Sembari Wang Qifeng masih menggali wawasan di kepalanya, mendadak saja muncul gerombolan serigala roh mengepung mereka.“Wah! Wah! Rupanya langit begitu baik memberikan lawan saat kami membutuhkan!” Zhang Yulan menyeringai menatap kawanan serigala roh di depannya.Dia pernah melawan serigala jenis tersebut sebelumnya. Mungkin ini kawanan yang sama yang dia musnahkan kala itu. Hanya saja, kawanan yang ini lebih tinggi levelnya.“Apakah mereka Serigala Duri, Kak?” Gu Hanli melirik Zhang Yulan di sampingnya.“Benar, mereka memang Serigala Duri dan senjata mereka ada pada duri berwarna di tengkuk. Hati-hati, Hanli, duri mereka bisa ditembakkan ke kita! Gigitannya juga beracun.” Memang tepat seperti yang diuraikan Zhang Yulan mengenai karakteristik hewan roh yang sedang mengepung mereka.Gu Hanli menyahut, “Baik, Kak!”Wang Qifeng bergabung mendekat ke Zhang Yulan. “Mereka sudah berada di level 4, Yulan.”“Qifeng, lebih baik kau berikan mereka ke aku dan Hanli saja. Kau tak perlu repot-rep
“Katakan, kenapa kau harus membunuh serigala-serigala itu pada akhirnya?” tanya Zhang Yulan setelah mereka semua kembali ke pondok dan dia bisa berbincang berdua dengan Wang Qifeng.“Aku? Aku yang membunuh mereka?” Wang Qifeng menunjukkan raut bingung. “Aku tidak ingat telah melakukan itu.” Dia berusaha menyangkal. Bahkan matanya tidak berkedip ketika berbohong.Memang benar yang dituduhkan Zhang Yulan sebelumnya, bahwa Wang Qifeng telah membantai beberapa serigala terakhir.Sebenarnya, Zhang Yulan merasa kesal. Tapi, jika mengingat bahwa di saat krusial itu, dia nyaris terkena terjangan duri milik pemimpin serigala. Wang Qifeng sudah menyelamatkannya di detik-detik terakhir.Seharusnya Zhang Yulan berterima kasih pada pria Wang. Tapi, pria itu malah tidak mau mengakuinya.“Hmph! Karena kau tidak mau mengakuinya, maka aku urung berterima kasih padamu.” Wajah dinginnya dipalingkan ke samping, menghindari tatapan pria Wang.“Oh? Aku tidak memerlukan ucapan terima kasihmu. Alih-alih bert
“Kakak! Bolehkah aku ikut berlatih bersamamu?” tanya Gu Hanli sembari terbang dari arah Wang Qifeng melirik tadi. Rupanya pria Wang menyadari kehadirannya meski masih jauh.Zhang Yulan berhenti dan mengangguk. “Ayo!” Kemudian, dia menoleh ke Wang Qifeng, berkata, “Coba serang kami berdua dengan kerikil seperti tadi yang kau lakukan padaku!”“Tidak masalah, apapun permintaan calon istriku!” goda Wang Qifeng.Wajah cemberut Zhang Yulan segera muncul, namun hal itu menjadi hiburan tersendiri bagi Wang Qifeng.Maka, Zhang Yulan menjadi lawan latih tanding bagi Gu Hanli. Mereka bertarung menggunakan pedang masing-masing. Sesekali akan ada kerikil melesat ke arah kedua orang itu dari Wang Qifeng.Namun, sepertinya ini menjadi sebuah kesempatan bagi Wang Qifeng untuk menyalurkan kekesalannya terhadap Gu Hanli. Dia lebih kerap menembakkan kerikil pada pemuda Gu.Oleh sebab itu, sudah bisa ditebak seberapa repot Gu Hanli. Dia harus waspada pada pedang ganas Zhang Yulan sekaligus kerikil ganas
Kesadaran Zhang Yulan dan Gu Hanli rupanya tidak setajam dan sedalam Wang Qifeng, sehingga mereka tidak merasakan adanya aura kehadiran hewan roh level tinggi.Itu wajar saja, karena hewan itu berjarak puluhan kilometer jauhnya, dan dia mengendus adanya hawa manusia sehingga dia bergegas lari cepat ke tempat Zhang Yulan dan yang lainnya.Sayang sekali, macan kumbang roh itu terlambat.Tak hanya itu, Wang Qifeng secara diam-diam juga menghapus jejak aura mereka bertiga sehingga hewan roh kesulitan mengendus keberadaan mereka.Setibanya di pondok, Zhang Yulan memasak daging hewan roh yang masih ada sementara Wang Qifeng mengeluarkan araknya. Pria itu secara santai mengeluarkannya dari cincin spasial dia tanpa khawatir dilihat Gu Hanli.Ingin merebut cincin itu darinya? Wang Qifeng tak yakin Gu Hanli memiliki kemampuan itu.Pada malam harinya, mereka bertiga makan dan minum dengan penuh kelegaan dan kegembiraan. Walaupun yang banyak tertawa riang adalah Wang Qifeng—karena Zhang Yulan tet
Wang Qifeng dan Zhang Yulan bersama-sama menahan napas tanpa kesepakatan hanya karena mereka ingin mendengar jawaban dari Gu Hanli.Meskipun Zhang Yulan terlihat tidak peduli dengan asal-usul dan latar belakang pemuda Gu, namun dia sebenarnya penasaran alasan kedatangan Gu Hanli di hutan Qian Diyu.Gu Hanli menatap Wang Qifeng dan Zhang Yulan bergantian dengan mata mabuknya, dia meringis bodoh sebentar, lalu kepalanya jatuh ke meja, sedikit menimbulkan suara berdebum. Setelahnya, terdengar suara mendengkur darinya.“Haahh!” Suara kecewa keluar dari mulut Wang Qifeng. “Bisa-bisanya dia berhenti dan tidur ketika harusnya menjawab pertanyaan! Hei, Bocah! Bocah Gu!” Wang Qifeng mengguncang beberapa kali tubuh pemuda mabuk di dekatnya.“Hentikan, Qifeng! Tidak ada gunanya memaksa begitu ke dia. Bawa saja dia ke kamarmu!” Kemudian, Zhang Yulan bangkit berdiri dan melangkah ke kamarnya sendiri lalu menutup pintu.Sebagai kultivator dengan ranah setinggi dia, maka Zhang Yulan memiliki kendali
Zhang Yulan baru saja hendak melepaskan diri dari lengan yang membelit pinggangnya setelah tersadar, dan dia berencana untuk menghadapi ular roh tersebut.Memang, Ular Penyembur Asam di depannya tidak berukuran besar ataupun raksasa, namun yang harus diwaspadai bukanlah ukuran tubuhnya melainkan cairan asam korosif yang keluar dari mulutnya.Sayang sekali, baru saja Zhang Yulan menaikkan pedangnya, mendadak saja ular itu sudah diterjang batang bambu kecil di tangan Wang Qifeng, tepat di area paling rentan ular tersebut.Bunyi gedebuk terdengar pelan saat ular itu mati.Zhang Yulan membelalakkan matanya melihat apa yang terjadi di depan mata. “Qifeng! Kenapa kau ….” Dia sampai kehilangan kata-kata karena saking kesalnya.“Ha ha ha! Maafkan aku, Yulan!” Wang Qifeng tertawa santai sambil membiarkan Zhang Yulan menjauh darinya. “Aku hanya bersikap refleks ingin melindungi calon istriku saja.”Zhang Yulan tak akan tahu bahwa sebenarnya ular roh tadi sangat berbahaya dan belum tentu bisa mu
“Sarangnya dirusak!” pekik Zhang Yulan ketika dia mendapati sarang Ular Penyembur Asam ternyata sudah dikacaukan oleh rubah roh level 4 dan anak-anaknya yang di level 2.Wang Qifeng sudah mengangkat tangannya, hendak memusnahkan induk rubah dan ketiga anaknya, ketika Zhang Yulan menahan tangan tersebut.“Qifeng, jangan!” Zhang Yulan memegangi lengan terangkat Wang Qifeng. Kepalanya menggeleng saat mata mereka saling terpaut dalam tatapan.“Kenapa?” Wang Qifeng bertanya dengan keheranan. Kini induk rubah dan ketiga anaknya sudah pergi dengan cepat setelah melahap telur-telur ular di sarang itu.“Mereka tidak mengganggu kita, maka kita tak perlu mengganggunya. Apalagi, dia induk yang memiliki anak. Lepaskan saja!” Zhang Yulan menjelaskan alasan perbuatannya.Senyum lembut Wang Qifeng terbit di wajah tampannya dan menyahut, “Calon istriku sungguh berhati mulia.” Dia pun menurunkan lengannya.“Tsk! Kau! Selalu saja mencari kesempatan untuk merayuku dengan kalimat tak berguna.” Zhang Yulan
Mata besar Zhang Yulan terbelalak menyaksikan kondisi telurnya. “Eh? Ini … apakah dia sudah hendak menetas?” Segera saja dia menaruh telur itu di atas alas kain yang dia ambil dari pakaiannya.Menunggu dan menunggu, Zhang Yulan menunggu kemunculan bayi ular dengan hati berdebar. Dia tidak menyangka bahwa telurnya akan menetas secepat ini.Matanya terus lekat menatap telur di atas meja kamarnya sambil menduga-duga, seperti apa anakan Ular Penyembur Asam. Apakah seberbahaya induknya? Atau dia akan langsung diserang begitu mereka saling bertemu tatap?Baru saja Zhang Yulan menata hati untuk bersiap akan segala kemungkinan, mendadak saja pintunya sudah diketuk dari luar. “Yulan, aku merasakan adanya energi samar dan asing dari kamarmu. Apakah dia sudah menetas?”Zhang Yulan melonjak kaget gara-gara suara Wang Qifeng. Pria sialan, dia merutuk di hati. Namun, dia terkejut karena ternyata Wang Qifeng bisa mengetahui adanya perubahan pada telur tersebut. Apakah pria satu itu begitu hebat hing
Demi bertahan hidup, Yao Xiren bersedia membunuh istrinya sendiri dengan cara bengis meskipun sudah tidak memiliki basis kultivasi, bahkan dia mengabaikan putranya.Belum lagi dia mendapatkan cemoohan pedas dari Zhang Yulan. Ini sungguh membakar emosi Yao Xiren.“Kau! Kau yang memaksa! Kau dan suami sialanmu itu yang memprovokasi aku sehingga aku harus kehilangan Wen’er!” Tubuh Yao Xiren bergetar akibat marah.“Huh! Kau yang lemah tapi menyalahkan orang lain?” hina Zhang Yulan. Sama sekali tidak ada belas kasihan untuk lelaki yang pernah menjadi suaminya di masa lalu. Yang diingat dia mengenai Yao Xiren hanyalah kepahitan dan pengkhianatan. Semua cinta sudah terkikis oleh dendam.“Kau jalang bedebah! Serahkan anakku! Kau sudah mendapatkan apa maumu! Enyah saja sana kau dan suami sialanmu ke neraka! Kalian berdua iblis! Kalian—akkhhh! Haakkhh!” Ucapan Yao Xiren terhenti akibat lidahnya jatuh usai ditebas tangan Wang Qifeng.“Kau dan istrimu sama-sama bermulut busuk! Sungguh sia-sia mem
Zhang Yulan menatap tajam ke suaminya yang sedang menghampiri mantan suaminya. Meski begitu, dia tetap waspada dan mengarahkan ujung Youzu ke Yao Xiuwen.Mata Wang Qifeng berkilat tajam saat menatap Yao Xiren yang ketakutan di tempatnya.Namun, Yao Xiren tak mampu bergerak meski dia ingin melawan. Seakan tatapan dari Wang Qifeng mampu melumpuhkan semua saraf di tubuhnya. Dia membeku di tempatnya dengan tubuh gemetar.Putra Yao Xiren justru yang pertama kali bereaksi ke Wang Qifeng. “Jangan sakiti ayahku!” Dia hendak memukul pria Wang menggunakan kekuatan di ranah Pengumpulan Qi tingkat awal.Wang Qifeng cukup memukul ringan bahu bocah itu dan si bocah langsung pingsan dan dililit oleh lengannya.“Zhan’er!” Yao Xiren membara penuh amarah melihat anaknya dipukul meski tidak sampai terluka, hanya pingsan. Terlebih, putranya seakan sedang disandera oleh pria Wang. Dia mengerahkan keberaniannya menyerang Wang Qifeng meski kultivasinya terpaut 4 tingkatan mayor.Energi besar yang Yao Xiren
“Kau bisa tenang bertarung, Yulan, aku akan menjadi wasit untukmu.” Wang Qifeng berkata sambil berdiri mengawasi keadaan meski terlihat santai.Baru saja dia berkata demikian ke istrinya, tak selang berapa lama, muncul beberapa orang berjubah merah mendekat dan melewati formasi dengan santainya.Kening Zhang Yulan berkerut. Dia membatin, ‘Bukankah itu seragam dari orang-orang dari Paviliun Giok utama? Kenapa mereka ada di sini?’“Pangeran!” Salah satu dari mereka menyapa dan diikuti lainnya sambil bersoja.“Bagus kalian datang.” Wang Qifeng mengangguk. “Tangkap dan eksekusi anggota sekte ini yang masih tersisa agar tidak menjadi gangguan untuk mataku.”“Baik, Pangeran!” Mereka segera melaksanakan perintah Wang Qifeng. Tak berapa lama, terdengar suara jeritan dari murid sekte yang tersisa.“Itu … itu bukankah itu seragam dari Paviliun Giok Utama?” Yao Xiren tak bisa menahan keheranannya.“Kenapa? Apakah kau heran?” tanya Wang Qifeng dengan wajah mencemooh ke Yao Xiren.“Kenapa mereka a
Tetua Pertama yang hubungannya dekat dengan Yao Ming, dia kerap diajak pergi ke Dunia Tengah, bertemu dengan banyak tokoh sekte iblis lainnya, kini mengingat suatu hal yang sama seperti ketua sektenya. “Be—benar! Kau! Kau ternyata Pangeran Sekte Iblis Dunia Atas! Ouyang Qifeng! Ya, itu namamu! Aku pernah melihatmu mewakili ayahmu pergi ke Dunia Tengah untuk menghadiri konferensi sekte iblis kala itu!” Suara Tetua Pertama bergetar mengatakannya. Wang Qifeng menghela napas panjang karena identitasnya kini sudah terungkap. Bahkan nama aslinya! Mau bagaimana lagi, dia beberapa kali harus mewakili ayahnya di beberapa pertemuan meski enggan. “Kau bahkan dicalonkan sebagai Putra Suci Sekte Iblis Surgawi Dunia Atas, Sekte Iblis Diyu Gongdian (Istana Neraka)!” Yao Ming mengatur energi qi yang terus mengamuk di tubuhnya sembari teringat aka nasal-usul sekte iblis Diyu Gongdian milik ayah Wang Qifeng. Sekte iblis di Dunia Atas, seperti apa eksistensinya? Tentu sangat tinggi dan mampu menginja
Zhang Yulan menggenggam Youzu erat-erat, meskipun ini terakhir dia bernapas, tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja. Tetap harus berjuang hingga akhir!‘Mungkin di kehidupan mendatang, aku bisa benar-benar membalas dendam pada mereka,” batin Zhang Yulan sambil melirik Yao Xiren dan Yao Xiuwen, pasangan yang paling membuat dia sakit hati begitu mendalam.“Kau sebaiknya patuh dan menjadi persembahan untukku!” seru Yao Ming.Zhang Yulan sudah bersiap untuk apapun yang terjadi.“Kau pikir kau siapa berhak bicara seperti itu?” Mendadak ada suara bergema masuk ke pendengaran semua orang di sana.Zhang Yulan rasanya ingin menangis karena sangat mengenal suara tersebut.Sesosok berjubah merah dan putih, senada dengan warna gaun Zhang Yulan, terbang dan menjejakkan kaki di sebelah wanita Zhang. Dengan satu kibasan tangan saja sudah mampu mementalkan Yao Ming ke belakang.Yao Ming segera menstabilkan tubuhnya ketika mendarat. Energi vitalnya bergolak usai mendapatkan hempasan energi dari sos
Melihat ayahnya terluka parah oleh mantan istrinya, mana mungkin Yao Xiren memiliki nyali? Dia sadar dia sendiri bukan tandingan ayahnya dan kini Zhang Yulan bisa mengalahkan sang ayah?Tetua Pertama berbaring di tanah, dia sekarat dan mencoba menolong dirinya menggunakan berbagai macam pil penyembuh yang dia punya.Sementara itu, Zhang Yulan kembali memakan buah Qishu yang bisa mengembalikan vitalitas dan energinya.Sebelum Zhang Yulan benar-benar pulih, mendadak saja Yao Xiren yang sudah ketakutan, berteriak agar mereka semua lekas melarikan diri dari area tersebut. Dia juga bergegas hendak membawa anak dan istrinya keluar dari sana.Tapi, Zhang Yulan tertawa keras mendengar seruan mantan suaminya. “Ha ha ha! Kau menyuruh mereka pergi? Tak perlu repot! Kalian bisa menemaniku di sini sampai aku puas membasmi kalian!”“Apa maksudmu, wanita keji?” teriak Yao Xiren penuh kecaman menatap mantan istrinya.Wajah meremehkan ditampilkan Zhang Yulan ketika dia menjawab, “Percuma saja kalian i
Zhang Yulan menatap tajam Tetua Keempat yang sudah terluka berat. Salah satu lengannya dia tebas sebelum ini, lalu sekarang dia juga menebas dadanya dan meninggalkan luka menganga yang lebar di sana.Dia puas. Hampir semua tetua Sekte Mogui Yao berhasil dia bunuh. Tetua Ketiga dibutakan Hei Tian dan dipenggal kepalanya oleh ketua sekte untuk mengurangi penderitaan, sedangkan Tetua Kedua dan Tetua Kelima berhasil dibunuh oleh tangannya sendiri.Kini hanya tersisa Tetua Keempat yang sekarat dan Tetua Pertama yang masih baik-baik saja.Melihat kondisi tak berdaya Tetua Keempat yang sekarat, Yao Ming sebagai ketua sekte pun mengayunkan tangan dan mengirim energinya untuk menebas kepala Tetua Keempat. Kelambu yang menutupi singgasana, sempat menyibak singkat saat energi kuat itu menerjang keluar sebelum kepala Tetua Keempat menggelinding jatuh. “Tak berguna!” sungutnya tanpa perlu beranjak dari duduk.Tetua Pertama tak berani berkata apa-apa mengenai tindakan brutal ketua sekte. Dia bisa m
Selain para tetua yang ingin melawan Zhang Yulan, ternyata puluhan murid lainnya juga mulai membentuk sebuah formasi hidup untuk membantu menyerang dia.“Tian!” teriak Zhang Yulan sambil terus bergerak maju tanpa gentar.Si ular hitam mendesis keras ketika dia bergerak melesat lincah dan seperti kilat kecepatannya saat menebarkan asam korosif dia ke puluhan murid yang hendak membentuk formasi.Sementara Hei Tian sibuk memusnahkan murid-murid sekte, Zhang Yulan mulai melawan empat tetua sekte menggunakan Youzu dan bantuan qi pedang spiritual.Ketangguhan dan keuletan wanita Zhang benar-benar diuji karena dia harus dalam posisi bertahan sekaligus menyerang ke empat tetua yang merangsek melawannya.Youzu menari agresif, bilahnya meliuk ganas, beradu dengan senjata dan tubuh kuat keempat tetua.Hanya Tetua Ketiga yang tidak ikut menyerang karena sedang memblokir serangan sakit luar biasa di matanya yang seakan cairan asam dari Hei Tian terus saja bergerak mencoba menuju ke tenggorokan.Me
Bunyi drum klasik yang ditabuh bertalu-talu menandakan dimulainya acara. Semua anggota sekte iblis Mogui Yao segera berkumpul memadati lahan khusus di puncak bukit yang sudah dipersiapkan untuk perayaan tahunan mereka sekaligus pelantikan Yao Xiren sebagai Putra Suci sekte.Namun, belum usai drum itu dipukul penuh semangat oleh beberapa murid, mendadak saja salah satu dari mereka berhenti dan memegangi lehernya yang telah tertebas energi pedang, lalu jatuh ke tanah tanpa memiliki nyawa lagi.Segera saja semua orang di lahan khusus itu terkejut dan mencari siapa pelakunya.Tak perlu berlama-lama mereka mempertanyakan siapa pelakunya, sosok gemulai bercadar dengan gaun merah terang melambai indah yang berpadu dengan kain putih di bagian dalamnya, terbang anggun, lalu kakinya menjejak di atas drum besar itu.“Siapa kau?” tanya Tetua Ketiga ketika melihat sosok perempuan yang berdiri tenang di atas drum klasik. “Berani sekali mengganggu acara istimewa kami!”“Oh? Kalian tidak ingin mengun