Satu minggu sudah Cornelia tinggal di Apartmentnya bersama dengan Keanu, dan tidak sekalipun mereka keluar Apartment. Mereka menghabiskan waktu mereka di kamar, membicarakan apapun yang ingin mereka bicarakan, sambil saling becanda dan saling menggoda, hingga berlanjut ke olahraga kasur, selalu seperti itu.
Hari ini, pertama kalinya mereka keluar, itu pun untuk bertemu dengan Nancy dan juga Nick. Mereka mengajak Cornelia dan Keanu untuk makan malam di salah satu restoran bintang lima. "Kenapa kamu menerima ajakan Nancy itu? Aku lebih suka berduaan saja denganmu, di kamar kita Lia," tanya Keanu. "Nancy sudah berkali-kali mengundang kita makan malam, Ken. Aku tidak enak kalau terus menerus menolaknya," jawab Cornelia sambil menyandarkan kepalanya di bahu Keanu. Mereka masih berada di dalam mobil, yang sedang melaju pelan ke arah restoran mewah yang memiliki bintang satu Michelin tempat makan malam mereka. "UntuCornelia tersenyum pada pantulan dirinya itu, sebelum melangkahkan kakinya kembali ke kursinya, dan ia terdiam di tempat saat kursi yang tadi ia duduki, kini ditempati oleh Nancy, yang sedang merangkulkan lengannya di bahu Keanu, dan mereka sedang menertawakan sesuatu, terdengar begitu dekat dan akrab. Cornelia merasakan tikaman menyakitkan di hatinya, ia cemburu, ya sudah pasti ia cemburu pada sahabatnya itu, yang sudah berani menyentuh Keanunya. Ia juga marah dan kecewa dengan Keanu, yang membiarkan wanita lain menyentuhnya. 'Dan dimana Nick?' tanya Nancy di dalam hatinya, sambil melihat ke sekeliling restaurant itu tapi tidak terlihat juga batang hidungnya. Lalu perhatiannya teralihkan lagi pada Keanu dan Nancy, saat ia mendengar tawa renyah sahabatnya itu. Dan kali ini ia melihat tangan Keanu mengacak-acak puncak kepala Nancy sambil tertawa lebar. Cornelia tidak tahu sedekat apa Keanu dan Nancy sebelumny
Cornelia duduk di sudut lobby K Tower, Gedung perkantoran milik Nickholas, yang pria itu dirikan dengan jatuh bangun, penuh rintangan dan juga keringat. Cornelia ikut melihat perkembangan tower ini lantai demi lantainya, karena Nickholas selalu mengajaknya setiap kali ia ke sini. K Tower ini sempat terhenti di lantai sembilan karena kurangnya dana, tapi dengan kegigihan Nickholas, pada akhirnya ia mendapatkan suntikan dana dengan jumlah yang fantastis. Cornelia memandang ke luar jendela besar K Tower itu, yang menghadap langsung ke jalan raya yang selalu terlihat pada setiap harinya, terutama di saat musim gugur seperti ini, udara sudah tidak sepanas musim panas. "Kenapa tidak langsung masuk saja ke ruanganku?" tanya Nickholas yang sudah berdiri menjulang di samping Cornelia. Alih-alih menjawab, Corneilia malah mendesah pelan, "Aku mau kembali ke Maldives saja, Nick." Nickholas mengambil posisi duduk di depan
"Aku merasa diabaikan, Nick. Teganya pria itu padaku. Saat ini Nancy pasti sedang merasa tinggi hati, karena Keanu lebih memilih bersamanya. Maaf Nick, aku tidak bermaksud menjelek-jelekkan kekasih barumu itu. Tapi entah kenapa, aku merasa kalau Nancy masih memiliki perasaan pada Keanu, wanita itu bahkan terang-terangan menggoda Keanu di depanku." "Ya, aku tahu itu, dan dia bukan kekasihku. Kami hanya sama-sama mengisi kekosongan saja," ujar Nick. Cornelia kembali mengalihkan perhatiannya pada sahabatnya itu, "Kamu sudah tahu dan kamu tidak memberitahu aku?" "Apa bedanya memberitahumu atau tidak, Lia? Semua tergantung dari kekasihmu itu sendiri, kalau pria itu tidak meladeni Nancy, mau sekuat apapun perasaan Nancy padanya, Keanumu itu tidak akan mempedulikannya." Sambil menghela napas berat, Cornelia bersandar pada sofanya. Kesedihan nampak jelas di wajah cantiknya, yang kini terlihat memucat. "Setidaknya, ka
"Hargailah jerih payahku untuk mengundang kalian makan malam. Apa kamu akan bertindak tidak sopan dengan meninggalkan aku sendiri? Please Ken, ini malam terakhirku di Amsterdam, besok aku akan ke rumah orang tuaku di Den Haag, Setidaknya ini lah tanda terima kasihmu karena aku sudah membantumu kemarin." 'Nancy benar. Wanita itu sudah membantuku hingga mengajukan cuti selama dua minggu, akan tidak sopan jadinya kalau aku meninggalkannya di jamuan makan malamnya seorang diri.' Keanu mendesah napas pelan, lalu kembali duduk, "Maafkan Lia," "Ya, aku sudah memaafkannya sebelum kamu memintanya, Ken. Aku memakluminya karena biasanya Cornelia tidak pernah bersikap seperti itu, saat ini mungkin karena pengaruh hormonnya." Percakapan mereka terhenti saat pramusaji datang membawa satu persatu pesanan mereka. Keanu menatap makanan itu tanpa ada selera sedikitpun untuk memakannya. Pikirannya dipenuhi oleh Cornelia, ia ber
"Siapa yang bilang aku mengencani Nickholas? Dan siapa pria lain itu?" tanya Cornelia. Ia awalnya tidak mau menanyakannya, ia berniat membiarkan Keanu dengan pikiran-pikiran buruknya, tapi ia juga penasaran dengan siapa pria yang satu lagi. "Food truck!" jawab Keanu, dan matanya kembali berkilat marah saat melihat perubahan di wajah Cornelia, "Cih, sepertinya kamu sudah mengingatnya sekarang? Jadi katakan padaku, siapa di antara kedua pria sialan itu yang menjadi daddy dari anakmu itu?" "Lepaskan aku," pinta Cornelia pelan, Ia tidak lagi berontak. "Kenapa? Kamu malu, hah? Kamu pikir aku tidak akan mengetahuinya?" "Lepaskan aku, Ken!" seru Cornelia lagi, tapi Keanu masih tetap bergeming. Alih-alih melepaskan Cornelia, Keanu malah mendekatkan wajahnya ke Cornelia, dan berusaha mencium bibirnya. Cornelia terus menghindar hingga akhirnya kesabarannya habis, "Minggir berengsek!" gera
Pada akhirnya dengan berat hati, Elrick mengizinkan Aliana untuk tidur di kamar Cornelia. Kini kedua wanita itu sedang bercengkrama di balkon kamar, yang menghadap langsung ke arah Dam Square, alun-alun paling terkenal di Amsterdam. Alun-alun yang menjadi jantung kota ini, tempat berkumpulnya warga Amsterdam untuk pertunjukan pentas seni, bahkan untuk demonstrasi. Ada banyak kafe, bar, restoran, dan pusat belanja modern yang mengelilingi alun-alun itu. Membuat alun-alun kota ini tidak pernah sepi dari pengujung, baik warga lokal maupun turis mancanegara.Tapi dengan keramaian alun-alun itu, bahkan saat malam seperti saat ini, tidak mampu mengalihkan Cornelia dari masalahnya bersama Keanu. Ia menghela mendesah pelan sebelum bertanya. "Apa Keanu memang seperti itu, Na? Mudah diprovokasi? Mudah mengambil kesimpulan sendiri tanpa bertanya dan menyelidikinya terlebih dahulu?""Tidak, Keanu bukan orang seperti itu," jawab Aliana."Please, juj
Melihat Aliana yang sudah mulai kesal, Cornelia menyeringai lebar, ia baru akan membalas Aliana ketika merasakan sesuatu di pangkal pah*nya. Ia langsung menyelipkan jemarinya dari bawah roknya untuk menyentuh p*hanya itu, seketika kedua matanya terbelalak lebar saat melihat darah di ujung jemarinya itu."Ya Tuhan, Lia!Kamu pendarahan?" pekik Aliana sambil berdiri dari kursinya dengan panik."Pendarahan? Bagaimana dengan anakku?" tanya Cornelia tidak kalah paniknya dengan Aliana."Kita ke rumah sakit sekarang!" seru Aliana sambil merangkul Cornelia dan memapahnya keluar kamar."Rick! Cepat ke sini, Rick!" teriak Aliana sesampainya mereka di luar kamar Cornelia.Tidak membutuhkan waktu lama, Elrick sudah keluar dari kamar dan langsung bergegas menghampiri mereka, "Kenapa, Lia?" tanyanya. Cornelia tidak menjawab, wanita itu terlihat syok dengan wajahnya yang memucat."Dia pendarahan, Ric,." jawab Aliana.Tanpa me
Tapi Cornelia tidak bergeming juga, membuat ketakutan Keanu semakin meningkat. Ia meletakkan tangan kanannya di atas perut Cornelia, ingin merasakan masih adakah kehidupan di dalamnya?Yang tidak Keanu sadari, saat tatapannya beralih dari wajah Cornelia ke perutnya, wanita itu membuka kedua matanya,"Kamu pasti senang kalau sudah tidak ada lagi kehidupan di dalam perutku?" tebak Cornelia sambil menitikkan air matanya.Seketika itu juga Keanu kembali mengalihkan perhatiannya ke Cornelia, "Apa bayi kita ... Apa dia?" ia tidak sanggup melanjutkan lagi pertanyaannya.Hatinya terasa hancur saat membayangkan Cornelia mengalami keguguran, dan lebih hancur lagi saat melihat raut kesedihan di wajah cantik Cornelia, terutama saat wanita itu menepis tangannya dari atas perutnya."Dia bukan anakmu! Pergi kamu! Untuk apa kamu datang ke sini? Kamu hanya membuat kebencianku padamu semakin bertambah!" usir Cornelia.Keanu kembali meraih tangan
Dengan perasaan tidak tenang, Leuis berjalan hilir-mudik di depan pintu kamar daddy Elrick dan mommy Aliana, ia harus menjelaskan semua yang mengganjal di dalam dirinya pada orang tua angkatnya itu. Tidak ada yang perlu ia takutkan lagi saat ini karena Leia kini telah resmi menjadi istrinya. Jadi apapun resiko yang akan ia terima nantinya ia akan menerimanya. Setelah membulatkan tekadnya, Leuis berniat mengetuk pintu kamar orangtuanya itu, tapi tangannya tertahan di udara karena pintu itu telah terbuka terlebih dahulu, "Leuis, ada yang ingin kau bicarakan?" tanya daddy Elrick dengan mommy Aliana yang berada di sisinya dengan lengan daddy Elrick yang merangkul pinggangnya, "Ya, Dad ... Apa aku bisa meminta waktu kalian sebentar?" "Ok, masuklah!" seru daddy Elrick sambil membuka lebar pintu kamarnya. Leuis membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu tapi menutupnya lagi. Setelah sekian lama terdiam di bawah tatapan penuh tanda tanya daddy Elrick dan mommy Aliana ia pun kembal
"Ya Tuhan, sebenarnya kamu dan Leon telah melewati malam pertama kalian atau belum sih? Karena saat pertama untuk wanita pasti akan mengeluarkan darah, dan juga rasa sakit setelah melakukannya. Bahkan aku masih merasa nyeri hingga saat ini," jelas Leia."Benarkah?" Aletta berpaling menatap Leon yang tengah asik berbincang dengan Axel dan Dritan, kenapa ia tidak merasakan itu semua? Kenapa tidak ada darah di atas sprei mereka? Apa sebenarnya mereka tidak pernah melakukannya?"Apa memang seharusnya aku mengeluarkan darah?" tanya Aletta lirih."Well, memang ada beberapa wanita dengan satu dan lain alasan tidak mengeluarkan darah saat selaput darahnya sobek. Tapi semuanya pasti akan merasakan sakit saat melakukannya untuk pertama kalinya. Seluruh badanmu akan terasa remuk, seperti kamu telah bekerja kefas selama satu hari penuh," jawab Leia.Ia memberengut kesal sebelum melanjutkan,"Padahal, Leuis sudah melakukannya dengan sangat lembut. Tapi tetap saja aku merasa sakit juga. Rasanya mi
"Maaf kami telat!" seru Leon yang melangkah ke arah keluarganya yang sudah berkumpul untuk makan siang bersama sambil menggandeng Aletta. Mommy Aliana yang melihat kedatangan putranya itu tersenyum lembut menyambutnya, "Wajar, pengantin baru. Kalian pasti enggan kan meninggalkan tempat tidur kalian?" "Ah, Mommy memang pengertian sekali," kekeh Leon sambil mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana sebelum beralih memeluk daddy Elrick. Aletta pun turut serta mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana, lalu memeluk daddy Elrick dan menyapa yang lainnya sebelum duduk di samping Leia. "Nah, karena semua sudah berkumpul, kita bisa mulai makan siangnya, silahkan dinikmati!" seru daddy Elrick. Semua anak, menantu, sepupu dan juga keponakannya mulai menikmati hidangan makan siang di restoran mewah itu, yang sengaja daddy booking khusus untuk acara keluarga mereka saja. "jadi, apa kamu mau menetap di Paris atau memboyong Aletta ke sini, Leon?" tanya mommy Aliana. "Kami belum memutuskan ba
Sebenarnya rasa kantuk masih sangat menguasai Leia, tapi ia memaksakan diri membuka kedua matanya yang masih terasa berat saat merasakan belaian halus punggung tangan seseorang di pipinya, yang ternyata adalah punggung tangan Leuis. Leia tersenyum lembut pada suaminya itu sebelum kembali menutup kedua matanya, dan baru saja akan kembali lagi ke alam mimpinya ketika terdengar suara serak Leuis, "Sudah siang, Sayang. Mau sampai jam berapa kamu tidur?" tanyanya. "Aku lelah sekali, Leuis," desah Leia masih tidak mau membuka kedua matanya yang masih terasa berat, belum lagi rasa pegal di seluruh tubuhnya terutama di area pangkal pahanya. "Apa aku yang membuatmu lelah?" Perlahan kedua mata leia membuka, ia kembali tersenyum pada Leuis, "apa kamu sudah bangun sejak tadi?" tanyanya sebelum menguap lebar. "Ya," jawab Leuis. "Kamu saja yang sudah bangun sejak tadi masih santai di tempat tidur, jadi biarkan aku tidur dulu ya," pinta Leia. "Karena aku terlalu senang ketika perta
'Keluarkan saja, Sayang, jangan ditahan-tahan," bisik Leuis yang berusaha menahan gairahnya sendiri. Ia harus membuat Leia sampai puncaknya lebih dulu untuk melancarkan dirinya saat akan menembus milik wanita itu nantinya. Dan tidak lama kemudian Leia meneriakkan namanya saat wanita itu telah mencapai puncaknya, Leuis pun menangkup wajah Leia, "Tahan sebentar, Sayang. Aku akan masuk sekarang ... " Seketika itu juga Leia yang telah kembali menjejak bumi menjadi panik, tubuhnya seketika menegang, "A ... Aku takut!" ia mulai mendorong Leuis meski tanpa hasil. "Apa yang kamu takutkan?" tanya Leuis, gairahnya sudah berada di ujung tanduk, tapi Leia malah terus berusaha mendorongnya. "Aku takut tidak muat," jawab Leia sambil terus mendorong Leuis. "Sstt Leia, tatap mataku!" "Apa kamu percaya padaku?" tanya Leuis saat mata mereka telah terkunci. "Iya, tapi ... " "Awalnya memang akan terasa sakit, tapi rasa sakitnya tidak akan sesakit jarimu teriris pisau, Sayang." "Aku
"Eitss ... Mau ke mana buru-buru sekali?" tanya Axel mencegah Leia dan Leuis yang sedang menuju lift yang akan membawa mereka ke kamar mereka. "Tentu saja melakukan malam pertama kami!" jawab Leia tanpa malu-malu lagi, tapi segera menggigit lidahnya saat melihat siapa yang berada di belakang Axel, tante Keizaa dan om Alson yang tengah mengapit putri mereka, Alexa, sementara Alarik yang beberapa bulan lebih tua dari Leia melangkah di belakang mereka, "Astaga, tamu masih banyak, kenapa tidak bersabar dulu?" keluh tante Keizaa, kulit putih bersihnya yang tanpa noda itu menurun pada putri satu-satunya, Alexa. "Biarlah, Snow ... Melarangnya sama dengan melarang Eomma, tidak akan bisa," kekeh om Alson. Ini bukan kali pertama omnya itu menyamakan Leia dengan oma Sonya. Tidak ada satupun anak oma Sonya yang mengambil sifat bar-barnya, sifatnya itu malah menurun pada cucunya, Leia. Sementara sifat dingin dan cuek opa Alex menurun pada cucunya juga, Alarik. Pria itu seperti memiliki d
Leia dan Aletta terlihat sangat menawan dengan gaun pengantin yang dirancang oleh desainer ternama secara khusus untuk mereka berdua, yang nampak berkilau layaknya taburan permata di seluruh gaun berwarna putih itu. Sementara kedua pria yang kini telah resmi menjadi suami mereka berdiri di samping mereka dengan gaya posesif, seolah melindungi wanita mereka yang terlihat begitu cantik dari siapapun yang ingin merebutnya. Dan sang desainer yang turut serta menghadiri hari yang sangat istimewa itu nampak berkaca-kaca. Siapa yang tidak akan bangga jika hasil rancangannya dipakai oleh cucu dan cucu menantu keluarga Adipramana. Bahkan desainer lainnya merasa iri dengan keberuntungannya itu. Karena pernikahan itu akan ditayangkan secara live di berbagai stasiun televisi lokal, dan headline berita kini dipenuhi dengan pernikahan pewaris keluarga ternama itu. Adik dan kakak menikah secara bersamaan? Siapa yang tidak akan tertarik dengan berita semacam itu? Dan terutama Leon sang casa
Leia baru saja selesai mengeringkan rambutnya ketika belnya berbunyi. Ia melirik tablet yang terpasang di dinding yang menampilkan wajah Leuis di depan pintu unitnya, Leia pun menekan tombol untuk bicara, "Masuk saja, Leuis. Passwordnya masih sama dengan yang sebelumnya!" serunya. Sejurus kemudian pintu unitnya terbuka, sambil tersenyum lembut Leuis mendekatinya dan memeluknya dari belakang, "Aku merindukanmu ... " ucapannya sama lembutnya dengan tatapan matanya yang terpantul di cermin rias Leia, hingga kedua mata mereka saling mengunci, "Baru juga semalam kita ketemu." "Sejam berpisah denganmu pun aku sudah merindukanmu, Sayang." Leia membalik badannya hingga ia bisa menatap wajah Leuis, lalu melingkarkan lengannya di leher calon suaminya itu, "Kenapa kamu sekarang jadi sering ngegombal begitu sih?" tanyanya. "Ummm, mungkin karena sekarang aku telah merasakan kelegaan yang luar biasa, karena pada akhirnya aku dapat mengungkapkan semua perasaanku padamu, perasaan yang telah
"Wah, aku tidak menyangka kau bisa bersikap seromantis itu, Leuis!" seru Leon sambil menepuk pundak Leuis.Leon menarik Leia lebih merapat padanya, "Demi wanita yang sangat aku cintai ini, sudah pasti aku akan melakukan apapun meski diluar kebiasaanku.""Kalian akan tinggal di mana setelah menikah nanti?" tanya Aletta.Alih-alih menjawab Aletta, Leuis malah balik bertanya pada Leia,"Kamu mau tinggal di mana, Sayang?" "Aku akan tinggal dimanapun kamu akan tinggal, Leuis ... " jawab Leia sambil tersenyum menggoda."Jangan tersenyum seperti itu, kalau kamu tidak mau aku melahapmu di sini," bisik Leuis yang langsung mendapatkan sikutan Leia ke pinggangnya."Kenapa kau tiba-tiba bisa berubah sedrastis itu, Leuis? Awalnya kau mati-matian menolak menikahi Leia, bahkan tidak segan-segan membandingkan adikku itu dengan mantan wanitamu," cecar Leon memutuskan kongtak mata Leia dan Leuis.Sambil mendesah pelan, Leia ber