Pagi ini Abraham dan Jihan sudah sampai di kota mereka. Kemudian, bergegas pulang ke rumah dijemput oleh supir. Selama di perjalanan keduanya terus bergandengan tangan. Bahkan, berpeluk mesra rasa seperti pengantin baru. Padahal, mereka sudah memiliki anak.
"Jihan, nanti saya langsung ke kantor ya!Kamu di rumah saja beristirahat. Karena, dari semalam kamu lelah tidak ada istirahat," ucap Abraham dengan lembut."Tapi, papa juga tidak beristirahat. Bukan?" sahut Jihan dengan pelan.Abraham tersenyum. Karena, dia terlalu bersemangat sampai lupa untuk beristirahat dari malam sampai pagi terus meneguk gula jiwa bersama sang istri."Tidak apa, nanti kalau saya lelah bisa tidur di kantor. Karena, ada Seem menggantikan mengerjakan, yang terpenting kamu harus istirahat," sahut Abraham lembut sambil mengecup kening sang istri.Jihan menganggukan kepalanya. Kemudian, dia menidurkan kepala di lengan sang suami rasanya begituSeem mendengarkan nasehat Abraham, dan dia yakin bisa membahagiakan Salsa walaupun dirinya hanya seorang asisten pribadi. Kemudian, dia bergegas pergi dari ruangan sang- Bos untuk bersiap-siap menghadiri acara pertunangan Angga besok.Sedangkan Abraham merasa sangat lelah karena suatu malaman terus bertempur tidak ada henti membuat ia tertidur di meja kerjanya.Keesokan harinya ... Abraham sudah bersiap-siap bersama keluarganya untuk menghadiri acara pertunangan Angga, di sana juga ada Seem dan Salsa memakai baju couple terlihat sangat serasi."Bos, kami pergi duluan ya! Soalnya ingin memperkenalkan Salsa kepada teman yang lain," pamit Seem pada Abraham."Ya sudah, hati-hati kalian pergi berdua saja Jibran biar saya yang bawa dengan Jihan," sahut Abraham.Seem bergegas pergi dari sana bersama dengan Salsa, dia sangat bahagia hari ini. Sebab, bisa pergi berdua dengan wanita yang dicintai. B
Abraham sangat kesal saat melihat Seem datang bersama dengan Salsa. Bahkan pria itu meledeknya seperti setrikaan yang terus mondar-mandir. Padahal, ia tengah mengkhawatirkan keadaan Salsa."Sudah kamu pulang sana! Jangan terlalu lama-lama di sini. Saya tidak suka!" ketus Abraham membuat Seem tertawa."Lihatlah nanti ya! Setelah aku membawa Salsa pergi dari sini, kamu akan kesulitan untuk menjaga Jibran!" ancam Seem sambil bergegas pergi dari sana.Abraham menggelengkan kepala melihat sang asisten yang sangat tidak sopan kepadanya. Ya walaupun dia tahu apa alasannya. Namun, tetap ia heran kepada pria itu yang tidak memiliki rasa segan kepada siapa pun.Salsa hanya diam. Kemudian, menundukkan kepalanya dan bergegas masuk ke dalam. Sebab, dia ingin beristirahat dan juga menjaga Jibran apalagi sekarang Jihan tengah sakit tidak bisa merawat anaknya.***Angga sangat tenang karena pertunangannya sudah selesai,
Tidak selang berapa lama Angga datang untuk menjemput Azizah. Namun, saat ia baru turun dari mobil tiba-tiba ada mobil asing yang terparkir di depan rumah Abraham. Spontan membuat pria itu langsung menoleh penasaran siapa orang yang ada di dalam mobil tersebut?Seorang pria turun dari mobil terlihat pria itu mengenakan jas berwarna hitam, berjalan menuju rumah Abraham membuat Angga terbengong sebab tidak mengenali siapa orang itu."Aku ingin bertemu dengan Jihan," ujarnya membuat Angga menaikkan sebelah alis. Sebab, heran mengapa pria itu mengenal Jihan."Memangnya kamu siapa, ingin bertemu dengan Jihan?" tanya Angga sambil menatap wajah pria itu.Pria itu melepaskan kacamata yang ia kenakan. Kemudian, menetap Angga dengan tajam dan memegang kerah baju pria itu dengan sangat kuat."Siapa pun aku, kau tidak berhak bertanya!Yang aku inginkan hanya bertemu dengan Jihan. Pelakor penghancur rumah tangga
Angka terkejut melihat Askara ditampar. Kemudian, dia melihat siapa yang menampar pria itu ternyata adalah Abraham.Sedangkan Askara hanya memegang pipinya terasa sangat merah karena tamparan dari Abraham. Kemudian, menatap tajam pria itu."Saya ingatkan sekali lagi kepadamu! kalau Jihan itu bukan pelakor! Mikhaela yang meminta saya menikah dengannya. Lagipula kami menikah jauh sebelum kakakmu itu meninggal!" seru Abraham kesal."Ck, aku tidak percaya semua omonganmu itu. Karena, yakin kakakku lah di sini yang menjadi korban dari kalian semua!" balas Askara tak terima kakaknya yang disalahkan.Abram sangat kesal melihat adik iparnya ini. Padahal, mereka tidak pernah bertemu. Namun, sekali bertemu langsung bertengkar seperti sekarang."Sekarang aku minta baik-baik kepadamu pergi dari sini sekarang juga! Sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi!" ancaman Abraham. Namun, Askara sama sek
Salsa sangat terkejut saat seseorang yang membuka mulutnya membawa dia menuju kolam renang. Kemudian, melepaskannya dan yang menatap orang tersebut."Seem!" kesal Salsa sudah ketakutan. Namun, ternyata yang membekap mulutnya adalah sang kekasih."Maaf, habisnya kamu serius sekali memikirkan perkataan Angga tadi," sahut Seem dengan lembut.Salsa memukuli bidang dada Seem. Sebab, sangat kesal pria itu membuat dirinya ketakutan setengah mati tadi. Karena, ia berpikir kalau yang membungkam mulutnya adalah Askara dan pria itu hendak membunuhnya, membuat ia bergidik ngeri membayangkan hal tersebut."Sudah, sana kamu masuk ke dalam kamar kasihan Jibran sendirian," ujar Seem dengan lembut.Salsa bergegas pergi dari sana menuju kamar Jihan, walaupun ada Abraham di dalamnya dia tidak perduli dan masuk, melihat mereka masih duduk di sofa kemudian ia membawa Jibran pergi dari sana.Sebenarnya
"Siapa pun aku, kau tidak berhak tau!" seru Askara sambil terus mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Jihan sangat ketakutan dan terus menetap ke arah Askara. Kemudian, dia melihat pria itu sedikit mirip dengan Mikhaela berpikir kalau dia adalah Askara."Askara!" Spontan membuat Askara langsung menghentikan mobilnya di tepi jalan. Kemudian, menatap Jihan. Karena, wanita itu bisa menebak dirinya dengan benar."Sekarang kau sudah tahu siapa aku," ucap Askar dengan pelan. Namun, penuh penekanan.Askara kembali mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sebuah apartemen mewah, membuat Jihan ketakutan karena berpikir pria itu pasti akan melenyapkannya nanti.'Ya Tuhan selamatkan aku, Jibran sangat kecil dia masih sangat membutuhkan ibunya,' batin Jihan cemas.Saat Askara turun Jihan merasa sangat pusing sebab belum pulih betul dan terjatuh pingsan, spontan membuat pria itu terkejut kare
Seem langsung menarik tangan Abraham masuk ke dalam apartemen miliknya. Kemudian, mereka mengintip dari sebalik pintu dan benar ternyata Askara keluar dari sana dan mengunci pintu apartemen miliknya."Benarkan Bos dia ada di dalam, sekarang bagaimana cara kita bisa masuk ke dalam. Melihat apakah Jihan baik-baik saja atau tidak," ujar Seem dengan cemas memikirkan keadaan istri sang-Bos."Kalau kita melapor polisi sama saja kita membuat perang di antara saya dan Askara. Jadi, kita harus main cantik untuk berdamai," ucap Abraham pelan.Seem tengah berpikir bagaimana cara mereka agar bisa berdamai dengan Askara, dan membuktikan kalau Jihan itu bukanlah pelakor melainkan istri sah yang diminta oleh Mikhaela sendiri."Coba periksa ponsel nyonya Mikhaela lihat semua bukti rekaman, jika memang benar dia yang menginginkan Anda menikah lagi dengan Jihan, agar kita bisa membuktikan kepada Askara," usul Seem membuat Abraham senang.
Askara langsung menoleh. Kemudian, dia melihat seorang pria yang berpakaian satpam ada di hadapannya. Bahkan, mengucapkan akan membantu dia untuk menghancurkan keluarga Wijaya."Tunggu dulu, aku ingat kau adalah satpam yang ada di rumahnya Abraham, 'kan?" tanya Askara sambil terus mengingat kembali di mana ia pernah bertemu dengan satpam tersebut."Benar Tuan, saya adalah Deni satpam yang bekerja di sana sudah beberapa tahun ini tetapi, saya sama sekali tidak menyukai keluarga mereka karena selalu semena-mena. Bahkan, kemarin saya habis dipukuli oleh asistennya tuan Abraham," jawab Deni.Sontak saja membuat Askara terkejut karena ia ingat betul Deni mengusir dirinya sewaktu berkunjung ke rumah Abraham."Jadi, itu alasan kamu membenci keluarga mereka dan ingin bekerja sama denganku?" tanya Askara."Benar Tuan, saya bisa bekerja dengan baik kepada Anda dan menghancurkan keluarga Abraham," sahut Deni pelan.
Tidak terasa hari-hari yang dijalani oleh keluarga Abraham benar-benar sangat membahagiakan. Karena, saat ini mereka sudah sampai di negara asal Mikhaela dan mereka kini tengah di perjalanan menuju rumah kediaman orang tua Mikhaela."Baru kali ini kami berada di sini Papa, ternyata tempatnya begitu indah ya. Tapi kenapa malah bu Mikhaela memilih tinggal di Indonesia?" tanya Inara dengan polos.Abraham menjelaskan jika Mikhaela diusir dari rumah karena tetap ingin menikah dengannya, dan keluarga wanita itu pergi ke negara asal mereka dan meninggalkan Mikhaela sendiri di Indonesia, hal itu juga diketahui oleh Jihan sebab orang tuanya sudah bekerja lama dengan orang tua Mikhaela sejak ia masih kecil."Sekarang kita sudah sampai jangan lupa nanti bila bertemu dengan nenek dan kakek kalian, yang sopan ya anak-anak papa," pesan Abraham kepada ketiga anaknya."Tentu saja Pa kami akan bersikap sopan k
Angga dan juga Seem langsung menatap tajam Abraham. Sebab, pria itu mengatakan mereka berdua adu domba di ranjang. Padahal, di sini ada lima remaja yang masih belum mengerti adegan dewasa yang mereka tengah bicarakan."Mas, kamu nih ngomong apa sih malu didengar anak-anak," berisik Jihan sambil mencubit lengan sang suami."Sudah kalian lupakan semua ya, ini orang-orang tua nggak ada akhlak bicara yang bukan-bukan!" tegas Abraham. Padahal, dirinya juga termasuk tetapi ia malah tidak merasa."Padahal dia juga sudah mencemari pikiran anak remaja ini. Tapi, dia tidak ingin mengaku," sindir Seem."Sudahlah tidak usah ribut-ribut lagi, sekarang kita makan malam setelah itu pulang soalnya aku lelah sekali ingin segera beristirahat. Karena, sejak tadi banyak sekali mengurus masalah," ucap Angga dengan bijak.Mereka semua langsung duduk di bangku masing-masing. Kemudian, memakan makanan yang sudah terhidang di meja makan dengan sangat lahap.Selama makan mereka hanya diam tidak ada yang berbic
Kini keluarga Abram sudah berada di kediaman mereka. Karena, Inara sudah diperbolehkan pulang karena dia tidak mengalami luka berat jadi tidak perlu dirawatnya. "Semuanya saat weekend nanti kita akan pergi ke luar negeri ya, anggap saja sekalian jalan-jalan dan bertemu dengan keluarga ibu sambung kalian," jelas Abraham."Hore, kita jalan-jalan lagi!" ucap ketiga anak Abram secara bersamaan.Mereka sangat bahagia. Karena, akan pergi ke luar negeri untuk berjalan-jalan ya walaupun sekalian ingin menghampiri semua keluarga Mikhaela, tetap mereka bahagia bisa menghabiskan waktu di sana."Mas, apa sebaiknya saya tidak usah pergi saja biar kalian yang pergi takutnya keluarga kak Mikhaela tidak menerima saya, dan menganggap saya ini adalah seorang pelakor," ujar Jihan dengan lirih.Abraham menatap sang istri. Kemudian, dia memegang tangan istrinya dengan lembut dan berkata, "Tidak akan ada orang
"Papa!" teriak Inara saat memeluk sang papa dia senang papanya datang menghampirinya, itu artinya semua urusan sama papa sudah selesai."Kamu jangan sedih ya sayang, semua sudah beres papa sudah memasukkan Zizah ke penjara yang ternyata adalah buronan di sini dulu," ucap Abraham dengan lembut.Jibran menghampiri sang papa. Kemudian, dia ingin berbicara empat mata dengan papanya dan Abraham menyetujui permintaan Putra pertamanya sehingga mereka keluar dari ruang rawat Inara."Sebaiknya uang yang diinginkan oleh tante Zizah berikan saja kepadanya, Jibran tidak masalah jika uang itu diberikan kepadanya, lagipula itu ada hak dia juga malah tidak memiliki hak apapun," ucap Jibran dengan lembut.Sebab, dia tidak ingin lagi adanya orang yang mengusik kedamaian keluarga kecil mereka seperti yang sudah-sudah. Bahkan, mereka juga akan menghampiri keluarga Mikhaela yang berada di luar negeri sebab ini menjelaskan kepergian wanita itu."Ya sudah kamu tenang saja nanti semuanya akan diurus sama pa
Abraham membawa sang anak ke rumah sakit terdekat, dan Inara sudah ditangani oleh Dokter. Sekarang gadis itu sudah pulih dari traumanya. Ya walaupun ia baik-baik saja tetap tadi trauma. Karena, kejadian itu cepat sekali berlalu."Adik manis jangan lupa minum obatnya ya, nanti setelah diberikan makan oleh suster langsung minum obatnya," ujar Dokter tampan tersebut."Baik Dok, saya akan minum obat tepat waktu," sahut Inara dengan lembut.Dokter muda tampan itu bergegas pergi dari sana, dan Jihan langsung memeluk sang anak. Karena, dia masih sangat cemas dan tidak habis pikir mengapa Zizah tega melakukan untuk kepada keluarganya sampai ingin melenyapkan sang Putri."Di mana papa, Ma? Inara ingin memeluk papa," ucap Inara dengan sangat manja."Papa tidak ada sayang, papa pergi untuk menyelesaikan kasus tante Zizah. Ya, semoga saja dia dapat pelajaran yang setimpal," sahut dengan lirih.Jihan masih berharap jika Zizah itu saudara kembarnya. Tetapi dia sudah melihat sendiri jika wanita itu
Jihan menampar pipi Zizah dengan sangat kuat. Sebab, sakit hati saat anak hampir saja dilenyapkan untung dia dan sang suami cepat datang jika mereka terlambat maka Inara akan lainnya dari dunia ini."Saya pikir kamu itu adalah saudara saya kita memiliki dara yang sama. Tapi, ternyata kamu itu musuh untuk keluarga saya, kamu hampir saja melenyapkan anak saya! kesal Jihan dengan sangat emosi.Zizah hanya diam karena semua rencananya telah terbongkar. Padahal, ia hampir saja melenyapkan Inara tadi jika dia menit saja mereka tidak datang, maka gadis cantik itu akan lenyap suaranya dan muka bumi ini maka dendamnya akan terbalas."Saya tidak menyangka kamu rela merubah wajahmu agar mirip dengan saya, hanya untuk menghancurkan keluarga saya. Sebenarnya apa keinginanmu biar saya berikan, agar kamu tidak mengusik keluarga kami lagi?!" tanya Jihan dengan sangat emosi. Bahkan, semua orang yang berada di sana langsung berkerumun menyaksikan p
Seem menolak dan mengatakan jika dia sudah kenyang. Kemudian, dia meminta agar Zizah yang memakannya. Namun. ia tidak mau karena sama sekali tidak suka membuatnya dan aman."Inara bisa temani Tante tidak untuk berkeliling di pantai ini?" ujar Zizah dengan lembut. Namun, tidak jelas dari wajahnya jika wanita itu memiliki niat yang buruk pada anak-anak Abraham."Tentu saja mau Tante, ayo kita pergi sekarang. Kak Jibran kami pergi dulu ya," ucap Inara dengan sangat gembira sambil mengedipkan sebelah mata.Sebab, itu adalah pertanda jika dia meminta bantuan kepada kedua kakaknya, dan mereka pun mengerti. Seem dan juga Jibraham serta Jibran meminta agar Angga dan juga kedua orang tua mereka datang. Karena, saatnya inilah mereka memergoki Zizah akan berbuat yang tidak-tidak kepada keluarga mereka."Di mana Inara?" tanya Jihan dengan sangat cemas saat baru saja tiba, dia berpikir jika Jibraham lah yang pergi dengan saudara k
Seem cepat-cepat keluar dari mobil. Karena, dia takut digebuki oleh Zizah. Kemudian, dia berlari mencari ketiga keponakannya tanpa disadari oleh Seem, ternyata Angga dan juga Abraham beserta Jihan ada di tempat yang sama. Namun, mobil mereka sedikit berjauhan agar tidak ketahuan. Sebab, mereka berada di sini juga."Ngapain Seem berada di dalam mobil bersama dengan Zizah, apa dia mulai lesbian," celetuk Angga sambil terus menetap sang sahabat yang berlari."Kalau ngomong tolong di filter sedikit saja!" ancaman Abraham. Sebab, dia tidak ingin Jihan berpikir yang bukan-bukan dan akan semakin stress karena ucapan Angga tadi.Karena, dia tahu di dalam hati Jihan masih berharap kalau Zizah itu benarlah seorang wanita dan dia lebih berharap lagi jika wanita itu memang saudara kembarnya."Maaf, apa sebaiknya kita langsung menjalankan rencana kita yang poin kedua?" tanya Angga yang mengalihkan pembicaraan. Sebab, dia tidak ing
Inara memberitahu kedua saudaranya kalau Zizah itu memang benar wanita, dan ia mengatakan Zizah memiliki gunung kembar seperti seorang wanita sesungguhnya. Bahkan, juga datang bulan hal itu sudah dipastikan seratus persen adalah seorang wanita."Hah, yang benar saja dia itu wanita. Tapi, kelakuannya terlihat seperti laki-laki, apa dia sudah merubah semuanya," gumam Jibran sambil terus menatap layar ponselnya yang terlihat pesan dari sang adik."Sudahlah Kak, mungkin dia memang ingin jadi laki-laki seperti itu sedikit tomboy. Ya sudahlah tidak usah dipikirkan, lagipula kita itu akan memberinya pelajaran nanti tidak peduli dia itu wanita atau laki-laki," sahut Jibraham."Kamu ini gila atau apa sih? Aku tidak pernah menyakiti wanita karena adikku seorang wanita ibuku juga seorang wanita. Jadi, jika dia wanita sesungguhnya aku tidak sanggup melukainya," jelas Jibran.Jibraham hanya menggelengkan kepala. Sebab, dia rasanya ing