Dengan karakter Chermiko, dia pasti sudah membalas memaki orang tersebut. Hanya saja, orang di hadapannya saat ini bukanlah orang biasa. Dia tidak berani bersikap kasar terhadap lelaki tua ini.Chermiko berkata dengan sabar, “Kakek Juan, gimanapun kamu dan kakekku itu saudara kandung ….”“Sebentar! Ibu kami berbeda!”Juan dan kakeknya Chermiko bukan dilahirkan dari ibu yang sama. Lagi pula, gara-gara hubungan kacau senior mereka, hubungan mereka juga tidak tergolong akrab.Pada masa itu, sumber daya memang sangat terbatas. Berhubung Chermiko adalah seorang adik, seharusnya dia dijaga oleh keluarganya. Namun, saat itu orang yang memegang kendali dalam keluarga adalah ibu dari kakek Chermiko. Tentu saja dia lebih berpihak terhadap kakeknya Chermiko.Kemudian, saat mewarisi bisnis keluarga, ibunya kakek Chermiko bermain di belakang sehingga seluruh warisan bisnis jatuh ke tangan kakeknya Chermiko. Sementara, Juan tidak mendapatkan sepeser pun dan diusir dari rumah dan memulai kehidupan ma
Chermiko berlagak kehabisan akal. “Semuanya bukan ucapanku. Kalau orang-orang beranggapan seperti itu, aku juga tidak berdaya! Tidak mungkin aku menjelaskan kepada semua orang yang aku temui!”Juan mendengus dingin. “Berdalih lagi!”Memang Chermiko sedang berdalih, hanya saja ucapannya tidak semuanya salah.Bagaimanapun sekarang orang-orang di luar sana yang bersikukuh mengira Chermiko adalah murid terakhir Juan. Dia memang pernah memberi pernyataan abu-abu, tetapi dia tidak pernah mengatakan secara langsung bahwa dirinya adalah murid terakhir dari Juan.“Dasar bocah tengik! Kamu sama saja dengan kakekmu. Banyak sekali ide burukmu!” omel Juan. Juan juga tidak berbicara terlalu banyak lagi. Bagaimanapun juga, Yuna tidak mengatakan Chermiko telah melakukan hal yang keterlaluan.Setelah dimarahi beberapa kali, Chermiko juga tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Bagaimanapun, hal ini adalah hal yang sangat wajar.Chermiko mencondongkan wajahnya, lalu menunjukkan senyum menjilat. “Kakek Juan,
Apa ada yang salah dengan pandangan Kakek Juan? Chermiko melihat jam tangannya. Orang seperti itu malah diizinkan tinggal lebih lama daripada dirinya!…Setelah Yuna tiba di rumah, dia memarkirkan mobilnya, lalu melihat ada sebuah kotak di halaman.Kotak itu tidaklah besar dan juga tidak tergolong kecil. Kelihatannya adalah hadiah pemberian orang lain. Belum sempat dia mendekat, dia pun dalam mencium aroma yang menyengat hidung.“Ini ….” tanya Yuna sembari menunjuk ke sisi kotak.“Nyonya, ini adalah hadiah yang diberikan oleh Nona Bella. Katanya … ini hadiah untukmu!” balas pelayan sedang segera.“Nona Bella?” Yuna seketika tidak kepikiran dengan wanita yang bernama Bella. Dia berjalan ke sisi kotak, tetapi dia tidak langsung membongkarnya.Sebelum mencari tahu dengan jelas, Yuna tidak mungkin akan sembarangan menyentuh kotak.“Anggotanya cuma bilang dari Nona Bella. Dia hanya mengantar barangnya ke sini dan tidak mengatakan apa-apa lagi.”Sebenarnya dengan status dan kedudukan Brandon
“Ini ….” Brandon memang mengenal beberapa jenis tanaman lantaran sering diberi tahu Yuna. Hanya saja, dia tidak mengenal tanaman di hadapannya ini.Saat ini Yuna tidak sanggup menyembunyikan rasa gembiranya. Dia pun berkata, “Tanaman ini namanya aquilaria!”“Aquilaria?” ulang Brandon sembari mengerutkan keningnya.Nama tanaman sangatlah banyak. Brandon juga tidak sanggup menghafal sebanyak itu. Hanya saja, Brandon tahu bahwa Yuna sangat menyukainya.“Baru kamu beli?” Brandon menyelipkan rambut ke belakang telinga Yuna, lalu mengecup daun telinganya.Yuna sudah mulai terbiasa dengan kemesraan ini. Dia juga tidak mengelak, melainkan spontan mendekat. “Bukan, dikasih orang lain!”Saat berbicara, kedua mata Yuna masih tertuju pada tanaman itu. Kelihatan sekali Yuna sangat menyukainya. “Dikasih?” Brandon menyipitkan matanya. Siapa yang menghadiahkan hadiah sebagus ini kepada istrinya?Yuna bukanlah wanita materialistik. Sebelumnya aksesori yang dihadiahkan Brandon juga tidak dikenakan Yuna
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Yuna dengan nada menyalahkan. Hanya saja, dia tidak tega untuk membuang daun yang tertarik tadi.“Bukannya hanya … tanaman aquilaria saja? Kenapa kamu malah mengabaikanku?”Sambil berbicara, Brandon langsung mendekati Yuna, seolah-olah takut Yuna tidak kelihatan.Yuna tak kuasa menahan tawanya. Dasar!Sebelumnya Brandon cemburu dengan lelaki lain, wanita lain, bahkan putranya sendiri. Sekarang dia malah cemburu dengan satu pot tanaman? Sepertinya dia memang adalah raja cemburu di dunia ini!“Sejak kapan aku mengabaikanmu? Bukankah aku suruh kamu kemari untuk melihat hadiahku ini?” balas Yuna dengan tersenyum. Kemudian, dia mendekatkan daun ke depan hidungnya. “Coba kamu cium, wangi nggak?”Brandon menciumnya, lalu mengangguk. “Kalau kamu tidak mengabaikanku, apa kamu menyadari ada yang berbeda dengan diriku hari ini?”Setelah mendengar ucapan Brandon, Yuna berjalan mundur beberapa langkah dan mengamatinya dengan saksama.Jujur saja, Yuna benar-benar tidak
Awalnya Brandon tidak mengerti. Kemudian, dia baru menyadari ternyata Stella sedang cemburu. Wajah Frans dicakar hingga meninggalkan bekas goresan. Hanya saja, dia kelihatan sangat menikmatinya.Brandon kepikiran selama bersama dengan Yuna, sepertinya Yuna tidak pernah cemburu sama sekali! Dia pun kepikiran dengan Frans yang mengusap bekas goresan itu sambil tersenyum saat itu. “Itu tandanya dia peduli sama aku!”Jadi, Brandon spontan berpikir apa Yuna tidak peduli dengan dirinya? Sepertinya tidak mungkin!Mereka telah melewati banyak rintangan bersama. Jika orang-orang mengatakan Yuna tidak peduli dengannya, sepertinya hal itu tidaklah mungkin. Hanya saja … sepertinya ada yang kurang!Contohnya, ketika Brandon menunjukkan ada bekas gigitan nyamuk di bagian lehernya, seharusnya wanita yang melihat akan merasa sangat peka. Namun, dalam sekali lihat, Yuna langsung mengatakan leher Brandon digigit nyamuk.Biasanya Yuna selalu bergaul dengan Stella, kenapa pemikiran mereka bisa sejauh itu?
“Ahh? Iya, eh, nggak. Aku nggak lagi sama dia! Ngapain kamu cari Frans?”Pada saat ini, tentu saja Yuna mengerti apa yang terjadi. Dia juga tidak bodoh!“Hehe ….” Yuna tersenyum, lalu berkata, “Maaf sudah mengganggu waktu suami istri kalian! Kalau begitu, kalian yang fokus, ya. Aku nggak ganggu kamu lagi. Sampai jumpa!”Seusai berbicara, Yuna segera mengakhiri panggilan dan mengembuskan napas.Yuna memang tidak menyaksikan langsung dan hanya mendengar suara napas berat si lelaki saja. Namun, wajah Yuna seketika menjadi merona ketika membayangkannya.Yuna menutup wajahnya dengan kedua tangan. Dia merasa kedua pipinya terasa sangat panas. Yuna segera keluar dari bathtub, lalu membasuh tubuhnya dengan air shower. Kemudian, dia membalut tubuhnya dengan handuk berjalan keluar kamar mandi.“Ah!” Ketika melihat Brandon sedang berbaring di atas ranjang, Yuna pun menjerit dengan kaget. Dia sungguh tidak menyangka Brandon sudah kembali ke kamar.“Apa ada yang perlu dikejutkan? Memangnya aneh kal
“Kenapa bekas gigitan nyamuk ini semakin membesar?” Sambil berbicara, Yuna menekan bentolan itu. “Dari mana kamu tahu itu bekas gigitan nyamuk bukan ….” Brandon terdiam sejenak, spontan merintih.“Bukan apa?” tanya Yuna sembari melepaskan tangannya.“Kamu tidak merasa mirip sesuatu? Atau kamu tidak berpikir ke arah itu?”Yuna merasa ada yang aneh dengan Brandon. Biasanya Brandon sangatlah blak-blakan. Namun, dia malah sangat bertele-tele hari ini.“Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”Melihat Yuna kehilangan kesabarannya, Brandon langsung berkata, “Apa kamu tidak merasa mirip … bekas ciuman?”Yuna mengejapkan matanya. Dia sungguh tidak kepikiran bahwa bekas merah itu adalah bekas ciuman.“Oh, maksudmu bekas ciuman?”“Iya!” Tiba-tiba Brandon merasa perilakunya sangat bodoh. Apa dia berharap Yuna mencakarnya seperti Stella mencakar Frans? Dengan begitu, Brandon baru akan merasa gembira?Yuna memelototi Brandon. Dia merasa kesal dan juga lucu.“Sudahlah, aku cuma asal bicara saja. Ba
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam
“Apa maksudmu?” tanya Fred.“Ingat, sebesar apa pun otoritas yang kedutaan punya, pada akhirnya mereka tetap harus tunduk sama hukum negara setempat. Hilangnya aku mungkin nggak begitu dipedulikan sama negara, tapi beda cerita dengan guruku. Guruku ini sangat dihormati banyak orang dan sudah banyak pejabat tinggi negara yang pernah dia tolong. Cuma menghilang satu atau dua hari saja mungkin belum ada yang sadar, tapi lama-lama pasti ada orang yang melapor ke polisi. Tinggal kita lihat saja bakal sebesar apa kehebohannya. Apa nanti kamu masih bisa menjalankan eksperimen kamu dengan tenang?”Kalimat terakhir memberikan dampak yang sangat serius terhadap Fred. Eksperimen itulah yang sangat dia pedulikan di antara banyak hal lainnya.“Kamu pikir aku takut sama pemerintah kalian yang nggak bisa kerja itu?”“Ha, kalau nggak takut, kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi begini? Lagi pula mereka bukan pejabat yang nggak bisa kerja. Kalau kamu masih nggak mau membebaskan guruku, tunggu saja. Nanti
“Oh, jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar intinya cuma itu,” ujar Yuna sembari bersandar ke belakang dan kedua tangan bersila di depan adanya. “Bukannya kamu selalu bilang kamu yang paling hebat? Kenapa cuma catatan eksperimen saja kamu nggak bisa?”“Nggak usah congkak, itu juga bukan hasil jerih payahmu sendiri saja, tapi seluruh ilmuwan yang ada di lab kita dulu,” ucap Rainie menepis. “Waktu itu kamu yang bawa pergi catatannya dan database lab juga sudah rusak. Daripada kamu mati tanpa mewariskan apa-apa, mending kasih aku saja, biar aku yang memanfaatkannya!”Rainie sangat menginginkan catatan itu, tetapi di tahu catatan itu masih dipegang oleh Yuna, dan Yuna jelas tidak akan semudah itu memberikannya kepada orang lain, apalagi Rainie. Catatan eksperimen itu akan sangat berguna sebagai fondasi bagi eksperimen lain di masa depan. Rainie mana rela membiarkan Yuna menyimpan itu untuk dirinya sendiri saja. Sekarang mau tidak mau Rainie mengancamnya dengan membawa-bawa nama Brandon