“Sarangnya dirusak!” pekik Zhang Yulan ketika dia mendapati sarang Ular Penyembur Asam ternyata sudah dikacaukan oleh rubah roh level 4 dan anak-anaknya yang di level 2.Wang Qifeng sudah mengangkat tangannya, hendak memusnahkan induk rubah dan ketiga anaknya, ketika Zhang Yulan menahan tangan tersebut.“Qifeng, jangan!” Zhang Yulan memegangi lengan terangkat Wang Qifeng. Kepalanya menggeleng saat mata mereka saling terpaut dalam tatapan.“Kenapa?” Wang Qifeng bertanya dengan keheranan. Kini induk rubah dan ketiga anaknya sudah pergi dengan cepat setelah melahap telur-telur ular di sarang itu.“Mereka tidak mengganggu kita, maka kita tak perlu mengganggunya. Apalagi, dia induk yang memiliki anak. Lepaskan saja!” Zhang Yulan menjelaskan alasan perbuatannya.Senyum lembut Wang Qifeng terbit di wajah tampannya dan menyahut, “Calon istriku sungguh berhati mulia.” Dia pun menurunkan lengannya.“Tsk! Kau! Selalu saja mencari kesempatan untuk merayuku dengan kalimat tak berguna.” Zhang Yulan
Mata besar Zhang Yulan terbelalak menyaksikan kondisi telurnya. “Eh? Ini … apakah dia sudah hendak menetas?” Segera saja dia menaruh telur itu di atas alas kain yang dia ambil dari pakaiannya.Menunggu dan menunggu, Zhang Yulan menunggu kemunculan bayi ular dengan hati berdebar. Dia tidak menyangka bahwa telurnya akan menetas secepat ini.Matanya terus lekat menatap telur di atas meja kamarnya sambil menduga-duga, seperti apa anakan Ular Penyembur Asam. Apakah seberbahaya induknya? Atau dia akan langsung diserang begitu mereka saling bertemu tatap?Baru saja Zhang Yulan menata hati untuk bersiap akan segala kemungkinan, mendadak saja pintunya sudah diketuk dari luar. “Yulan, aku merasakan adanya energi samar dan asing dari kamarmu. Apakah dia sudah menetas?”Zhang Yulan melonjak kaget gara-gara suara Wang Qifeng. Pria sialan, dia merutuk di hati. Namun, dia terkejut karena ternyata Wang Qifeng bisa mengetahui adanya perubahan pada telur tersebut. Apakah pria satu itu begitu hebat hing
Mata si anak ular bertemu dengan mata besar Zhang Yulan. Mereka sama-sama mematung di tempatnya dengan Wang Qifeng bersiaga untuk sesuatu yang buruk.Perlahan, bayi ular mulai menggeser tubuhnya sehingga dia bisa bergulir keluar dari cangkangnya, kemudian turun mencapai meja. Gerakannya begitu gemulai dan ringan.Hal ini mengakibatkan Zhang Yulan impulsif menjulurkan tangannya, mendekatkan jarinya ke si bayi ular.“Yulan!” Wang Qifeng berseru tertahan saking terkejutnya dengan tindakan berisiko Zhang Yulan.Tapi, wanita itu malah membungkam pria Wang dengan desis singkatnya. “Sstt!”Yang mengejutkan Wang Qifeng, Zhang Yulan makin mendekatkan telunjuknya ke bayi ular. Pria itu makin waspada.Hal paling mengejutkan dari semuanya, si bayi ular mendekat ke telunjuk Zhang Yulan dan menggosokkan kepalanya di sana, seperti anak kucing.Mata Zhang Yulan dan Wang Qifeng terbelalak lebar menyaksikan itu, namun ekspresi wajah mereka berbeda. Yang satunya matanya melebar sembari tersenyum riang,
Zhang Yulan tidak sempat menjawab permintaan Gu Hanli ketika pemuda itu sudah menjulurkan tangannya ke si hitam kecil yang melingkar jinak di jarinya.Namun, belum juga tangan Gu Hanli meraih si hitam kecil, terdengar desisan kuat si ular.Segera saja, Gu Hanli dan Zhang Yulan sama-sama menarik tangan mereka masing-masing, menjauhkan si hitam kecil dari pemuda Gu.“Wah, dia tidak menyukaimu.” Wang Qifeng yang menonton dari samping, langsung saja mengambil kesempatan untuk mengolok-olok Gu Hanli.“Ah, sayang sekali.” Pemuda Gu terlihat kecewa akan penolakan si hitam kecil. “Padahal aku hanya ingin menyayanginya.”“Dia tak butuh kasih sayangmu.” Lidah Wang Qifeng tidak pernah gagal untuk melantunkan kalimat tajam ke Gu Hanli.Mengabaikan ucapan tak enak dari Wang Qifeng, Gu Hanli bertanya, “Kak Yulan, apa kau sudah memberikan nama untuknya?”Zhang Yulan mengangguk. “Aku belum memikirkan itu. Tapi, karena kau menyebutkannya, maka aku akan coba pikirkan sekarang.” Dia akui dia memang belu
Satu minggu sudah berlalu, Zhang Yulan terus menghabiskan waktunya bersama Hei Tian hingga sering mengabaikan Wang Qifeng serta Gu Hanli. Dia hanya akan keluar kamar ketika saatnya berlatih pedang saja. Selebihnya, selalu mengurung diri di kamar.Hal ini mengakibatkan kegelisahan pada Wang Qifeng. Dia merasa wanita kesayangannya terlalu memanjakan Hei Tian dan lupa segala-galanya.Oleh kerena itu, Wang Qifeng mengetuk pintu kamar Zhang Yulan pada suatu pagi untuk meminta izin. “Yulan, aku masuk, yah!”“Tidak! Berani kau masuk, maka ucapkan selamat tinggal padaku setelah itu.” Zhang Yulan tegas melarang Wang Qifeng mendatangi dirinya di kamar.Desah napas kecewa keluar dari mulut Wang Qifeng. “Yulan, apakah kau tidak ingin berlatih pedang? Ayo, aku temani!” Akhirnya hanya ini yang bisa memancing keluar wanita Zhang.Benar saja, tak berapa lama, pintu terbuka dan keluarlah sosok Zhang Yulan, sudah berpakaian rapi dan siap berlatih. Dia melirik tajam ke Wang Qifeng sambil berkata, “Aku m
Zhang Yulan benar-benar tidak mengerti, kenapa perlahan dia mulai merasakan dirinya tidak memiliki tenaga sama sekali. Dia memandang ke Gu Hanli yang masih bersikap tenang menyesap tehnya.“Ha—Hanli … ini … kenapa ….” Zhang Yulan makin lemah tapi tetap sadar sepenuhnya.Gu Hanli melirik santai ke Zhang Yulan dan berkata, “Oh, rupanya sudah bereaksi, yah? Baguslah!”Mendengar itu, betapa terkejutnya Zhang Yulan. Matanya membelalak tak percaya. “Hanli, apa maksudmu?” Dia berjuang menopang tubuhnya tetap tegak dengan kedua tangan ada di atas meja, padahal nyaris terkulai lemas.“Ha ha ha! Kau ini hanya rakyat jelata, tapi kenapa bisa memiliki cincin spasial? Huft! Sungguh sulit mencari waktu untuk hal seperti ini, ketika pemuda Wang bajingan itu pergi dan tidak menggangguku!” Saat ini, nada suara Gu Hanli tidak sesopan biasanya.“Hanli, kau!”“Ya, aku memang begini! Kenapa? Kau hendak berteriak meminta tolong? Pada siapa? Pemujamu yang tolol itu sudah pergi, bisa apa kau?”“Hanli, kenapa
Suara Wang Qifeng seolah menjadi hal sangat menyegarkan dan berharga di telinga Zhang Yulan saat ini. Betapa leganya serta gembiranya dia mengetahui di dekatnya ada pria yang selalu bisa dia andalkan ketika bahaya menerjang.“Qifeng!” Meski Zhang Yulan belum bisa mengangkat kepalanya, tapi dari nada pekik suaranya, terdengar jelas bahwa dia sangat gembira.Berbeda dengan Gu Hanli yang mulai pucat pasi. Bagaimana bisa Wang Qifeng sudah berada di pondok? Bukankah pria itu hendak pergi beberapa hari? Bukankah wajar itu artinya setidaknya 2 hingga 3 hari ke depan? Ini baru 1 hari!“K—Kak Qifeng ….” Gu Hanli memutar otaknya sembari dia menenangkan dirinya di saat Wang Qifeng menunjukkan wujudnya dan berjalan mendekat ke arahnya. “Ba—bagaimana bisa?”“Sungguh sebuah keberuntungan karena aku dan Yulan bisa melihat sendiri topeng aslimu, Bocah.” Meski terdengar santai, namun tidak demikian dengan wajah Wang Qifeng. “Agar kau tak jadi setan penasaran, kuberi tahu satu hal menarik. Aku … tidak
Kini, racun yang dibalutkan pada belati sebelumnya dan ditusukkan ke punggung Zhang Yulan, mulai menunjukkan reaksinya. Wanita itu menggertakkan gigi menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.Rupanya, racun bekerja dengan senyap begitu memasuki tubuh korbannya dan akan menimbulkan reaksi rasa sakit begitu sudah menyebar ke seluruh tubuh.Wang Qifeng tidak mempunyai pilihan lain. Setelah mendudukkan Zhang Yulan di atas kasur, dia segera duduk di belakang wanita kesayangannya.Di depan pria Wang, terpampang punggung seputih mutiara yang memiliki luka tusuk hampir 1 depa dalamnya.Sementara itu, Zhang Yulan makin tersiksa dengan rasa sakit yang menggerogoti daging dan saraf-sarafnya seakan dia sedang dimakan dari dalam.Tak mau menunggu lama, Wang Qifeng merunduk sedikit agar dia bisa mencapai luka tikam di punggung Zhang Yulan sehingga dia bisa mengisap racun dari sana.Mengetahui tindakan pria Wang, Zhang Yulan berkata lirih, “Qifeng ….” Dia tak menyangka pria itu begitu nekat mengisap r
Demi bertahan hidup, Yao Xiren bersedia membunuh istrinya sendiri dengan cara bengis meskipun sudah tidak memiliki basis kultivasi, bahkan dia mengabaikan putranya.Belum lagi dia mendapatkan cemoohan pedas dari Zhang Yulan. Ini sungguh membakar emosi Yao Xiren.“Kau! Kau yang memaksa! Kau dan suami sialanmu itu yang memprovokasi aku sehingga aku harus kehilangan Wen’er!” Tubuh Yao Xiren bergetar akibat marah.“Huh! Kau yang lemah tapi menyalahkan orang lain?” hina Zhang Yulan. Sama sekali tidak ada belas kasihan untuk lelaki yang pernah menjadi suaminya di masa lalu. Yang diingat dia mengenai Yao Xiren hanyalah kepahitan dan pengkhianatan. Semua cinta sudah terkikis oleh dendam.“Kau jalang bedebah! Serahkan anakku! Kau sudah mendapatkan apa maumu! Enyah saja sana kau dan suami sialanmu ke neraka! Kalian berdua iblis! Kalian—akkhhh! Haakkhh!” Ucapan Yao Xiren terhenti akibat lidahnya jatuh usai ditebas tangan Wang Qifeng.“Kau dan istrimu sama-sama bermulut busuk! Sungguh sia-sia mem
Zhang Yulan menatap tajam ke suaminya yang sedang menghampiri mantan suaminya. Meski begitu, dia tetap waspada dan mengarahkan ujung Youzu ke Yao Xiuwen.Mata Wang Qifeng berkilat tajam saat menatap Yao Xiren yang ketakutan di tempatnya.Namun, Yao Xiren tak mampu bergerak meski dia ingin melawan. Seakan tatapan dari Wang Qifeng mampu melumpuhkan semua saraf di tubuhnya. Dia membeku di tempatnya dengan tubuh gemetar.Putra Yao Xiren justru yang pertama kali bereaksi ke Wang Qifeng. “Jangan sakiti ayahku!” Dia hendak memukul pria Wang menggunakan kekuatan di ranah Pengumpulan Qi tingkat awal.Wang Qifeng cukup memukul ringan bahu bocah itu dan si bocah langsung pingsan dan dililit oleh lengannya.“Zhan’er!” Yao Xiren membara penuh amarah melihat anaknya dipukul meski tidak sampai terluka, hanya pingsan. Terlebih, putranya seakan sedang disandera oleh pria Wang. Dia mengerahkan keberaniannya menyerang Wang Qifeng meski kultivasinya terpaut 4 tingkatan mayor.Energi besar yang Yao Xiren
“Kau bisa tenang bertarung, Yulan, aku akan menjadi wasit untukmu.” Wang Qifeng berkata sambil berdiri mengawasi keadaan meski terlihat santai.Baru saja dia berkata demikian ke istrinya, tak selang berapa lama, muncul beberapa orang berjubah merah mendekat dan melewati formasi dengan santainya.Kening Zhang Yulan berkerut. Dia membatin, ‘Bukankah itu seragam dari orang-orang dari Paviliun Giok utama? Kenapa mereka ada di sini?’“Pangeran!” Salah satu dari mereka menyapa dan diikuti lainnya sambil bersoja.“Bagus kalian datang.” Wang Qifeng mengangguk. “Tangkap dan eksekusi anggota sekte ini yang masih tersisa agar tidak menjadi gangguan untuk mataku.”“Baik, Pangeran!” Mereka segera melaksanakan perintah Wang Qifeng. Tak berapa lama, terdengar suara jeritan dari murid sekte yang tersisa.“Itu … itu bukankah itu seragam dari Paviliun Giok Utama?” Yao Xiren tak bisa menahan keheranannya.“Kenapa? Apakah kau heran?” tanya Wang Qifeng dengan wajah mencemooh ke Yao Xiren.“Kenapa mereka a
Tetua Pertama yang hubungannya dekat dengan Yao Ming, dia kerap diajak pergi ke Dunia Tengah, bertemu dengan banyak tokoh sekte iblis lainnya, kini mengingat suatu hal yang sama seperti ketua sektenya. “Be—benar! Kau! Kau ternyata Pangeran Sekte Iblis Dunia Atas! Ouyang Qifeng! Ya, itu namamu! Aku pernah melihatmu mewakili ayahmu pergi ke Dunia Tengah untuk menghadiri konferensi sekte iblis kala itu!” Suara Tetua Pertama bergetar mengatakannya. Wang Qifeng menghela napas panjang karena identitasnya kini sudah terungkap. Bahkan nama aslinya! Mau bagaimana lagi, dia beberapa kali harus mewakili ayahnya di beberapa pertemuan meski enggan. “Kau bahkan dicalonkan sebagai Putra Suci Sekte Iblis Surgawi Dunia Atas, Sekte Iblis Diyu Gongdian (Istana Neraka)!” Yao Ming mengatur energi qi yang terus mengamuk di tubuhnya sembari teringat aka nasal-usul sekte iblis Diyu Gongdian milik ayah Wang Qifeng. Sekte iblis di Dunia Atas, seperti apa eksistensinya? Tentu sangat tinggi dan mampu menginja
Zhang Yulan menggenggam Youzu erat-erat, meskipun ini terakhir dia bernapas, tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja. Tetap harus berjuang hingga akhir!‘Mungkin di kehidupan mendatang, aku bisa benar-benar membalas dendam pada mereka,” batin Zhang Yulan sambil melirik Yao Xiren dan Yao Xiuwen, pasangan yang paling membuat dia sakit hati begitu mendalam.“Kau sebaiknya patuh dan menjadi persembahan untukku!” seru Yao Ming.Zhang Yulan sudah bersiap untuk apapun yang terjadi.“Kau pikir kau siapa berhak bicara seperti itu?” Mendadak ada suara bergema masuk ke pendengaran semua orang di sana.Zhang Yulan rasanya ingin menangis karena sangat mengenal suara tersebut.Sesosok berjubah merah dan putih, senada dengan warna gaun Zhang Yulan, terbang dan menjejakkan kaki di sebelah wanita Zhang. Dengan satu kibasan tangan saja sudah mampu mementalkan Yao Ming ke belakang.Yao Ming segera menstabilkan tubuhnya ketika mendarat. Energi vitalnya bergolak usai mendapatkan hempasan energi dari sos
Melihat ayahnya terluka parah oleh mantan istrinya, mana mungkin Yao Xiren memiliki nyali? Dia sadar dia sendiri bukan tandingan ayahnya dan kini Zhang Yulan bisa mengalahkan sang ayah?Tetua Pertama berbaring di tanah, dia sekarat dan mencoba menolong dirinya menggunakan berbagai macam pil penyembuh yang dia punya.Sementara itu, Zhang Yulan kembali memakan buah Qishu yang bisa mengembalikan vitalitas dan energinya.Sebelum Zhang Yulan benar-benar pulih, mendadak saja Yao Xiren yang sudah ketakutan, berteriak agar mereka semua lekas melarikan diri dari area tersebut. Dia juga bergegas hendak membawa anak dan istrinya keluar dari sana.Tapi, Zhang Yulan tertawa keras mendengar seruan mantan suaminya. “Ha ha ha! Kau menyuruh mereka pergi? Tak perlu repot! Kalian bisa menemaniku di sini sampai aku puas membasmi kalian!”“Apa maksudmu, wanita keji?” teriak Yao Xiren penuh kecaman menatap mantan istrinya.Wajah meremehkan ditampilkan Zhang Yulan ketika dia menjawab, “Percuma saja kalian i
Zhang Yulan menatap tajam Tetua Keempat yang sudah terluka berat. Salah satu lengannya dia tebas sebelum ini, lalu sekarang dia juga menebas dadanya dan meninggalkan luka menganga yang lebar di sana.Dia puas. Hampir semua tetua Sekte Mogui Yao berhasil dia bunuh. Tetua Ketiga dibutakan Hei Tian dan dipenggal kepalanya oleh ketua sekte untuk mengurangi penderitaan, sedangkan Tetua Kedua dan Tetua Kelima berhasil dibunuh oleh tangannya sendiri.Kini hanya tersisa Tetua Keempat yang sekarat dan Tetua Pertama yang masih baik-baik saja.Melihat kondisi tak berdaya Tetua Keempat yang sekarat, Yao Ming sebagai ketua sekte pun mengayunkan tangan dan mengirim energinya untuk menebas kepala Tetua Keempat. Kelambu yang menutupi singgasana, sempat menyibak singkat saat energi kuat itu menerjang keluar sebelum kepala Tetua Keempat menggelinding jatuh. “Tak berguna!” sungutnya tanpa perlu beranjak dari duduk.Tetua Pertama tak berani berkata apa-apa mengenai tindakan brutal ketua sekte. Dia bisa m
Selain para tetua yang ingin melawan Zhang Yulan, ternyata puluhan murid lainnya juga mulai membentuk sebuah formasi hidup untuk membantu menyerang dia.“Tian!” teriak Zhang Yulan sambil terus bergerak maju tanpa gentar.Si ular hitam mendesis keras ketika dia bergerak melesat lincah dan seperti kilat kecepatannya saat menebarkan asam korosif dia ke puluhan murid yang hendak membentuk formasi.Sementara Hei Tian sibuk memusnahkan murid-murid sekte, Zhang Yulan mulai melawan empat tetua sekte menggunakan Youzu dan bantuan qi pedang spiritual.Ketangguhan dan keuletan wanita Zhang benar-benar diuji karena dia harus dalam posisi bertahan sekaligus menyerang ke empat tetua yang merangsek melawannya.Youzu menari agresif, bilahnya meliuk ganas, beradu dengan senjata dan tubuh kuat keempat tetua.Hanya Tetua Ketiga yang tidak ikut menyerang karena sedang memblokir serangan sakit luar biasa di matanya yang seakan cairan asam dari Hei Tian terus saja bergerak mencoba menuju ke tenggorokan.Me
Bunyi drum klasik yang ditabuh bertalu-talu menandakan dimulainya acara. Semua anggota sekte iblis Mogui Yao segera berkumpul memadati lahan khusus di puncak bukit yang sudah dipersiapkan untuk perayaan tahunan mereka sekaligus pelantikan Yao Xiren sebagai Putra Suci sekte.Namun, belum usai drum itu dipukul penuh semangat oleh beberapa murid, mendadak saja salah satu dari mereka berhenti dan memegangi lehernya yang telah tertebas energi pedang, lalu jatuh ke tanah tanpa memiliki nyawa lagi.Segera saja semua orang di lahan khusus itu terkejut dan mencari siapa pelakunya.Tak perlu berlama-lama mereka mempertanyakan siapa pelakunya, sosok gemulai bercadar dengan gaun merah terang melambai indah yang berpadu dengan kain putih di bagian dalamnya, terbang anggun, lalu kakinya menjejak di atas drum besar itu.“Siapa kau?” tanya Tetua Ketiga ketika melihat sosok perempuan yang berdiri tenang di atas drum klasik. “Berani sekali mengganggu acara istimewa kami!”“Oh? Kalian tidak ingin mengun