Jika begitu, bukankah pemegang kekuasaan akan bergeser kepada Rainie. Bagi Fred itu justru akan menjadi ancaman yang tersembunyi di masa depan.“Untuk sementara nggak bisa,” jawab Rainie. “Aku tahu apa yang Pak Fred khawatirkan, tapi sekarang ini R20 nggak cuma mengandalkan obat saja, tapi juga hipnotis. Proses menghipnotis orang lain itu rumit banget, nggak bisa dipelajari cuma dalam waktu singkat. Hipnotis butuh sugesti ke target ….”Misalnya seperti menjentikkan jari atau mengetukkan jari ke botol sebagai sugesti, supaya dia terjerumus ke dalam hipnotisnya.“Oke, oke! Aku dengarnya saja langsung sakit kepala! Kalau memang nggak bisa ya sudah! Tapi aku mau mengingatkan satu hal, jangan lupa seberapa banyak orang yang bisa kamu kendalikan, kamu tetap harus patuh padaku. Mengerti?”“Mengerti!”Fred masih tidak sepenuhnya percaya kepada Rainie. Lebih tepatnya, dia bisa sampai di titik ini pun tidak akan pernah percaya kepada siapa pun. Sang Ratu adalah contoh yang sempurna. Sang Ratu su
Rainie yakin dokter di sini juga pasti tidak bisa mengatasi kondisi Yuna, atau Fred tidak perlu sampai menanyakan itu kepadanya. Maka itu, Rainie jad benar-benar penasaran apa benar orang yang Fred maksud itu adalah Yuna. ***Sementara itu di kamar Yuna, sekelompok dokter masih berada di sana dengan kepala yang bercucuran keringat. Mereka sudah dari tadi menjaga supaya detak jantung Yuna tetap normal. Namun tanda-tanda vital lainnya sudah menunjukkan kondisi yang perlahan memburuk.Walau begitu setelahsekian lama merea masih belum menemukan sebab yang jelas. Membayangkan apa yang akan mereka hadapi nanti kalau sampai penyebabnya masih belum ditemukan atau Yuna sampai tewas, keringat dingin tak hentinya mengucur.“Gimana?” tanya Fred yang datang ke kamar tersebut. Dia sedikit pun tidak bisa tenang selama keadaan Yuna masih belum jelas. Yuna tidak boleh sampai mati, khususnya di saat seperti ini!Dengan raut wajah yang kalut dia melihat angka-angka di monitor. “Sampai sekarang kalian ma
“Dasar sampah kalian! Sekumpulan sampah! Kalian semua mengaku-ngaku dokter hebat, profesional, berpengalaman,tapi apa yang kalian bisa?!”Selagi Fred membentak-bentak mereka, salah satu dokter berkata dengan lirih, “Pak Fred, bukannya ilmu kami yang nggak sampai, tapi akupunktur ini ilmu yang khas berasal dari negara ini. Kami semua nggak pernah mempelajarinya, makanya nggak ada yang bisa!”“Kalau begitu siapa yang bisa? Apa aku harus bantu kalian cari dokter di sini?!”“Soal itu ….”“Mau ngomong apa lagi kamu! Kenapa malah gagap begitu?! Ngomong yang jelas!”“Anu ….”“Malah anu-anu. Kalau masih nggak ngomong juga, kukubur hidup-hidup kalian semua!”Mendengar itu seketika membuat mereka ketakutan dan langsung mengatakannya dengan lugas. “Begini, Pak Fred. Sebenarnya di negara ini ada dokter yang terkenal dengan kehebatannya, tapi dia sudah jarang muncul dan sudah lama mengasingkan diri, jadi kami nggak yakin apa bisa minta pertolongan dia. Kalau bisa, mungkin kita masih punya harapan.”
Keesokan hariya pagi-pagi Ross sudah pergi meninggalkan gedung kedutaan. Mobilnya menaiki jalan tol guna menghindari perhatian banyak orang. Dia tidak mau ada yang tahu ke mana dia pergi, maka dari itu dia tidak menggunakan pesawat dan lebih memilih melakukan perjalanan darat dengan mobil. Pertama-ptama dia pergi meninggalkan area ibu kota, lalu menukar mobil dan mengarah ke selatan untuk mencari ibunya.Fred, yang sedang berdiri di balkon melihat Ross perlahan pergi, menunjukan senyum puas di wajahnya. Rainie yang berdiri di samping melihat senyumannya itu tahu kalau dia sudah berhasil membuat Fred senang.“Ross sudah pergi, tapi dia pasti bakal balik lagi kalau nggak bisa menemukan Ratu,” kata Rainie.“Aku sudah tahu! Tapi begitu dia balik nanti, apa yang perlu kukerjakan sudah selesai. Di luar itu … bukannya kamu sudah mengendalikan pikiran dia? Kamu bisa suruh dia datang dan pergi kapan saja!”“.…”“Kenapa? Apa aku salah?”“Nggak. Pak Fred benar!”“Nah, itu yang mau kudengar! Kalau
“Kalau sudah ketemu cepat bawa dia ke sini!”“Tapi, Pak Fred, dia nggak mau datang! Kami nggak bisa memaksa dia. Takutnya kalau membuat keributan malah menarik perhatian polisi.”Sebelumnya Fred sudah cukup membuat pihak berwenang curiga padanya, dan jika kali ini dia membuat kegaduhan lagi, pihak berwenang pasti akan langsung menyadarinya. Di luar itu, dokter ini juga sangat dikenal baik oleh masyarakat setempat. Mereka bahkan tidak bisa masuk ke area halaman depan rumahnya. Mereka hanya menemukan tempatnya dan langsung melapor kepada Fred. Saat ini mereka masih berada di luar dan tidak berani masuk, tetapi juga tidak berani pergi.“... dia mau berapa? Langsung saja kasih tawaran!”“Bukan itu, Pak Fred! Dokter ini nggak peduli dengan ketenaran atau bayarannya. Ini bukan masalah uang.”“Masih ada orang yang nggak mau uang? Alasan apa itu! Mungkin uangnya kurang! Kasih saja semua yang kita punya! Aku nggak percaya di dunia ini masih ada orang yang nggak tergoda sama uang!”Namun setelah
Fred tak terbiasa dengan bau itu. Spontan dia menutup hidungnya dan terbatuk beberapa kali. Suara batuknya berhasil menarik perhatian Juan, membuatnya melirik ke arah Fred untuk sesaat, tetapi kemudian dia langsung sibuk kembali dengan obatnya.“Halo, Pak Dokter! Aku mau minta tolong sesuatu, tapi Pak Dokter susah banget untuk ditemui!” kata Fred sembari tersenyum. Dia mendekat dan hendak duduk. Namun saat dia baru mau duduk, Juan berkata, “Jangan bergerak!”Fred yang kaget seketika mematung dan menatap dengan penuh keheranan.“Ada apa?”“Kursi itu sudah mau rubuh, duduk di sana saja!”Fred menoleh dan kehilangan kata-kata. Kursi yang ditunjuk itu adalah kursi kecil untuk anak-anak. Kalau Fred mendudukinya, dia pasti akan merasa tidak nyaman, jadi dia tidak mau duduk dan berkata, “Nggak apa-apa. Aku berdiri saja. Pak Dokter, aku langsung saja ke intinya. Kami pasti sudah tahu siapa aku. Aku datang bermaksud meminta tolong.”“Minta tolong? Aku sudah bertahun-tahun nggak pernah turun tan
Benar saja, sesaat kemudian Juan pun akhirnya berbicara. “Setiap manusia sudah punya takdir masing-masing. Yang harus mati biarlah mati. Kalau Yuna belum waktunya mati, dia nggak akan mati. Itu sudah hukum alam. Barang siapa yang melawan hukum alam cepat atau lambat pasti akan mati juga.”Fred sangat tidak senang mendengarnya. Dia tidak terlalu mengerti maksud Juan, tetapi dia dapat menangkap kalau Juan sedang menyindirnya. Dan dari cara bicaranya sepertinya Juan memang tahu sesuatu.“Pak Dokter, aku menghormatimu sebagai senior, dan aku juga peduli dengan kesehatan Yuna, maka itu aku datang kemari meminta bantuan. Jadi … tolong jangan bikin aku terpaksa memakai kekerasan!”“Silakan saja! Kamu pikir aku takut?”“Kamu …. Detak jantung Yuna sekarang lambat banget dan dia bisa mati kapan saja. Aku sudah bermurah hati mau jauh-jauh datang ke sini minta bantuan. Kalau kamu masih menolak, Yuna bisa mati! Aku tahu dengan kemampuan sehebat kamu, jual mahal itu wajar. Tapi yang perlu ditolong k
“Pangeran Ross!” sahut Brandon dengan santun, kemudian dia mengulurkan tangannya. Ross tersenyum tipis dan menjabat tangan Brandon.“Ayo masuk ke dalam!”Tanpa berlama-lama, Brandon segera menuntun Ross masuk ke dalam melewati ruang tamu dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Brandon menutup pintu dan mengaktifkan sistem pengawasan tertutup. Tak lupa Brandon menyuguhkan segelas kopi hangat untuknya, kemudian mereka duduk melingkar.“Pangeran Ross, maaf sudah merepotkan,” kata Brandon.“Nggak apa-apa! Aku pangeran, tapi aku juga pernah melewati masa-masa sulit, apalagi tawaranmu juga menarik!” kata Ross seraya mengangguk puas.“Baguslah kalau Pangeran Ross senang. Untuk beberapa hari ke depan mohon maaf Pangeran harus menginap di sini dulu. Oh ya, ini Shane. Sebelumnya Pangeran pernah ngobrol sama dia di telepon.”“Oh, iya, aku ingat. Terima kasih, ya. Kalau bukan nasihat dari kamu, mungkin aku sudah terkena hipnotisnya!”“Sama-sama, Pangeran Ross. Terima kasih juga untuk kerja samanya!”Ro
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!
“Kamu …”Saat Ratu melototi, Juan kelihatan seperti sedang menikmatinya. Sejak kapan, seorang Ratu malah disuruh untuk menggaruk kaki pria lain. Si tua bangka ini ternyata pandai juga memanfaatkan orang lain.“Bukan aku yang menawarkan diri untuk menyembuhkan kamu, tapi kamu yang minta, lho. Kalau mau disembuhkan, kamu harus nurut sama aku,” kata Juan seraya tertawa kecil. “Aku sudah pernah bilang, penyakit kamu ini termasuk penyakit jantung. Di usia kita ini, hal yang paling sudah untuk kita lakukan adalah merelakan. Selama kamu masih nggak bisa merelakan, mau sampai kiamat juga kamu nggak akan sembuh. Tapi kalau kamu bisa merelakan apa yang selama ini membebani pikiran kamu, penyakit kamu bakal hilang!”Lalu sembari menunjuk jarinya ke posisi jantungnya sendiri, dia melanjutkan, “Hati manusia itu kalau sudah tersumbat, apa pun nggak akan bisa lewat.”Tadinya Ratu membuang muka karena marah, tetap setelah mendengar kata-kata Juan, tanpa sadar dia kembali menoleh kepadanya. Sang Ratu m
Sang Ratu langsung terdiam tak lagi berbicara, tetapi kelihatan cukup jelas dia tidak terima. Meskipun Yuraria juga memiliki konsep edukasi yang cukup terbuka, Ratu sudah terlalu lama terbiasa untuk menguasai satu negara dan segala yang ada di dalamnya. Ratu sudah terbiasa untuk memegang kendali dalam situasi apa pun termasuk anaknya sendiri. Seluruh penduduk Yuraria menuruti perintahnya, tetapi anaknya sendiri yang justru malah berani melawannya. Itulah yang membuat sang Ratu tidak senang. Karena dorongan emosi sesaat yang cukup kuat itulah yang membuat dia pingsan.Juan bisa mengetahui semua itu hanya dengan melihat sekilas saja, tetapi apa pun yang Juan katakan, sang Ratu tidak mau mendengarnya. Jadi Juan juga tidak mau buang waktu untuk terus membujuknya. Dia hanya bilang, “Kamu merasa diri kamu benar, makanya kamu teruskan perbuatanmu itu. Aku nggak akan berusaha untuk membujuk kamu atau ikut campur. Tapi aku cuma mau menegaskan sesuatu. Teruskan saja apa yang kamu mau, aku juga t
“Ricky, kamu keluarlah dulu,” kata Ratu.Ricky menatap sang Ratu, kemudian beralih ke Juan, lalu mengangguk dan undur diri. Setelah Ricky pergi, Ratu menatap Juan dan bertanya dengan suara lirihnya, “Aku masih punya waktu berapa lama lagi?”“Waktu apa?” tanya Juan balik.“Nggak usah pura-pura bodoh. Aku dengar kalian dokter tradisional bisa tahu berapa lama sisa hidup pasien cuma dengan meraba nadi. Apa aku sebentar lagi akan mati?” kata Ratu dengan jidat mengerut. Selama ini dia merasa tubuhnya sudah tidak akan bertahan lagi, tetapi dia masih tetap paksakan untuk bertahan. Dia tidak pernah tahu masih berapa lama waktu yang dia punya sampai suatu hari dia akan tumbang. Karena alasan itu dia tidak sabar untuk mencoba eksperimen R10 meski tahu itu masih belum sempurna.Hanya saja karena ketamakan Fred membuat eksperimen ini berubah haluan. Sang Ratu justru malah dijadikan bahan eksperimen. Kalau Ratu dijadikan bahan percobaan eksperimen, berarti dia pasti akan mati.“Ngomong apaan kamu.
Ricky tidak tahu sama sekali apa yang sedang Juan lakukan. Dia hanya melihat Juan memukul dan mencubit telapak tangan Ratu, kemudian Ratu yang sedang terbaring lemas tiba-tiba terbatuk keras. Suara batuknya sangat kencang sampai separuh dari tubuhnya terbangun, membuat semua orang yang ada di sana panik khawatir terjadi apa-apa padanya. Namun setelah Ratu terbatuk beberapa kali, dia tiba-tiba memiringkan badannya dan memuntahkan dahak yang cukup banyak, lalu kembali berbaring. Dia masih terlihat sangat lesu, napasnya berat, dan matanya terpejam cukup lama.Melihat kondisi seperti itu, Ricky langsung menyingkirkan para dokter yang menghalangi dan memanggil, “Yang Mulia!”Ratu perlahan membuka matanya dan menatap Ricky. Dia juga mengangguk untuk mengisyaratkan kalau dia mengerti. Setelah itu, Ratu menatap Juan dan mengatakan sesuatu meski tidak ada suara yang keluar. Namun dari gerakan bibirnya itu bisa terbaca kalau Ratu mengucapkan terima kasih kepadanya.Lantas Juan melepaskan tangann