Di atas pasir yang masih hangat, dua insan itu saling berebut oksigen. Alexandra yang awalnya malu-malu akhirnya menikmati dan memberi balasan yang membuat mereka bak lupa diri jika sedang berada di tempat yang siapa saja bisa melihatnya.“Mulutmu berkata tidak, tapi tubuhmu tak bisa menolak!” ujar Christian setelah melepas pagutan bibirnya.Alexandra langsung menepuk dada bidang suaminya karena kesal.Yang dikatakan Christian memang benar, dia malu jika dilihat banyak orang, tapi tubuhnya tak kuasa untuk menolak.Alexandra mengomeli dirinya sendiri dalam hati, sekali lagi dia telah masuk ke dalam pesona seorang Christian Hoover.Alexandra bangkit dan duduk di samping sang suami. Matahari telah benar-benar tenggelam sekarang dan sinar bulan mulai menggatikan. Malam itu bulan terlihat begitu indah dengan cahaya keemasan.“Lihatlah, rembulan itu begitu indah,” ujar Christian seraya menatap bulan yang jauh di atas sana.Alexandra mengikuti arah pandangan suaminya, setuju dengan ucapan s
“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Christian pada Alexandra.Keduanya telah berada di meja makan untuk menikmati sarapan yang terlambat.Alexandra berdecak kesal, pertanyaan itu seakan menjadi sebuah ejekan untuknya.Bagaimana tidak, berjam-jam mereka hanyut dalam malam panas bergairah di kamar villa dengan suasana yang berbeda. Pria itu seperti tak mempunyai lelah, lagi dan lagi.Bibir Christian mengulas senyum tipis melihat tingkah istrinya yang begitu berbanding terbalik.Seakan lupa betapa wanita itu menikmati pergumulan semalam, tapi saat ini Alexandra justru berwajah kesal karena satu pertanyaan.Setelah sarapan Christian dan Alexandra kembali ke kota.Dalam perjalanan mereka melewati lokasi kejadian di mana Monica dan ayahnya mengalami kecelakaan.Alexandra menutup mulutnya dan menggeleng, dari sisa-sisa kejadian itu dia bisa membayangkan bagaimana hebatnya kecelakaan yang terjadi hingga menimbulkan korban jiwa.Ada nyeri di dada Alexandra saat mengingat ada Monica di sana.Christi
“Alexandra!”Suara itu tak asing untuk Alexandra maupun Fiona. Keduanya melihat ke sumber suara, ada seorang pria berdiri dengan senyum yang menawan, di dekatnya ada dua pria lain yang berkasak-kusuk meminta Fandy untuk memperkenalkan Alexandra padanya.Alexandra sudah terlihat memesona sekarang semakin terlihat bersinar berkat campur tangan Christian. Hampir setiap minggu Alexandra melakukan perawatan eksklusif di sebuah salon terbaik di kota itu.Fandy tak memenuhi permintaan teman-temannya, dia malah menyuruh mereka untuk menunggu sementara dirinya menyapa Alexandra dan Fiona.Akan menjadi masalah besar jika Fandy menuruti kemauan kedua temannya mengingat Christian yang sangat protektif dan posesif. Lihat saja, di mana ada Alexandra pasti ada Anna menempel padanya, dan Fandy yakin masih ada banyak lagi di luaran sana para penjaga istri Christian Hoover yang tidak terlihat jelas.“Kak Fandy!” seru Fiona, wajah wanita itu tampak berbinar.“Hai, Fiona!”“Kenapa Kakak hanya menyapa Al
Hanya dalam hitungan menit Christian sudah tahu siapa dalang dari penculikan istrinya.Dia bahkan sudah menyusun rencana untuk sebuah pembalasan telah mengusik ketenangannya.Dering ponsel pintar Christian terdengar memenuhi setiap sudut ruangan. Selain menatap penuh amarah ke layar ponsel tersebut Christian juga menyeringai. Bagaimana tidak orang yang sedang menghubunginya adalah pelaku dari penculikan Alexandra.“Dasar bodoh!” umpat Christian sebelum mengangkat panggilan tersebut.Eric yang sejak tadi mendampingi Christian ikut mengumpat dalam hati.“Halo, Christian!”“Brengsek!” Balas Christian. Suara Christian terdengar begitu penuh amarah. Dari seberang sana terdengar suara tawa yang begitu renyah.“Bagaimana kejutan dariku? Apa kamu menyukainya?”“Jangan bermain-main denganku, Leo. Kamu tak akan menang dariku. Kita lihat setelah ini, apa kamu masih bisa tertawa?” ucapan Christian begitu dingin.Ya, benar. Pelaku penculikan Alexandra adalah Leo, sepupu Christian.“Sombong seka
Di sudut kota, di rumah mewah nan megah seorang ibu sedang melampiaskan kekecewaan dan kekesalan pada anak yang dia bangga-banggakan.Plaakkk!Sebuah tamparan mendarat di pipi pria berusia hampir kepala tiga itu, tanpa dia tahu duduk perkara yang membuat sang ibu begitu murka padanya.“Apa-apaan ini, Bu? Apa yang terjadi? Kenapa menamparku?” tanya Leo yang belum mengerti arah kemarahan sang ibu, tapi dia mulai bisa mengira-ngira kenapa ibunya bisa begitu marah.‘Apa karena penculikan Alexandra?’ Leo menerka dalam hati.“Apa? Kamu masih bertanya?”“Ibu, sudah. Kita bicarakan baik-baik pada Leo, jaga emosimu,” Oscar–suami Lynda mencoba menenangkan sang istri.Dengan diselimuti amarah Lynda meminta suaminya untuk tidak ikut campur urusan itu.Bagi wanita itu saat ini adalah waktu yang sangat genting untuk mempertahankan nama baik, tapi Leo justru membuat ulah.Lynda sedang memperjuangkan Leo agar menjadi ahli waris utama keluarga Hoover, tapi anak tak tahu diri itu justru membuat masalah
Di kediaman utama keluarga Hoover seluruh anggota utama keluarga berkumpul tanpa terkecuali Christian Hoover.Pemeran utama yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Keluarga Lynda tidak menyangka jika seluruh keluarga akan berkumpul di sana kecuali anak-anak di bawah umur.Semua mata tertuju pada Leo yang berjalan beriringan dengan Lynda. Beberapa dari mereka saling berbisik menggunjing keluarga itu.Semua pandangan baik tentang kesempurnaan keluarga itu akhirnya runtuh dalam sekejap saja.Leo mengedarkan pandangan, dia hanya melihat Christian di sana tanpa Alexandra.“Kalian tahu kenapa aku menyuruh kalian datang ke sini malam-malam seperti ini?”Pertanyaan James Hoover membuat pandangan Leo kembali fokus pada kakek tua yang duduk di kursi singgasananya.Lynda tampak cemas dan tak bisa berkata-kata, di sampingnya sang suami menggenggam erat tangannya memberi kekuatan dan keberanian.“I-iya, Ayah,” jawab Lynda.“Akan aku coret nama anakmu dari daftar ahli waris keluarga ini!” kata J
Jantung keduanya seperti tabuhan genderang yang memenuhi seluruh ruangan dengan cahaya yang temaram itu.“Iya, Mas Tian Sayang, aku sangat-sangat merindukanmu. Kenapa kamu tak pulang-pulang?” balas Alexandra.“Maafkan aku, Sayang. Banyak urusan yang harus aku kerjakan. Aku sampai tak sempat mengecek keadaanmu. Apa kamu baik-baik saja?” “Huummm. Aku baik-baik saja, Sayang.”“Apa yang kamu rasakan saat ini?” tanya Christian.“Aku hanya merasakan rindu padamu.”“Sejak kapan kamu pintar membual?” balas Christian.“Aku tidak membual, ini jujur dari dalam lubuk hatiku.”Christian terasa lebar, entah mengapa hati berbunga-bunga mendapat pernyataan seperti itu.‘Apa kamu sudah gila, Christian? Dia ini hanya istri jaminan yang kamu jadikan alat untuk mendapatkan warisan, sadarlah!’ monolog Christian berperang dengan batinnya.“Kamu tau, Tian Sayang?”“Tidak!” jawab Christian memotong ucapan Alexandra.Sontak saja dia mendapatkan cubitan kecil di pinggang karena Alexandra yang kesal.“Aku belum
Alexandra dan Christian mulai larut dalam buaian surga dunia tapi bel apartemen itu kembali berbunyi. Awalnya pria itu abai, tapi makin lama semakin berisik, membuat Christian berdecak kesal.“Sepertinya itu bukan David, Sayang,” ujar Alexandra dengan nafas yang tersengal-sengal setelah Christian melepaskan pagutan bibirnya.“Menyebalkan sekali, mengganggu saja!”Alexandra tersenyum lalu mengecup pipi pria itu. Wanita itu hendak mengatakan jika dia akan melihatnya, tapi Christian sudah lebih dulu beranjak.“Biar aku saja yang melihatnya, kalau perlu akan ku bunuh dia!” ucap Christian dengan kesal.Alexandra justru terkekeh melihat tingkah suaminya. Wajar saja Christian semarah itu, pasti dia susah mengendalikan hasrat yang mulai naik.Sementara suaminya membukakan pintu, Alexandra menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan menggosok gigi.Christian menuju pintu dengan kesal, dalam hatinya terus memberi sumpah serapah pada orang yang mengganggunya sejak tadi. “Cari mati!” gumam