“Daging sapi kecap … kue isi sayur …,” ulang Kenzi sekali lagi. Dia juga kelihatan sangat bersemangat.Melihat mereka berdua yang begitu rakus, Yuna pun tersenyum sembari menggeleng. “Nggak! Nggak makan lagi!”Tetiba Bella merasa putus asa. Sementara itu, Kenzi merengek di dalam pelukan Yuna. “Mau! Mau! Mau makan ….”“Nggak boleh makan kue, tapi boleh makan daging sapi dan sayur,” timpal Yuna.“Benarkah?” Setelah mendengar ucapan selanjutnya Yuna, Bella kembali bersemangat.“Malam hari kita perbanyak asupan vitamin dan protein saja. Jangan makan karbohidrat lagi,” balas Yuna, “Tapi kamu nggak boleh makan sampai kenyang.”“Boleh, boleh, setengah kenyang juga boleh!” Bella mengangguk dengan tidak sabaran. Semua ini sudah lebih dari cukup. Sebelumnya, Bella hanya makan timun atau tomat saja, dia sungguh mual. Sekarang akhirnya dia diperbolehkan untuk makan daging. Siang harinya, dia juga diberi makan kue. Bella merasa sangat bahagia saat ini!Bella mengikuti ucapan Yuna, mengunyah setiap
Melihat Yuna yang kehabisan kata-kata, Bella pun tertawa terbahak-bahak. “Kak Yuna, aku cuma lagi bercanda saja. Kamu jangan masukin ke hati, ya!”Saat ini, Yuna memanggil pengasuh untuk membawa Kenzi bermain di halaman. Kemudian, dia pergi menuang segelas air dan meminumnya. “Kamu sudah lama di rumahku. Apa kamu nggak takut diomeli papamu?”“Tenang saja!” Bella pun tersenyum. “Aku sudah ngomong sama papaku. Dia setuju untuk beri waktu tiga bulan untukku.”“Tiga bulan?”“Emm!” Bella mengangguk, lalu berkata, “Aku bilang sama dia, lagi pula aku sudah seperti ini. Jadi, beri aku waktu tiga bulan untuk mencobanya. Kalau aku nggak semakin gendut dalam tiga bulan ini, dia nggak boleh menghalangiku lagi. Kalau nggak mempan, aku juga nggak rugi. Toh aku sudah seperti ini.”Yuna menyadari Bella yang sekarang tidak sepesimis sebelumnya. Sepertinya pikirannya telah terbuka.“Apa papamu benar-benar sudah setuju?” Jujur saja, sepertinya tidaklah gampang untuk mendapat persetujuan Edgar yang berpik
Setelah dipikir-pikir, Bella juga merasa sangat ajaib.“Mungkin aku sangat gembira di rumahmu, makanya aku nggak ingin tidur.” Bella berpikir sejenak. Dia merasa inilah alasan yang paling masuk akal. “Kalau begitu, kelak aku harus sering-sering ke rumah Kak Yuna. Kakak nggak merasa risi, ‘kan?”Yuna pun tersenyum. “Tentu saja nggak, tapi ….” Tetiba Yuna terdiam, lalu menjulurkan salah satu tangannya. “Jangan lupa untuk bayar uang makanmu setiap akhir bulan!”“Haha ….” Bella langsung tertawa terbahak-bahak. “Tenang saja! Semua itu bukan masalah!”Bella menepuk pelan telapak tangan Yuna. Keduanya saling berjabat tangan dan tersenyum lebar.…Setelah makan malam, Bella pun pulang. Beberapa menit setelah kepergian Bella, mobil Brandon pun masuk ke dalam gerbang.Awalnya Yuna hendak menyambut Brandon dengan senyuman. Namun, dia merasa ada yang aneh dengan Brandon.Mereka berdua sudah bersama dalam waktu yang cukup lama. Tanpa perlu memberi tahu, mereka bisa membaca ekspresi di wajah pasanga
Brandon yang biasanya sangat tenang malah bersikap begitu buru-buru. Pasti telah terjadi sesuatu yang serius. Hanya saja, Brandon tidak ingin membuat Yuna merasa cemas. Jadi, dia pun memilih untuk tidak mengatakannya.Setelah minum beberapa suap sup, Brandon mulai menenangkan dirinya dan berkata, “Terjadi sesuatu dengan pabrik di Asia Selatan. Aku harus ke sana untuk mengatasinya.”Brandon menceritakannya dengan sangat datar. Hanya saja, Yuna tahu semakin sedikit ucapan Brandon, semakin serius masalah itu.Seandainya hanya terjadi masalah sepele, mana mungkin Brandon perlu turun tangan sendiri, apalagi dengan begitu buru-buru.“Apa yang terjadi?” tanya Yuna dengan langsung.Tangan yang memegang sendok pun berhenti. Brandon melihat Yuna, lalu menurunkan sendoknya sembari menghela napas ringan. “Ada insiden keracunan massal di dalam pabrik Asia Selatan.”“Keracunan massal?” Yuna merasa kaget.Masalah ini tidaklah besar. Seandainya keracunan makanan biasa, mungkin mereka salah makan, term
Brandon sungguh tidak rela untuk berpisah dengan Yuna. Dia mencium Yuna beberapa kali, lalu berkata, “Tunggu aku!”“Emm.” Yuna merapikan kerah pakaian Brandon, lalu menepuk saku celananya. “Kamu perhatikan keselamatanmu. Dengar-dengar kondisi di sana sangat kacau.”Awalnya Brandon ingin mengatakan tidak masalah. Bagaimanapun pabrik di Asia Selatan bukan baru didirikan. Kondisi di sana memang agak kacau. Hanya saja, ada orang Indonesia di sana. Jadi, Brandon tidak mengkhawatirkan keselamatannya.Tujuan kepergian Brandon kali ini juga demi mencari tahu apa yang telah terjadi di pabrik. Dia akan segera kembali setelah masalah teratasi. Hati Brandon sungguh terasa hangat ketika merasakan ada yang begitu memperhatikannya. Jadi, Brandon pun mengangguk tanda dirinya berjanji untuk menjaga diri dengan baik.“Aku sudah harus pergi!”Jika Brandon tidak pergi lagi, dia pun akan ketinggalan pesawat. Entah kenapa tetiba Brandon tidak merelakannya.Setelah mereka berdua bersama, mereka tidak pernah
Untung saja Bella juga tidak tertarik dengan minuman yang manis-manis. Sekarang dia hanya ingin minum air mineral saja.Ketika melihat Bella menjulurkan tangannya, Susan segera menghampirinya, lalu menjatuhkan camilan ke lantai.Bella terdiam sejenak. Tangannya berhenti di udara. Kemudian, dia melewati sisi Susan untuk mengambil segelas air.Susan sungguh kehabisan kata-kata.Melihat raut wajah muram Bella, Susan berusaha untuk menjelaskan, “Bella, kamu jangan marah! Tante melakukannya juga demi kebaikanmu. Coba kamu lihat tubuhmu sendiri. Kamu tidak boleh makan makanan ini lagi!”“Aku nggak ingin makan,” balas Bella dengan serius.Bella juga sudah kenyang. Dia juga tidak ingin menyantap camilan, dia hanya merasa haus saja.“Baguslah kalau kamu tidak ingin makan!” Susan memang berbicara seperti ini, hanya saja dia tidak percaya sama sekali. “Tante takut kamu akan dikelabui oleh istrinya Tuan Brandon. Kamu juga tahu papamu sangat mencemaskan dirimu. Aku dengar-dengar kamu lagi menjaga p
“Aku ….” Kedua mata Susan terbelalak. “Sejak kapan aku tidak memikirkan harga dirimu? Bukannya aku membahas masalah ini di dalam rumah? Lagi pula, apa yang aku katakan itu kenyataan! Kamu harus bisa menghadapi kenyataan!”“Apa kamu ingin aku berbohong sama kamu? Bella, kamu tidak gendut sama sekali, kamu terlalu kurus. Kamu seharusnya makan yang banyak. Seperti ini? Apa Yuna juga ngomong begitu sama kamu? Kamu harus tahu, hanya anggota keluargamu yang memperlakukanmu dengan baik, kami tidak mungkin akan membohongimu. Ucapan jujur memang tidak enak untuk didengar. Tapi kami melakukan semua ini demi kebaikanmu. Mana mungkin orang di luar sana memperlakukanmu dengan begitu baik!”Susan masih tak berhenti membujuknya, “Coba kamu lihat diri kamu sendiri. Baru saja kamu kenal Yuna, kamu malah jadi kasar seperti ini. Kamu sungguh telah melukai hati Tante! Intinya, kamu jauhi dia saja! Mana mungkin Tante akan mencelakaimu?”“Padahal aku cuma bicara seperti itu, Tante malah merasa terluka! Hati
Akhirnya Fahrel mengerti, ternyata istrinya sedang melampiaskan emosinya. Dia menyuruh pelayan untuk membersihkan anggur di atas meja, lalu menuang anggur ke gelas yang baru. Dia mengambil sayuran sambil bertanya, “Ada apa sama dia? Kamu tahu sendiri dia itu anaknya manja. Kamu mesti bersabar.”“Bersabar? Kenapa bukan kamu yang bersabar? Keponakanmu itu sudah semakin hebat saja sekarang. Dulu dia paling-paling hanya marah lantaran tidak dikasih makan. Sekarang, dia malah bisa banting gelas dan bersikap kurang ajar sama aku. Apa dia tidak tahu aku itu tantenya?” Semakin dipikir-pikir, Susan merasa semakin marah saja. Padahal ada pelayan di sana, Bella malah bersikap kurang ajar terhadapnya di hadapan pelayan!“Oh? Dia bicara seperti itu?” Fahrel mengerutkan keningnya. Dia merasa agak terkejut.“Siapa lagi kalau bukan dia? Memangnya aku? Harga diri! Apa dia tidak becermin, seperti apa postur tubuhnya, malah mengatakan soal harga diri. Kalau bukan karena ayahnya, siapa juga yang bakal men
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat