Leonel diam selain menatap Erica dengan dingin.“Kenapa kamu melakukan semua itu? Jika kamu ingin melihat aku sedih, kamu sudah berhasil.”Erica turun dari ranjang rumah sakit. Melangkahkan kakinya pergi menjauh dari Leonel.‘Dua tahun, selama ini kamu membohongi aku! Kenzo, sandiwaramu sangat luar biasa!’Erica teringat kembali masa-masa dimana Kenzo yang selalu bepergian, dia bilang akan menemui sepupunya di luar negeri, tetapi ternyata orang yang dimaksudkan adalah Tiara.Erica yang saat ini berjalan seorang diri menjauh dari gerbang rumah sakit tidak bisa menahan air matanya. Dia menangis terisak menyusuri jalanan. Ternyata selama dua tahun dia sudah banyak dibohongi. Meskipun sudah menikah, Erica tidak bisa menyembunyikan rasa sakit hatinya. Manik matanya menatap kepada cincin di jemarinya, ada perasaan benci pada pernikahan ini.“Kenapa takdir begitu kejam terhadapku?”Erica baru sadar kalau dia tidak membawa apapun, tanpa uang dan ponsel. Ia tidak ingin kembali lagi ke rumah s
Mata Erica melotot saat Leonel menyesap mulutnya, bahkan memberikan sebuah gigitan kecil yang terasa manis.Leonel melepaskan ciumannya, menatap Erica yang saat ini tampak terkejut.“Selamat malam,” kata Leonel memejamkan matanya.Erica meneguk saliva, dia meremas selimut yang dikenakannya. Lalu melirik pada Leonel yang sudah tertidur begitu saja. Erica menghela napas.‘Setelah menciumku, dia bisa tidur begitu saja. Sekarang aku yang sama sekali tidak bisa tidur. Leonel, kamu harus tanggung jawab!’Erica memejamkan matanya, saat sudah benar-benar tertidur, Leonel membuka mata, ia melihat istri kecilnya sudah tidur. Leonel tersenyum kecil, lalu mematikan lampu.Esok harinya, Erica bangun lebih awal, dia membersihkan rumah bersama pengurus rumah, walaupun pengurus rumah sudah mengatakan kalau Erica tidak boleh melakukannya. Namun, Erica tidak mendengarkannya. Karena dia sudah biasa merapikan rumah saat masih di rumah bibinya.Dia juga membuat sarapan untuk Leonel. Namun, sebelum itu, d
Kenzo terlihat sedih, dan dia hanya bisa melepaskan kepergian Erica. Setelah keluar dari pintu itu, Erica menghentikan langkah kakinya seraya menghela napas.“Sebisa mungkin aku harus menghindari dia.”Erica kembali ke kelas, perhatian teman-temannya kini tertuju padanya termasuk Raisya. Teman-teman yang lain menghampiri Erica.“Eh, bukannya kamu dan Kenzo sudah putus, ya? Kok dia masih cari kamu sih?”Erica memilih untuk tidak menjawab pertanyaan salah satu temannya itu, padahal mereka sangat penasaran dengan jawabannya.“Sudah, kalian kembali ke tempat kalian. Erica sedang tidak ingin membahasnya,” kata Raisya.Erica membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah buku di dalam tasnya. Dia melihat dompetnya setengah terbuka, Erica memeriksa isi dompetnya dan terkejut melihat dompetnya terisi uang pecahan seratus ribu. ‘Kenapa ada banyak uang di dompetku?’ ucapnya dalam hati yang langsung teringat dengan Leonel.Saat Erica menghitung uang yang berada dalam tas itu, dia menemukan sebuah note
Tatapan Leonel menajam dan berubah menjadi dingin. Sedang Erica mematung melihat Kenzo berada di sisi Tiara tampak bahagia mengobrol dengan keluarga barunya.Eleanor mengangkat tangannya memberi isyarat agar Leonel dan Erica cepat kemari.“Apa yang kalian tunggu, cepat kemari,” kata Eleanor tersenyum.Erica mengatur napasnya. Leonel melirik pada Erica dan berbisik pelan.“Jika kamu ingin kita pergi, saya akan membawamu pergi.”Erica memutar kepalanya menatap Leonel dengan wajah tersenyum, seraya mengelus punggung tangan Leonel.“Jika aku pergi sekarang, maka aku kalah. Kita lanjutkan saja sandiwara ini, tidak enak juga pada orang tuamu.”Leonel tersenyum kecil seraya mangut pelan. Mereka pun melangkahkan kakinya mendekati mereka yang sudah duduk di sofa. Erica sama sekali tidak melihat ke arah Kenzo.“Ya ampun Erica, kamu makin cantik saja,” puji Sarah seraya meraih tangan Erica senang.“Erica, bagaimana suamimu. Aku harap Leo tidak menyulitkanmu,” kata Asher.“Leo, kamu harus lebih
“Kak Leo, ini tidak seperti yang Kakak pikirkan,” kata Erica.Leonel menarik tangan Erica menatap dingin kepada Kenzo.“Sebaiknya jaga sikapmu. Jika orang lain yang melihat akan membuat salah paham. Tapi, karena saya yang melihat saya membuat pengecualian. Kedua, Erica sekarang istri saya.” Leonel merengkuh pundak istrinya, dan mencengkeramnya erat.“Sebaiknya jaga sikapmu. Jika sampai saya melihat kamu mendekati istri saya lagi, bahkan sampai menyentuhnya. Maka kamu akan berurusan dengan saya!” kecam Leonel yang saat itu juga membawa pergi Erica meninggalkan kamar mandi.Kenzo hanya menatap kepergian mereka. Leonel mencengkeram tangan Erica dan menariknya paksa.“Kak, biar aku jelaskan.”“Kita bahas di rumah,” jawabnya pelan.Saat itu juga Leonel berpamitan kepada orang tuanya.“Loh kok, kalian sudah mau pulang?” tanya Eleanor menatap bingung kepada Leonel dan Erica.“Ma, jaga kesehatan Mama. Ingat apa kata Dokter, kami pulang dulu. Erica harus belajar,” kata Leonel.Erica tidak meny
Erica yang mendengar itu langsung mendorong tubuh Leonel. Dia merasa terhina mendengarnya.Namun, Leonel kembali menarik Erica dan memeluknya.“Tidak apa-apa, wanita kurus cantik. Tapi, saya ingin kamu sedikit lebih berisi. Jangan sampai orang tua saya mengira tidak memberikan kamu makan.”Pelukan hangat itu menyentuh kulit keduanya. Erica merasa tenang, tapi di sisi lain dia mengantuk. Lalu, Leonel melonggarkan pelukannya dan menyentuh wajah Erica dan tersenyum kecil.“Apa yang kamu sedang tertawakan?”“Tidak ada. Kamu cukup cantik,” kata Leonel meraih dagu Erica dan perlahan mencium bibirnya dengan lembut.Erica memejamkan matanya, perlahan tangannya bergerak dan memeluk Leonel, dia membalas ciuman itu. Lidah mereka saling menarik satu sama lain, sehingga terasa semakin menghangat.Ciuman itu terhenti saat Leonel mendaratkan bibirnya di leher Erica, memberinya sengatan kecil dan semakin terasa hangat yang perlahan membakar hasrat. Dan sentuhan itu turun ke bawah memainkan keindahan
Erica tercengang mendapatkan sebuah coklat dari sang suami. Ia terlihat seperti anak kecil yang baru saja dibujuk oleh ayahnya.“Ini coklat dari Eropa. Kamu tidak pernah memakan coklat buatan luar negeri bukan?”Erica mengecek label di belakangnya. Benar saja ini coklat dari luar negeri, Leonel menatapnya beberapa saat, sebelum dia pergi berganti pakaian.Erica yang masih duduk di meja, akhirnya membuka coklat itu. Dia memakan coklat itu, Erica terbelalak dengan rasa nikmat coklat itu.“Ternyata memang enak,” gumamnya.Leonel yang sudah berpakaian rapi kembali berdiri di hadapan sang istri.“Mau sampai kapan kamu duduk di situ, cepat ganti pakaianmu.”Erica tersenyum kecil.”Kak Leo, terima kasih atas coklatnya.”Leonel tersenyum kecil. Saat ketika dia hendak turun, kakinya tidak benar-benar menginjak membuat Erica terjatuh ke pelukan sang suami. Dan beruntungnya coklat itu tidak mengotori pakaiannya.Leonel memeluk pinggang sang istri, kedua mata mereka saling menatap satu sama lain,
Erica yang mendengar itu terkejut. Dia pun memikirkannya dan menebak kalau yang datang bibinya.“Apa kamu tahu siapa dia?” tanya Erica.Nuna menggelengkan kepala.”Tapi, seorang pria.”Akhirnya Erica menyerahkan piring-piring kotor itu kepada Nuna. Jadi, Erica pergi begitu saja. Erica keluar dari restoran, dia terkejut dengan kehadiran Kenzo di luar sana.Erica menghela napas menatap Kenzo.“Apa lagi sih?”Kenzo mendekat kepada Erica, tetapi Erica langsung menjauh mundur dua langkah.“Sudah aku duga, kamu masih bekerja di sini. Aku tidak bisa menghubungimu, dan aku hanya tahu kalau kamu ada di sini.”Erica menghela napas.“Aku memang sengaja memblokir nomor dan menghapusnya. Kamu tidak perlu mencariku lagi.”Erica aku sangat mencemaskanmu.“Leonel, dia tidak menyulitkanmu, bukan?”“Dia suami yang penyayang, tidak mungkin dia menyulitkan aku. Harusnya kamu sadar diri, orang yang menyulitkan aku adalah kamu, Kenzo. Jadi, sebaiknya kamu tidak perlu mencariku lagi.”Erica memutar tubuhnya,
Tiara terbelalak mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Leonel akan bersikap keras terhadapnya. Hingga membentaknya di hadapan Kenzo, saat itu juga Tiara tidak bisa menyembunyikan air matanya. Dia menangis di hadapan Kenzo.“Sejak menikahi Erica, Paman sudah banyak berubah. Bahkan sekarang membentakku hanya untuk orang asing seperti dia. Jangan-jangan anak yang dikandung Erica bukan anak Paman, tapi anak dia!” tuduh Tiara kepada Kenzo.Kenzo terkejut mendengarnya.”Kau! … Tiara, aku memang masih mencintai Erica, tetapi tuduhanmu terhadapku sangat keterlaluan.”Leonel mengepal tangannya. Darahnya mendidih, jika saja bukan keponakannya. Mungkin Tiara sudah mendapatkan tamparan dari Leonel.“Tiara, saya peringatkan padamu sekali lagi. Jangan membuat masalah dengan Erica, kedua jangan membuat ulah yang merugikan Erica, ketiga Erica bukan orang asing, dia istri saya. Keluarga saya, ibu anak saya. Saya lebih tahu anak siapa yang dikandung Erica, karena saya yang menghamilinya!” dengus Leon
Leonel terkejut mendengarnya. Melihat reaksi suaminya Erica tertawa, perlahan kedua tangannya menyentuh kedua pipi Leonel.“Leonel, aku bercanda. Aku mencintaimu!” ucap Erica dengan wajah tersenyum.Tanpa sebuah kalimat Leonel langsung mencium bibir Erica dengan sangat lembut dan penuh kehangatan. Tidak ada sebuah kalimat yang bisa menggambarkan kebahagiaan Leonel saat ini. Kalimat pun tidak cukup, kalimat yang begitu sederhana, tetapi membuatnya sangat bahagia.Lalu kecupan hangat itu terlepas dan keduanya sama-sama mengukir sebuah senyuman yang hangat.“Erica, saya sangat-sangat mencintaimu dan juga anak kita. Akhirnya aku akan menjadi seorang ayah, kamu harus sehat. Mulai sekarang jangan pikirkan apapun lagi, apapun yang kamu inginkan, kamu hanya perlu memberitahu saya. Anak kita dan kamu tidak boleh kekurangan apapun.”“Aku tahu. Sejak kecil aku hidup penuh dengan kekurangan, sekarang aku tidak akan lagi seperti itu. Terutama anakku dan Lucio, masa depan mereka harus cerah. Dan ti
Erica meraih tangan Leonel sembari mengukir sebuah senyuman.“Tidak apa-apa,” sahutnya yang kemudian meraih tubuh Leonel dan memeluknya.Erica menepuk-nepuk pundak Leonel. Dan keduanya saling memeluk satu sama lain.“Kamu tidak ingin bertanya siapa perempuan tadi?”Erica menghela napas secara perlahan dan menghembuskannya.“Masa lalu tidak perlu diungkit. Semua orang memiliki masa lalu, termasuk aku. Kisah kita memang terlalu pelik, tetapi kita berdua berjalan untuk masa depan. Dan aku tidak mau sedih terus menerus, aku tidak ingin kehamilanku juga terganggu.”“Aku sudah melupakannya. Apa kamu percaya?”“Kamu sudah dengar tadi, kalau aku percaya padamu. Jadi, aku juga berharap kamu juga percaya dengan masa laluku. Saat ini yang aku cintai hanyalah kamu, Leonel.”Pelukan itu melonggar, mata-mata yang sayu menyapu kesedihan. Tatapan hangat pada malam penuh ujian. Keduanya berusaha bersikap kuat, Leonel mengelus rambut Erica lalu mengecup keningnya.“Caca, saya berjanji. Saya tidak akan
Tiara menggelengkan kepala seraya menyeka air matanya.“Tidak Ma, Tiara sedikit sedih saja melihat Paman terlihat bahagia. Aku harap Erica perempuan baik, dan bukan perempuan matre yang hanya menginginkan uang dari Paman!”Natalie terkejut mendengarnya. Biasanya Tiara tidak akan memanggil Erica dengan sebutan nama langsung. Natalie merasa ada yang aneh, di sisi lain dia tidak melihat keberadaan Kenzo dan Dahlia.Saat ini Dahlia sedang menarik Kenzo yang sudah mabuk. Dia berada di balkon.“Bisa-bisanya kamu mabuk di saat seperti ini. Ayo pulang dengan Mama, jangan sampai kamu berkata yang tidak-tidak.”Saat itu juga Dahlia menyuruh ajudannya untuk membawa paksa Kenzo yang sudah mulai melantur. Sementara Erica dan Leonel menikmati pesta resepsi mereka, berbagai acara terus berlangsung.Teman-teman yang bekerja di restoran juga datang ke pesta, mereka masih tidak percaya karena Erica memang menikahi Leonel. Bahkan saat ini sedang mengandung putra dari Leonel.Pesta resepsi pun selesai. K
Erica yang sama sekali tidak mengenali Jasmine tersenyum dengan begitu ramah. Mauren langsung berjalan menarik gaunnya dan buru-buru mengarah ke arah pelaminan. Namun, semua itu terlambat. Karena Jasmine sudah lebih dulu mengulurkan tangannya kepada Leonel dengan wajah tersenyum.“Leo, selamat atas pernikahan dan kehamilan istrimu!” kata Jasmine yang perlahan tatapan matanya berubah menjadi sorot kesedihan, kerinduan.Leonel meraih tangan Jasmine, keduanya berjabat tangan. Tatapan Leonel datar, lalu Jasmine mendekatkan tubuhnya ke wajah Leonel.“Biarkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya,” bisik Jasmine memeluk Leonel tanpa ragu. Dia juga mencium pipi Leonel di hadapan Erica, setelah itu dia langsung memutar tubuhnya dan turun dari pelaminan.Erica yang melihat semua itu tertegun. Dia tidak bisa berkata-kata, beberapa tamu yang melihatnya juga tercengang.“Erica, nanti aku akan menjelaskan padamu.”Erica mengangguk pelan.”Aku percaya padamu!”Jawaban Erica mengejutkan Leonel, karena
Mendengar kabar bahagia itu membuat Eleanor dan Philip terkejut dalam kebahagiaan. Karena pada akhirnya yang diinginkan mereka terkabul. Tiara juga tampak bahagia, begitu juga dengan sang ayah Archer, Sarah dan Henry benar-benar terkejut dalam kebahagiaan.“Ternyata benar Erica sedang hamil, sejak awal Mama curiga kalau Erica hamil,” kata Eleanor seraya memegang tangan suaminya.“Baguslah. Keinginanmu sekarang sudah tercapai,” kata Philip dengan wajah tersenyum.Namun, tidak dengan Natalie yang terdiam bersama dengan Dahlia dan juga Kenzo. Sedangkan Jasmine yang mendengar kabar itu benar-benar syok, sampai gelas di tangannya terjatuh ke lantai, saat itu juga dia langsung membalikkan badan meneteskan air mata.“Kita pulang saja, yuk.” Mauren mengelus punggungnya.Jasmine menggelengkan kepalanya.“Aku masih ingin melihatnya di sini. Aku ingin melihat kebahagiaan mereka,”jawab Jasmine yang saat itu pergi ke toilet.Mauren menghela napas, dia tahu tidak akan mudah membujuk Jasmine Mauren
Jasmine mengulas senyum kepada Leonel, dia juga tidak segan-segan mengangkat gelasnya mengajak Leonel bersulang. Di waktu yang sama manik mata Erica dan Jasmine bertemu.‘Perempuan itu sangat cantik.’Erica sama sekali tidak mengenali Jasmine, dan beberapa tamu Leonel. Natalie dan Archer menyadari kehadiran Jasmine bersama dengan Mauren.“Sekarang kamu sudah melihat wanita yang dinikahi Leonel, apa kamu sudah puas?” kata Mauren.“Cantik dan masih muda. Tapi, tetap saja aku yang lebih mengenal Leo dari dia, aku juga yang pertama kali bertemu dengannya. Dia hanyalah gadis kecil yang beruntung dinikahi pria yang aku cintai.”Mauren menghela napas.”Jangan berulah di pernikahan mereka.”“Aku tidak sebodoh itu. Meskipun hatiku tidak rela, apa yang bisa aku perbuat saat ini. Menghancurkan pesta pernikahan mereka tidak akan membuat Leonel kembali kepadaku, bukan?”Mauren mengelus punggung Jasmine dengan wajah tersenyum.Kini Leonel dan Erica berada di kursi pernikahan mereka tersenyum kepada
“Ca, tenangkan dirimu. Hari ini, hari baik. Tidak boleh berpikiran yang tidak-tidak, oke.”Erica mangut-mangut. Dia duduk di sofa.“Kamu pergi saja temui Mama dan yang lainnya, aku ingin istirahat sebentar. Jam berapa penata rias mulai meriasku?”“Saya meminta merias kamu jam 6 saja, acaranya jam 7. Cukup untuk merias kamu,” kata Leonel.“Oke. Aku tidur sebentar,” kata Erica.Leonel mengecup kening Erica.”Jika kamu butuh sesuatu hubungi aku langsung.”Leonel pergi menemui orang tuanya yang berada di kamar khusus. Mereka semua berkumpul di sofa, di sana juga ada Lucio yang cukup canggung berada di tengah-tengah keluarga dari Leonel.“Jadi, ini Lucio. Akhirnya aku melihatmu juga, selama ini kita tidak berkesempatan bertemu. Cukup tampan juga, tetapi pemalu. Wajar saja masih SMA, kalau dipoles sedikit pasti lebih menarik.”Lucio tersenyum tipis.“Kamu juga pas awal masuk SMA masih buluk,” kata Sarah.“Bibi —” Tiara mengerutkan keningnya dan menghela napas.Natalie tersenyum dan menggoda
“Tidak. Saya sangat bersyukur bisa menemukanmu di tengah keramaian wanita di luar sana, meskipun usia kita jauh berbeda. Tapi, saya tidak pernah menyesal bertemu denganmu. Karena saya tahu, ini jalan hidup saya.”Erica menatap mata suaminya yang tampak teduh. Dia memeluk Leonel, dalam hati kecilnya, ia berharap kalau Leonel tidak pernah mengecewakannya. Bagaimanapun, dia sudah mengorbankan masa mudanya untuk sebuah pernikahan dan rela hamil di saat dia sedang kuliah.“Bagaimana, apa kamu sudah siap? Jika kamu sudah siap kita akan pergi ke hotel, acaranya jam 7 malam. Kamu bisa istirahat sampai sore di sana,” kata Leonel.“Ayo kita pergi sekarang. Keluarga kita sudah berada di sana,” kata Erica.Leonel mengangguk, dia meraih tangan Erica mereka menuruni lift dan menaiki mobil menuju hotel milik keluarganya. Di seberang sana, Catalina saat ini sedang membeli sayur di tukang sayur yang ada di mobil. Dia melihat ibu-ibu seperti biasa tengah berkerumun bersama dengan ibu penjual sayur.“E