Share

Bab 59.

Penulis: RidaFa05
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Hei sayang, senyumlah ... kenapa kau cemberut seperti ini?" ujar Prayoga, saat keduanya di dalam mobil yang berhenti di depan kediaman Tuan Aryan.

Sesuai rencana baru, mereka akan kembali tinggal di sini untuk sementara waktu. Sampai misinya berhasil—yaitu merayu Tuan Aryan agar menyerahkan warisannya.

Arsinta bersedekap dada, sepanjang jalan wanita itu hanya diam dengan wajah kesal. Tidak seperti biasanya yang bergelayut manja atau merayu Prayoga.

"Aku malas bertemu pria tua itu, sayang. Dia selalu mengurungku di dalam kamar. Aku hanya ingin bersamamu," kata Arsinta.

Prayoga hanya diam saja, mendengarkan gerutuan Arsinta yang memang terpaksa menyetujui permintaannya.

"Demi masa depan dan rencana kita sayang. Kau mau 'kan melakukan segalanya demi aku?" Arsinta membalas tatapan Prayoga, kemudian mengangguk singkat.

"Baiklah-baiklah. Aku akan berusaha, agar harta itu jatuh ke tangan kita."

Ia manarik tengkuk Prayoga dan memulai percumbuan sebelum masuk ke dalam. Keduanya menikmati tuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 60. Mencoba Membujuk Sang Istri

    Pagi harinya Farraz kembali ke kediamannya setelah bermalam di Rumah Sakit. Dia pulang dipagi buta, karena akan berangkat ke kantor seperti biasa. Kepalanya menoleh ke arah dapur. Tidak melihat ada Shanaya di sana, hanya ada para maid yang sibuk dengan pekerjaannya.Aneh. Biasanya di jam seperti ini, wanita itu selalu sibuk dengam kegiatan masaknya. Ya sudahlah, untuk apa juga Farraz peduli. Lelaki bertubuh kekar itu menaiki setiap anak tangga, akan mandi dan bersiap dulu sebelum berangkat. Di kamar, Shanaya tidak ada. Ia lupa jika Shanaya dia suruh tidur di tempat lain."Shanaya tidak masak pagi ini?" tanya Farraz ketika Nuri dan para maid lain menghidangkan makanan.Nuri menggelangkan kepalanya sopan. Sedari pagi, para maid juga tidak melihat Shanaya pergi ke dapur. "Tidak Tuan. Sarapan hari ini kami yang memasakan."Nuri pamit undur diri, untuk mengerjakan tugas yang lain. Di kursinya, Farraz melamun sejenak. Rasanya ada yang kurang jika Shanaya tidak memasak. Padahal jika istriny

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 61. Salah Menyebut Nama

    "Yoga, apa yang kau lakukan!" pekik Arsinta ketika Prayoga menarik tangannya dan mengungkungnya di tembok. Mereka berhadapan, tanpa jarak.Prayoga menyeringai, matanya menunduk, menatap belahan dada Arsinta yang terlihat jelas di matanya. Prayoga merapatkan tubuh, sambil memaju-mundurkan saat menekan 'miliknya' dengan 'milik' Arsinta.Arsinta menganga, membuka mulutnya merasakan 'milik' Prayoga menusuk, hanya terhalang kain yang mereka pakai."Menjauhlah! Nanti Ayahmu akan curiga!" ketus Arsinta, mendorong tubuh kekar itu agar tidak mendekatinya.Arsinta berjalan ke arah dapur, akan membuatkan kopi untuk suaminya. Di belakang Arsinta, Prayoga terus mengikuti. Ia melihat sekitar, ternyata aman, tidak ada siapa pun selain mereka.Tangan kekar itu melingkar, memeluk perut dan meremas kuat dada sintal Arsinta. Arsinta mendesah, kegiatan menyeduh kopinya terganggu saat pria di belakangnya memeluknya.Prayoga membelai lembut pangkal paha Arsinta, wanita itu bisa merasakan sesuatu yang keras

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 62. Merasakan Cemburu

    Prayoga menelan saliva, peluh keringat dingin semakin terlihat di keningnya lantaran tegang dan gugup menjadi satu. Pria yang ditanyai seperti itu gelagapan, kala Tuan Aryan dan Farraz menatapnya dengan intimidasi.Prayoga mengepalkan tangan di atas pahanya, berusaha menahan diri untuk bersikap biasa saja. Toh, Farraz dan Tuan Aryan tidak tahu jika dia dan Arsinta terlibat, pikirnya.Gelagat Prayoga seperti itu, membuat Farraz puas bisa memojokan kakak tirinya yang sudah berkhianat."A-aku ... aku belum bisa menemukan titik terang dan aku belum tahu sang pelaku," ujarnya berbata.Farraz ingin sekali memaki-maki kakak tirinya sekarang juga. Namun, ini bukan waktu yang tepat. Mengingat semua bukti belum terkumpul. Radit juga sedang dicari, untuk ditangkap dan diserahkan ke kantor polisi. Farraz pasti akan mengusut kasus ini sampai tuntas. Tidak akan membiarkan pengkhianat merajalela di perusahaannya."Pantas saja kau tidak tahu. Kau dan Ibumu asik liburan disaat-saat seperti ini. Bahkan

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 63. Terbongkarnya Kejahatan

    "Apa? Bagaimana mungkin si Farraz dengan mudah menyerahkan tugasnya kepadamu?" Arsinta memekik kaget, saat Prayoga menceritakan perbincangan dengan Farraz saat di ruang tamu.Pria dewasa itu kegirangan dengan hal ini. Tentu saja, ini adalah hal yang ia impikan sejak lama. Posisi yang sangat sulit digapainya.Dengan mudah, Farraz menyerahkan tugas itu padanya. Sudah sepatutnya ia memberikan kabar bahagia ini kepada Ibunya. Agar mereka bisa menguasai harta kekayaan Arsawijaya."Jika Ibu tidak percaya, tanyakan pada Ayah. Dia setuju dengan keputusanku. Mereka akan mengurus berkas peralihan jabatan kepadaku," kata Prayoga, dengan senyuman yang tidak luput dari bibirnya.Arsinta tidak kalah bahagia dengan sang putra. Kekesalannya mendadak hilang ketika apa yang mereka inginkan tercapai—jabatan dan kekuasan.Dengan begini, Arsinta dan Prayoga tidak perlu lagi berpura-pura bersandiwara. Mereka akan membuka topengnya jika berkas peralihan itu sudah ada.Arsinta berhambur memeluk Prayoya, Ibu

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 64. Menjebloskan Tiga Pengkhianat

    Prayoga dan Arsinta sudah dibawa ke kantor oleh polisi di kepolisian setempat. Mereka sudah berhasil ditangkap dan diamankan. Karena terduga kasus penggelapan dana di perusahaan. Laporan ini diajukan oleh Farraz, lengkap dengan bukti-bukti yang ada. Sehingga laporan ini diterima dan langsung ditindak lanjuti.Dua pengkhianat itu menunduk, dengan kedua tangan yang sudah diborgol dan ditahan oleh polisi agar tidak melakukan upaya kabur. Mereka langsung dimasukkan ke dalam jeruji besi, sembari menunggu penjelasan dari Farraz. Yang sudah dibuat rugi perusahaannya oleh orang terdekatnya. Tidak hanya Arsinta dan Prayoga saja yang ditahan, tetapi Radit sudah ditangkap. Setelah melakukan upaya kabur ke luar Negri."Anda tenang saja Pak Farraz, kami akan segera mengurus kasus ini secepatnya," ucap Pak Polisi. Berjabat tangan dengan Farraz.Di ruangan itu, para polisi undur diri. Memberikan kesempatan pada keluarga Arsawijaya untuk menyelesaikan dengan para pelaku.Farraz menatap satu persatu

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 65.

    Shanaya datang ke kamar Ayah mertuanya sembari membawa nampan. Ia datang, melihat dua pria berbeda generasi saling terdiam dengan pikiran masing-masing.Atensi mereka beralih, menatap Shanaya yang memasuki kamar dan meletakan nampan di atas nakas. Shanaya melempar senyum, memberikan semangat pada Ayah mertuanya yang masih terpuruk."Aku sudah membawakan teh hangat untuk Ayah. Ayah istirahat dulu. Jika Ayah butuh sesuatu, Ayah bisa memanggilku," kata Shanaya, mendaratkan bokongnya di samping ranjang.Tuan Aryan mengangguk, sembari mengulurkan tangan, mengusap puncak kepala menantunya."Terimakasih sudah mau menemani Ayah. Tinggalah sementara di sini, agar Ayah tidak kesepian," pinta Tuan Aryan.Shanaya tidak langsung mengiyakan. Ia harus menunggu persutujuan suaminya. Farraz mengangguk setuju, paham jika Shanaya meminta izin darinya.Gadis itu sangat kerasa kepala, selalu saja meminta izinnya, seolah mereka ini terikat."Kau tenang saja, kita akan menginap di sini. Aku juga tidak tega m

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 66.

    Pikiran Farraz semakin semrawut. Dia meninggalkan Shanaya di dalam kamar. Tujuannya akan pergi ke club malam, untuk menghilangkan rasa penatnya. Sudah lama juga Farraz tidak datang ke tempat itu. Biasanya ia datang jika sedang kalang kabut saja, seperti sekarang.Mobil mewah itu berhenti, Farraz keluar dari mobil mewahnya. Pria dengan stelan jas itu mulai memasuki salah satu club malam yang biasa ia kunjungi.Suara dentuman musik terdengar keras, bau minuman tercium begitu menyengat di indera penciuman juga lampu disko yang hanya menjadi pencahayaan tempat ini.Farraz duduk, sembari menunggu minuman yang ia pesan. Ia menyangga dagu dengan sebelah tangan, memperhatikan banyaknya wanita malah yang sedang berjoget di podium. Pakaiannya yang terbuka, memperlihatkan lekukan tubuh sintal dan moleknya. Farraz menggeram, menyesal pergi ke sini jika tergoda oleh wanita malam."Wah-wah sayang, lihatlah, siapa yang datang hari ini." Suara seorang pria mengalihkan atensi Farraz.Kepalanya terangk

  • Istri Kedua Tuan Farraz   Bab 67. Hanya Pelampiasan Fantasi

    Gegas saja Farraz langsung membawa langkah lebarnya untuk menghampiri Shanaya. Wanita itu masih berusaha membuka handle pintu. Dengan gerakan kasar, Farraz menarik rambut panjang Shanaya dan membawanya untuk mengikuti langkahnya.Shanaya memekik, ketika diseret paksa dengan jambakan yang semakin menguat. Wanita itu terus memberontak, berteriak. Tapi tidak dihiraukan. Wanita itu menjerit pedih, saat Farraz membawanya ke dalam walk in closet dan menutup pintunya.Pikiran Shanaya berkecamuk, hatinya mulai merasa tidak enak. Shanaya benar-benar takut menghadapi Farraz yang sedang mabuk saat ini."Mas, lepas Mas! Kau sedang mabuk! Sebaiknya kita keluar saja!" pinta Shanaya penuh harap.Farraz terus melangkah, melepaskan jambakan tangannya. Farraz menahan tubuh Shanaya di depan ventilasi kaca kamar mandi. Tangan kokoh Farraz melingkar, penuh paksa agar Shanaya tidak memberontak."Mas ...." lirih Shanaya. Menatap wajah menyedihkannya di depan cermin.Sebelah tangan Farraz menelusup ke dalam

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Maaf, Pak. Pak Nick mengatakan jika rapat dipercepat, saya sudah menyiapkan tiket pemberangkatan dua hari lagi," ujar sekretaris Arash mengabarkan perubahan jadwal kerja.Arash hanya bisa mengiyakan saja, tanpa membantah sama sekali. Biarkan saja sang sekretaris yang menghandle urusannya, Arash ingin menghabiskan waktu bersama anak dan istrinya sebelum pemberangkatan.Ia memasukkan ponsel ke dalam saku celana, kemudian kembali ke dalam kamar. Sengaja menghindar, agar Shiena tidak mendengar obrolan ini.Bisa-bisa Shiena bertambah marah saat tahu jadwal dipercepat. Shiena selesai menidurkan Keivandra, perempuan itu tampak kelelahan karena menyusui seharian."Kapan kau berangkat, Mas?" tanya Shiena, perlahan menarik puting payudaranya agar terlepas dari mulut Keivandra.Ditanyai seperti itu, Arash diam sejenak. "Tadi sekretarisku menghubungi."Wajah Shiena mendongak, menatap suaminya. "Terus kapan?""Ternyata jadwal dipercepat, aku akan melakukan pemberangkatan tiga hari lagi," kata Ara

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Akira menunggu seseorang untuk menjemputnya. Gadis kecil itu sedang duduk di kursi depan sekolah seorang diri. Karena temannya yang lain sudah ada yang pulang, hanya menyisa beberapa saja dari mereka.Entah ke mana kedua orang tuanya, sampai sekarang belum menjemput. Akira hanya bisa mengerucutkan bibir kesal, luka di kakinya membuat dirinya sakit saat berjalan."Mommy dan Daddy ke mana, sih? Kok lama banget!" gerutu Akira.Dari arah gerbang sana, terlihat seorang dewasa yang melihat ke arah Akira yang sendirian di sana. Tidak tega membiarkannya, wanita tersebut lantas menghampiri."Boleh nggak Tante ikut duduk?" tanya wanita asing itu. Dia memiliki paras cantik, membuat Akira jadi mencuri-curi pandang ke arahnya.Akira jadi teringat nasihat kedua orang tuanya untuk tidak mudah dekat dengan orang asing. Dengan cepat ia menggeser tubuh untuk menjauh.Heran karena Akira tiba-tiba menjaga jarak, wanita tersebut hanya bisa terkekeh pelan."Jangan takut, Tante bukan orang jahat kok. Tante

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Shiena kembali ke rumah dengan kegundahan di hatinya. Panggilan dari Arash saja tidak ia dengarkan, ia masih tidak menyangka akan hamil anak ke tiga.Arash berlari untuk mengimbangi langkah Shiena yang sudah menjauh ke dalam sana."Sayang, tunggu aku!" teriak Arash terus memanggil-manggil.Namun nihil, Shiena bahkan tidak mempedulikannya dan tetap berjalan menaiki tangga.Shanaya dan Farraz yang sedang mengasuh Keivandra pun melirik ke arah anaknya yang mengajar istrinya."Ada apa, Nak?" tanya Shanaya menghentikan langkah Arash.Napas Arash tersengal-sengal, ia menetralkan degup jantungnya yang tak karuan. Kemudian menghampiri mereka."Entah ... Shiena marah karena tahu dia sedang hamil," kata Arash.Sepasang mata Shanaya dan Farraz membola, terkejut mendengar kabar bahwa menantunya sedang mengandung lagi.Yang membuat kaget, anak mereka saja yang kedua baru berusia beberapa bulan."Ya sudah. Kau bujuk saja istrimu, lain kali pakai pengaman kalau mau berhubungan. Atau kalau perlu puas

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Pagi ini, Shiena dan Arash dengan kompak mau mengantarkan Akira ke sekolahnya. Kebetulan juga, letak TK tak begitu jauh dari rumah.Arash juga sedang tidak terlalu sibuk, sehingga ia bisa bersantai. Toh, selagi ada waktu sebelum masuk jam kerja."Kalian mau nganter Rara?" tanya Shanaya. Lebih sering tinggal di sini, sekalian membantu Shiena mengurus anak-anak.Sementara Raisa dan Mark, mereka tinggal di luar negri dan pulang hanya sebulan sekali. Beruntung ada Shanaya, bisa membantu Shiena.Karena Akira ini memang susah dekat dengan orang, dulu pernah menyewa babysitter tetapi tak berlangsung lama."Iya, Mom. Rara ingin kami yang mengantar," jawab Shiena. Wajahnya masih terlihat lelah, Shanaya tahu itu."Oh ya sudah, Kevan bersama Mommy saja. Kalian pergilah." Shanaya mengambil alih Keivandra dalam gendongan menantunya. "Kalian tidak mau sarapan?"Arash melirik pada Shiena yang masih merasakan kantuk. "Mau sarapan dulu?"Kepala Shiena menggeleng, dia tidak selera makan, bawaanya mulai

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Nghhh, Masshh.""Ahh, Mas!""Kevan nangis tuh!"Di bawah kuasa suaminya, Shiena menahan desahan agar tak keluar saat Arash masiu masih sibuk meliuk-liukkan tubuhnya di atasnya.Suara tangisan bayi, membuat aktivitas dua insan itu terhenti dan melepaskan diri dengan peluh keringat membasahi."Cup, cup. Anak Mama jangan nangis, Nak," bisik Shiena, sembari menyusui anak bungsunya yang langsung tenang.Satu tahun sudah berlalu. Kehidupan rumah tangga Shiena dan Arash sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga semakin harmonis, hanya ada cekcok biasa saja.Kini keduanya sudah dikaruniai seorang anak perempuan dan laki-laki. Anak bungsu mereka diberinama Keivandra Asrawijaya. Kini usianya sudah memasuki 3 bulan.Akira juga sudah tumbuh dewasa, bahkan sudah masuk TK. Kehidupan mereka tampak lebih bahagia dengan kehadiran anak-anak mereka."Kevan udah tidur lho, Sayang," bisik Arash, menunggu dengan sabar Shiena yang sedang menidurkan si bungsu.Shiena memutar bola mata malas, Arash

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 200. Ending

    Shiena merasa penasaran, karena Arash memilih beberapa pakaian di dalam lemari bajunya. Dia bilang, katanya ingin mengajaknya makan malam bersama yang lainnya.Pasalnya Arash bilang secara mendadak, tidak merencanakan dari awal jika memang ada acara seperti ini."Tumben sekali tidak memberitahuku dari awal kalau akan makan, kenapa mendadak sekali?" tanya Shiena, pasrah saja saat Arash memilah baju yang cocok untuk istrinya.Meresponnya, Arash hanya menerbitkan senyum saja. "Tidak mendadak, Sayang. Aku hanya lupa menyampaikannya," elaknya.Padahal hari ini Arash berencana untuk mengajak istrinya bertemu dengan ayah biologisnya, sesuai rencana yang mereka susun sebelumnya.Tentun tanpa sepengetahuan Shiena, agar menjadi kejutan nantinya."Mangkannya jangan bahas ranjang mulu yang dipikiranmu, jadinya lupa seperti itu," cibir Shiena.Mau bagaimana lagi, urusan ranjang sudah menjadi kebutuhan biologisnya."Ssstt, diam saja, Sayang. Bibirmu ingin kusumpal agar bisa diam?" ancam Arash, dian

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 199. Ayah Biologis

    Meskipun ada keraguan di hati Raisa untuk menerima kehadiran Mark, dia menyuruh pria bule itu masuk ke dalam rumahnya karena ingin menjelaskan sesuatu padanya.Mereka duduk di kursi yang berbeda, dengan posisi berhadapan dan dilingkupi kegugupan. Mark terus menilik Raisa yang tetap cantik di usianya, sedangkan Raisa lebih banyak diam dan menunduk.Mark menerbitkan senyum hangat, bisa bertemu dengan Raisa setelah sekian tahun berpisah. "Kau tidak jauh beda, kau tetap cantik, Sa," puji Mark.Bulu mata Raisa mengerjap-ngejrap, menormalkan degup jantungnya seolah akan gempa. "Ah, ya—maksudku tidak juga. Aku tetaplah wanita tua. Cepat jelaskan yang ingin kau katakan padaku."Kekehan kecil terdengar, Mark masih ingin memeluk tubuh Raisa dalam waktu yang lama. Selama masa penantian dirinya mencari Raisa hingga bisa bertemu dengannya."Tidak ingin melepas rindu dulu?" kekeh Mark, menggoda mantan kekasihnya yang mulai merona akibat ulahnya.Sadar jika kini bukan lagi anak muda, yang akan luluh

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 198. Kedatangan Mark

    Mobil yang mereka kendarai sudah tiba di pekarangan rumah besar dan mewah, yang lain dan tak bukan adalah rumah milik Raisa. Semenjak tahu dia adalah ibunya Shiena, Shiena sudah beberapa kali datang dan menginap, menemani Raisa yang tinggal sendirian.Dikabari Shiena akan datang ke rumah, Raisa mengosongkan jadwalnya untuk menyambung anak, menantu dan cucunya hari ini. Di depan terasa, terlihat seorang wanita paruh baya tampak antusias dengan kedangan mereka.Raisa melambaikan tangan, saat Akira menyapa neneknya terlebih dulu. "Nenek Isa!" sapa Akira kepada neneknya yang awet muda dan tampil cantik, tak jauh beda dengan Shanaya."Cucu Nenek Isa cantik sekali, kau benar-benar mirip Daddy-mu."Mereka bersalaman dan berpelukan, masuk ke dalam rumah dan lanjut mengobrol."Menginaplah dulu, Mama merindukanmu, Sayang," pinta Raisa pada putri semata wayangnya.Tidak ada jarak dan rasa sungkan bagi keduanya, mereka semakin dekat seperti anak dan ibu pada umumnya."Nanti aku datang lagi, Ma.

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 197. Shiena Hamil

    Senang mendengar kabar kehamilan Shiena yang kedua, pasalnya ini yang diinginkan Arash sejak lama. Siapa sangka, jika Shiena membeberkan berita bahagia ini.Hatinya terus bersyukur, karena kebahagiaannya terkabul satu persatu. Shiena ikut menangis bahagia, bisa mewujudkan keinginan Arash dan juga Akira."Selamat ulang tahun, Mas. Ini hadiah ulang tahun untukmu. Semoga kau suka," ucap Shiena, menunjukkan testpack bergaris dua pada suami.Arash melihat hasilnya. Benar, Shiena tengah positif hamil. Benar-benar membahagiakan, hadiah terindah yang Arash dapatkan."Terima kasih, aku sangat senang, Sayang," ungkap Arash, tidak membiarkan pelukan itu terlepas begitu saja.Di umurnya yang menginjak 28 tahun, dia sudah menjadi seorang ayah dari 2 anak. Ditambah istrinya masih sangat muda, bisa dibayangkan, jika mereka memiliki banyak anak nantinya."Aku gugup sekali, saat ingin memberitahumu. Aku baru ingat ulang tahunmu sebentar lagi. Jadi ... aku berpikir, menghadiahkan ini."Dua insan yang t

DMCA.com Protection Status