Home / CEO / Istri Kecil CEO Dingin / Menerima takdirnya

Share

Menerima takdirnya

last update Huling Na-update: 2023-08-05 17:28:52

"Selamat bekerja, Tuan. Hati-hati di jalan yang di hati jangan jalan-jalan," ucap Bee melambaikan tangannya saat Bastian masuk ke dalam mobil.

Lelaki itu tak peduli dengan ucapan istrinya. Dia duduk dengan tenang. Julio menjalankan mobilnya meninggalkan vila mewah tersebut.

Gadis itu menghela nafas panjang saat suaminya sudah berangkat bekerja dan dia bisa bebas dari tatapan tajam Bastian.

"Huh, seandainya aku tidak menikah, aku pasti sudah masuk kuliah," ucap Bee menghembuskan nafasnya kasar.

Bee berjalan masuk ke dalam vila mewah tersebut. Tampak para pelayan berbaris rapi serta membungkuk hormat.

"Apa Anda ingin sarapan, Nona? Biar kami siapkan?" tanya kepala pelayan.

"Tidak perlu, Bik. Aku belum lapar," jawabnya tersenyum.

Gadis itu berjalan masuk ke dalam kamarnya. Dia menelisik kamar sang suami. Kamar ini akan menjadi kisah perjalanan cinta dan rumah tangganya. Entah bagaimana nanti akhir dari pernikahan tanpa cinta ini? Apakah akan berakhir bahagia atau meninggalkan luka?

"Daddy, Mommy. Kalian benar-benar tak peduli padaku. Bahkan saat aku hilang, kalian tak berusaha mencariku," ucapnya tersenyum getir.

Bee berjalan kearah balkon kamar yang di suguhkan langsung dengan permandangan hutan dengan pohon-pohon besar di sekitarnya.

.

.

"Julio, persiapkan semua kebutuhan istriku," titah Bastian.

"Baik, Tuan," sahut Julio mengangguk.

Bastian kembali melamun. Ingatannya kembali pada luka di masa lalu. Kenangan kejadian pahit telah membawa dendam sangat dalam di hatinya.

"Gadis bodoh, kau telah masuk ke dalam perangkapku. Perlahan, kau akan merasakan sakit seperti luka yang ada di dadaku," gumamnya membayangkan wajah Bee.

Sampai di gedung pencakar langit, Julio turun duluan membuka pintu untuk lelaki tampan dengan sejuta pesona tersebut.

Bastian berjalan dengan langkah lebar dan angkuh, kedua tangannya sengaja dia masukan ke dalam saku celana.

"Selamat pagi, Tuan," sapa para karyawan yang berbaris rapi menyambut lelaki itu.

Bastian sama sekali tak merespon. Dia terus melangkah dengan tatapan tajam dan wajah yang dingin.

Julio membuka pintu ruangan serta mempersilakan lelaki itu masuk ke dalam sana.

"Persiapkan semuanya, Julio," titah Bastian sambil duduk.

"Baik, Tuan Muda."

Bastian menghela nafas panjang. Wajahnya selalu datar tak berekspresi dan entah apa yang di pikirkan oleh pria tersebut.

Pria itu menatap kosong kearah jendela ruangan yang menampilkan kepadatan kota Jakarta. Padahal masih pagi tetapi dia mengawalinya dengan lamunan.

"Bagaimana?" tangannya saat Julio sudah masuk kembali ke dalam ruangan.

"Dugaan kita benar, Tuan. Tuan Jansen dan Nyonya Elena sama sekali tidak mencari keberadaan Nona Muda," jelas Julio.

"Apa mereka tahu jika anaknya bersamaku?" tanya Bastian lagi.

"Tidak, Tuan. Mereka belum mengetahui keberadaan Nona. Tetapi mereka juga tidak mencari karena sibuk dengan pekerjaan," sahut Julio lagi seraya mengotak-atik layar iPad-nya.

Sudut bibir Bastian tertarik, ternyata istrinya sama saja seperti anak terbuang yang keberadaannya tak di anggap ada. Hal tersebut membuat Bastian semakin bersemangat untuk menciptakan neraka bagi Bee.

"Awasi pergerakan mereka!" perintahnya.

"Baik, Tuan." Julio membungkuk hormat.

"Julio," panggilnya sekali lagi.

"Iya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Julio dengan sopan.

"Daftarkan istriku ke universitas terbaik. Urus semua keperluan kuliahnya!" perintah Bastian sambil membuka laptop di atas mejanya.

"Keperluan kuliah Nona?" tanya Julio sekali lagi untuk memastikan.

"Kurasa pendengaranmu masih baik." Bastian menatap asistennya tersebut dengan tajam.

Julio langsung kikuk dan hanya mengangguk. Tuan-nya ini memang singa yang harus di waspadai karena bisa menerkam kapan saja.

"Kalau begitu saja permisi, Tuan," pamit Julio. Tanpa menunggu Bastian menjawab dia melenggang keluar dari ruangan tuan-nya.

.

.

Bee mulai menerima takdir hidup yang telah di gariskan untuknya. Gadis cantik berambut sebahu itu telah memasrahkan kehendaknya pada Sang Pencipta.

"Bosan juga tinggal di vila ini," keluhnya sambil mengurut-ngurut tengkuknya.

"Suamiku benar-benar kaya, tampan. Tapi sayang kejam," celetuk Bee.

"Dia menikahiku karena balas dendam dan pernikahan ini hanya di atas kertas. Setelah satu tahun kemudian kami akan berpisah. Eh, berarti aku jadi janda muda," ujarnya bergidik ngeri membayangkan dirinya menjadi janda muda.

"Apa setelah ini masih ada lelaki yang mau menikahiku?" gumamnya dengan bibir menggerecut

Bee berdiri dari duduknya, seharian dia hanya mondar-mandir di vila mewah tersebut. Tidak ada yang bisa dia kerjakan. Dia hanya sibuk jika suaminya sudah datang karena lelaki itu pasti akan meminta di layani.

Sejenak gadis itu bergidik ngeri melihat foto Bastian yang terpampang di dinding kamar mereka.

"Bagaimana jika dia meminta aku melayaninya?" Bee sudah membayangkan hal-hal yang vulgar di kepalanya.

"Aku tak bisa bayangkan bagaimana buasnya dia di atas ranjang." Gadis itu menggeleng mencoba menepis pikiran jorok.

"Ck, apa yang kau pikirkan, Bee? Dia sudah berjanji tidak akan menyentuhmu," ucap Bee yang masih ingat surat perjanjian mereka.

"Tapi bagaimana kalau dia lupa dengan point-point perjanjian itu?" tanyanya lagi pada diri sendiri.

Gadis itu duduk lagi di sofa kamar mereka. Kadang berdiri dan kadang duduk lalu mencomot cemilan yang di buat oleh para pelayan.

"Aku jalan-jalan mengelilingi vila saja," ucapnya.

Bee keluar dari kamar. Dirinya merenggut kesal, kemanapun pergi selalu di ikuti oleh para pelayan. Dia dijaga seperti ratu saja, mungkin sang suami berpikir takut dia kabur. Padahal mau kabur di mana? Vila ini terletak jauh dari kota, kalaupun kabur dia harus menyusuri hutan-hutan belantara.

"Ada yang bisa kami bantu, Nona Muda?" tanya kepala pelayan.

"Suamiku pulang jam berapa?" tanya Bee sambil jalan-jalan dan di ikuti oleh beberapa pelayan wanita di belakangnya.

"Waktu petang, Nona," jawab sang pelayan.

Bee terhenti sejenak lalu meletakkan jari di ujung pelipisnya seolah sedang berpikir keras.

"Bagaimana kalau aku masak saja untuknya? Dia pasti lapar," ucapnya dengan senyum sumringah merasa idenya bagus.

"Bik, aku ingin memasak untuk suamiku," ucap Bee.

"Hem, Nona." Bik Liam menahan tangan Bee.

"Kenapa, Bik?" kening gadis itu mengerut heran.

"Sebaiknya jangan, Nona. Tadi Tuan sudah berpesan supaya Nona istirahat saja," ucap Bik Liam menyampaikan pesan Bastian.

Gadis itu terlihat bingung. Bukankah suaminya yang meminta dirinya seperti budak dan pelayan? Kenapa sekarang malah memintanya istirahat?

"Masa sih, Bik?" ujar Bee tak percaya. "Apa suamiku amnesia?" tanya gadis itu dengan wajah penasarannya.

Bik Liam dan pelayan lainnya terkekeh, jika saja Bastian mendengar tudingan istrinya itu pastilah dia akan mengamuk.

"Mungkin ini bentuk perhatian Tuan pada Anda, Nona," jawab Bik Liam asal.

Bee tersenyum kecut, jika saja memang seperti yang di katakan oleh Bik Liam mungkin dia akan menjadi wanita paling bahagia. Tetapi kenyataannya tidak seperti itu, bahkan pernikahan mereka terjadi atas balas dendam Bastian pada kedua orang tua Bee. Namun, gadis itu yang tak tahu apa-apa malah menjadi sasaran.

"Hem, baiklah. Kalau begitu aku mandi saja yang bersih. Lalu berdandan cantik untuk menyambut suamiku."

Bersambung....

Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Dewi 1234
bahagiya punya suwami bisa manjain istri
goodnovel comment avatar
FitrianiYuriKwon
Terima kasih, Mak .
goodnovel comment avatar
Wati Fasia
Lanjutkan kakak author
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Istri Kecil CEO Dingin   Menyuapi suami.

    "Selamat datang, Tuan Suami," sambut Bee berdiri dengan senyuman dan siap menyambut suaminya yang baru datang itu. Bastian turun dari mobil, sejenak dia melihat istrinya lalu melangkah masuk. "Eh Tuan, tunggu," panggil Bee setengah mengejar lelaki itu. Langkah Bastian terhenti. Pria itu menghela nafas panjang lalu menoleh kearah istri kecilnya. "Ada apa?" tanyanya ketus. "Suami pulang itu tangannya harus di cium." Bee mengambil punggung tangan Bastian dan mengecupnya. Seketika Bastian terdiam membeku ketika benda kenyal dan lembut itu menempel di punggung tangannya. Sentuhan singkat tersebut berhasil membuat tubuhnya panas dingin. "Ck, jangan pegang-pegang," ketus lelaki itu menarik tangannya. "Cih, dasar pelit," cibir Bee. Bastian menatap istri kecilnya dengan tatapan membunuh. Tetapi yang di tatap malah santai tanpa dosa. Sementara para pelayan sudah ketar-ketir termasuk Julio. Bee sangat berani pada suaminya, dia belum tahu saja seperti apa lelaki itu jika mengamuk. Basti

    Huling Na-update : 2023-08-05
  • Istri Kecil CEO Dingin   Terima kasih.

    Bee menatap dengan senyum amplop yang diberikan Julio tadi. Rasanya seperti bermimpi jika sang suami memberinya kesempatan untuk melanjutkan kuliah. "Tuan Suami, terima kasih." Tubuh Bastian seketika menegang ketika wanita itu memeluk dirinya. Jujur saja dia terkejut dan seperti kehilangan kesadaran. "Ck, jangan peluk-peluk." Bastian mendorong kening gadis itu menjauh. Bulan karena dia jijik tetapi tidak baik untuk kesehatan jantungnya. "Cih, dasar pelit," cibir Bee kesal. Lalu gadis itu senyam-senyum tdiak jelas saat mengingat ternyata suaminya baik juga. Walau dingin dan kejam tetapi sesungguhnya lelaki ini tak sejahat yang dia pikirkan. "Tuan Suami, sekali lagi terima kasih, ya. Kau sudah mengizinkan aku kuliah. Aku berjanji akan menjadi mahasiswa terbaik dan mendapatkan nilai tertinggi untuk menyenangkan hatimu," ucap Bee dengan senyuman sumringah dan bahagianya. Bastian tak merespon dia masih menyibukkan dirinya dengan berkas di atas mejanya. Tanpa Bes sadari lelaki yang be

    Huling Na-update : 2023-08-29
  • Istri Kecil CEO Dingin   Berangkat bersama.

    "Apa kau akan terus berdiam di situ?" sindir Bastian melirik istrinya yang masih bingung. "Eh iya, Tuan." Bee mengekor Bastian. Gadis itu berjalan dengan mulut komat-kamit seperti dukun baca mantra atau lebih tepatnya merapalkan doa. Perjalanan dari vila menuju kota cukup jauh artinya selama itu juga dia akan duduk di samping suaminya. "Hem, bagaimana kalau dia tiba-tiba dia mengamuk? Lalu menerkamku." Gadis itu bergidik ngeri. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana membayangkan sang suami yang kemasukan lalu menerkam dirinya. Keasyikan melamun hingga Bee tak sadar jika suaminya berhenti dan alhasil gadis itu menabrak dada bidang suaminya. "Aduh, ampun deh." Bee mengusap keningnya. "Itu dada apa batu sih, Tuan? Keras sekali." Dia menekan-nekan dada Bastian yang terasa keras. "Ck, jangan pegang-pegang," ketus Bastian menyingkirkan tangan istrinya. "Hehe, maaf, Tuan Suami. Sengaja." Dia cenggesan sambil mengerjabkan matanya berkali-kali. "Berjalan sejajar denganku!" perintah Bas

    Huling Na-update : 2023-08-30
  • Istri Kecil CEO Dingin   Mahasiswi baru

    Bee berjalan masuk ke dalam gerbang kampus. Gadis itu celingak-celinguk mencari wajah-wajah di antara ratusan mahasiswa baru tersebut. Siapa tahu ada yang dia kenal atau teman SMA-nya yang juga berkuliah di kampus yang sama. "Bee." Gadis itu menoleh ketika ada yang memanggil namanya. "Aaaaa, Tata, Chaca." Bee berhambur kearah dua gadis yang juga berjalan menghampirinya. "Bee, astaga. Ini benar-benar dirimu? Kami mencarimu kemana-mana?" ujar salah satunya sambil memeluk Bee dengan erat. "Ck, kau ingin membunuhku?" protes Bee melepaskan pelukan kedua sahabatnya. "Malah ingin melemparmu ke laut," sahut Tata ketus. Bee terkekeh. Dia merindukan kedua sahabatnya tersebut. Memang tidak ada yang tahu tentang pernikahannya. Setelah menerima amplop kelulusan dirinya hilang bak di telan bumi. Baru menampilkan wujudnya sekarang. "Bagaimana ceritanya kalian bisa ada di sini?" tanya Bee menatap kedua sahabatnya. "Ceritanya ya kita kuliah di sini," jawab Chaca memutar bola matanya malas me

    Huling Na-update : 2023-09-01
  • Istri Kecil CEO Dingin   Cinta lama.

    "Alena," gumam Bastian menghembuskan nafasnya kasar. "Iya, Tuan. Selama ini Nona Alena ternyata sudah kembali ke Indonesia," jelas Julio di bangku belakang kemudi. "Apa dia tahu jika adiknya bersamaku?" tanya Bastian dengan tangan yang mengepal erat. "Tidak, Tuan. Keluarga Nona Muda tidak ada yang tahu jika Nona bersama Anda," sahut Julio. Bastian tak menanggapi lagi. Lelaki itu kembali pada lamunannya. Semua rekaman ingatan di masa lalu seperti membawanya berkelana menjelajahi masa lalu. Rasa sakit, kecewa dan patah hati telah merubah dirinya menjadi pria dingin seratus delapan puluh derajat. "Apa Anda ingin bertemu dengan dia, Tuan?" tanya Julio melirik tuan-nya tersebut. Bastian memejamkan matanya. Tangan yang mengepal kuat pertanda bahwa dia sedang menahan emosi dan amarah. "Apa dia bisa di temui?" "Saya akan atur waktu, Tuan," jawab Julio. "Tetapi sepertinya ada sesuatu yang terjadi sebelum pertunangan Anda dengan Nona Alena," sambung Julio. "Sesuatu?" ulang Bastian. "M

    Huling Na-update : 2023-09-01
  • Istri Kecil CEO Dingin   Menunggu

    "Hufh, aku pulang pakai apa ya? Kenapa Tuan Suami tidak jemput aku?" Bee menghela nafas panjang. Gadis itu duduk di halte dekat kampus sambil menunggu suaminya. Dia bingung harus pulang pakai apa, sedangkan jarak vila dan kota cukup jauh. Bahkan dia tidak memiliki uang sepersen pun. Selama menikah dia tidak meminta uang pada suami kayaknya tersebut. "Apa Tuan Suami tidak akan menjemputku?" Matanya berkaca-kaca. Air mata meleleh di pipinya. Dia seka air mata bercampur cairan asin tersebut.Lama gadis itu duduk seperti orang bodoh di halte bis sambil menunggu kedatangan suaminya. Dia bingung kenapa suaminya belum datang dan menjemputnya.Dari arah pintu gerbang Galang keluar dengan wajah datar dan dingin. Ketika dia hendak masuk ke dalam mobil tak sengaja dia melihat gadis yang tidak lain adalah seniornya tersebut, tampak duduk dengan wajah bingungnya di halte seorang diri. Sementara Bee masih menangis segugukan seperti anak kecil. Cara dia menyeka air matanya juga seperti anak bel

    Huling Na-update : 2023-09-03
  • Istri Kecil CEO Dingin   Pertengkaran

    "Tuan." Bee melirik suaminya. Namun, Bastian tak menanggapi sama sekali. Pria tampan kesayangan sejuta umat tersebut masih diam tanpa ekspresi. Dia seperti patung hidup yang tak bisa bergerak sama sekali. Wajah tenang seperti menandakan bahwa hatinya telah mati dari semua rasa yang ada di dalam dadanya. "Tuan, kau kenapa? Kenapa diam saja? Harusnya aku yang marah, kenapa kau terlambat menjemputku? Kau tahu aku sangat takut tadi," ungkap Bee. Julio yang duduk di bangku belakang, melirik sekilas pasangan yang tengah bertengkar tersebut. "Diam, aku sedang tidak ingin bicara denganmu!" decak Bastian menatap gadis itu tajam. Bee memalingkan wajahnya ke arah jendela. Apa suaminya ini tahu betapa dia takut tadi? Apa suaminya ini mengerti, dia trauma karena pernah mengalami kejadian yang menakutkan di masa kecilnya? Namun, kalaupun lelaki itu tahu hal tersebut tidak akan mengubah apa-apa. Bastian akan tetap menganggap dirinya sebagai alat penebus hutang saja. Air mata bergulir dari kerl

    Huling Na-update : 2023-09-03
  • Istri Kecil CEO Dingin   Kehilangan.

    Bee menatap lelaki yang terlelap di sampingnya. Tangan lelaki itu melingkar di perutnya. Wajahnya sangat dekat dengan wajah Bee, sehingga deru nafas pria itu terdengar jelas dari telinga Bee. Air mata luruh membasahi pipi gadis yang baru saja sah menjadi wanita tersebut. Dia masih ingat pergulatannya tadi malam, ketika lelaki itu meminta paksa mahkota yang dia jaga dengan susah payah. Tidak ada yang salah, lelaki ini memang suaminya. Tetapi pernikahan mereka hanya di atas kertas dan setelah surat perjanjian itu sudah habis masa berlakunya. Maka mereka akan berpisah. "Kau jahat, Tuan," lirih gadis itu menangis dalam diam. Dia berusaha melepaskan diri dari pelukan sang suami tetapi tidak mampu menyingkirkan tangan lelaki yang ada di perutnya tersebut. "Bagaimana kalau aku hamil? Siapa yang akan bertanggungjawab?" Dia mengigit bibir bawahnya menahan tangis supaya tak terdengar dari telinga suaminya. Bee sejenak terdiam. Dia meringgis kesakitan ketika merasakan perih di bagian area se

    Huling Na-update : 2023-09-04

Pinakabagong kabanata

  • Istri Kecil CEO Dingin   Ekstra part

    Beberapa tahun kemudian....Bastian menatap kue ulang tahun yang bertulisan angka 26 di atasnya. Dia mengerutu kesal. Bagaimana tidak? Istrinya baru berusia 26 tahun. Sedangkan dia sudah berusia 42 tahun. Ahhh jauh sekali selisih usia mereka. Ingin rasanya Bastian mempermuda dirinya agar serasi dengan Bee. Bee semakin hari semakin cantik. Pesonanya membuat siapa saja yang melihatnya terkagum-kagum. Sedangkan Bastian semakin hari semakin tua, bagaimana dia tidak mengerutu kesal. Apalagi jika dibandingkan, mereka bagai kakak dan adik saja. Bukan pasangan suami istri."Dad, kenapa lama? Kapan kita beri Mommy surprise?" gerutu putra sulung Bee dan Bastian. "Tunggu sebentar, Son!" Bastian mengambil kaca. Dia menatap wajahnya di cermin."Masih tampan. Tidak berkeriput. Tapi kenapa serasa sangat tua dari istriku," protes Bastian dalam hati. "Son, coba lihat wajah Daddy. Apakah Daddy ini sangat tua?" tanya Bastian pada putranya yang baru berusia enam tahun itu."Daddy memang tua," sahut B

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 121. IKCD (Ending)

    Acara panjang itu cukup menguras waktu dan tenaga. Apalagi dengan tamu undangan yang mencapai ribuan orang. Tentu tamu dari Eric, Bastian, Bram dan Lucas bukanlah orang-orang biasa. Mereka penjabat serta pembisnis yang sudah lama mengenal keempat pengusaha ternama itu. Bastian menggendong tubuh istri kecilnya masuk ke dalam kamar. Sementara ketiga anak kembar mereka masih diurus oleh Dominic dan Milly yang ingin menghabiskan waktu bersama ketiga cucu kembarnya. "Hubby, apa aku berat?" Bee melingkarkan tangannya di leher sang suami. "Hem, tidak. Kau ringan!" sahut Bastian. Bee merebahkan kepalanya di dada bidang Bastian. Rasanya masih seperti mimpi bisa memeluk tubuh kekar suaminya itu. Setelah banyak kejadian yang mereka alami, kini keduanya bisa menikmati kebahagiaan yang telah lama hilang dari pandangan mata. Bastian meletakan tubuh kecil istrinya di atas ranjang. Jika dulu malam pertama mereka berbeda, maka malam ini akan dia membayar segala kesalahan yang ada di masa lalu.

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 120. IKCD

    Beberapa bulan kemudian. Keempat wanita cantik tengah menatap pantulan diri mereka di depan cermin. Mereka mengenakan gaun pengantin dengan warna dan model yang sama. Rambut mereka sengaja digerai indah dengan mahkota yang tertanam di atas kepala keempatnya. "Nak," panggil Santa. Santa menatap Bee dan Chaca dengan tatapan kagum. Kedua wanita muda yang masih bertahan mahasiswa ini adalah para menantu kesayangan yang membuat dirinya seperti memiliki anak perempuan. "Iya, Mom." Hari ini, Eric, Bastian, Lucas dan Bram akan melangsungkan pernikahan secara bersamaan. Eric dan Santa memutuskan untuk kembali bersama dan berusaha melupakan kejadian lampau yang pernah memisahkan mereka berdua. Eric dan Santa tak mau egois karena Bastian dan Bram meminta agar rujuk untuk mewujudkan impian keluarga bahagia. Sementara Bastian ingin membuat pesta pernikahan mewah agar semua dunia tahu bahwa Bee adalah istri kecilnya. Dia ingin menebus satu tahun yang lalu ketika menikahi Bee tanpa kehadiran k

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 119. IKCD

    Tata terdiam saat mendengar penjelasan dari Lucas. Pantas saja selama ini kakaknya itu selalu tak mau membahas Lucas. "Apa Kakak masih mencintai Kak Tania?" tanya Tata. Tata akan melepaskan Lucas jika memang lelaki ini masih mencintai kakaknya. Dia tak mau menjadi penghalang untuk kebahagiaan sang kakak. Sebab dia tahu jika selama ini Tania berusaha bangkit dari semua perasaan bersalah. "Sayang." Lucas mengenggam tangan Tata. "Perasaanku pada Tania sudah hilang sejak malam panas kita. Kau adalah wanita yang sekarang memiliki sepenuh hatiku. Ini bukan gombalan, tetapi ini perasaan yang aku rasakan," ucapnya tersenyum lebar seraya menyatukan tangan mereka. Tata menatap bola mata Lucas berusaha mencari kebohongan melalui mata lelaki itu, tetapi yang dia temukan adalah ketulusan. "Tapi Kak Tania masih cinta sama Kakak," ucap Tata tersenyum kecut. Lucas terkekeh pelan. Dia tahu jika Tania masih mencintainya. Namun, perasaannya pada wanita itu memang sudah tak ada lagi sejak kita berp

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 118. IKCD

    Santa memeluk Bee dengan rasa bahagia penuh. Akhirnya setelah menunggu sekian lama dia bisa lagi melihat senyum manis wajah menantu cantiknya ini. "Mommy takut sekali melihatmu, Nak," ucapnya mengusap bahu wanita itu. "Mom." Bee melepaskan pelukannya pada Santa. "Apa kabarmu?" tanyanya tersenyum lembut. Wanita ini sudah seperti anak kandungnya sendiri. Sementara Milly dan Dominic hanya bisa saling memeluk satu sama lain. Mereka ingin sekali berhambur ke arah Bee lalu mengatakan jika rindu wanita itu. Akan tetapi, Bee masih marah dan tak mau bicara pada mereka, lantaran masa lalu yang sulit dijelaskan. "Mommy baik, Nak," jawab Santa sembari mengecup kening Bee dengan haru. Lalu Bee melirik ke arah kedua orang tua kandungnya. Ada rasa marah dan kecewa di hati wanita cantik itu, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa ada rindu juga yang mengemban dalam dadanya. "Daddy, Mommy!" panggil Bee. Kedua orang itu terkejut ketika dipanggil oleh anak yang sudah lama mereka rindukan kehadirannya.

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 117. IKCD

    "Ini, Bas!" Lucas memberikan botol kecil pada Bastian. "Apa ini?" tanya Bastian bingung. "Obat penawar racun," jawab Lucas. "Cepat suntikan pada Bee!" suruhnya. Semua keluarga berkumpul di vila mewah Bastian kecuali Kenzo, sejak tadi lelaki itu tak jua muncul. Entah ke mana dia pergi? Dengan siapa dan sedang berbuat apa? Mata Bastian berkaca-kaca dia menatap kedua lelaki yang tenang tersenyum padanya. "Terima kasih, Lucas." Bastian memeluk sahabatnya. Sekian lama hidup dalam kemarahan dan kekecewaan, akhirnya dia bisa mengakhiri rasa marah dan dendam yang menghantam dadanya. "Sama-sama, Bas. Semoga kau dan Bee hidup bahagia selamanya. Jaga dia dengan baik," ucap Lucas melepaskan pelukan Lucas. "Pasti. Itu adalah tugas dan tanggungjawab ku," sahut Bastian. "Kak.""Bram." Bastian dan Bram saling memeluk erat. Kakak beradik yang pernah selisih paham karena sebuah kondisi dan keadaan, kini kembali saling memberi maaf. "Terima kasih, Bram," ucap Bastian. Tanpa malu pria itu menang

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 116. IKCD

    "Argh!" Julio tersungkur sambil memegang kakinya yang tertembak. Tata dan Chaca membuka matanya. Keduanya terkejut karena melihat Julik yang tersungkur dengan darah mengalir dari bagian kakinya. "Cepat tangkap dia!" perintah Kenzo. "Baik, Tuan," sahut ketiga anak buah suruhan Kenzo yang mengangkat Julio berdiri. "Hai, Julio!" Kenzo menyunggingkan senyum liciknya. Bukannya takut Julio malah membuang ludahnya yang bercampur darah ke atas lantai. "Sekarang Anda tahu siapa saya, Tuan?" Julio membalas dengan senyuman mengejek. "Tidak hanya tahu, tetapi mengenal siapa kau sebenarnya, Julio. Kau tahu, aku tidak akan membiarkanmu bernapas dengan baik setelah menyakiti adikku," ucap Kenzo. Lucas dan Bram berhambur ke arah Tata dan Chaca. "Sayang." Tata memeluk sang kekasih sambil menangis ketakutan. "Jangan takut, sekarang sudah aman," ucap Lucas menenangkan. "Swetty." Bram mengangkat tubuh kecil Chaca. "Kakak," renggek Chaca. Wajah gadis itu sampai pucat karena ketakutan. Dia piki

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 115. IKCD

    Tata dan Chaca saling berpelukkan karena ketakutan melihat tatapan mata Julio yang seolah ingin menelan mereka hidup-hidup. "Ta, aku takut," renggek Chaca menangis hebat. "Ck, kau pikir aku berani?" ketus Tata yang juga sebenarnya takut. Julio berjalan ke arah dua wanita itu sambil membawa belatuk di tangannya. Wajahnya tampak merah penuh amarah, tangan mengepal dengan rahang yang mengeras menandakan bahwa dia benar-benar sedang marah. "Kalian mencari masalah dengan saya, Nona!" tekan Julio mengarahkan belatuk itu ke arah Tata dan Chaca. "Kak Julio, ampun, maaf," mohon Chaca. "Kami hanya menyelamatkan Bee," sahutnya beralasan. Julio menarik sudut bibirnya merasa terkecoh dengan ucapan gadis di depannya ini. "Kalian adalah target selanjutnya. Saya akan membuat kalian seperti nona Bee, atau bahkan lebih dari nona Bee karena sudah berani bermain-main dengan saya!" Pria itu berjalan menghampiri Tata dan Chaca yang sudah ketakutan dengan wajah pucat mereka. "Kak Julio, ka-u tidak i

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 114. IKCD

    "Apakah mereka aman?" tanya Bram yang mulai tak tenang. "Kenapa mereka seperti panik?" Lucas menunjuk ke arah manson mewah itu. Dia juga panik dan takut terjadi sesuatu pada kekasih kecilnya. Kenzo memutar bola matanya malas. Kedua sahabatnya itu sudah dikasih tahu, masih saja tidak paham dan tenang. "Mungkin mereka sudah tertangkap!" sahut Kenzo asal. "Apa maksudmu?" tanya Bram dan Lucas bersamaan sambil menatap Kenzo tajam. Kenzo bergidik ngeri, niat hati bercanda kenapa malah membuat bulu berdiri? "Aku bercanda," sahut Kenzo memutar bola matanya malas. "Mereka sedang menjalankan misi." Bram kembali melihat ke arah mansion. Jika saja tadi tidak dicegah oleh Kenzo, sudah pasti pria itu akan keluar dari mobil dan berlari menemui kekasih kecilnya. "Hubungi anak buah agar segera menyusul ke sini!" perintah Kenzo. "Kau memerintahku?" Bram menatap tajam sahabatnya itu. "Bukan. Tapi menyuruh!" ketus Kenzo. "Cepat hubungi!" titahnya lagi. "Iya!" Bram mengotak-atik ponselnya dan m

DMCA.com Protection Status