Share

Masih Ingin Balas Dendam

Jerico duduk di sudut sel penjara, punggungnya bersandar pada dinding yang berlumut. Rasa putus asa menggantung di dadanya, menekan semakin dalam hingga terasa nyeri di ulu hati. Derap langkah-langkah kaki bergema dari lorong, dan bunyi derak besi seolah tiada henti. Ya, suara berisik itu akan menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. 

Entah mengapa nasibnya bisa semalang ini. Tak ada lagi harapan yang tersisa—segala yang pernah ia miliki, kebebasan, kekuasaan, bahkan hubungan rahasianya dengan Karenina, semuanya tampak menguap seperti asap tipis yang hilang di udara.

Pintu jeruji penjara berderit saat terbuka, dan seorang sipir melangkah masuk, berdiri di depan selnya. “Ada yang menjengukmu,” katanya datar, lalu memberi isyarat kepada Jerico untuk bangkit.

Jerico mendongak, matanya menyipit. Siapa yang mau repot-repot menjenguknya sekarang? Semua orang menjauh darinya setelah ia ditangkap atas tuduhan korupsi. Bahkan Karenina, wanita

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status