Share

Rasa yang Tak Biasa

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2024-06-26 23:46:20

“Pergi, Kasman! Jangan ganggu Almeera!” usir Nenek Gayatri sembari menitikkan air mata.

“Kau pikir cucumu itu seorang putri raja? Almeera hanya anak haram yang tidak jelas siapa ayah kandungnya! Dia harus membalas kebaikanku, karena aku bersedia menjadi ayahnya selama ini,” cerocos Kasman.

Mirza lantas memberikan isyarat kepada warga yang ada di situ untuk membawa Kasman pergi. Bila tidak, pria paruh baya itu akan terus mengucapkan sumpah serapah yang menyebabkan Gayatri semakin terguncang. Tak bisa dipungkiri bahwa keberadaan Kasman bagai racun yang mampu membinasakan orang-orang di sekitarnya.

“Awas kalian semua! Aku akan membalas perbuatan kalian nanti!” teriak Kasman sebelum digiring keluar oleh warga.

Selepas Kasman tak terlihat lagi, Mirza membantu Gayatri duduk di kursi. Ia juga pergi ke dapur untuk mengambilkan air putih bagi perempuan tua itu. Sungguh, Mirza tidak tega melihat kondisi Gayatri yang tampak memprihatinkan.

“Minum dulu, Nek. Jangan khawatir, saya akan melindun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Aku yang Menentukan Segalanya

    Almeera segera menarik tangannya supaya tidak bersentuhan terlalu lama dengan Kaisar. Menjaga jarak dari Kaisar adalah sebuah keharusan. Terlebih, ia sudah berjanji di depan Karenina untuk menghilang dari kehidupan Kaisar setelah kewajibannya selesai.“Tolong geser gambarnya sedikit lagi ke bawah,” kata Kaisar kemudian. Untung saja pria itu sudah kembali ke posisinya semula, sehingga wajah mereka tidak berdekatan.“Iya, Tuan.”Dengan patuh, Almeera melaksanakan perintah sang suami tanpa banyak bertanya. Namun, kali ini ia menggeser gambar lebih lambat agar Kaisar tidak memegang tangannya seperti tadi. “Ck, kalung ini terlalu simple, tidak sesuai dengan pesanan dari Ivander Wijaya,” decak Kaisar. Sepertinya, ia kesal terhadap desainer yang ditugaskan untuk merancang kalung berlian dalam katalog. Kaisar lantas turun dari tempat tidur untuk mengambil ponsel. Dari tempat tidur, Almeera mendengar Kaisar bicara dengan asistennya agar segera merevisi desain tersebut. Pria itu juga meminta

    Last Updated : 2024-06-27
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Perang Dingin

    Perempuan paruh baya itu melepas kacamata hitam yang melekat di wajahnya. Semua yang ia kenakan adalah barang bermerk dengan harga fantastis. Mulai dari pakaian, tas, sepatu, hingga anting berlian yang tersemat di telinganya. Jelas sudah bila dia bukanlah wanita sembarangan. “Kenapa kamu terkejut, Hamdan? Apa aku tidak boleh pulang ke rumah mendiang suamiku? Bukankah aku masih dianggap menantu di rumah ini?” tanya Hana sembari menatap Hamdan. “B-bukan begitu maksud saya, Nyonya Besar. Biasanya Anda memberitahu dulu sebelum pulang,” ucap Hamdan meralat ucapannya. Sedikit saja salah bicara, bisa berakibat fatal. Apalagi, Hana memiliki sifat temperamen dan mudah sekali tersinggung hanya karena hal-hal sepele. “Memang aku tidak ada rencana untuk kembali ke Jakarta. Tapi, karena aku mendengar kabar yang sangat buruk, terpaksa aku pulang lebih awal.”Hamdan langsung meneguk saliva kasar. Ia tahu benar apa yang dimaksud oleh Hana, yaitu pernikahan kedua Kaisar yang diatur oleh Tuan Barata

    Last Updated : 2024-06-29
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pria Penyelamatku

    Rasanya Almeera ingin memegangi tangan Bi Ningrum agar tidak pergi meninggalkan vila. Sayangnya, hal itu mustahil untuk dilakukan. Perempuan paruh baya itu memiliki urusan keluarga yang mendesak dan tidak bisa ditunda.Alhasil, Almeera hanya bisa menatap kepergian pasangan paruh baya itu dari atas ranjang. Setelah mereka menghilang dari balik pintu, atmosfer di kamar itu berubah sangat canggung. Mengingat Kaisar terakhir kali membentaknya, Almeera memilih untuk bungkam. Jangan sampai ia memantik api dalam diri Kaisar, karena saat ini nasibnya dan sang nenek ada di tangan pria itu. Almeera hanya memperhatikan Kaisar yang menunduk ke salah satu tas belanjaannya. Dengan tangan kiri, pria itu mengeluarkan dua buah buku. Yang satu adalah buku gambar dan satunya lagi merupakan majalah wanita.Detik selanjutnya, Almeera terkejut lantaran Kaisar melemparkan buku tersebut ke pangkuannya. “Daripada pikiranmu melantur, lebih baik kamu menggambar atau membaca majalah ini. Siapa tahu penampilanm

    Last Updated : 2024-06-29
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Jangan sampai Jatuh Cinta

    “Meera, tenanglah, ada aku di sini. Atur napasmu,” ujar Kaisar. Pria itu segera meletakkan senter yang ia bawa di lantai, agar bisa menopang tubuh Almeera. Dari temaram cahaya senter, Kaisar bisa melihat gadis itu belum mengenakan apa-apa. Buru-buru, ia menyambar handuk yang terletak di wastafel untuk menutupi tubuh polos Almeera. Tanpa memikirkan satu tangannya yang masih terluka, Kaisar segera menggendong gadis yang sedang tak berdaya itu menuju ke kamar. Beruntung, ia sempat menyalakan senter ponselnya di atas meja untuk menerangi kamar. Meski tidak tidak terlalu terang, tetapi cukup untuk memandu jalannya menuju ke tempat tidur. Dengan hati-hati, Kaisar lantas merebahkan Almeera di atas ranjang lalu menyelimuti tubuh gadis itu dengan bed cover. “Aku akan mengambil senter dan bajumu sebentar,” kata Kaisar.Almeera melihat kepergian Kaisar sembari meringkuk di bawah bed cover. Ia tidak menyangka lagi-lagi Kaisar-lah yang muncul sebagai pahlawan di kala ia terjebak dalam kesulita

    Last Updated : 2024-06-30
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Tolong Bawa Almeera Pulang!

    Di kampung, Gayatri baru selesai membuat makan malam sederhana untuk dirinya sendiri. Biarpun ia masih mencemaskan kondisi Almeera, paling tidak sudah ada Mirza yang bersedia mencari sang cucu. Apalagi, Mirza juga sudah mengakui perasaannya terhadap Almeera. Lelaki muda itu telah berjanji akan segera menemukan Almeera, lalu menikahinya atas restu dari Gayatri. Sembari memikirkan kebahagiaan sang cucu, Gayatri pun meletakkan nasi goreng buatannya di atas meja. Baru saja ia hendak makan, terdengar suara ketukan yang berulang di pintu. Sontak, jantung perempuan tua itu berdebar kencang. Ia takut bila Kasman datang untuk mengganggunya lagi. Atau mungkin Harsono yang sengaja berkunjung di malam hari, demi memaksanya memberitahukan keberadaaan Almeera. Meski begitu, Gayatri tidak akan pernah membuka mulut sedikit pun. Mendengar bunyi ketukan yang tidak berhenti, Gayatri terpaksa berjalan menuju ke pintu. Ia sudah bersiap untuk menghadapi para penjahat yang berniat mencelakai Almeera. Tak

    Last Updated : 2024-07-01
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Hanya Khayalan

    Sembari melepaskan pelukannya, Kaisar berpikir bagaimana caranya supaya Almeera berhenti menangis. Pasalnya, suara gadis itu membuatnya sulit untuk memejamkan mata. Entah mengapa Almeera tidak berhenti mengusik ketenangannya, bahkan dalam kondisi tidur sekalipun. Andai saja Almeera tidak dalam kondisi lemah, mungkin dia akan segera membangunkan gadis tersebut. “Nenek ….”Mendengar suara Almeera yang mengigau, Kaisar menebak bila gadis ini bermimpi mengenai neneknya. Pastilah di dalam hati Almeera masih mencemaskan kondisi sang nenek di kampung, hingga terbawa ke alam mimpi. Hanya saja, gadis itu tidak berani bertanya secara langsung. Kaisar pun teringat akan Willy yang ia tugaskan untuk mendatangi rumah Almeera di kampung. Hingga saat ini, orang kepercayaannya itu belum memberikan laporan apa-apa. Namun, Kaisar yakin bila Willy sudah bertemu dengan neneknya Almeera.‘Besok, aku akan bertanya kepada Willy apa dia sudah membereskan masalah hutang piutang itu,’ pikir Kaisar. ***Di da

    Last Updated : 2024-07-03
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Diremehkan Ibu Mertua

    Dalam perjalanan pulang, Almeera mendengar Kaisar mendapat telepon dari Willy. Ia tidak tahu apa yang dibicarakan oleh mereka, tetapi wajah Kaisar terlihat tegang. Almeera pun berpikir bahwa telepon tersebut mungkin ada kaitannya dengan sang nenek, mengingat Kaisar mengutus Willy untuk mengunjungi kampungnya. Diam-diam, gadis itu berusaha mencuri dengar. Sayangnya, Kaisar lebih banyak mendengarkan daripada bicara, sehingga Almeera tidak tahu apa isi percakapan tersebut. Bahkan, Kaisar kemudian menyuruh Willy untuk menghubunginya lagi di sore hari.Jujur, Almeera sangat ingin menanyakan kabar Gayatri. Terlebih, semalam ia baru saja bermimpi buruk mengenai sang nenek yang menghilang dalam kegelapan. Hanya saja sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk bicara, sebab Kaisar sedang terburu-buru. Usai menerima panggilan dari Willy, Kaisar kembali menyibukkan diri dengan berbalas pesan. Sedangkan Almeera masih setia melemparkan pandangan ke arah jalan raya. Berbeda dengan interaksi mereka d

    Last Updated : 2024-07-04
  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Dijadikan Pelayan

    “Almeera, kalau ada yang bersikap tidak baik padamu di mansion ini, kamu bisa melaporkannya kepada Opa. Nanti Opa akan menyuruh Hamdan untuk mengirimkan nomor ponsel Opa yang baru padamu,” sindir Tuan Barata seraya melirik sekilas ke arah Hana. Sudah jelas ia ingin memberikan peringatan kepada menantunya itu.Almeera hanya membalas dengan anggukan kecil. Ia tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Tuan Barata, entah itu Kaisar atau Hana. Yang pasti ia tidak ingin memperkeruh keadaaan. Apalagi, dia bukanlah siapa-siapa selain seorang yang menumpang hidup pada keluarga Syailendra. Jika bukan karena belas kasihan Tuan Barata, mungkin dirinya dan sang adik akan hidup terlantar seperti gelandangan. “Kita harus berangkat sekarang, atau Opa akan ketinggalan pesawat,” sela Kaisar. Lelaki itu nampak sudah tidak sabar untuk mengajak sang kakek ke bandara.Sempat terdengar helaan napas berat dari pria tua itu sebelum beranjak dari sofa. Meski berat meninggalkan rumahnya, Tuan Barata akhirnya melang

    Last Updated : 2024-07-05

Latest chapter

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta yang Sempurna (END)

    Begitu Kaisar tiba di lobi, sopir sudah menunggu di depan, membuka pintu mobil secepatnya agar Kaisar bisa langsung masuk.Ketika mobil melaju kencang, Kaisar mengeluarkan ponsel dan menelepon kakeknya, Tuan Barata. “Bagaimana keadaan Meera, Opa?” tanya Kaisar cemas.Di ujung sana, Tuan Barata segera menjawab, “Kami sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Perut Almeera masih mengalami kontraksi.”Kaisar menoleh ke sopirnya. “Lebih cepat, Pak. Cari jalan pintas kalau perlu. Kalau masih macet, saya akan naik ojek saja,” desaknya tak sabar.Sementara itu, di rumah sakit, Almeera baru saja tiba dan langsung dibawa oleh tim perawat ke ruang bersalin. Nenek Gayatri dan Bi Yuli mendampingi, wajah mereka penuh kekhawatiran sekaligus antusiasme. Saat perawat memeriksa Almeera, ternyata pembukaan jalan lahir hampir lengkap. Perawat bergegas menghubungi dokter kandungan yang menangani Almeera.Almeera meringis, menahan nyeri yang semakin kuat dan bergelombang, datang seperti badai yang tak dapat

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Sembilan Bulan

    Dengan mata yang masih berat, Almeera mengerjap sambil menyibakkan selimut, menyingkapkan perutnya yang sudah besar dan bulat—memasuki bulan kesembilan. Saat ini, ia tidak leluasa lagi bergerak seperti dulu. Ia harus berjalan lebih pelan serta membatasi kegiatan sehari-hari, karena pinggang dan kakinya mudah pegal. Meski begitu, Almeera menikmati semua perubahan ini sebagai bagian dari perjuangannya menjadi seorang ibu.Kaisar sudah terbangun lebih dulu, lalu duduk di tepi ranjang. Ia memandangi sang istri dengan penuh kasih.Kaisar tersenyum lembut sambil meraih kaki Almeera dan mulai memijat perlahan, membebaskan beban dari telapak kaki yang menahan berat tubuh istrinya.“Enak, Sayang?” bisik Kaisar sambil melanjutkan pijatannya.Almeera mengangguk kecil, matanya masih setengah terpejam. “Enak sekali. Kamu tidak perlu memijatku setiap hari, Hubby.”“Justru aku senang melakukannya. Ini mungkin satu-satunya cara supaya aku merasa berguna untukmu,” kata Kaisar dengan sorot mata berbina

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Kehangatan Keluarga

    Percakapan di meja makan berlanjut dengan penuh tawa. Tuan Barata sesekali membuat lelucon yang membuat Nenek Gayatri tertawa malu-malu, hingga suasana di mansion menjadi begitu akrab. Tak ada lagi jejak perselisihan maupun kesedihan yang tersisa. Selepas makan siang, Tuan Barata menawarkan Nenek Gayatri untuk beristirahat di kamar yang telah disiapkan. “Bi Yuli akan mengantarkan Anda ke kamar, Bu Gayatri. Istirahatlah dulu, setelah perjalanan panjang pasti Anda lelah.”Nenek Gayatri mengangguk, mengucapkan terima kasih kepada Tuan Barata dan mengikuti Bi Yuli. Langkah perempuan tua itu diiringi oleh Rifki yang melompat-lompat kegirangan karena bisa kembali ke mansion besar itu.Sementara itu, Kaisar melingkarkan tangannya di pinggang Almeera. Mengajak sang istri untuk meninggalkan ruang makan.“Kita juga istirahat, ya? Nanti malam, kita akan membawa Nenek Gayatri serta Rifki ke rumah Tuan Marco.”Almeera mengangguk setuju. Perjalanan mereka cukup panjang dan menguras tenaga, dan ia

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Cinta Tak Berbatas Usia

    Almeera mengangguk pelan, tahu betapa pentingnya kehadiran Mirza bagi sang nenek. Walaupun ia merasa tak enak hati sesudah pertemuan terakhir mereka di Jakarta, tetapi ia memang perlu berterima kasih kepada Mirza. Terlebih, Mirza adalah teman masa kecil sekaligus sosok yang pernah dekat dengan hidupnya. Ketika Nenek Gayatri menyampaikan niatnya pada Kaisar, Almeera melihat kekhawatiran di mata suaminya. Kaisar berdiri di samping mereka dengan rahang mengeras, seperti mencoba menyembunyikan perasaan cemburu yang samar. “Hubby, temani aku ke rumah Kak Mirza, ya,” pinta Almeera lembut, ingin memastikan Kaisar tidak salah paham. Setelah beberapa detik terdiam, Kaisar akhirnya mengangguk. Mereka pun berjalan bersama menuju rumah Mirza, yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Nenek Gayatri. Setibanya di sana, Mirza membuka pintu dan tampak terkejut melihat kedatangan Almeera. Lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa Almeera datang bersama Kaisar, seorang pria asing yang belum pernah i

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Meninggalkan Kenangan

    “Hubby, kita menginap satu malam di sini, ya? Aku ingin istirahat, sekalian membantu Nenek berkemas,” pinta Almeera sambil memandang Kaisar dengan harap-harap cemas. Kaisar memandangi sekeliling kamar yang sederhana, hanya ada dipan kayu tua dan lemari usang. Namun, tanpa ragu, ia tersenyum hangat dan mengangguk. “Asalkan bersama kamu, aku rela tidur di mana saja, Sayang. Lagi pula, aku juga lelah. Aku akan memberitahu Pak Wahyu dulu supaya dia mencari penginapan di sekitar sini,” ucap Kaisar sambil mengusap lembut punggung tangan Almeera.Mendengar itu, hati Almeera menghangat. Kemudian ia menggandeng neneknya menuju kamar, siap membantu Nenek Gayatri mengemasi barang-barangnya. Sambil memasukkan baju-baju ke dalam tas kecil, Nenek Gayatri memandang Almeera dengan mata berkaca-kaca.“Akhirnya kamu bisa bertemu ayah kandungmu, Meera. Dan sekarang kamu punya suami yang bisa menjagamu,” ujar Nenek Gayatri dengan suara bergetar, penuh keharuan.Almeera tersenyum dan menepuk tangan nene

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Waktunya Berkumpul Kembali

    Nenek Gayatri menoleh cepat, dan sapu di tangannya langsung terjatuh begitu melihat Rifki. Matanya yang sedikit kabur seolah berbinar dengan kegembiraan, saat melihat cucu kesayangannya kembali ke rumah. Namun, bukan hanya Rifki yang membuatnya terkejut. Di belakang Rifki, terlihat Almeera yang berjalan pelan, digandeng oleh seorang pria tampan dengan sosok tinggi dan gagah.“Nenek, aku pulang!” Rifki memeluk neneknya erat-erat, hampir membuat Nenek Gayatri terhuyung ke belakang. Ia tertawa kecil, menepuk-nepuk punggung Rifki dengan penuh sayang.“Rifki... sudah lama sekali Nenek tidak melihatmu, Nak,” kata Nenek Gayatri penuh haru. Lalu pandangannya beralih ke Almeera dan Kaisar, terutama ke Kaisar yang berdiri di samping Almeera dengan senyum ramah.Almeera pun mendekati sang nenek dengan langkah pelan. Seakan tak mampu membendung rasa rindu, Nenek Gayatri menarik Almeera ke dalam pelukannya, erat dan penuh kelegaan. Tubuh rapuhnya bergetar, dan air mata mengalir di pipinya.“Alham

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Pulang Kampung

    Almeera merasa senang melihat Kaisar kini tampak akrab dengan Rifki. Hubungan antara suaminya dan adiknya yang selama ini kaku mulai mencair. Kaisar bahkan melontarkan beberapa lelucon yang membuat Rifki tertawa. Almeera tahu betapa pentingnya momen ini bagi Rifki, yang dulu sering merasa takut terhadap Kaisar. Setelah barang-barang selesai dimuat ke dalam mobil, mereka bertiga berpamitan kepada kepala asrama dan kepala sekolah Rifki. Kepala sekolah Rifki, seorang wanita berumur dengan rambut yang sudah memutih, sempat berbincang singkat dengan Kaisar, yang dengan ramah menjawab pertanyaan dan memberi penghormatan. Almeera melihat Kaisar tidak hanya bersikap sopan, tetapi juga menunjukkan ketulusan. Seolah Kaisar ingin memperlihatkan bahwa ia tidak hanya peduli pada Almeera, tapi juga pada Rifki, yang telah dianggapnya sebagai keluarga sendiri.Usai berpamitan, mereka bertiga pun naik ke mobil, siap melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman Almeera. Sepanjang perjalanan, Rifki t

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Babak Baru

    Ponsel nyaris terjatuh dari genggaman Almeera. Tubuhnya menegang, dan ia menahan napas, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “A-apa maksudmu, Hubby?” bisiknya, berusaha mengatasi keterkejutannya.“Nina meninggal, Sayang. Dia pergi begitu mendadak,” suara Kaisar terdengar parau dan penuh kesedihan. Almeera menelan ludah, perasaannya berkecamuk, antara terkejut, tak percaya, dan juga rasa iba yang mendalam untuk Kaisar. Karenina, meskipun telah banyak menyakiti dan penuh tipu daya, tetaplah seseorang yang pernah menjadi pasangan hidup Kaisar. Almeera mencoba menenangkan diri, tetapi air mata mulai menggenang di sudut matanya.“Sabar ya, Hubby. Aku akan segera menyusulmu ke Bogor,” jawabnya pelan, suaranya bergetar menahan emosi.“Tidak perlu, Meera. Kami akan membawa Nina pulang ke Jakarta untuk dimakamkan. Kamu tunggu saja di mansion bersama Opa Barata.”Setelah menutup telepon, Almeera berdiri di sana, menatap kosong ke lantai kamar rumah sakit. Hatinya terasa berat,

  • Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita   Duka dan Luka

    Raut wajah Kaisar berubah kaku, rahangnya mengeras mendengar pengakuan dari Karenina. Hana yang berada di dekatnya pun menutup mulutnya dengan tangan, matanya terbuka lebar tak percaya. Mereka terdiam, tersentak oleh kenyataan mengejutkan yang terungkap pada detik-detik terakhir ini.Dengan suara bergetar dan pandangan yang samar, Karenina berbisik, "Maafkan aku, Kaisar… Maafkan aku… Aku hanya ingin… meninggal dalam status sebagai istrimu."Kaisar terdiam, matanya memancarkan kegetiran yang dalam. Karenina memandangnya untuk terakhir kali dengan tatapan sendu, lalu menutup matanya perlahan.Kepala Karenina terkulai, dan tangan yang semula menggenggam tangan Kaisar pun perlahan terlepas. Semua terasa berhenti, seakan waktu tak lagi bergerak untuk sesaat.Dokter yang sudah berada di samping tempat tidur Karenina, segera memeriksa detak jantungnya. Dengan cepat, ia memerintahkan Kaisar, Hana, dan Akbar keluar dari kamar rawat untuk membe

DMCA.com Protection Status