Altra sambil menggelengkan kepalanya. Elrick menengadahkan kepalanya sambil menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, ia berusaha mengenyahkan bayangan masa lalunya, yang kini menjadi momok menakutkan untuknya, ia tidak mau kehilangan Leon dan Aliana, juga anak yang sekarang sedang dikandungnya. Dulu ... Elrick tidak pernah memperhatikan reputasinya sama sekali, ia bertindak sesukanya, berganti-ganti pasangan semaunya. Dan kini, ia baru merasaka
Aliana memarkir mobilnya di parkir khusus Penthouse Elrick. Rasanya konyol sekali ia malah kembali ke tempat ini, dan mengusir pergi pemiliknya.untuk waktu yang lama ia tetap berdiam di dalam mobil, pikirannya masih kacau dan ia tidak mau menemui Leon dalam keadaan seperti ini. Aliana belum siap menjawab saat Leon menanyakan Elrick nanti, karena Aliana pulang tanpa Daddynya itu."Ah, Leon ... Apa yang harus Mommy lakukan, nak? Bertahan dengan Daddymu Mommy tidak akan bisa, sementara jika tetap bersama Daddymu hati Mommy akan terus tersakiti," desah Aliana sambil menempelkan keningnya di stir mobil.Air matanya kembali mengalir, "Kenapa? Kenapa masalah selalu saja menghampiri rumah tanggaku? Segala hal yang aku takutkan pada akhirnya terjadi juga. Hatiku kembali tersakiti lagi. Aku tidak tahu mana yang lebih baik, melihat suami memperhatikan wanita lain, atau melihat anak dari wanita lain? Tidak, aku tidak akan sanggup," isaknya."Aku takut saat
Aliana tidak habis pikir, kenapa appa Alex justru membawanya ke Italia, tepatnya ke Portofino di Italian Riviera. Tempat yang berada tidak jauh dari kampung halaman Elrick, Amsterdam. Hanya dua jam perjalanan dengan menggunakan pesawat.'Elrick tidak akan mengira kalau kamu ke Eropa, tempat yang mudah dijangkau olehnya. Begundal itu pasti berpikir kau akan ke Afrika atau Asia Timur,' kata appa Alex.Portofino memang salah satu wisata termewah di dunia, yang menjadi tempat wisata favorit kalangan jetset, dan Aliana baru kali ini menginjakkan kakinya di tempat ini.Desa nelayan ini bergaya mewah, desa yang memamerkan jalan berbatunya, yang dipenuhi dengan beraneka macam pertokoan mewah, restoran mewah yang menyediakan hidangan laut hasil tangkapan dari warga lokal.Belum lagi laut birunya yang jernih, dengan Superyachts yang memenuhi tiap pelabuhannya, yang memanjakan mata Aliana di sepanjang jalan menuju resornya.Bangunan resornya sendiri
Egisya menatap penuh wajah menantunya itu, yang menurut Elrick memiliki kepribadian introvert. Kepribadian yang cenderung lebih fokus kepada perasaan dan pikiran yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Egisya sendiri memiliki beberapa teman yang memiliki kepribadian introvert juga. Mereka lebih menikmati waktu sendirian, karena otak mereka cenderung lebih banyak menggunakan lobus frontalis, bagian otak yang bertugas merencanakan, memikirkan penyelesaian masalah, serta mengingat semuanya.Rata-rata dari mereka selalu menyendiri setiap kali ada masalah, bukan karena ingin melarikan diri dari masalah itu, tapi dengan menyendiri itulah mereka dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, dapat berpikir dengan jernih agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan, yang akan mereka sesali nantinya. Mereka lebih berorientasi dengan benak mereka sendiri, berdebat dengan benak mereka sendiri.Karena mereka berbeda dengan orang lain pada umumnya, yang bisa mencurahkan
Lima tahun lalu ... "Rick, kamu di mana?" tanya granny, dari suaranya saja Elrick sudah dapat menebak kalau granny sedang menginginkan sesuatu darinya. "Di kantor Granny, memangnya harus di mana lagi aku berada di saat jam kerja begini?" sahut Elrick sambil mengatur suaranya untuk tetap datar, saat tangan ahli Bella sedang bermain-main di juniornya. "Dua bulan sudah kamu tidak pernah ke rumah Granny lagi. Apa kamu sudah tidak sayang dengan Granny?" keluh grannynya. "Argghhh," erang Elrick sambil menyelipkan jemarinya ke sela-sela rambut Bella, saat tangan Bella sudah berganti dengan mulutnya. "Apa kamu sedang bersama dengan salah satu wanitamu?!" tanya granny tidak dapat menyembunyikan nada dongkol di dalam suaranya. "Aku sedang bersama dengan siapapun juga itu bukan urusanmu, Granny. Sekarang cepat katakan apa maumu?" desak Elrick dengan napas yang sudah mul
Sudah satu jam ini Elrick hanya memandangi ponselnya saja. Ia berharap Aliana menghubunginya, tapi jangankan telepon sekedar chat saja tidak.Elrick mulai menekan keyboard ponselnya, 'I miss you, My Luv,' ketiknya, tapi kembali di hapus lagi. Elrick masih takut untuk memulai menghubingi Aliana terlebih dahulu. Ia takut istrinya itu masih belum tenang, dan justru mengambil keputusan gegabah saat Elrick menghubunginya nanti. Elrick kembali merebahkan badannya di sofa panjang Penthousenya, sambil mengurut keningnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Ia kembali merasakan penyesalan itu, perasaan dimana ia berada di antara mengasihani dan membenci dirinya sendiri, atas kehidupan masa lalunya. Dan kini, ia harus mengambil resiko kehilangan anak istrinya, seandainya Aliana memutuskan untuk meninggalkannya. Apakah ia mampu kehilangan mereka, baru terpisah beberapa hari saja sudah membuatnya merindukan mereka."Ya Tuhan, rasa rindu ini begitu menyiks
"Mommy, Daddy!" pekik Leon sambil lari ke arah Aliana dan Elrick.Kali ini Aliana mengalah, ia membiarkan Leon memeluk Elrick terlebih dahulu, membiarkan anak dan daddy melepas rindu setelah berhari-hari tidak bertemu."Waahh baru berapa hari Daddy tidak melihat Leon, sekarang kamu sudah tumbuh besar saja yaa... Sudah bisa jaga Mommy yaa?" tanya Elrick dan Leon mengangguk,"Eon jaga Mommy. Jaga daddy juga." jawabnya."Leon bisa jaga Daddy juga? Pintarnya anak Daddy. Daddy bangga sekali sama Leon." Leon mengangguk sebelum melepas pelukannya, lalu beralih ke Aliana yang langsung jongkok dan memeluk Leon,"Leon tidak nakal kan, Sayang?" tanyanya, dan Leon menggelengkan kepalanya."Bagus, sekarang siap-siap kita jalan-jalan lagi, Ok?"'Kemana, Mommy?" tanya Leon sambil memainkan rambut Aliana,"Ke tempat Granny. Yang banyak bebeknya itu," jawab Aliana dan Leon langsung memekik girang,"Yeeyy. Eon
Aliana dan Elrick duduk santai di balkon kamar mereka, yang menghadap langsung ke ke teluk Tigullio, di salah satu resor di Nozarego, yang masih masuk ke dalam bagian dari Santa Margherita Ligure, yang terletak diantara resor tepi laut Portofino dan Chiavari. Mereka memutuskan bermalam di resor ini untuk melepas rindu, dan berbicara dari hati ke hati demi kelangsungan kehidupan pernikahan mereka."Apa kamu mau ke kota Genova, My luv? Jaraknya tidak terlalu jauh dari sini," tanya Elrick, sebelah tangannya di lampirkan di atas pundak Aliana."Kota Genova yang mempesona dan bersejarah. serta desa kecil yang menghiasi pantai dan juga perbukitan. Aku mau menjelajahi desa-desa itu, Rick. Tapi tidak sekarang. Aku belum tenang kalau masalah Leuis belum selesai," jawab Aliana sambil menyandarkan kepalanya di bahu Elrick."Ya, sekarang kamu juga sedang hamil. Mungkin kalau anak-anak kita sudah menikah semua, dan sudah memberikan cucu untuk kita, baru kita
"Boss, ada Tuan Elrick di sini!" lapor Ekram ke appa Alex."Mau apa begundal itu?" tanya appa Alex."Katanya mau menyelesaikan masalah dengan Nona Aliana, Boss," jawab Ekram."Siapkan speed boat, saya akan menyusul ke sana!""Baik, Boss.""Ada apa, Lex?" tanya eomma Sonya."Bersiaplah, My Queen. Kita akan menyusul anak dan menantu kita," jawab appa Alex sambil mencubit gemas hidung eomma Sonya."Kemana? Bukannya Elrick sedang di Amsterdam?""Ke Santa Margherita Ligure. Elrick sudah berada di sana.""Santa Margherita? Aku belum pernah ke sana. Baiklah aku siap-siap dulu!" pekik eomma Sonya senang, lalu bergegas ke kamarnya."Sus, tetap di resor ini dan jangan keluar. Kalau perlu apa-apa, jangan sungkan-sungkan meminta bantuan mereka!" seru appa Alex sambil menunjuk ke empat bodyguard yang sedang berjaga-jaga di depan resor."Ya, Tuan." "Opal mo ke mana?" tanya Leon.S
"Katakan dulu dimana Daddymu? Kenapa dia tidak mendatangiku?" tanya mommy Gisya. "Aku meninggalkannya di rumah Granny," jawab Elrick sambil menyeringai lebar, dan mengusap leher belakangnya. "Ya Tuhan, Rick. Apa yang ada dipikiranmu hingga meninggalkan Daddymu?" Elrick merangkul bahu aliana sebelum menjawab, "Tentu saja pikiranku saat itu sedang dipenuhi istri cantikku ini, Mom. Aku dan Jack baru saja menemukan jejakmu, dan kami langsung terbang ke Italia." Mommy Gisya memicingkan kedua matanya, "Bagaimana kamu bisa tahu Aliana sedang bersama Mommy?" "Kau dan Daddy, kalian tidak pernah terpisahkan satu dengan yang lainnya, lalu tiba-tiba Daddy berada di Amsterdam dan kau di Portofino. Sudah pasti aku langsung mencurigai kalian." "Apa saat kamu pergi, Daddy tidak sedang bersamamu?" "Daddy sedang berbicara dengan Granny." Melihat wajah Elrick yang tiba-tiba kembali
Setelah melihat tanda keluarganya ada di punggung belakang Leuis, Elrick langsung mengumpat pelan, dan segera bergegas ke luar rumah dengan amarah yang memuncak. Ia memang dalam keadaan mabuk dan tidak sadar saat bersama Bella malam itu, tapi Elrick yakin mereka tidak melakukan apapun selain tidur bersama. Karena mereka dalam keadaan sama-sama mabuk.Selain itu Elrick hafal betul dengan perilaku Bella. Wanita itu tidak berga*rah dengan pria yang pasif, ia baru mau melakukannya saat sama-sama berga*rah. Dan Elrick semakin yakin, masalahnya dengan Bella tidak sesederhana kelihatannya.Elrick butuh Aliana. Ia membutuhkan dukungan dari wanita yang sangat ia cintai itu. Seandainya Aliana percaya sedikit saja padanya, mereka pasti akan bisa melewati masalah rumah tangganya ini dengan baik.Ya, rasa percaya dan dukungan tanpa batas dari Aliana untuknya. Itulah yang Elrick butuhkan saat ini."Jack, kesini kau!" panggil Elrick, Jack pun langsung
Santa Margherita Ligure, kota tepi pantai yang indah. Salah satu dari sekian banyak daya tarik di wilayah Portofino ini. Dengan perahu layar yang terombang ambing di marina yang penuh warna, dan pantainya yang berkerikil.Pelabuhannya yang dilapisi pohon palem berbatasan dengan tepi laut. Sementara di belakangnya, rumah-rumah bercat pastel seperti merangkak ke atas bukit. Yang dipenuhi dengan hutan hijau nan subur dan perkebunan zaitun. Seperti halnya pada kota-kota Riviera lainnya, Santa Margherita Ligure menawarkan daya tarik Portofino dengan tata letaknya yang indah, bangunannya yang berwarna-warni, dengan pohon palem yang menaungi kawasan pejalan kaki di tepi laut.Aliana dan mommy Gisya masuk semakin ke dalam, mereka menyusuri jalan-jalan abad pertengahan yang sempit dan berliku-liku itu, yang diapit restoran, kafe dan pertokoan dengan arsitektur yang menarik."Kamu suka?" tanya mommy Gisya.Sebenarnya kali ini Aliana kurang menikma
Sementara itu, daddy Aldrick menerima pesan pendek dari istrinya, sebuah foto keluarga. Lebih tepatnya foto mereka yang di ambil wartawan tadi, yang sudah di diedit sedemikian rupa hingga terlihat seperti foto keluarga yang sebenarnya."Bisa kalian jelaskan apa maksud dari foto ini? Dan kenapa bisa Gwen langsung mengirim foto ini ke Aliana?" tanya daddy Aldrick, membuat wajah Gwen seketika memucat, dan bertanya-tanya di dalam hatinya, bagaimana bisa daddy Aldrick mengetahuinya?Daddy Aldrick melayangkan tatapan menuduh pada granny, "Kau baru saja berbohong, Mama. Kalau wartawan itu bukan atas perintahmu, lantas atas perintah siapa Gwen mengirim foto ini ke Ana? Apa Gwen bertindak sendiri tanpa sepengetahuanmu?" "Mama benar-benar tidak menyuruh siapapun untuk memanggil wartawan, Al! Demi Tuhan, Mama tidak melakukan itu!" jawab granny.Tatapan menuduh daddy Aldrick beralih dari granny ke Gwen, "Berikan ponselmu, Gwen!" serunya sambil mengulurkan
"Hai, kalian bertiga lihat sini!" teriak seseorang, bukan hanya Elrick, Bella, Leuis saja yang melihat ke arah orang itu, tapi yang lainnya juga, mereka semua melihat ke arah wartawan yang sedang mengarahkan kameranya ke mereka dan langsung memotretnya dengan cepat, sebelum akhirnya melarikan diri."Jack! Cepat tangkap pria itu!" raung Elrick dengan suara yang menggelegar, membuat tangis Leuis langsung pecah."Dan kau! Suruh anakmu itu diam!" bentaknya pada Bella, membuat napas wanita itu tercekat, dan langsung membawa Leuis menjauh dari Elrick.Tatapan tajam Elrick beralih ke granny dan Gwen, "Ini ulah kalian. Ya kan?" tanyanya dingin.Seperti biasa granny hanya mengangkat dagunya, dan Gwen bersembunyi di balik granny, "Kalau iya, kenapa?" tantang granny."Kau dengar sendiri, Dad? Granny sudah mengakuinya. Itu berarti mulai detik ini juga, putus hubunganku dengannya!" seru Elrick.Daddy Aldrick memegang pundak Elrick, lalu menu
Elrick sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin sambil mengikat sampul di dasi panjangnya, ketika dengan tergopoh-gopoh Jack datang menghampirinya, lalu menyerahkan ponsel Elrick padanya,"Siapa?" tanyanya."Oma, Tuan," jawab Jack.Dengan segera ia meraih ponsel dari tangan Jack itu, lalu mendekatkan ke telinganya."Ada kabar baik apa, Oma?" tanyanya sumringah."Kabar baik apanya? Oma tidak bisa bertemu dengan Aliana," jawab Oma dengan nada kesal."Kenapa? Appa Alex melarangnya?" "Oma pun tidak bisa menemui mertuamu itu. Karena mereka tidak ada di rumah!" geram Oma."Siapa yang tidak ada di rumah? Aliana atau Appa Alex?""Semuanya! Keluarga itu pergi entah kemana, karena tidak ada satu pun pengawalnya yang mau buka mulut."Seketika jantung Elrick berdetak dengan cepat, yang ia takutkan akhirnya kembali terjadi, Aliana memilih untuk pergi, bahkan kali ini bersama dengan kedua orang tuany