Malam panas masih berlanjut. Petugas keamanan hotel berusaha mengeluarkan tamu hotel yang tidak terlibat dalam kerusuhan yang disinyalir adalah pertengkaran antara dua kubu mafia. Tapi anak buah Alexa sudah mengantisipasi semuanya sebelum perkelahian terjadi.Dua puluhan orang bertubuh besar dan marah, tumbang melawan tiga orang, termasuk seorang wanita bertubuh kecil di antaranya. Semuanya kini meringkuk kesakitan menelan kekalahan. Tidak ada korban jiwa karena hal itu sudah Alexa perhitungkan."Sudah kuduga, mereka yang datang malam ini bukan kepala mereka. Syukurlah aku tidak mengeluarkan banyak tenagaku untuk sampai membunuh mereka." Alexa berucap pada Vin dan Kay di luar gedung hotel."Ya, kurasa mereka kabur, Bos. Apa kau mau menyelesaikan mereka juga malam ini? Aku masih banyak tenaga untuk menghancurkan satu pabrik berisi bajingan, Bos." Vin menjawab sambil menunjukkan otot tangannya yang keras."Turunkan tanganmu. Kau bau ketiak. Jorok sekali!" Alexa berkomentar hingga Vin la
“Apa kita akan mengatakan pada bos kalau pria yang mengganggunya barusan adalah Tuan Hobbs, klien baru kita?” Kay bertanya pada Vin.“Kau tidak dengar tadi? Bos masih marah pada kita. Mana mungkin aku mengatakan kalau Tuan Hobbs adalah pria itu. Lagi pula bos tidak mengeluhkan apapun ketika setengah harian bersama anak yang sudah kita selamatnya saat itu. Aku tidak ingin mengganggu moodnya yang sudah baik bersama anak itu, Kay.” Vin menjawab dengan banyak pertimbangan.“Tapi kalau bos tahu kita menyembunyikan tentang pria tadi, apa kau tidak merasa kita bisa dibunuh bos karena kesal?” Kay bertanya lagi, “Aku juga ingin diam dan tidak ingin mengacaukan kesenangan bos bersama anak itu. Tapi entahlah, aku juga bingung.”“Maka dari itu kita diam saja dulu. Biarkan alurnya mengalir dan berharap saja Tuan Hobbs itu tidak membuat ulah pada bos.” Vin menanggapi, “Hei, diam sekarang. Ada bos di depan.” sambungnya memberi kode pada Kay saat Alexa mendatangi mereka.“Dia sudah pergi, kan? Dasar
"Ternyata kau tidak semanis yang kupikirkan sebelumnya, Tuan Travis. Tapi kuakui kau sungguh berani mengusik wanita yang pekerjaannya biasa memukul pria bajingan sepertimu." Alexa berucap tanpa membalikkan tubuhnya."Kenapa harus takut? Bukannya semakin agresif itu malah semakin membuat permainan ranjang semakin panas?" Travis yang tidak menyadari kesialannya di depan mata, malah semakin menguji kesabaran Alexa yang sudah di ambang batas."Kau yang meminta kesialanmu sendiri, ingat itu!" Alexa bergumam sambil berseringai tepat sebelum menyikut keras ke belakang, tepatnya pada perut Travis hingga pria nakal itu merasakan sesak perut dan meringkuk.Setelahnya, bayangkan saja bagaimana kekesalan seorang wanita yang memiliki stamina dan ketangkasan bertarung yang melebihi pria, menghajar pria manja yang hanya bisa memamerkan harta orang tua untuk dihabiskan pada wanita pemuas ranjangnya."Ampun, tolong maafkan aku. Aku tidak akan mengulangi kebodohanku lagi, Nona. Aku tidak akan kurang aj
Yang terjadi sebelumnya, di tempat sama yang didatangi Aaron dan Axel. Ada Alexa yang awalnya duduk dengan tenang memperhatikan progres perusahaannya dari tab di tangannya, mulai terganggu dengan kedatangan pria tampan ber-tag Manajer di dadanya.“Permisi, sepertinya aku tidak memesan pie strawberry dan matcha. Aku hanya memesan Americano dan baru saja datang. Kukira kau salah meletakkan pesanan, Tuan.” Alexa bertanya pada pria yang berdiri di hadapannya. Lagipula ia tidak memakan strawberry karena perutnya tidak bisa.“Aku tidak salah meletakkan pesanan, Nona. Ini untuk anda, dari aku. Aku lihat anda hanya memesan Americano dan anda sedang fokus bekerja dari gadget anda. Aku kira anda butuh yang manis untuk lebih menenangkan perasaan anda.” Manajer Café tersebut menjawab dengan senyuman tampannya.“Oh, jadi di café ini ada hal yang seperti itu? Baiklah, aku mengerti.” Alexa menjawab dan setelah itu ia mengalihkan perhatiannya lagi pada pekerjaannya.“Ahem, Nona. Tapi bisakah aku memi
"Jawabannya sangat simple. Aku tidak ingin berurusan dengan hal yang bukan masalahku ataupun yang menyangku World Shadow. Rasa kemanusiaanku tergugah melihat Axel yang tergeletak di jalanan dengan tidak sadarkan diri. Bagian mana yang salah?" Alexa menjawab dengan tenang."Dan bisa kuminta padamu untuk menghentikan percakapan kita ini? Ada anak kecil yang akan bingung mendengarkan dua orang dewasa yang berbicara asing di depannya. Aku juga sangat tidak nyaman bicara seperti ini." Alexa semakin menegaskan kalimatnya."Ok." Aaron menjawab singkat. Tapi itu malah membuat Alexa bingung."Hanya itu?" tanyanya langsung, dan Aaron hanya mengedikkan bahu dan tersenyum sebagai jawaban.'Astaga, aku bisa gila karena orang ini.' Alexa seketika memijat dahinya saat bergumam dalam hati.Pembicaraan mereka terputus saat itu. Setelah selesai menikmati camilan, mereka keluar dari cafe menuju taman bermain karena Axel meminta.Alexa bagai tersihir senyum Axel. Apapun yang di kecil tampan itu minta, en
Sejak mengenal dan bersama dalam beberapa waktu, si kecil Axel terlihat memiliki ketergantungan atas sosok Alexa. Sikap manja dan suka merengek untuk bertemu seseorang sebelumnya belum pernah Axel tunjukkan, dan itu jelas membuat Aaron dan Austin bingung.Aaron yang tahu dengan jelas kalau Alexa tidak bisa sembarang ia temui sekalipun sangat ingin, membuatnya sakit kepala.Contohnya kali ini, si kecil Axel tampak murung berhadapan dengan makan malamnya. Aaron dan Austin memperhatikan gelagat Axel yang terus saja diam setelah pertemuannya dengan Alexa kemarin. Terlebih ketika pengawal yang menjaganya bukan Alexa, tapi paman besar yang tidak mudah tersenyum."Axel, kenapa kau menghabiskan makan malamnya? Kau harus banyak makan, supaya lekas besar seperti paman!" Austin bertanya pada si kecil sambil bercanda, agar keponakannya itu mengangkat senyum. Tapi Axel hanya menoleh sesaat sebelum membuang muka.Di samping Axel, ada Aaron yang sudah menebak penyebab kediaman putranya. Tidak ada re
‘Ting Tong!’"Ya ampun, apa yang harus aku lakukan? Kenapa orang kaya aneh itu benar-benar datang ke rumahku?" keluhnya sendiri. Merasa bingung dengan maksud Aaron yang datang ke sini. Apalagi saat mengingat kalimat konyol yang Aaron ucapkan kemarin dengan mudahnya.‘Ting tong!’ Suara bel pintu kembali terdengar. Alexa mau tidak mau harus membukakan pintu untuknya.Setelah pintu terbuka, Alexa sedikit dikejutkan dengan penampilan si kecil Axel yang memakai piyama tidur, bukan pakaian biasa yang seharusnya dikenakan saat bertamu. Axel juga terlihat tertidur di pelukan papanya yang kini berdiri di hadapannya.“Kau?” seperti berakting kaget, itulah yang Alexa tunjukkan saat ini.“Hai, Nona Alexa. Maaf mengganggumu malam-malam begini. Aku tahu ini bukan jam untuk bertamu, tapi anakku terus murung seharian tanpa makan karena merindukanmu. Aku khawatir, Nona.” Aaron langsung bicara. Tapi Alexa belum bisa menanggapi."Apa kami boleh masuk? Aku sedikit pegal karena terus memeluknya yang tidur
Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Meskipun sudah selesai makan, Aaron belum terlihat akan berpamitan. Padahal, sebelumnya sudah jelas kalau Alexa hanya mengundang si kecil untuk menginap.'Apa dia sengaja mengulur waktu? Ah, tidak. Tidak mungkin. Untuk apa dia ingin berlama-lama di sini?' tanya Alexa dalam batinnya, 'Tapi tunggu, bisa saja dia mengulur waktu karena si kecil. Atau aku tanya saja, ya?' Alexa melirik aneh pada Aaron yang dengan tenang menyesap botol soda di tangannya.Alexa memikirkan kalimat apa yang akan ia ucapkan untuk menanyakan maksud Aaron berlama-lama di sini, tanpa harus menyinggung dan membuatnya merasa terusir. Itu memang kurang sopan, tapi berbasa-basi bukanlah keahlian Alexa.“Hmm, maaf Tuan Aaron, sepertinya ini sudah larut sekali untuk si kecil. Aku akan membawanya ke kamarku untuk tidur.” Alexa dengan ragu mengucapkan kalimatnya.Tampak Aaron terdiam tanpa ekspresi di wajahnya, seakan tengah memikirkan sesuatu. Dan beberapa deti
Austin terlihat mengecek kembali penampilannya yang sudah paripurna. Jas putih dengan dasi hitam yang menghiasai tubuh gagahnya itu kini membuatnya sempurna.“Kenapa aku merasa tidak ada yang berubah selain warna jas?” tanyanya konyol.“Itu karena kau menggunakan jas ke kantor setiap hari. Jadi tidak ada bedanya sama sekali. Yang berbeda adalah harinya, hari ini sangat spesial bagimu. Aku benar, kan?” Alexa menjawab sambil tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari penampilan adik iparnya itu.“Kau sempurna, tidak ada celah, dan kau siap menjadi bintang hari ini!” pujinya lagi sambil mengarahkan ibu jarinya pada Austin.“Austin, jadilah suami yang baik untuk Ruby. Dia wanita yang sangat baik dan layak bahagia. Dia juga begitu mencintaimu. Aku akan membunuhmu kalau dia mengaduh tentangmu sambil menangis.” Alexa memberi peringatan dalam perhatiannya.“Apa kau perlu menyebutkan kalimat mengerikan di hari bahagiaku? Ayolah, aku bukan suamimu yang selalu mengacaukan momen indah, Alexa..
Axel terlihat menonton tayangan kartun kesukaannya dengan tenang di ruang TV. Pandangan dan konsentrasinya buyar saat seorang mengalihkan perhatiannya.“Hai, Axel yang tampan. Bagaimana kabarmu, My Hero?” sapa Ruby dengan senyuman di wajah cantiknya.Ternyata hubungan satu malam salah paham itu terus berjalan hingga melewati tahun pertama pertemuan Ruby dan Austin.Kecantikan, kepolosan, dan sikap Ruby yang sederhana mampu menggoyahkan hati Austin yang keras dan pernah berjanji tidak akan menikah. Tapi wanita itu mampu membuatnya tergila-gila dengan cinta.Namun, tidak hanya Austin saja yang tersihir oleh Ruby, Alexa dan seluruh keluarga Hobbs menyukainya, termasuk Axel dan Anna yang baru mulai mengenali orang di dekatnya.Terkhusus Axel, ia melihat Ruby sebagai sosok wanita lembut yang menjadi idolanya, selain mamanya sendiri. Bahkan setiap kali bertemu dengan bibi barunya itu membuat wajah anak kecil itu tersipu malu.“Bibi Ruby?” tanggapnya, “Bibi sudah kembali? Bibi semakin canti
Sekalipun di dalam ruangan hotel yang megah, tapi sinar matahari yang menerangi bumi tetap menyelinap masuk ke kamar di mana Ruby berbaring saat ini.“Ugh... silau sekali. Kepalaku juga sakit...” keluhnya karena silau sinar matahari membangunkannya dan membuat ia sadar kalau saat ini kepalanya sangat sakit.Ruby memijat kepalanya berulang, “Aku ingat kalau aku tidak minum banyak, tapi kenapa kepalaku begitu sakit?”“Ah, pasti karena aku bertemu dengan wanita jalang itu...” sambungnya bergumam tanpa ingat hal lain selain Mary.“Apa tidurmu nyenyak, Sayang?”Suara seorang pria yang begitu dekat dan jelas sontak membuat Ruby terkesiap kaget. Mata malasnya langsung terbuka lebar saat ini. Terlebih ketika ia menoleh ke samping, ada wajah pria tampan yang tersenyum secerah mentari. Siapa lagi kalau bukan Austin?“Ahk!!!” teriaknya seketika hingga Austin refleks menutup telinganya dengan bantal.Tapi suara Ruby yang nyaring harus dihentikan. Oleh karena itu Austin memegangi tangan Ruby sekal
“Ya ampun... Malam ini aku sangat kenyang. Mungkin aku akan tidur sampai besok karena kekenyangan, haha!” Kay berucap puas sambil mengelus perutnya yang penuh dengan makan malam spesial.Ia bahkan sedikit kesulitan memasang sabuk pengaman mobilnya karena akan segera menyetir dan pulang.“Kemampuan memasak sushi calon adik ipar bosku memang sangat hebat. Aku bahkan terus membuka mulutku karena kagum dengan caranya memainkan pisau saat memisahkan duri ikan dari dagingnya!”“Jangan menyebutnya seperti itu atau aku akan marah padamu karena itu sama saja dengan mengejekku. Kau lihat sendiri bagaimana dia menerima pertunangan dadakan tadi, kan? Ekspresinya membuatku merinding.” Austin di sebelahnya menjawab dengan tak acuh.“Tapi bodohnya lagi, kakakku malah menyetujui pertunangan itu agar aku bisa segera menikah. Dasar kakak brengsek!” sambungnya menggerutu saat mengingat ucapan konyol Aaron di depan semua orang tadi.“Baiklah, aku tidak akan menyebutkan itu lagi. Tapi aku sangat kagum kar
‘Tidak! Hari ini kau sudah terlalu lelah. Kembali ke rumah. Mama akan datang dan sepertinya mereka akan menginap di rumah kita untuk beberapa waktu. Aku juga membutuhkan Kay untuk menjelaskan padaku tentang World Shadow pada investor baru.’‘Kay sudah menceritakan semuanya padaku, Babe. Tentang bosnya yang terlalu girang bertemu banyak pria gila luar sana. Aku harus memberimu pelajaran saat aku pulang nanti.’‘Sekarang, dengarkan aku, Babe. Arahkan mobilmu kembali ke mansion dan biarkan Kay ke kantornya. Kita akan bertemu di rumah nanti.’‘Dan satu hal lagi. Aku mencintaimu, Babe...’Seakan tidak ada remnya dan tidak membiarkan Alexa bicara, Aaron yang baru menerima panggilan dari Kay terus saja mengomeli istrinya tanpa henti.Alexa langsung menoleh pada Kay yang seketika buru-buru menjauh dan memasuki mobilnya sendiri. Kay pergi tanpa mengatakan apapun dan hanya melambaikan tangan bak sedang menertawakan keusilannya pada bosnya itu.“Awas saja kau, ya! Beraninya kau mengaduhkanku pad
Sambil berjalan perlahan, Alexa mengusap air mata yang sempat jatuh. Hanya sesaat pikirannya tenggelam memutar kembali momen terakhirnya tadi bersama Regan Abbott tadi. Tanpa menjelaskan hubungan di antara mereka sebenarnya bukan ayah dan anak, Alexa tidak ingin memperpanjang waktu bersama Regan. Regan tidak perlu tahu fakta itu karena mereka juga tidak akan bertemu lagi di hari mendatang. Setidaknya itu yang diinginkan Alexa."Kalian, apa sudah mendapatkan informasi tentang Harley?" tanya Alexa tenang pada Kay."Sudah, Bos. Aku selalu menempatkan orang untuk memperhatikan Nyonya Harley dari jauh. Dan informasi yang dikirimkan, Nyonya Harley sekarang tinggal di perkampungan kumuh setelah rumah keluarga Abbott disita pihak bank. Dan juga, beliau sering terlihat di sekitar perumahan elite dan menjadi buruh cuci di beberapa rumah di kawasan itu." Kay menjelaskan secara detail apa yang terjadi pada ibu Alexa.'Kalian berubah menjadi menyedihkan setelah aku pergi. Kenapa nasib tidak membua
Peristiwa berdarah yang terjadi saat penculikan Axel dulu masih menyisahkan beberapa hal. Dalam waktu yang ditentukan, semua orang yang menyaksikan kejadian berdarah itu diwajibkan melapor ke kantor polisi. Hari ini adalah hari terakhir Alexa mendatangi kantor keamanan negara itu sebagai kewajibannya. Akan tetapi, rasanya ia ingin sekali menemui beberapa orang yang ingin ia lihat keadaannya.Setelah mendapat persetujuan dari Tuan Parker dan suaminya, Alexa yang didampingi mulai bergegas. Tempat pertama yang akan didatangi mereka adalah rumah tahanan tempat Regan ditahan.Setelah mendapatkan izin menjenguk Regan yang diurus oleh kenalan Reed di sana, Alexa melangkah mendekati sel tempat Regan ditahan. Sesuai permintaan, Alexa yang tidak ingin diberitahukan kedatangannya pada Regan mulai mendekat dalam diam.Di balik jeruji besi dengan ruangan yang sempit yang harus dibagi dengan beberapa orang, Regan Abbott terlihat meringkuk sambil memejamkan mata. Perasaan iba muncul di hati Alexa s
Satu bulan masa berkabung sepeninggalnya Ryan usai, Tuan Parker menyetujui permintaan yang ingin mengajukan resepsi pernikahannya dengan Alexa.Resepsi tidak dilangsungkan secara mewah. Pesta bertema Wedding Garden itu berlangsung tenang dan bahagia karena hanya mengundang kerabat dekat dan kolega penting saja. Setelah para tamu satu-persatu pulang, Aaron masuk ke kamar untuk menyusul Alexa yang sedang menerima panggilan video dari Austin yang sedang mengasuh Axel. Ia melihat Alexa istrinya yang sedang duduk di depan meja rias sambil tersenyum-senyum sendiri.Tiba-tiba kedua tangan Aaron sudah melilit pinggang Alexa yang ramping. Bibir Aaron mulai mengecupi leher dan tengkuk Alexa, hingga membuat Alexa kegelian, “Kenapa kau tersenyum sendiri, Babe? Apa yang kau bicarakan dengan Austin?”“Tidak ada. Aku bahkan lebih banyak bicara dengan Axel yang mengeluh karena dibawa pulang oleh pamannya.” jawabnya sambil tersenyum, tapi itu tidak lama karena Alexa kembali murung. Ia menyandarkan k
Tidak ada yang lebih sempurna selain menyempurnakan suatu hubungan asmara dan cinta dengan janji yang disampaikan dalam pernikahan. Ketika janji suci itu telah diucapkan, kebahagiaan pun sudah lengkap rasanya.Seperti itulah yang Alexa dan Aaron rasakan saat ini. Meski sudah bertahun-tahun lamanya terikat dengan pernikahan walau hanya dalam selembar sertifikat, keduanya masih merasa kurang. Terlebih Aaron yang seakan terombang-ambing di abaikan Alexa yang terkesan menganggap ringan pernikahan mereka.Bukan tanpa sebab, itu karena Alexa yang notabene seorang mafia yang harus pergi kesana-sini mengurus masalahnya sendiri tanpa ingin melibatkan Aaron dalam kerumitan masalahnya. Dan hal itu dianggap Aaron kalau Alexa tidak menganggap hubungan mereka erat sebelum adanya janji pernikahan.Maka saat ini, Aaron mengungkapkan keberaniannya meminta izin pada Tuan Parker untuk mengucapkan janji dan ikrar pernikahan yang bagi seorang mafia seperti mereka yang menganggap sebuah janji dan sumpah sa