Dua puluh lima tahun kemudian ….
“Ar?”
Arumi yang tengah mengusapi kepala patung di ruang lab kemudian menoleh kepada Ryan. “Heum? Kenapa? Mau ngasih cokelat batang lagi?”
Ryan terkekeh pelan. “Bukan. Mama sama papa kamu ada di rumah?”
Arumi mengedip-ngedipkan matanya. “Ada sih. Tapi, mau ngapain nanyain Mama sama Papa? Mau minta uang jajan?”
Ryan lantas menggetok kening Arumi. “Aku udah jadi dokter di rumah sakit harapan. Udah diterima lewat jalur khusus.”
“Anjir. Udah mau kerja aja. Baru juga lulus. Tungguin dulu kek.”
Ryan menyunggingkan senyum. “Nggak, aah. Males. Kelamaan kalau nunggu kamu. Malesin.”
Arumi kemudian mengerucutkan bibirnya. “Terus, mau ngapain nanya mereka? Tapi, kebetulan lagi ada di rumah sih.”
Ryan kemudian menghela napasnya dengan panjang. “Ar. Kayaknya pacaran doang nggak ada faedahnya, ya
Ayuni meregangkan otot-ototnya setelah delapan jam lamanya tertidur pulas di rumah barunya. Entah sampai kapan ia akan tinggal di sana. Mungkin sampai masa idahnya selesai setelah bercerai dengan Andreas.โSelamat pagi.โAyuni terperanjat kaget mendengar suara lembut di sampingnya. โRyan. Ngapain kamu di sini?โRyan kemudian menghela napasnya dengan panjang. โKamu sendiri yang telah memberiku akses keluar masuk rumah baru kamu. Sejak lima belas menit yang lalu, aku sudah di sini. Bawa sarapan untuk kamu.โRyan memberikan kotak makan berisi sandwich di dalamnya. โMandi dulu. Setelah itu sarapan. Aku mau minta tolong sama kamu.โโMinta tolong apa?โ tanyanya ingin tahu.โCintai aku seperti dulu.โAyuni mengerutkan keningnya mendengar ucapan Ryan yang mendadak membahas masa lalunya.โMaksudnya? Kok tiba-tiba ngomong kayak gini?โ Ayuni tampak bingung.Ryan kemudian memberikan diary milik Ayuni kepada si empunya.โLho! Kok diary aku ada di kamu?โ Ayuni terkejut sembari mengambil diary itu.
Brak!Perempuan itu menarik napasnya dalam-dalam seraya menatap Biru dengan tatapan lekatnya. Sementara lelaki itu mengusapi dadanya karena terkejut.โApa sih?โ sentak Biru sembari menatap sengal wajah Dokter Mia yang bisa-bisanya masih pagi sudah membuat Biru terkejut.โDokter Ryan ke mana? Saya habis dimaki-maki Bu Friska karena bawa laporan ini yang harusnya langsung dikasih ke Dokter Ryan.โBiru terdiam sejenak kemudian tertawa sembari mengusap wajahnya dengan pelan. โDokter Ryan hari ini bolos. Lagi liburan sama ayangnya di Bandung. Nih!โBiru memperlihatkan postingan Ryan di medsos bersama dengan Ayuni di sebuah vila yang ada di Lembang.Dokter Mia mengangguk-anggukan kepalanya dengan pelan. โPantesan asistennya ngamuk kayak gorilla. Ternyata tahu dari ini. Sengaja banget kayaknya diposting.โโIya. Biar asisten ganjen itu berhenti goda Dokter Ryan. Dia udah bosen, risi dan pengen jambak itu perempuan. Dok? Nggak punya kenalan biar dia insyaf gitu?โDokter Mia menggelengkan kepal
Ryan kemudian menutup panggilan tersebut dan menghela napasnya dengan panjang.โKenapa, Ryan?โ tanyanya kemudian.Ryan menoleh kepada Ayuni sembari mengulas senyumnya. โSarapan dulu aja. Nanti kita ngobrol setelah makan.โโHarus pulang sekarang juga?โโNggak kok. Hanya diminta untuk menemuinya. Tapi, aku udah bilang lagi di Bandung. Dia paham, dan minta aku besok menemuinya.โโBeneran? Mau ngapain? Jodohin kamu sama anak kesayangannya?โโNggak, Sayang. Kalaupun iya, aku akan menolaknya.โโDia tajir lho, Ryan. Pewaris rumah sakit terbesar seantero Jakarta. Bahkan udah bangun di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Kalau nggak salah, lagi debut ke Singapur dan Thailand juga.โRyan menggeleng dengan pelan. โNggak tertarik. Karena yang lebih menarik itu janda kembang.โAyuni lantas memukul lengan Ryan. โAslinya aku takut, kamu digaet cabe-cabean itu.โโAku juga takut, kamu lebih percaya omongan orang dibanding aku.โAyuni kemudian menatap Ryan yang tengah memasak nasi goreng itu. โAndai
โIyalah. Ngapain lagi gue ke sini? Mau ketemu sama elo? Dih. Gak ada gawe.โBiru menganga kemudian melirik ke arah Dokter Mia yang tengah berdiri di sampingnya yang baru saja memberikan dokumen jadwal operasi nanti malam.โGue mau ke atas dulu.โ Ayuni lantas meninggalkan Biru yang masih berdiri sembari menganga.โTuโtunggu dulu, Ayuni.โ Biru kemudian menarik tangan Ayuni yang hendak menekan tombol lift menuju lantai sepuluh.โKenapa lagi sih?โ tanya Ayuni kesal.โRyan masih meeting sama Pak Rifky. Dia nggak ada di ruangannya. Mending elo tunggu di sini aja atau di kantin. Makan siang bareng gue.โBiru kemudian menarik napasnya lalu menerbitkan senyum kepada Ayuni.โMasih meeting? Lama banget.โโYaa namanya juga meeting sama pemilik rumah sakit. Udah pasti lama.โโSama cabe kriting juga?โBiru mengangguk pelan. โHoโoh. Tapi, elo jangan nething dulu. Dua bulan lagi udahan jadi aspri-nya Ryan.โโSerius? Elo nggak bohong, kan?โโKagak, Ayuni. Gue nggak pernah bohong sama elo. Ini makanan
โHaah?โ Biru membolakan matanya dengan tatapan pasrah kala melihat Ayuni yang sudah menggebu-gebu.Ia lalu menoleh cepat kepada Biru dan menarik kerah kemeja lelaki itu. โDari tadi elo ngulur waktu gue karena sembunyiin sesuatu dari gue, kan? Jawab, Biru! Ryan bukan lagi meeting sama bapaknya, tapi lagi cek in sama anaknya! Iya?!โSuara teriakan Ayuni terdengar hingga keluar. Dokter Firman yang mendengarnya lantas segera masuk ke dalam ruangan keponakannya itu.โDeโdengerin gue dulu, Ayuni. Gue nggak tahu menahu kalau soal cek ini itu. Sumpah, gue nggak tahu. Gue cuma diminta Ryan buat jangan kasih tahu elo kalau dia harus jemput tamu di hotel Livina sama Friska.โDengan susah payah Biru menjelaskan kepada Ayuni. Sebab mengenai pembayaran kamar itu Biru tidak diberi tahu oleh lelaki itu.โBrengsek!โ pekik Ayuni kemudian keluar dari ruangan tersebut. Melangkah dengan lebar dan masuk ke dalam lift.Hendak pergi ke hotel Livina di mana Ryan membayar bill cek ini kamar dan hanya satu kama
Ayuni tersenyum miris sembari menahan air matanya yang hendak keluar dari pelupuk matantya.Dengan sekuat tenaganya, Ryan menyingkirkan tubuh Friska hingga perempuan itu terjungkal di bawah.โAwww!โ pekiknya mengaduh.Ryan tak peduli. Ia memilih menghampiri Ayuni yang masih berdiri di ambang pintu kamar hotel itu.โAyuni! Ini semua tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku bisa menjelaskan semuโโPlak!Dengan sangat kencang, perempuan itu menampar pipi Ryan hingga wajah itu berpaling karena tamparan yang cukup keras itu.Ryan menelan saliva dengan pelan kemudian menatap Ayuni dengan tatapan sayunya.โSilakan tampar aku sepuas kamu asalkan setelah ini kamu dengarkan penjelasan aku. Silakan, tampar lagi. Aku akan menerimanya.โโBohong! Dia yang sudah menggoda saya dan meminta saya untuk memesan kamar hotel,โ seru Friska membuat masalah itu semakin runyam.โFriska!โ pekik Ryan tak terima dengan ucapan perempuan itu tadi. โSaya tidak pernah meminta kamu untuk memesan hotel!โโBuktinya, bukti
Suasana tegang di kediaman Ryan membuat Melinda memijat pelipisnya setelah mendengar kabar dari Rini bila Ayuni sudah pergi dari Jakarta. Meninggalkan semua orang di sana termasuk Shakira.โMel. Aku tidak tahu kalau Ryan yang ada di hotel itu. Karena tidak mungkin Ryan melakukan itu.โ Irwan menjelaskan sekali lagi kepada Melinda yang tengah memijat-mijat keningnya.โAku juga tidak percaya kalau Ryan melakukan itu. Aku tahu betul bagaimana sifat Ryan. Mana mungkin dia melakukan hal sebejad itu.โ Melinda menghela napas kasar.โMama Ayuni pergi bukan karena mau kerja ya, Oma?โ Shakira menghampiri dan mendengar semua percakapan nenek dan kakeknya itu.Melinda menggeleng dengan pelan. โBukan begitu, SayanโโโPapa udah menyakiti hati Mama Ayuni ya, Oma? Papa jahat! Papa udah janji nggak akan menyakiti hati Mama Ayuni! Huwaaaaa!โShakira lantas menangis dengan sangat kencang. โMama Ayuniiiiii!โTangisan Shakira semakin menjadi sampai membuat Melinda sulit untuk menenangkan cucunya itu.โNgga
Di bandara โฆ.Perempuan itu tengah merenung memikirkan hal yang mengejutkan yang baru saja ia alami di hari ini. Selama ini dia selalu menutup telinga akan rumor itu. Namun, kini sudah tak perlu lagi menutupnya karena sudah melihat sendiri adegan mengejutkan itu.Suara pramugari memberi tahu keberangkatan menuju Australia sudah menggema. Ayuni kemudian beranjak dari duduknya dan menggeret koper, masuk ke bagian check in counter.โMohon menunjukan passport-nya, Bu.โโOh, iya tunggu sebentar.โ Ayuni lupa mengeluarkan passport miliknya. Ia lantas membuka tasnya terlebih dahulu dan meminta yang lain dulu saja duluan.โDuh! Pake acara ketinggalan segala lagi,โ gerutunya kemudian mengambil ponselnya karena passport miliknya tertinggal di rumah.โHalo, Vit. Elo lagi di mana? Gue mau minta tolong sama elo.โ Ayuni menghubungi Vita.โElaaah! Malam-malam gini elo mau minta tolong apaan lagi, Ayuni?โโGue lupa bawa passport.โ Ia lalu menoleh pada pesawat yang sudah terbang dan menghela napas pasr
โHappy birthday, Sayang.โ Ryan memakaikan kalung di leher Ayuni yang tengah melipat baju milik Melvin.Ia terkejut karena Ryan datang dengan tiba-tiba kemudian memberinya sebuah kalung di lehernya. โMas!โ Ayuni kemudian membalikan tubuhnya yang kini berhadapan dengan sang suami.โSelamat ulang tahun ya, Sayang. Di usia yang ketiga puluh tahun ini, kamu diberi hadiah yang luar biasa. Hadirnya Melvin di hidup kita, menjadi pelengkap sempurnanya rumah tangga kita. Menjadikan kita orang tua yang sempurna, dan menjadikan Shakira sebagai kakak.โRyan lalu mengecup kening perempuan itu dan memeluknya. Senyum bahagia terukir di bibir perempuan itu. Bagaimana tidak, di malam ulang tahunnya itu ia diberi kejutan yang cukup membuatnya bahagia luar biasa.โTerima kasih, Mas. Terima kasih sudah menjadi pelengkap hidup aku. Terima kasih sudah menjaga aku sampai kita bisa melewati semuanya.โAyuni kemudian mencium punggung tangan Ryan dan menatapnya lagi dengan senyum di bibir perempuan itu. โUcapka
Anggota keluarga Ayuni dan juga Ryan tengah menyambut cucu kedua mereka. Usia kandungan Ayuni sudah memasuki tujuh bulan. Karena kondisi rahim Ayuni yang semakin parah, Dokter Mia memutuskan untuk melalukan operasi Caesar di hari ini.Ya. Ayuni harus melahirkan bayi secara premature. Sebab kondisi Ayuni yang sudah tidak tahan lagi menahan sakit itu. Ryan pun menyetujui hal itu. Daripada Ayuni mengalami hal yang tak diinginkan, sebaiknya bayi mungil itu segera dikeluarkan.Di ruang operasi. Yang mengambil alih bedah perut Ayuni adalah Dokter Firman ditemani oleh Dokter Mia. Sementara Ryan hanya menginteruksi apa saja yang mesti dilakukan.โKamu masih kuat, Sayang? Sabar, yaa. Sebentar lagi bayinya akan keluar. Setelah itu, kamu tidak akan mengalami sakit luar biasa itu,โ bisik Ryan yang terus mengajak Ayuni bicara. Jangan sampai perempuan itu tertidur dalam keadaan lemas seperti itu.Ayuni menggenggam tangan Ryan dengan erat. Tak bisa bicara karena kondisinya yang sudah tak karuan. Ker
Dua bulan kemudian.Ayuni terbangun karena mendengar suara percikan air di dalam kamar mandi juga Ryan yang tidak ada di kamar.โBaru jam enam dia udah mandi jam segini? Mau ke mana emang dia?โ gumamnya kemudian beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi.โMas. Kamu lagi apa?โ tanya Ayuni menghampiri Ryan yang tengah berdiri di depan wastafel.โMau gosok gigi,โ jawabnya singkat.Ayuni mengerutkan keningnya. โGosok gigi? Kamu ada kerjaan di jam tujuh apa gimana? Ini baru jam enam, Mas. Tumben banget jam segini udah ada di kamar mandi. Biasanya jugโโAyuni memegang perutnya karena nyeri. โSsstth!โ lirihnya sembari memegang perutnya.Ryan menoleh kemudian segera berkumur. โKembali ke kamar, Sayang.โ Ryan menuntun Ayuni lalu mendudukan perempuan itu di tepi tempat tidur.โPerut aku sakit, Mas. Nyeri.โRyan menganggukkan kepalanya. Ia lalu merebahkan tubuh sang istri dan mengambil stetoskop di dalam laci. Hendak memeriksa kondisi Ayuni yang tiba-tiba saja nyeri.โAku tadi ha
Ryan hanya menggaruk pelipisnya mendengar pertanyaan Ayuni yang berhasil membuat bulu kuduknya merinding. Bukan Ayuni yang tegang, Ryan lah yang tegang kala mendengarnya.Ayuni melihat tingkah laku Ryan hanya tertawa kemudian geleng-geleng. โMas bojo memang sangat alim. Digoda seperti itu saja langsung panas dingin. Padahal memang benar, kalau sudah main pasti akan panas.โRyan menghela napas pelan. โKamu jangan macam-macam. Minta berapa ronde kayak yang iya. Sekali main langsung tidur, aku pukul bokong kamu.โAyuni lantas tertawa. โOh, yaa? Memangnya kamu berani, pukul aku? Mau aku laporin ke Komnas HAM?โโNggak ada hubungannya, Sayang. Kalau kamu mau laporin aku ke Komnas HAM hanya karena memukul bokong, setiap kita main juga aku sering mukul. Harus ada bukti juga dan memangnya kamu mau kasih bukti saat kita lagi main?โAyuni kalah telak. Ia kemudian mengibaskan tangannya karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari sang suami.Ryan yang melihatnya hanya terkekeh lalu geleng-geleng. S
Tiga bulan setelah Ayuni mengalami koma selama satu tahun. Kondisinya sudah dibilang membaik setelah beberapa kali melakukan perawatan dengan sangat telaten dan Ayuni pun selalu menuruti perintah dari sang suami.โMama. Kemarin aku ketemu sama Kak Cakra. Itu pun nggak sengaja ketemu.โ Shakira menghampiri sang mama yang tengah merapikan bajunya di dalam kamar.โOh, ya? Terus, dia ngomong apa aja ke kamu? Sudah lama sekali sepertinya kalian tidak bertemu.โShakira mengangguk. โIya. Dia nanya kabar Mama. Dia senang karena Mama udah sembuh. Tadinya mau aku ajak ke rumah buat ketemu Mama. Tapi, katanya dia lagi ada urusan. Mau ketemu sama kakeknya.โAyuni manggut-manggut dengan pelan. โYa sudah biarkan saja. Yang penting Cakra masih ingat sama kamu. Lagian kalian ini pada kecil. Belum waktunya untuk saling dekat. Biar saja dulu masing-masing. Kamu menikmati masa kecil kamu dan Cakra fokus sama pendidikannya.โAyuni mengusapi rambut Shakira dengan lembut seraya menasihatinya agar anaknya pa
Satu minggu setelah Ayuni sadarkan diri, ia akhirnya sudah bisa pulang dan dirawat di rumah saja. Ayuni sudah jenuh dan bosan bila harus dirawat di rumah sakit. Sudah terlalu lama bahkan satu tahun lebih dia ada di sana.โApa yang masih kamu rasa sakit, Sayang?โ tanya Ryan setelah membawa Ayuni duduk di tempat tidur.โIni.โ Ayuni menunjuk kepalanya. โTerus ini.โ Kemudian menunjuk kening, pipi hingga bibir. โDan terakhir ini.โRyan lantas geleng-geleng. โBaru juga sembuh udah mikir yang jorok. Nanti kita bulan madu lagi.โAyuni menghela napas kasar. โAku masih harus menunggu dua tahun lagi buat punya anak, Mas. Jadi, nggak usah ada bulan madu lagi.โRyan kemudian memberikan secarik kertas hasil pemeriksaan terakhir kondisi rahim Ayuni. โKamu sudah bisa hamil, Sayang.โAyuni menganga kemudian menutup mulutnya. โBeneran, Mas? Iโini, ini nggak bohong, kan?โRyan terkekeh pelan. โNggak dong, Sayang. Rahim kamu sudah siap menampung bayi meski harus tetap dijaga dan dirawat sampai sembilan b
Sudah satu tahun berlalu. Ayuni masih enggan untuk membuka matanya. Masih betah tidur dengan alat bantu medis yang mengelilingi tubuhnya.โAyuni sudah melewati masa pengobatannya, Ryan. Dan dia masih belum ingin membuka matanya. Ayuni pasti kesiksa karena alat-alat ini.โBiru menghampiri Ryan yang tengah memeriksa kondisi Ayuni. Ia lalu menoleh dan melepas stetoskop di telinganya.โJantungnya masih berdetak normal, Biru. Aku sudah melepas beberapa alat yang ada di tubuh Ayuni. Dia hanya masih lemas saja. Belum bisa buka matanya.โ Ryan menatap wajah Ayuni dengan wajah sendunya.Biru kemudian mengusapi bahu lelaki itu. โKalau dia udah nggak kuat, jangan dipaksa. Kasihan Ayuni. Harus kesiksa karena alat-alat ini.โRyan menelan salivanya. โAku tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya, Biru. Ayuni sudah jadi yang terakhir untukku. Aku akan usahakan untuk menyembuhkan dia apa pun akan aku lakukan.โBiru menganggukkan kepalanya kemudian menolehkan matanya kepada Ayuni. Mulutnya menganga se
Delapan bulan kemudian.โHappy anniversary, Sayang. Hari ini adalah hari pernikahan kita ke satu tahun. Aku punya hadiah buat kamu.โRyan mengusapi pucuk kepala Ayuni dengan lembut sembari menyimpan hadiah di atas nakas berupa kotak musik sebagai hadiah satu tahun pernikahan mereka. Dan Ayuni masih terbaring di atas bangsal, di ruang ICU.โAku ada sedikit cerita. Shakira dan Cakra harus berpisah karena Cakra sudah masuk SMP. Dia sering ke sini jengukin kamu, nemenin Shakira ngobrol dan dia sedikit terhibur karena ada Cakra. Tapi, sekarang Cakra udah menghilang. Dia masih belum ingin memberi tahu di mana dia sekolah. Kasihan Shakira, harus LDR dulu sama Cakra.โRyan kemudian terkekeh pelan seraya mengusap air matanya. Ia yang selalu bercerita semua kejadian yang dia lewati selama Ayuni koma. Agar Ayuni tahu, apa saja yang dia lewati selama delapan bulan itu.Tok tok tok!Ryan menoleh ke arah pintu. Andreas tengah berdiri di sana dan akhirnya ia harus bangun dari duduknya menghampiri le
Dua belas tahun yang lalu โฆ.โAyuni?โPerempuan yang tengah makan choki-choki itu kemudian menoleh. โRyan? Lagi ngapain di sini?โ tanyanya sembari menyodorkan choki-choki itu kepada Ryan.โMakasih. Kamu sendiri lagi ngapain di sini?โ tanyanya kemudian duduk di samping perempuan itu.โLagi bete sama dosen kampret satu itu. Cuma salah satu doang, tetep aja dihukum. Killer-nya minta ampun memang.โRyan terkekeh pelan. โDaripada bete begitu, mending ikut aku, yuk! Aku nemu tempat bagus banget. Mau lihat?โโDi mana?โโDekat panti. Ada danau buatan di sana, tapi bagus banget meski hanya buatan.โโOh, yaa? Boleh deh! Tapi, memangnya kamu nggak ada jam kuliah?โRyan menggeleng pelan. โNggak ada. Dosennya lagi rapat. Mata kuliah terakhir juga. Setelah itu nggak ada lagi.โโOh! Ayolah kalau begitu.โ Ayuni kemudian menerbitkan cengiran kepada lelaki itu.Keduanya pergi dari kampus menuju danau buatan yang disebutkan Ryan tadi. Mengenakan sepeda milik lelaki itu yang sering ia pakai untuk pergi k