Hardian membuang nafas kasar, permintaan kedua orang tua nya yang menginginkan anak tunggal nya itu segera menikah. dan memberikan mereka cucu, tentu saja membuat Hardian tidak bisa menolak dan harus menyanggupi permintaan mereka. mengingat dia sudah memiliki wanita pujaannya. tapi Milka telah menghancurkan harapan yang dibangun Hardian selama ini, termasuk kedua orang tuanya.
"Pikirkan umur mu sekarang nak, sudah 28 tahun sudah waktunya kamu memiliki istri. sampai kapan kamu akan seperti ini?" lupakan wanita yang tidak tahu diri itu, masih banyak wanita di luaran sana yang bisa kamu pilih" ucap Mama yang sering mengingatkan Hardian, dia tidak habis pikir dengan Hardian yang belum bisa move on sepenuhnya dari Milka. "Hardian belum ingin menikah. sudah berapa kali aku katakan wanita itu semua nya brengsek ma. yang hanya ingin ketenaran dan harta, kalau masalah anak atau penerus perusahaan kita, aku masih bisa mengadopsi anak-anak diluaran sana yang membutuhkan uluran tangan kita" elak Hardian seraya menyebutkan solusi terbaik menurut nya. "Tapi nak.., tidak semua wanita seperti itu. masih banyak wanita baik-baik, seandainya saja ada suara tangisan dan tawa seorang anak yang berlarian dirumah ini. tentu nya akan membuat kami senang di sisa hari tua kami ini nak, dan itu bukan anak hasil adopsi melainkan anak yang mengalir darah daging mu dalam tubuhnya " ucap Mama Merlin yang terlihat sedih, hampir setiap berkumpul dengan Hardian dan suaminya maka pertengkaran pasti terjadi. Ujung-ujungnya Hardian akan pergi dari rumah untuk beberapa hari kedepannya, dan akan pulang kembali jika mamanya mengeluh sakit atau pura-pura terbaring sakit. Hardian menyudahi sarapan, akhir nya mengalah dia tidak ingin terus berdebat dengan mamanya. Wanita yang telah melahirkan nya ke dunia ini. Hardian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi pergi kekantor. Sepanjang perjalanan dia tidak sedikit pun menghiraukan makian dan bunyi klakson mobil pengguna lainya yang hampir bertabrakan dengan mobilnya.Sampai dikantor tampang jutek Hardian membuat para karyawan tidak ada yang berani menegur. dia berjalan dengan langkah lebar menuju ruangannya, dan menghempaskan kasar duduk dikursi kebesarannya. Sambil mengusap kembali kepalanya. Menandakan jika Hardian sedang berfikir keras. Rey sang asisten pribadi sekaligus sahabat baiknya masuk Menuju ruangan tersebut. Begitu mengetahui jika suasana hati bos besarnya sangat memburuk hari ini. Dia berharap nos nya itu mau bercerita dan diapun siap untuk membantu dan memberikan solusi yang menurutnya paling tepat. "Maaf sebelumnya, jika saya lancang. seperti nya suasana hati bos kembali memburuk?" Ucap Rey hati-hati. "Mama kembali menuntut untuk aku segera menikah dan memberikan mereka cucu, meskipun aku sudah mengusulkan rencana untuk mengadopsi anak dari panti asuhan saja. karena keinginan mereka cuma kehadiran seorang cucu. tapi mereka menolak keras." terang Hardian."Jadi apa rencana kita selanjutnya Bos?" "Entah lah, aku bingung " ucap Hardian gusar "Bagaimana kalau Bos kencani saja salah satu model cantik, yang sedang terikat kontrak kerjasama dengan perusahaan kita, mereka juga tidak akan menolak Bos. Bahkan mereka dengan sukarela akan menyerah kan diri nya." Tutur Rey. "Diamlah jika tidak mempunyai ide yang berguna" bentak Hardian yang hampir melemparkan berkas kewajah Rey yang berusaha menyembunyikan senyum mengejek nya. "Bos begini saja kita cari dan bayar wanita untuk dijadikan istri sementara. yang bersedia mengandung dan melahirkan anak untuk mu" ucap Rey kembali. "Wanita bayaran, tidak...aku tidak ingin menyentuh wanita sembarangan. Tubuhku terlalu berharga untuk wanita semacam itu," tolak Hardian. "Kita akan mencari wanita baik-baik, kalau perlu wanita polos dan tidak berani macam-macam apalagi menuntut Bos kedepannya." Tawar Rey."Okey...,, Ide mu bagus juga," Hardian seperti mendapat angin segar."Carikan aku wanita baik dan masih gadis, aku tidak mau sembarangan karena dia akan mengandung anak ku nanti. terutama lakukan beberapa tes untuk mengetahui kesehatan atau penyakit yang dideritanya. aku tidak mau jika tertular dan wanita itu, dia juga harus dibawah standar level Milka dan pastikan semua ini tidak diketahui oleh media. "Okey boss laksanakan" ucap Rey mantap. Sampai dirumah Rey masih bingung memikirkan keinginan Bos Besar itu, dan kemana dia harus mencarikan wanita dalam waktu sesingkat ini. dalam kekalutan pikiran nya Rey kembali mengambil kunci mobil dan melajukan membelah jalanan ibukota yang begitu ramai. Menuju sebuah club malam langganan nya bersama teman-teman masa SMA nya dulu Ricky, Harun dan Jojo yang juga merupakan sahabat Hardian.Rahardian Syah ( 28) tahun Pewais tunggal Perusahaan dibawah naungan Expo Groups. seorang CEO muda tampan dan energik, dengan pesona yang begitu memikat para wanita. Namun pria yang akrab disapa Hardian itu tidak pernah mau disentuh oleh sembarang wanita, karena cinta dan hatinya terpaut pada satu wanita yang dipacari nya selama masih sekolah saat dia memakai seragam abu-abu yang bernama Milka. Setiap mengingat Milka emosi nya kembali memuncak, dan melemparkan ponsel nya kelantai begitu mendapat kan laporan jika orang-orang nya gagal menemukan keberadaan Milka, sang pujaan hatinya. "Prraakknngk...." Hardian membanting kasar ponselnya itu Kedinding Ruangan hingga layar ponsel mahal keluaran terbaru itu hancur dan berserakan di lantai. Bayangan Malam itu kembali berputar di memori Hardian. seperti biasa, Hardian dan Milka memadu kasih di Apartemen mewahnya. tapi kali ini Milka terlihat aneh dan lebih banyak diam. Meskipun Hardian sudah memberikan hadiah kalung berlian dengan harga yang sangat fantastis. Meskipun begitu Milka tetap memberikan kepuasan pada Hardian melewati malam panjang mereka yang penuh gairah.Saat melihat Hardian yang tertidur pulas, Milka bangkit sambil memungut pakaian yang berserakan dilantai, dan mengenal kembali dengan tergesa takut Hardian akan terbangun. Sebelum pergi mendarat kan ciuman hangat dibibir Hardian. Sambil melangkah meninggalkan apartemen dengan senyum penuh kemenangan karena Hardian telah memberikan nya sebuah kalung yang tak ternilai harganya. Paginya Hardian terbangun. tapi sudah tidak ada lagi Milka tidur disampingnya. Hardian melihat sekeliling dan mencari keberadaan Milka dikamar mandi dan dapur Apartemen "kosong" Milka tidak ada. Hardian kembali ke kamar melihat selembar kertas di atas nakas. "Hardian kekasiku sayang,"Maafkan Milka karena terpaksa meninggalkan mu demi mencapai mimpi Milka untuk menjadi model dunia, terimakasih juga atas semua kebaikan dan materi yang pernah kamu berikan. Termasuk kalung Berlian ini yang akan terus aku simpan dan menjaganya sebaik mungkin. Peluk cium dariku kekasihmu Milka."Hardian mengepalkan tangannya marah. Dan melemparkan kertas itu tepat mengenai wajah Milka pada foto mereka berdua yang terpajang ditengah-tengah ruang kamar."Dasar wanita breng*********""Berani nya dia menolak ku, lihat saja Milka akan aku pastikan kamu akan memohon cinta ku kembali. Dan saat itu aku akan membalikkan keadaan yang sesungguhnya. Agar kamu sadar pria seperti apa yang sedang kamu hadapi.!!! Asisten Rey yang mendapatkan tugas baru teringat seorang juragan Aryo. Tetangga satu kampung nya dulu. yang sedang mengalami kebangkrutan, dan mempunyai hutang-hutang yang membuat usahanya semakin terpuruk, bahkan Aryo terpaksa mengadu nasip dikota besar ini."Sebaiknya aku menemui beliau, siapa tahu dia mau memberikan Prisla Untuk menjadi istri bayaran Bos Hardian." gumam Rey. Tersenyum seakan mendapatkan ide yang cemerlang. Dan Rey sangat yakin jika Hardian tidak akan menolak pesona kecantikan alami Prisla yang lemah lembut namun terlihat kampungan, mengingat selama ini prisla ti
Pagi ini, Prisla berangkat menuju kota. mobil perlahan meninggalkan kampung halaman, serta kenangan dengan rumah sederhana itu. selama dalam perjalanan Prisla larut dalam kesedihan, seumur hidup baru kali ini dia berpisah dari ibu dan adiknya dalam waktu yang tidak ditentukan."Ibu, Anabel selamat tinggal, setelah punya banyak uang, aku akan pulang menjemput kalian." ucap Prisla lirih.Dulu gadis imut ini mempunyai cita-cita yang sangat mulia, membangun desanya yang miskin. menghapus yang namanya kawin kontrak yang sering dilakukan oleh gadis muda dikampung nya. lalu menyuruh mereka melanjutkan pendidikan, karena masih banyak diantara gadis desa yang masih diusia sekolah. tapi karena keadaan dan keterbatasan ekonomi terpaksa harus mengubur mimpi indah masa depan mereka, termasuk dirinya sendiri yang sudah terjebak dalam satu lingkungan yang selama ini sangat ingin dia hindari.Perjalanan jauh membuat Prisla tertidur cukup lama, hingga sebuah tangan lembut menguncang bahunya."Prisla, B
Hardian menggelengkan kepalanya, dia kesusahan untuk menarik ludahnya. melihat wanita pilihan asistennya. yang kami ini jauh dari kata baik. bahkan seandainya diberi nilai, angka empat setengah cocok untuk Prisla. Hardian mendekat, menatap Prisla dari ujung kepala hingga ujung kaki. tidak pada satupun yang menarik, bahkan dada gadis itu menurut Hardian belumlah berkembang sempurna. "Apa didunia ini tidak ada gadis yang lebih menarik lagi, sehingga kamu memilih bocah ingusan ini." bentak Hardian pada asisten Rey. "Tapi tuan muda, saat ini kita tidak mempunyai banyak waktu lagi. jika masih mencari-cari gadis yang sesuai dengan pilihan tuan." ucap Hardian ketakutan. "Baiklah, sekarang atur perjanjian kontrak pranikah nya. setelah itu minta dia orang pelayan untuk membantu membersihkannya dan memberikan pakaian yang layak." perintah Hardian yang tidak ingin menatap Prisla lebih lama lagi. baginya sosok Milka tidak akan pernah tergantikan oleh perempuan manapun di dunia ini. "Oya siapa
Terdengar suara pelan dan wajah menunduk. meremas kedua belah jemarinya, gadis itu tidak punya keberanian menatap Hardian. Dia benar-benar takut jika wajah dihadapannya ini tidak lebih baik dibandingkan monster."Coba ulangi... tinggi kan nada suara mu sedikit, jangan berbisik dan tatap wajah ku " suara Hardian semakin meninggi."Baiklah...,, Tuan muda," ucap nya dengan suara lantang, membuat Hardian terlonja. Sambil memegang dadanya kaget, entah datang dari mana keberanian Prisla yang mengeluarkan suara lantang. Prisla mengangkat kepalanya dengan ragu, dan melihat wajah Hardian perlahan."Masya Allah...,, benarkah pria tampan ini akan menjadi suami ku, tidak mungkin dia, ibarat film dia pasti pemeran utamanya." membulatkan mata dengan mulut sedikit terbuka. Prisla begitu terpesona dengan ketampanan Hardian."Kenapa... kamu kesambet ya, apa kamu belum pernah melihat pria tampan sebelumnya...tapi aku baru ingat kamu kan dari kampung. mana ada pria setampan aku disana, kenapa kamu masih
Mata Prisla tertuju pada sosok pria tinggi bertubuh tegap berjalan menuju kearahnya. Stelan jas biru tua menambah pesona elegan, dilengkapi dengan dada yang bidang. sepasang kaki lurus sempurna yang mengarah kearah Prisla, yang semakin lama semakin mendekat. sudut tatapan pria itu memiliki aura yang begitu kuat."Sangat tampan, dan penuh kharisma, sangat cocok dipasang kan dengan gadis ini." terdengar ucapan salah seorang tamu yang berdiri tidak jauh dari mereka.Hardian terpana melihat kecantikan dan pesona alami Prisla. mata nya seakan tidak bisa berbohong, mengakui kecantikan dan keindahan lekuk tubuh Prisla yang terbalut kebaya mewah itu."Bagaimana bos, pilihan ku tidak pernah salahkan," ucap Rey bangga, dan menyikut Hardian yang masih terpana."Biasa saja..,, Bi Ijah juga akan terlihat cantik jika didandani dan dibalut dengan pakaian mewah" jawab Hardian asal sambil berusaha menyembunyikan kekaguman nya.Prisla meminta restu menyalami paman dan kedua orang tua Hardian, Mama Merli
Setelah kedua pelayan itu pergi, Prisla menutup pintu kamar. Dan berjalan Menuju kamar mandi yang terlihat lebih bagus."Badan ku rasanya lengket sekali, lebih baik aku mandi saja" Prisla mengambil salah satu baju tidur dan membawanya kekamar mandi."Sebaiknya aku berendam" Prisla membuka pakaian, mengatur suhu airnya kemaren diapartemen bibi Ijah sudah mengajarinya. cukup lama dia berendam sambil memijat kepala nya."Ini benar-benar mengasikkan" Gumam Prisla mencoba beberapa jenis pembersih kulit dan shampo."Aaahhk, kenapa dengan tangan ku, kok mengkerut? apa tandanya aku mau berubah menjadi Putri Duyung ? karena kelemahan berendam.?"Berbagai pertanyaan bermunculan di benak Prisla. dia teringat sinetron Mrmait In Love yang pernah ditontonnya waktu dikampung dulu. dia menyudahi acara mandinya dengan cepat.Setelah mengering kan badan dan berpakaian kembali, Prisla merebahkan badannya di kasur empuk itu."Wah begini ya kalau jadi orang kaya" tidak perlu menunggu lama dia sudah terti
Hardian merasa terenyuh hatinya, tapi dia tidak mau menunjukkan sikap nya itu pada Prisla. Dia tidak menyangka seorang Paman tega memperlakukan dan memanfaatkan gadis remaja yang polos untuk mendapatkan keuntungan sendiri. "Entahlah, tapi hanya paman Aryo yang pernah membantu adikku dan ibu, selama ini." Ucap Prisla dengan suara bergetar. "Apa keinginan terbesarmu, aku bersedia membantu mu sebisaku," Hardian menatap wajah Prisla serius."Keinginan pertama ku merebut kembali surat-surat rumah kecil peninggalan ayah dari tangan rentenir, yang sempat digadaikan oleh ibu untuk biaya pengobatan dan aku bermimpi ingin memiliki berbagai keahlian, sehingga nantinya aku Bisa membuka usaha sendiri kedepannya, dan membangun desa ku suatu saat, agar tidak ada lagi perkawinan kontrak diusia dini, karena keterbatasan biaya dan kemiskinan" ucapan Prisla seolah-olah menyindir dirinya sendiri, Hardian tertawa lepas dengan penuturan Prisla tersebut, ditambah dengan raut wajah Prisla yang tiba-tiba
Mama memalingkan muka mengabaikan, sementara papa mendekati Prisla mengelus pelan rambut bergelombang itu."Hati hati ya nak..., nanti kalau anak nakal ini bikin ulah lapor papa "Prisla tersenyum menanggapi Papa Mertuanya itu, dan melangkah mengikuti Hardian menuju mobil."Tuan kita mau kemana ?""Sudah kamu duduk yang manis saja..,, nanti bakalan tau juga "Selama dalam perjalanan, Prisla tak henti-hentinya berceloteh tentang kekagumannya melihat pemandangan Kota, karena selama ini dia hanya hidup di kampung, gedung bertingkat menjulang. dan padat nya kendaraan yang saling berpacu membelah jalanan ibukota.Hardian hanya diam menanggapi semua itu. mobil pun berhenti di suatu tempat."Ayo masuk " ucap Hardian melangkah mendahului Prisla.Prisla pun turun mengikuti langkah Hardian, memasuki pusat pelatihan berbagai macam keahlian. Mereka memasuki Salah satu ruangan."Prisla isilah formulir ini dengan benar" menyerahkan sebuah selembar kertas, yang berisi formulir pendaftaran les mendesa
Revano menatap kagum, pada pantulan wajah dan tubuhnya di cermin besar yang terdapat ditengah-tengah ruangan besar itu. pakaian yang dirancang Naura benar-benar pas dan melekat sempurna ditubuh Revano. termasuk mami, papi,opa dan kedua adiknya."Penampilan anak mami sangat tampan dan gagah," puji Prisla seraya memperbaiki posisi dasi Revano yang agak miring."Makasih pujiannya mi." ucap Revano."Tentu dong sayang, selain acara ulang tahun perusahaan kita. nanti Revano juga akan diperkenalkan sebagai seorang CEO baru, pada seluruh kolega bisnis dan investor perusahaan." Hardian ikut menimpali percakapan ibu dan anak itu."Tu kan, mami cuma muji penampilan kak Revano doang, padahal dunia telah mengakui jika aku lah anak mami yang paling gagah, bahkan mengalahkan papi dan kak Revano." Adiknya tidak mau kalah, dia sekuat tenaga menggeser tubuh Revano dari cermin besar."Udah ga
Dengan perasaan deg-degan Naura mengukur bidang tubuh Revano, posisi mereka begitu dekat. Revano perlahan memejamkan matanya. menikmati aroma wangi tubuh Naura. dan helaan nafasnya yang terasa begitu lembut dan wangi menthol.Saat posisi tubuh mereka berhadapan, tangan Revano terangkat pelan namun pasti. Revano dengan lembut menelusuri pipi mulus Naura dengan jemarinya. terus mengelus-elus rambut panjang lurusnya.Naura merasa terhipnotis, tidak ada penolakan sama sekali. dia membiarkan sentuhan hangat tangan Revano. seakan-akan dia sedang bermimpi indah. bertemu kembali dengan cinta pertamanya.Revano mendekatkan wajahnya, semakin dekat hingga tidak ada jarak lagi yang mengikis diantara mereka berdua. Maura memejamkan matanya pelan. saat tubuh Revano makin merapat ke tubuhnya. dunia seakan terhenti ketika Naura merasakan lembutnya kecupan hangat bibir Revano dikening, kedua kelopak matanya hingga terus kedua pipinya.
Revano tersenyum puas, sebelah tangannya masih mengusap-usap layar ponselnya. dimana terpampang foto cantik Naura yang mengunakan pakaian kerja.Wajah Naura terlihat anggun, dan sudah terlihat sedikit dewasa. mengingat sekarang dia sudah menamatkan kuliah. juga mulai ikut merintis salah satu usahanya sendiri.Maura memang sangat mandiri, bahkan diusianya yang masih relatif muda. Dia telah mampu bangkit dan mengembangkan usaha. yang bergerak di bidang butik. yang merupakan salah satu bakat dan hobi nya selama ini.Naura memang sengaja, mengambil jurusan di bidang desainer. agar nanti kedepannya dia bisa mengembangkan usaha sendiri. tidak butuh waktu lama bagi Naura. sekarang nama butik dan rancangan nya sudah terkenal. bahkan seberapa artis ibukota sengaja memesan dan mengunakan rancangan pakaian Naura. diberbagai momen tertentu mereka."Naura aku sangat merindukanmu, meskipun hubungan kita yang
Satu bulan berlalu, kini mereka semua telah terpisah. melanjutkan kehidupan dan pendidikan masing-masing ditempat yang berbeda-beda.Sekarang Naura sudah bisa bernafas dengan lega, karena nilai-nilai melonjak menunjukkan peningkatan, semua ini tidak terlepas dari dukungan Revano dulunya.Meskipun Revano sudah pergi jauh meninggalkan nya. Namun Naura selalu berharap mereka akan dipertemukan kembali.Sementara Azka dan Arga, mereka memilih kuliah di kampus yang sama dengan wanita pujaan mereka Agnes dan Caca.Seiring berjalannya waktu, tanpa terasa Naura sudah menamatkan pendidikannya, bahkan sekarang dia sudah kuliah disebuah universitas ternama. tanpa pernah bertemu dan mendengar kabar tentang Revano lagi.Begitu juga dengan para teman-temannya yang lain, mereka semua seperti sudah putus contak. serta sibuk dengan kehidupan masing-masing.Naura me
Selepas ujian akhir, Revano menyiapkan hatinya untuk berpisah dengan Naura. Dia menghembuskan nafas dalam-dalam, mencoba memberi ketegaran dan kekuatan pada hatinya sendiri. berat' bagi Revano meninggalkan asrama terutama dengan Naura, namun dia tidak bisa berbuat banyak mengingat dia harus melanjutkan pendidikan nya keuangan lebih tinggi dan lebih baik.Lamunan Revano buyar ketika getaran ponsel, yang disimpan di kantung celananya. segera Revano mengangkat panggilan dari maminya tersebut, sambil berjalan masuk kedalam kamar."Assalamualaikum mi....!" ucap Revano dengan nada suara kurang semangat."Waalaikumsalam sayang ...., aduuuuuh anak ganteng mami kok lesu gitu, ayo semangat sayang. karena besok pagi sopir jemputan yang dikirim papi bakal kesana untuk menjemput mu nak" ujar Prisla."Iya mi""Apa kamu sudah berkemas sayang ?""Belum mi,
Seperti biasanya, Pihak sekolah mengadakan berbagai pertandingan tiap tahunnya, berdasarkan bakat dan minat para siswa dan siswi sekolah mereka. untuk tahun ini pihak sekolah pun memberikan kebebasan untuk memilih diantara nya.- Pemilihan Miss tercantik disekolah itu, semua siswa cewek bebas untuk mengikuti nya, tapi tetap harus mengikuti tes dan serangkaian seleksi- Lomba Tim Bola Basket- Lomba menyalurkan bakat akting, seperti mengikuti Drama dan pertunjukan disekolah.- Lomba menari BalletSemua menyambut antusias acara itu, termasuk tiga cewek cantik Agnes, Caca dan jeni. memilih mengikuti menjadi Miss. sementara Naura lebih menyukai bakat akting. sedangkan gea Memilih untuk menari Ballet yang merupakan kesenangannya.Revano yang mengetahui jika Naura mengikuti pentas drama, membatalkan niatnya untuk mengikuti lomba Bola Basket. karena sebentar l
Setelah melihat sekawanan monyet itu telah pergi menjauh, Revano menyalakan motor nya."Ayo Naura kita tinggal kan tempat ini"Maura naik keatas motor lalu Revano melesat dengan kecepatan tinggi, jalanan yang sepi membuat Revano bebas melajukan motornya."Kak Revano masih ingat jalan pertama yang kita masuki tadi" Naura sudah merasa sedikit cemas."Aku tidak ingat Naura, tapi kita harus tetap melakukan motor ini hingga bertemu penduduk sekitar untuk bertanya jalan menuju villa" ujar Revano yang sudah ikutan-ikutan cemas.Sudah capek berputar-putar dengan motor itu, namun mereka tidak menemukan Seorang pun yang melintasi jalan itu, maupun Rumah penduduk. Revano mulai putus asa sedangkan bahan bakar motor mereka sudah hampir habis."Kak Revano aku takut, sementara signal disini juga tidak bagus" Naura mengangkat ponselnya tinggi berharap mendapatkan signal yang
"Naura kamu pegangan ya.. soalnya jalanan ini terlalu licin. dan tidak rata, aku takut kamu ntar jatuh" ucap Revano sambil tersenyum."I...iya kak" dengan ragu-ragu akirnya tangan Naura melingkar di pinggang Revano.Sepanjang perjalanan itu Revano dan Naura tidak henti-hentinya bercerita dan bercanda, sesekali Naura mencubit pinggang Revano. tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka berdua.Mereka saling tebak tebakan, atau bercerita tentang hobi dan Film kesukaan mereka masing-masing. sesekali Naura tertawa lepas. Revano puas menikmati wajah cantik Naura dari kaca spion motor itu.Terkadang tangan Revano mulai nakal mengelus lutut Naura atau sesekali merem mendadak motor nya, untuk menikmati moment indah kebersamaan mereka.Motor Revano berhenti di sebuah warung, mere membeli makanan khas daerah itu, dan minuman segar. setelah itu Revano kembali melanjutkan perjalanan memasuk
Hari ketiga mereka di villa ini, membuat kedekatan Revano dan Naura sudah menunjukkan kemajuan yang sangat baik. selain sudah bertukar No ponsel masing-masing. Revano dan Naura jika hendak menutup jendela kamar masing-masing mereka akan saling lempar pesawat yang terbuat dari kertas."Yauupps...." Naura menangkap layangan kertas itu dan membacanya"Selamat malam kak Revano, met bobo.... moga mimpi indah" isi pesan yang tertulis di layangan kertas ituBegitu pun Naura membaca isi pesan dari layangan Revano."Met malam Cantik....,, besok kita jalan-jalan ke sekeliling area puncak ini yuk"Naura tersenyum membacanya, dan kembali membalas kemudian melemparkan kembali ke jendela kamar Revano."Okey... aku setuju banget, tidak sabar menikmati udara puncak yang segar dan bersih itu, tapi emang kita berdua sanggup, karena area ini terlalu luas, dan masih&