Share

Bab 1734

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Lanjut?” tanya Yuna.

“Lanjut!” jawab Chermiko.

Jarang-jarang bisa mendengar kata-kata itu terucap dari mulut Chermiko. Dulu dia sangat meragukan Yuna dan selalu mempertanyakan pendapat Yuna setiap saat seolah hanya dengan cara itulah Chermiko bisa menunjukkan kecerdasannya. Hanya kali ini saja dia percaya kepada Yuna tanpa keraguan sedikit pun, bahkan ketika ini menyangkut nyawanya sendiri. Bagaimanapun juga, Chermiko sudah menyaksikan sendiri seberapa hebat Yuna, dan reaksi dari tubuhnya sendiri menjadi bukti objektif, karena itu Chermiko percaya padanya.

Yuna pun memakai masker dan melanjutkan pengobatannya, sementara Juan mengambil perlengkapan disinfektan untuk membersihkan satu ruangan sampai ke setiap sudut. Tidak ada satu pun dari mereka yang berbicara, satu-satunya suara yang bisa mereka dengar hanyalah suara alat disinfektan yang Juan gunakan.

Chermiko kembali memejamkan matanya. Kehangatan yang tadi dia rasakan berangsur menghilang. Tubuhnya sekarang jadi lemah karena batuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1735

    Mendengar kakeknya berkata demikian, Chermiko juga tentu saja berharap bisa beristirahat sejenak. Sudah berhari-hari dia tidak mendapatkan tidur yang layak dan terus dikurung dari pagi sampai malam. Meski sudah pulang ke rumah, dia tidak pernah sekali pun tidur nyenyak karena rasa sakit yang menyiksa tubuhnya.Empat jam yang baru saja berlalu bagi Chermiko adalah tidur yang paling nyenyak. Semangatnya jauh membaik begitu dia terbangun.“Iya, Kakek!” jawabnya mengangguk.Juan pun beranjak dari kursi dan meraba nadinya. Setelah beberapa saat, dia langsung keluar tanpa mengatakan apa-apa. Dia turun ke bawah untuk mencuci tangan dan menyemprotkan disinfektan, kemudian pergi ke halaman belakang.Langit sudah gelap, tapi masih ada lampu yang menerangi pekarangan nan cantik dan besar itu. Saat Juan pergi ke rak bunga yang hangat, dia melihat Yuna sedang memetik beberapa tangkai bunga yang ada di sana. Yuna tidak terlalu leluasa berjongkok karena perutnya yang membesar. Dia hanya membungkuk s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1736

    “Kalau begitu … biasakanlah pelan-pelan!” kata Yuna. ***Malam hari itu di sebuah kamar tidur yang gelap dan sunyi senyap, Frans sedang tertidur pulas dan mengeluarkan suara dengkuran yang pelan. Tiba-tiba dia membuka selimutnya dan duduk di atas kasur. Dia tidak langsung berdiri, melainkan menatap ke Stella yang tertidur pulas membelakanginya di samping. Sepertinya Stella masih tidak sadar kalau Frans terbangun, maka Frans perlahan-lahan mengangkat tubuh dengan kedua tangannya dan pergi keluar.Akan tetapi seketika Frans keluar, Stella langsung membuka mata dan menatap lurus ke arah pintu kamarnya yang baru saja tertutup. Di tengah kegelapan itu, bola matanya terlihat begitu terang, tetapi tertutup oleh air mata yang berlinang.Ternyata benar, Frans berbohong kepadanya! Jelas-jelas Frans bisa berjalan dengan kedua kakinya tanpa masalah, tapi kenapa dia harus berpura-pura menggunakan kursi roda?Stella menarik napas panjang untuk mengendalikan perasaannya yang bergejolak, lalu dia men

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1737

    Yuna masuk ke dalam rumah dan baru mengangkat telepon setelah dia duduk di sofa.“Stella, ada apa?” Sebenarnya Yuna sudah punya firasat hal buruk akan terjadi. Sejak dia dan Brandon pergi dari apartemennya, Yuna sudah merasa Stella pasti akan menghubunginya duluan. Stella memang mencintai Frans, tapi dia bukanlah orang yang bodoh. Setelah pertemuan mereka tadi, Yuna yakin Stella pasti bisa menilai siapa yang sebenarnya berbohong.Di telepon itu, suara Stella terdengar sangat terburu-buru dan panik. “Kak Yuna, Frans … dia pergi.”“Pergi? Apa maksudnya?” Spontan Yuna melirik Brandon yang sedang membawakan segelas susu hangat untuknya. Dia juga menyadari ada sesuatu yang aneh dan langsung menatap balik Yuna.“Sewaktu aku lagi tidur, dia diam-diam pergi bawa mobil, aku nggak tahu dia pergi ke mana. Kak Yuna, aku … aku takut!” ujar Stella terisak. Stella takut akan hal-hal yang tidak dia ketahui dari Frans, juga takut akan kebenaran dari apa yang Frans tutupi darinya.“Dia pergi sendirian?

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1738

    “Eh… apa?”“Tadi kamu menasihati dia untuk jaga diri karena lagi hamil, kamu sendiri gimana? Apa kamu lupa kalau kamu juga lagi mengandung anak kita?” kata Brandon dengan lembut seraya menaruh tangannya perlahan di atas perut Yuna. Dia tidak tega melihat Yuna masih sibuk ke sana kemari. Tidak ada yang bisa Brandon lakukan untuknya selain berbagi beban.Yuna membalasnya dengan tawa dan ingin berkata kalau dia tidak apa-apa, tapi melihat ekspresi mata Brandon yang begitu khawatir padanya, dia pun mengangguk, “Iya, aku nurut sama kamu saja, deh!”Mendengar itu membuat Brandon merasa lebih tenang, lalu dia pun mengirim anak buahnya untuk mencari keberadaan Frans. Di saat yang bersamaan, Frans baru saja melewati sebuah pintu gerbang yang megah dan langsung masuk ke area parkiran basement. Begitu turun dari mobil, dia langsung naik ke jeep hitam yang sudah menunggu di sana dan langsung pergi entah ke mana.Brandon menyuruh Yuna untuk tidur sebentar, karena mereka juga tidak tahu malam ini ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1739

    “Tempat penelitian vaksin.”“Vaksin ….”Yuna tak habis pikir ternyata tempat yang dimaksud adalah tempat itu. Namun semua jadi masuk akal sekarang. Penjagaan di sana memang sangat ketat dan pastinya tidak semua orang bisa keluar masuk dengan bebas, tapi justru di situlah yang menari. Mobil yang Frans naiki bisa masuk dengan lancar, yang berarti orang di tempat penelitian vaksin itu kenal dengannya, atau mungkin di diberi izin masuk oleh orang lain.Penelitian vaksin adalah proyek yang Fahrel rebut dari Setiawan Group, dan juga proyek yang mengundang banyak pertanyaan karena Edgar diduga melakukan praktik nepotisme. Ketika semua itu dikaitkan, apa mungkin apa yang terjadi pada Frans memiliki hubungan dengan Edgar, Fahrel, dan juga Rainie?“Jadi, ada kemungkinan Frans juga terkena virus atau atau mungkin dikendalikan oleh orang lain.”Yuna merasa tabir misteri yang sebelumnya menyelimuti kini perlahan mulai terbuka. Sekarang mereka sudah makin dekat dengan kebenaran atas apa yang terjadi

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1740

    “Benar juga apa katamu!”Brandon pun langsung menghubungi anak buah yang dia suruh berjaga di sana, dan benar saja, sejak tadi ada mobil lain yang keluar. Hari sudah larut malam, tapi demi mempercepat proses pengerjaan, pusat penelitian vaksin menerapkan sistem shift. Jadi di tengah malam pun masih akan ada orang yang keluar masuk.“Suruh anak buah kamu mundur! Sudah nggak ada gunanya juga mereka tetap di sana. Mungkin saja Frans sudah nggak ada di sana. Yang terpenting sekarang adalah, semua usaha kita sia-sia kalau kita nggak bisa masuk ke dalam.”Brandon tidak menjawab dan hanya mengerutkan keningnya seperti sedang memikirkan sesuatu.“Kenapa?” tanya Yuna.“Sebenarnya … kita punya cara untuk masuk ke dalam.”“Maksud kamu … Edgar? Tapi sekarang dia masih koma dan orang lain nggak boleh ada yang tahu tentang itu,” ujar Yuna, tapi seketika itu juga dia tiba-tiba teringat sesuatu. “Sekarang ada Bella yang jaga, jadi untuk sementara waktu nggak akan ada orang lain yang bisa masuk. Tapi …

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1741

    “Dengar aku!” seru Yuna. “Aku tahu kamu khawatir, kami juga! Tapi sekarang nggak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa dia berbuat demikian. Sebelum semuanya jelas, kita nggak bisa bertindak gegabah. Setidaknya kita harus percaya sama Frans yang selama ini kita kenal. Iya, ‘kan?”“Iya, aku ngerti!” jawab Stella.“Oke, yang terpenting sekarang kamu jaga diri saja dan anak yang ada di perut kamu itu. Jangan sampai kamu terlalu terbawa perasaan, paham?” ujar Yuna berpesan, kemudian dia pun hendak mengakhiri panggilan.“Kak Yuna, tunggu sebentar! Selagi kamu sibuk, aku sempat membersihkan beberapa e-mail yang nggak penting, tapi ada beberapa yang terkunci password. Kalau ada waktu coba nanti cek, deh.”“Oke, makasih, ya!”Setelah itu panggilan pun berakhir juga. Akan tetapi Yuna tidak punya waktu untuk memeriksa e-mail. Brandon juga sedang sibuk dengan pekerjaannya sendiri dan dari tadi fokus menatap layar laptop. Saat Yuna baru saja mau meluangkan waktu untuk memeriksa e-ma

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1742

    Begitu topik pembicaraan mengarah ke sana, senyuman di wajah Yohanes menghilang, dan cara dia berbicara juga jadi serius. “Tanaman-tanaman ini semuanya mengandung racun. Aku nggak ngerti apa saja data yang ada di dalam database itu, tapi kalau dari yang aku lihat, kayaknya itu laporan eksperimen, ya? Mereka melakukan eksperimen dengan memakai bahan tanaman beracun … kamu lagi mau membuat parfum beracun, ya?!”Benar-benar tak habis pikir setelah melakukan analisis mendalam yang begitu lama, ternyata hanya itu saja kesimpulan yang Yohanes tarik. Andaikan sekarang Yohanes berada di depan Yuna, Yuna pasti sudah menyemprot wajahnya dengan parfum.“Bukan, tapi lebih baik kamu nggak usah tahu apa itu. Terlalu banyak tahu belum tentu bagus untukmu. Eh, kamu bisa kirim semua data itu ke aku?”“Tentu saja! Eh, kayaknya beberapa hari yang lalu aku baru saja kirim ke e-mail kamu. Kamu belum lihat, ya?”“Eh, aku … belakangan ini lagi agak sibuk.”“Iya, aku juga merasa akhir-akhir ini kayaknya kamu

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2190

    “Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2189

    Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2188

    “Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2187

    “Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2186

    Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2185

    Chermiko mulai menyadari Shane lagi-lagi terbawa oleh perasaan sedihnya. Dia pun segera melurusan, “Eh … maksudku. Aku cuma nggak menyangka ternyata kamu bisa ngurus anak juga. Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah panik. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, dua anak ini mukanya lumayan mirip sama Brandon, ya. Menurut kamu gimana?”Mendengar itu, Shane melirik kedua bayi yang sedang tertidur pulas dan melihat, benar seperti yang tadi Chermiko bilang, bagian kening mereka sedikit mirip dengan Brandon, sedangkan mulut mereka mirip dengan Yuna.“Kelihatannya memang mirip, ya. Tapi kita jangan tertipu dulu. Aku merasa makin lama kita lihat jadi makin mirip. Kalau sekarang aku bilang mereka nggak mirip, apa kamu masih merasa mereka mirip?”Benar juga, andaikan mereka bukan anaknya Brandon, dengan sugesti seperti itu Chermiko percaya saja kalau mereka tidak mirip.“Waduh, aku rasanya kayak lagi berhalusinasi!” ucapnya.“Makanya sekarang kita jangan berpikir mirip atau nggak mirip dulu. Lebih baik k

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2184

    “Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2183

    Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2182

    “Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi

DMCA.com Protection Status