Kina merasa lebih baik hanya karena mengingat dirinya saat itu mengambil keputusan untuk menerima lamaran Zayyan. Dia senang dan terhibur. Tapi tunggu! Jika dia menikah dengan Zayyan, kenapa Sheila yang menjadi istri Zayyan? Kina lanjut membaca, masih ada banyak pertanyaan dalam benaknya dan dia harus menjawab semua itu. Lembaran berikutnya, Sheila menulis jika dia menghasut orang tuanya supaya membatalkan pernikahan Kina dan Zayyan. Dia memanfaatkan penyakitnya serta menyebut Kina telah menggoda Zayyan. Orangtuanya terpengaruh dan mengirim Kina ke rumah sang nenek yang berada di luar kota. Handphone Kina dihancurkan dan cincin pertunangan yang Zayyan pasang di jarinya, dirampas oleh Sheila. Halaman berikutnya, kabar Kina menghilang terendus oleh Zayyan. Dia datang ke rumah untuk mencari Kina. Sheila memfitnah Kina, mengatakan jika Kina telah kabur dengan kekasihnya. Bahkan menyebut Kina melempar cincin pertunangan mereka ke tong sampah. Namun, dihari yang masih sama tiba-tiba
Namun, perjuangan Kina untuk mengejar orangtuanya sia-sia. Beberapa bodyguard suruhan ayahnya menangkap Kina dan mengurung Kina di gudang rumah. Kebohongan Sheila terungkap. Dia tidak pernah drop dan itu hanya akal-akalannya supaya Zayyan mau menikah dengannya. Di sisi lain, keluarga Jabier menemukan donor yang jantung untuk Jabier. Zayyan sangat marah, tetapi lagi-lagi dia kalah karena bayinya ternyata sudah berada di cengkeraman Sheila. Di sisi lain Zayyan semakin tertekan karena tak menemukan Kina. Mereka juga menyembunyikan sang istri. Sheila memperalat bayi ditangannya, mengancam agar Zayyan segera menceraikan Kina dan menikah dengannya. Jika tidak, maka bayi itu akan Sheila bunuh. Untungnya berkat bantuan Reigha, bayi tersebut berhasil Zayyan selamatkan. Namun, tidak dengan istrinya. Berhasil ditemukan, tetapi …- saat Kina ditemukan di gudang, Kina sudah dalam keadaan memprihatinkan. Kina mengigit tangan sendiri, mencakar wajah dan terus meminta bayinya kembali. Kina dep
Prang' Cangkir kopi melayang, berakhir pecah dengan cairan hitam yang mengotori lantai. Sebuah buku melayang, tepat mengenai cangkir kopi tersebut. Sarah dan Luis sontak berdiri, mereka menampilkan raut muka kaget–lebih kaget ketika melihat siapa pelakunya. Mereka berdua sedang bersantai di halaman samping rumah mewah mereka, hingga tiba-tiba saja sebuah buku melayang dan mengenai cangkir kopi Luis. "KINA!" teriak Luis marah, mengepalkan tangan dengan air muka merah padam. Matanya melotot, melayangkan tatapan murka pada anak perempuannya yang ia nilai sangat kurang ajar. "Baca!" Kina berdesis rendah, dengan berani menatap nyalang ke arah ayahnya. "Itu diary putri kesayanganmu. Baca supaya kalian tahu seberapa baik dan mulianya dia. Agar kalian semakin bangga!" "Hentikan omong kosong mu dan segera pulang ke rumah Tuan Zayyan. Kedatanganmu ke sini hanya mendatangkan masalah. Tuan Zayyan bisa marah …-" "AKU BILANG BACA YAH BACA!" teriak Kina dengan nada kencang, tangan mun
Luis kembali berbalik, menatap Kina tak percaya. "Kamu dan Mama begitu menyayangi Kak Sheila, sehingga kasih sayang kalian sedikitpun tak tersisa untukku. Yah, aku akui hidup Sheila pendek. Tetapi dia begitu beruntung kerana selama hidupnya dia mendapat kasih sayang dari kalian. Dia mendapat dukungan kalian dan semua yang dia mau kalian berikan. Dia sangat bahagia meskipun hidupnya singkat. Usaha kalian untuk memberikan kesan hidup yang indah pada Sheila tanpa sadar telah menghancurkan hidupku. Sepanjang hari aku menderita karena kalian. Selama hidup, aku seperti anak yatim piatu, anak jalanan yang tak terurus. Aku juga putri kandung kalian, tetapi hanya demi mewujudkan impian Sheila, kalian tega membuatku penuh luka. Kalian sangat mencintainya sampai kalian tega merenggut semua impian serta kebahagiaan dariku." "Hentikan omong kosong mu!" bentak Luis marah, tangannya mengepal kuat dan rahangnya mengatup kuat. Akan tetapi, matanya yang merah terlihat berair–seakan-akan ingin menang
Zayyan menghela napas pelan, cukup lega karena meskipun Kina sudah mengetahui kondisinya akan tetapi syukurlah perempuan ini tidak menunjukkan gejala berbahaya atau mengkhawatirkan. Zayyan mendapat laporan jika Zana tidak dijemput oleh Kina. Zayyan menjemput putrinya lalu mengantar ke rumah. Sekaligus Zayyan men-cek kondisi sang istri. Hubungan mereka cukup dingin setelah Zayyan menegaskan kalau Zana adalah putri Kina, beberapa hari ini mereka saling mendiami. Zayyan sengaja, ingin memberi waktu untuk Kina menerima fakta tersebut. Namun, perasaan tak enak menyelimuti Zayyan ketika dia melihat pintu kamar Sheila terbuka. Dia memeriksa kamar tersebut, mendapati kamar yang telah berantakan. Ada bekas murahan dan sebuah boneka yang terkoyak, busa di dalam boneka keluar. Zayyan langsung mencari Kina akan tetapi dia tidak menemukan sang istri di rumah. Untungnya dia telah memasang pelacak di salah satu bagian tubuh Kina sehingga mudah baginya menemukan Kina. Namun, Zayyan sangat terkejut
"Bagaimana kondisi Angie?" tanya Zayyan pada Samantha, mereka berada di ruang kerja Zayyan. "Dari perilaku Nyonya, tak ada yang harus dicemaskan, Tuan. Mungkin Tuan perlu meyakinkan Nyonya supaya menerima keadaan sekarang dan tidak memaksakan diri untuk berupaya mengingat kenangan lama. Jika Nyonya memaksa, itu bisa mempengaruhi kesehatan Nyonya. Ingin mental, kurasa saya terlalu meremehkan Nyonya." Samantha tersenyum tipis, "Nyonya jauh lebih baik dari lima tahun yang lalu. Bahkan saya salut dengan Nyonya yang sudah berani mengutarakan emosional pada kedua orang tuanya, seperti yang anda ceritakan.""Humm." Zayyan berdehem singkat. Selian tahu Kina telah membaca buku tersebut, Zayyan juga tahu jika Kina menemui orangtuanya. Istrinya mengamuk dan meluapkan semua tekanan yang dia pendam selama ini. Itu bagus!Hanya saja, melihat kondisi Kina saat di pemakaman, Zayyan sangat khawatir. "Sepertinya Nyonya sudah bisa mengekspresikan diri, dan selama itu dipertahankan Nyonya akan baik-bai
"Kau sudah tahu jika kau satu-satunya, Bukan?!"Kina menegang kaku, gugup karena pertanyaan dari Zayyan tersebut. Jantungnya berdebar sangat kencang dalam sana, wajahnya menampilkan raut muka panik dan napasnya memburu. Salah satu yang Kina takuti adalah ini, Zayyan mengungkit masalah ini. Sekarang, bagaimana cara Kina menjelaskannya? Dia memang tahu dia satu-satunya untuk Zayyan, pria ini mencintainya dengan begitu besar dan dia juga pernah jatuh cinta pada Zayyan. Dulu! Akan tetapi perasaan dulu dan sekarang berbeda. Maksudnya, disaat sekarang dia telah jatuh cinta pada Zayyan, begitu juga dengan dahulu. Hatinya tak jauh-jauh, tetap berlabuh pada Zayyan. Namun, seperti apa Kina dulu saat jatuh cinta, dia tidak ingat sama sekali. Yang dia tahu dia tengah jatuh cinta pada sosok ini tanpa sedikitpun ingatan dari masa lalu, tak ada bayang-bayang apapun yang mempengaruhi perasaannya. Mungkin dia jatuh cinta dengan cara yang baru! "Aku tidak paham," jawab Kina pelan, mendorong dada bida
"Ini Daddy." Zayyan berkata dingin, menatap datar ke arah makhluk kecil di hadapannya. Zana yang menutup wajah dengan tangan langsung menjauhkan tangan dari wajah, dia menatap daddynya lalu cengengesan dan bersikap malu-malu. "Maaf, Daddy," ucap Zana pelan. "Kenapa Daddy dan Mommy di balik gorden?" "Kenapa kau ke sini?" Zayyan dan Zana bertanya secara bersamaan, Kina hanya diam–berpura-pura sibuk menutup pintu lalu memperbaiki letak gorden. "AC di kamar Kenna sepertinya rusak, Daddy. Kenna kepanasan," jawab anak itu secara pelan dan hati-hati. Dia berjalan ke arah ranjang orang tuanya lalu memilih berbaring di tengah-tengah. "Kenna akan tidur di sini," lanjutnya mencicit pelan. Dia takut pada daddynya tetapi dia bersikeras untuk tidur di sini. Kamarnya sangat panas, Zana tak akan bisa tidur di sana. "Humm." Zayyan berdehem singkat, menatap putrinya sejenak lalu berjalan ke arah kamar mandi. Sedangkan Kina, setelah Zayyan masuk dalam kamar mandi, dia langsung menghampiri putriny