Home / Romansa / Istri Kecil Om Dingin / Bab 118. Pergi Bersama

Share

Bab 118. Pergi Bersama

Author: Saraswati_5
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Bab 118. Pergi Bersama

Emily terdiam, pikirannya melayang ketika Devan menunjukkan ponselnya dan mengatakan bahwa ia memiliki nomor ponsel Axel. Perasaan bercampur antara was-was dan bingung menyeruak di hati Emily. "Ya Allah, kalau begini aku sudah tidak bisa memberi alasan lagi pada Devan," gumam Emily di dalam hati.

"Ma, ayo cepat telepon Papa. Aku ingin mengajak Papa ke kebun binatang," ujar Devan dengan mata berbinar.

Emily menatap anaknya yang polos itu. Setelah itu, Emily mengambil nafas dalam-dalam, lalu tersenyum pada Devan. "Baiklah, Nak. Mama akan mencoba menghubungi Papa. Kita lihat apa Papa bisa ikut dengan kita apa tidak. Tapi jika Papa tidak bisa kamu sama Mama saja, ya?" ucap Emily dengan hati-hati yang kemudian diangguki oleh Devan.

Dalam hati, Emily berharap jika saat ini Axel sedang sibuk dan menolak ajakan Devan. Setelahnya dengan perasaan berat, Emily mengambil ponsel dan mulai mengetik pesan singkat untuk Axel.

"Assalamu'alaikum, Om. Ini aku, Emily. Devan ingi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mita Umaira Cantika
hhhhhhh ikut senang semoga menjadi bersatu kembali.....lanjut kkk ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 119. Meminta Pembuktian

    Bab 119. Meminta Pembuktian—oOo—Emily menelan salivanya dengan susah. Dia bingung harus menjawab pertanyaan Devan bagaimana. Dia sudah terbiasa memanggil Axel dengan panggilan tersebut, jika harus merubah dia akan merasa canggung. Apalagi harus memanggil dengan sebutan 'Papa', itu sungguh sangat sulit. "Ma, ayo panggil Papa dengan sebutan Papa seperti Devan," ucap Devan sambil menatap Emily dengan tatapan penuh harap. Emily mengusap belakang lehernya. Sementara Axel dia mengulum bibirnya, tidak sabar menunggu Emily memanggil dia dengan sebutan Papa untuk putra mereka. "Iya, nanti Mama akan manggil dengan panggilan yang sama seperti Devan. Sekarang sebaiknya kita berangkat yuk, nanti kesiangan," ajak Emily sembari tersenyum pada putranya, Devan, membuat Axel harus menelan pil pahit karena Emily tidak memanggilnya dengan sebutan yang diinginkan Devan. Devan mengangguk. "Kakek sama Nenek mana, Ma? Katanya mau pergi sama mereka juga?" tanya Devan sambil melihat ke arah belakang Emily

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 120. Perdebatan

    Bab 120. Perdebatan—oOo—"Aku sungguh sangat merindukan kamu, Emily. Ayo kita memulai hubungan kita seperti dulu lagi."Emily memalingkan wajahnya sambil menarik tangannya dari genggaman Axel. "Buktikan semua yang Om katakan kemarin, baru setelah itu aku bisa memutuskan akan kembali pada Om atau tidak."Axel mengepalkan kedua telapak tangannya. Setelah itu, dia berjanji di dalam hati akan segera membawa Alfa dan Chelsea ke hadapan Emily agar Emily mau kembali kepadanya. Emily meneruskan langkahnya menyusul Devan. Dia kemudian berdiri di sebelah kanan Devan, mendengarkan Devan yang berceloteh."Papa!" panggil Devan sambil melambaikan tangannya ke arah Axel. Axel tersenyum. Tidak lama Axel berjalan mendekat ke arah Emily dan Devan. Dia kemudian mengangkat tubuh Devan dan menggendong putranya itu dengan tangan kirinya. "Ma, lihat, deh. Jerapah itu tinggi banget ya," ucap Devan sembari menunjuk jerapah yang sedang meraih daun yang berada di dahan pohon. "Iya," jawab Emily, "jerapah it

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 121. Menginap

    Bab 121. Menginap—oOo—Devan melangkah cepat menuju kamar hotel yang ditempati Axel. Begitu Axel membuka pintunya dan pintu itu terbuka, Devan berlari memasuki kamar tersebut. Di dalam kamar yang luas, Devan merasa seolah-olah sedang memasuki istana. Dekorasi kamar yang mewah, tempat tidur yang empuk, dan pemandangan kota yang indah dari jendela membuat Devan terpesona. Semua itu membuat Devan melupakan Emily dan Axel yang masih berdiri di ambang pintu. Emily yang melihat tingkah Devan geleng-geleng. Dia merasa lucu dengan tingkah putranya itu. Berbeda dengan Axel yang terlihat senang karena Devan menyukai kamarnya. "Sayang, jangan lari-lari," ucap Emily mengingatkan. "Iya, Ma," teriak Devan yang tengah menatap keluar jendela, membuat Emily mengembuskan napas panjang. "Mari."Emily yang tengah fokus pada Devan beralih menatap Axel yang tengah mempersilakan dirinya untuk masuk. Dengan langkah ragu, Emily mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar Axel. Axel tersenyum ketika melih

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 122. Mesum

    Bab 122. Mesum—oOo—Axel menggendong tubuh mungil Devan. Dia menepuk-nepuk punggung putranya itu dengan lembut. Tidak butuh waktu lama, Devan pun terlelap dalam pelukan ayahnya yang hangat dan nyaman. Merasa Devan sudah terlelap, Axel dengan pelan berjalan menuju tempat tidur. Dengan hati-hati Axel membaringkan tubuh mungil Devan di atas tempat tidur miliknya. Dengan lembut, dia menutupi tubuh putranya dengan selimut agar tetap hangat dalam tidurnya. Tidak lupa Axel mencium puncak kepala Devan dengan lembut. Emily sendiri yang sedari tadi diam sambil mengamati Axel tersenyum tipis. Dia kagum pada Axel yang mampu menidurkan Devan dengan begitu mudah. Padahal, selama lima tahun, mereka tidak pernah bertemu dan mereka baru bertemu beberapa hari ini tetapi mereka bisa begitu dekat. "Apa ini yang dinamakan ikatan batin?" gumam Emily di dalam hati. Jujur saja Emily senang melihat kedekatan Devan dengan Axel. Namun, dia sedih mengingat kenangan pahit lima tahun lalu. "Sedang memikirkan

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 123. Membawa Chelsea dan Alfa Ke Singapura

    Bab 123. Membawa Chelsea dan Alfa Ke Singapura—oOo—Axel yang sedari tadi tengah duduk di sofa sembari bermain ponsel menatap ke arah pintu kamar mandi. Dia merasa aneh karena sudah cukup lama Emily di dalam sana, tetapi sampai sekarang Emily tidak kunjung keluar. "Emily sedang mandi atau tidur sebenarnya, sih? Kenapa lama sekali?" gerutu Axel saat menyadari jika Emily sudah sangat lama di dalam kamar mandi. Axel beranjak dari duduknya. Dia berjalan menuju pintu kamar mandi. Dia mendekatkan telinga di daun pintu. Axel mengerutkan kedua alisnya saat tidak mendengar suara apapun dari dalam sana. "Kenapa tidak terdengar apapun? Jangan-jangan Emily kenapa-napa?" Axel langsung memegang gagang pintu, ingin memastikan keadaan Emily. Namun, saat dia akan memutar gagang pintu itu, tiba-tiba pintu itu sudah terbuka lebih dulu dan membuat dia terhuyung ke depan. Dan .... Brugh!Axel menabrak tubuh Emily dan membuat dia terjatuh di atas tubuh Emily. Untuk sesaat Axel memejamkan matanya. Namun

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 124. Bertemu Seseorang

    Bab 124. Bertemu Seseorang—oOo—Emily mengerjapkan kedua bola matanya saat sinar matahari masuk ke matanya dari sela-sela gorden. Dia membuka matanya dan melihat wajah tampan seorang pria yang berjarak beberapa senti dari wajahnya. Namun, detik berikutnya Emily melebarkan kedua matanya saat menyadari siapa pria di hadapannya itu. Dengan segera Emily bangun dari tidurnya dan turun dari tempat tidur, membuat pria yang tengah tertidur terbangun dan menatap Emily dengan tatapan bingung. "Ada apa?" tanya Axel dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. "Ke-kenapa Om tidur di situ?" jerit Emily. Axel bangun dan menyandarkan punggungnya pada kepala tempat tidurnya. "Kalau aku tidak tidur di sini, lalu aku harus tidur di mana? Tidak mungkin 'kan aku tidur di sofa pendek itu," tunjuk Axel menggunakan matanya. Emily menoleh ke arah sofa yang ditatap Axel. Jika dilihat memang Axel tidak mungkin tidur di sana, pasti Axel tidak bisa tidur dengan nyaman jika tidur di sana. "Ta-tapi seharus

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 125. Pengakuan

    Bab 125. Pengakuan—oOo—"Ada apa?" tanya Axel ketika Emily menghentikan langkahnya. Emily menatap manik mata Axel. "Om tidak berniat buruk padaku dan Devan 'kan?"Axel menautkan alisnya. Dia kemudian tertawa dengan sangat kerasnya membuat semua orang yang ada di sana melihat ke arah Tuan Muda mereka dengan tatapan bingung. Mereka juga terpana karena setelah belum pernah melihat Tuan Muda mereka tertawa dengan kerasnya selama mereka bekerja dengan Tuan Muda mereka itu. Sementara Emily yang melihat Axel tertawa dengan kerasnya menautkan alisnya. "Apa pertanyaanku ada yang lucu?" tanya Emily. Axel menghentikan tawanya. Dia kemudian menatap Devan dan tersenyum pada putranya itu. "Lihatlah Mamamu Devan, dia sangat lucu. Mana mungkin Papa berniat buruk pada kalian. Kamu dan Mamamu ini adalah hidup Papa, bisa-bisanya Mamamu berpikiran seperti itu," gumam Axel yang langsung membuat Devan terkekeh. Wajah Emily memerah karena ucapan Axel. Bukankah wajar jika dia berpikiran seperti itu? Pasa

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 126. Kebenaran Yang Mengejutkan

    Bab 126. Kebenaran Yang Mengejutkan—oOo—"Siapa? Siapa orang yang telah merencakan semua itu?" tanya Emily sambil menatap Axel. "Dia Alice, tante kamu."Emily menggelengkan kepalanya. "Tidak, itu tidak mungkin. Tidak mungkin Tante Alice yang merencanakan itu semua, pasti Om salah.""Terserah kamu mau percaya atau tidak, tetapi aku mengatakan semua ini bukan tanpa bukti. Aku memiliki bukti kejahatan yang dilakukan Alice." Axel kemudian memanggil salah satu pengawalnya, menyuruh dia untuk mengambil tab miliknya di dalam mobil. Tidak lama pengawal tadi datang dengan tab du tangannya. Dia langsung memberikan tab tersebut pada Axel, lalu pergi setelah Axel menerima tab itu dan memberinya kode untuk pergi dari sana. Axel kemudian mengutak-atik tab miliknya. Setelah layar tab menunjukkan apa yang dia cari, Axel memberikan tab nya itu pada Emily. Emily menerima tab Axel yang masih menyala. "Lihatlah, setelah itu kamu bisa menilai apa aku berbohong atau tudak."Emily menatap layar tab. Awa

Latest chapter

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 144. Terima Kasih

    Bab 144. Terima Kasih—oOo—Emily merasa seperti sedang berada di dalam mimpi saat melihat Raihan berdiri di tengah-tengah pesta yang diadakan oleh Axel. Pria itu tampak begitu tampan dengan jas yang dipakainya, menunjukkan postur tubuh yang atletis.Selama lima tahun ini, Raihan telah menjadi teman yang setia bagi Emily, selalu ada di sisinya baik dalam suka maupun duka. Walaupun sering kali Emily menolak perasaan Raihan karena Emily hanya menganggap Raihan sebagai seorang sahabat, tetapi pria itu tidak marah dan pergi meninggalkannya. Emily teringat saat mereka berdua merawat Devan, anaknya bersama Axel. Ketika dia sedih dan hampir putus asa karena menduga Axel berselingkuh dengan Chelsea. Raihan selalu ada untuk menghiburnya dan mendukungnya, membuatnya merasa tidak sendirian. "Raihan ...," gumam Emily pelan, tak mampu menyembunyikan perasaan terharu dan takjubnya. Emily menatap Raihan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.Perlahan, Emily turun dari panggung dan berjalan menuju Rai

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya.

    Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya. —oOo—Emily menatap gedung megah di depannya, tempat acara pesta yang akan mereka datangi bersama Axel. Hatinya tiba-tiba tidak karuan, dia merasa akan ada sesuatu yang terjadi di dalam pesta tersebut. Namun, dia juga tidak tahu apa itu. "Ayo," ajak Axel sambil tersenyum. Dia mengulurkan tangannya untuk digandeng oleh Emily. Emily menghela napas. Dia kemudian melingkarkan tangannya di lengan kiri Axel, sementara tangan kanan Axel, dia gunakan untuk menggendong DevanSedangkan Devan yang berada di gendongan Axel terlihat begitu bahagia bisa diajak Axel ke acara ini.Begitu memasuki gedung, seketika semua mata tertuju pada Axel yang tampil gagah bersama Emily dan Devan. Para tamu yang hadir, terutama para wanita, tidak bisa menahan rasa penasaran mereka. Mereka saling bertanya-tanya di antara bisikan, "Siapa gerangan wanita bercadar yang bersama Axel? Dan siapa anak kecil yang digendongnya?" tanya salah satu tamu undangan. "Entahlah, aku juga baru p

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 142. Kembali Ke Mansion

    Bab 142. Kembali Ke Mansion—oOo—Sudah dua hari Emily dan Axel berada di villa. Mereka semua menikmati kebersamaan mereka. Seperti saat ini, Emily dan Chrisa tengah menatap Devan yang tengah membakar ikan yang mereka pancing bersama Axel dan Maxime. Kebetulan kesehatan Tuan Del Piero sudah lebih baik, jadi mereka bisa di villa hingga beberapa hari. Senyum terpancar di bibir Emily kala melihat Devan yang terlihat bahagia bersama Axel. Devan terlihat sangat menikmati kebersamaannya dengan Papanya. "Mama!" Devan melambaikan tangannya pada Emily. Emily tersenyum lalu membalas lambaian tangan putranya. "Devan terlihat sangat bahagia ya?" ucap Chrisa yang terus menatap ke arah Devan. "Iya.""Setelah ini rencana kamu apa? Apa kamu dan Devan akan kembali ke Singapura?" tanya Chrisa menoleh dan menatap Emily. Emily mengembuskan napas berat. "Aku juga tidak tahu, Kak."Chrisa yang melihat Emily mengembuskan napas mengusap baju Emily. "Aku tahu lima tahun lalu kamu kecewa dengan Tuan Muda.

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 141. Bikin Anak

    Bab 141. Bikin Anak—oOo—"Bagaimana?" tanya Axel pada bodyguard yang membukakan pintu mobil untuknya. "Semuanya aman, Tuan Muda.""Bagus." Axel kemudian memberi kode pada bodyguard itu untuk pergi dari sana. Sementara Emily yang melihat Axel dengan bodyguard tadi menautkan alisnya dan betanya di dalam hati. "Apa yang Om Axel bicarakan pada bodyguard tadi? Kenapa bisik-bisik," gumam Emily pelan. Axel berbalik, menatap Emily. Dengan segera Axel bejalan mendekat ke arah istri kecilnya. "Ayo," ajak Axel sambil menggandeng tangan Annisa. "Tadi Om bicara apa sama dia?" Emily memberanikan diri untuk bertanya. Ya, lebih baik dia bertanya bukan? Daripada dia penasaran. "Bukan hal penting, sebaiknya sekarang kita ke sana.""Jika itu bukan hal penting, kenapa Mas bicara dengan dia. Bukannya bisa bicara sama Kak Maxime saja, ya?" Emily tidak mau kalah. Axel mengembuskan napa panjang. "Karena itu—""MAMA!!" Axel bernapas lega saat mendengar teriakan Devan. Karena teriakan itu, dia tidak per

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 140. Menyusul Devan

    Bab 140. Menyusul Devan —oOo— "Jadi gimana?" tanya Axel sambil menatap istri kecilnya. "Om denger sendiri tadi," jawab Emily membuat Axel memicingkan matanya. "Kamu bilang apa tadi?" Emily menutup mulutnya, menyadari akan kesalahannya tadi. Dia kemudian langsung mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ke atas dan membentuk dua jarinya itu menyerupai huruf 'v'. "Maaf, Mas." Axel mendengkus. Ingin marah, tetapi dia tidak tega dan pada akhirnya membuat Axel memalingkan wajahnya ke arah lain. "Jadi sekarang kita mau makan di mana?" tanya Axel. "Terserah Mas aja, aku udah nggak berselera," ucap Emily sedih, pasalnya dia tidak bisa makan siang bersama Devan. Bukan karena Devan tidak ingin makan siang bersama dia, tetapi Emily yang tidak tega jika harus membuat Devan menunggu sekitar dua jam agar mereka bisa makan bersama, mengingat saat ini Devan berada di Villa yang berada di Puncak Bogor. Alhasil Emily menyuruh Devan untuk makan siang bersama Chrissa dan Maxime saja. Axel m

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 139. Kegilaan Axel

    Bab 139. Kegilaan Axel —oOo— Emily menatap Axel yang kini tengah mengemudikan mobilnya. Dia menatap Axel tidak percaya, tidak percaya dengan apa yang telah Axel lakukan. Dia mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, di mana dia tengah menatap Marcel yang berada di taman. "Kenapa Om lakukan itu sama Kak Marcel?" tanya Emily saat sudah duduk di dalam mobil. Axel berbalik, memposisikan dirinya untuk berhadapan dengan Emily. Detik selanjutnya dia menatap manik mata Emily dengan lekat. "Karena ...." "Karena apa?" "Karena dia sudah berani ingin menyentuh sesuatu yang sudah menjadi milikku." Emily mengerutkan dahinya, dia merasa tidak paham dengan apa yang baru saja Axel katakan. Maksudnya apa coba? Menyentuh sesuatu yang sudah menjadi miliknya? "Maksud, Om, apa?" Axel menyentuh pipi Emily yang terhalang niqab dan mengusap lembut pipi istri kecilnya. "Dia sudah berani menyentuh kamu satu hari sebelum kamu ke mansion." Emily melebarkan kedua matanya, dia tidak menyangka jika Axel

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 138. Rumah Sakit Jiwa

    Ban 138. Rumah Sakit Jiwa—oOo—Emily melihat gedung di mana Axel menghentikan mobilnya. Dia kemudian beralih menatap Axel. "Kenapa kita ke sini, Om?" tanya Emily bingung. Axel balas menatap Emily. "Nanti kamu juga akan tahu." Axel kemudian keluar dari dalam mobil disusul dengan Emily. Axel berjalan mendekat ke arah Emily. "Ayo," ajak Axel sambil menggandeng tangan istri kecilnya. Emily berjalan mengikuti langkah kaki Axel. Sesekali pandangannya menatap ke arah sekeliling dan melihat begitu banyak orang-orang yang berada di sana dengan kondisi tidak normal. Di dalam hati Emily, dia bertanya-tanya kenapa Axel membawanya ke rumah sakit jiwa ini. Padahal Emily meminta Axel untuk mempertemukannya dengan Alice dan Marcel, tetapi kenapa Axel malah membawa dia ke sini? Siapa yang sakit jiwa? Langkah kaki Emily terhenti saat tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian serba putih mendekat ke arahnya dan Axel. "Selamat siang, Tuan Axel?" sapa wanita itu saat sudah berada di hadapan Axel. Axel

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 137. Menagih Janji

    Bab 137. Menagih Janji —oOo— Emily mengerjapkan matanya saat merasa tenggorokannya kering. Dengan perlahan Emily membuka matanya dan merasa terkejut saat sudah di suguhi pemandangan yang membuat wajahnya merah. "Selamat pagi," sapa Axel dengan senyum di bibirnya. Emily dengan segera memalingkan wajahnya ke arah lain saat melihat Axel yang tengah duduk di tepi tempat tidur dengan penampilan yang membuat siapa saja wanita yang melihatnya akan tergoda dan malu. Bagaimana tidak? Saat ini penampilan Axel sangat menggoda, dengan rambut dan tubuh bagian atas yang masih basah tengah duduk di samping Emily dengan senyum menawannya. Apalagi tetesan air yang jatuh dari rambut ke roti sobek milik Axel, membuat kesan seksi semakin keluar dari tubuh Axel. "Kak Maxime sudah ngasih kabar belum, Om?" tanya Emily tanpa menatap Axel. "Dalam islam, tidak baik jika bicara dengan suami tanpa menatap suami." Emily mendengkus kesal. Dia bertanya-tanya kenapa Axel sekarang jadi paham tentang hal seperti

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 136. Penyatuan Setelah Lima Tahun

    Bab 136. Penyatuan Setelah Lima Tahun —oOo— Emily memejamkan matanya, merasakan setiap lumatan yang Axel lakukan. Sesekali dia mendesah saat lidah Axel berusaha masuk ke dalam mulutnya, menjelajah setiap rongga mulutnya. Hingga tanpa sadar saat ini dirinya dan Axel sudah berada di atas tempat tidur dengan posisi di mana Emily di bawah tubuh Axel. Axel melepas pagutannya saat merasakan Emily mulai kehabisan napas. Dia kemudian menatap manik mata Emily yang mulai berkabut. Dia mengusap lembut pipi Emily dan bibir Emily yang sudah berubah merah akibat ulahnya. "Bolehkan?" tanya Axel dengan suara berat saat sudah tidak bisa menahan rasa yang sudah lama dia pendam. Mendengar satu kata yang keluar dari bibir Axel, Emily perlahan membuka matanya. Dapat Emily lihat ada kabut gairah di mata Axel, kabut yang selama lima tahun ini tidak Emily lihat. Emily bingung harus menjawab bagaimana. Melihat tidak ada jawaban dari Emily membuat Axel berpikir jika Emily menyetujui apa yang akan dia la

DMCA.com Protection Status