"Ada," jawab Segara. "Apa?" tanya Haidar. "Yaaa, tetap seperti sebelumnya. Pengawasan secara terbuka. Gak tenang Hai, apalagi sembunyi-sembunyi dari istrimu," jawab Segara. "Gak bisa. Trik mereka kali ini memanfaatkan Bening. Sudahlah, kita harus berkorban." "Aduh, tapi kalau malah jadi korban gimana?" "Tulus gak sih mau bantu?" Haidar meninggikan suaranya. "Sepurane Bro, abot ...." "Kamu orang baik, wes berangkato! Gak ada pilihan, mode maksa!" *** "Toy, cepetan jalannya!" Spion menarik tangan Toya untuk segera lari dari ruang Haidar setelah berhasil mengambil berkasnya Bening di jam malam yang listriknya sengaja mereka matikan di bagian tertentu saja supaya mempermudah triknya tidak diketahui satpam. "Awww! Sakit!" Di luar dugaan, rok Toya membalik ke atas saat jatuh menabrak kursi. "Toya, i-itu. Ahhh, kamu seksi!" "Spion, t-tapi kita---" "Nggak usah sok polos! Aku mau menikmati tubuhmu! Kamu boleh anggap aku Haidar, begitu pula aku anggap kamu Ciara." Spion mengangkat t
"Bolehkah kita ngobrol seperti biasanya? Ocyang lelah dan sangat merindukanmu," kata Haidar. "Boleh," jawab Ciara. "Apakah bisa pembukaan bicara kita sebaiknya tidak dicampuri oleh orang lain?" "Maksudnya tidak bahas mereka-mereka?" tanya Ciara. "Iya, Sayang. Kan Ocyang rindunya sama kamu, begitu pula sebaliknya kan?" "Hehe, nggih, tapi mereka---" "Udah ada Mama yang nyamperin," sahut Haidar. "Ehmm, tapi Isbay kepo." "WANITAKU, KINI RINDUKU TELAH SENYAP KARENA PELUKANMU YANG MERAYAP. JAUH DARIMU ITU SEBENARNYA SAMA SAJA DENGAN MENGHIMPUN LUKA DAN MENGGALI DUKA." "BERANI MENCINTAI HARUS SIAP DITAMU RINDU! Sayangku, rindu banget denger suaramu memberi kata-kata lagi. Makanya gak usah nekat cari kejutan ke luar negeri segala, cukup di sampingku setiap saat ... ini justru kejutan yang tak ada lawan. Jauh-jauh ke sana mana coba kejutannya?" Ciara memainkan hidung suaminya. Sesak sekali mendengar tagihan kejutan tersebut. Bukannya mendapat kejutan, justru masalah baru timbul lagi.
Flassback on. Malam itu Haidar mengajak Toya ke kantor untuk menagih berkasnya Bening. Sengaja berdua saja supaya tidak banyak mulut yang adu bicara. Karena sebelumnya, berkas Bening yang mau dimanipulasi itu sudah divideo oleh temannya Haidar, tetapi ternyata hal tersebut juga sudah diketahui pihak Spion dan Toya yang ujungnya rencana di balik rencana mereka pun meracuni Haidar. "Obat tidurnya jangan sampai lupa!" bisik Toya ke salah satu pihaknya yang akan mengantarkan minuman ke Toya dan Haidar. Dengan santai Toya masuk ke ruang Haidar. Ini menjadi kesempatan emas baginya, atas bayi yang ia kandung yang mana aslinya itu benih dari Spion. Haidar terkejut saat melihat berkas Bening yang ternyata masih utuh di lacinya. Namun, ia tidak langsung keluar saat itu, terlebih dahulu meminum air putih yang sudah tercampur oleh obat tidur. "Kamu curiga apa, Hai ... baru pulang dari Malaysia kok langsung begini? Jelas-jelas berkas Bening di laci kamu. Sama ... jangan-jangan mau berduaan deng
"Apa ya?" "Ayo tebak! Cluenya botol hijau," kata Ciara. "Mmm, tahu! Sprite ... bener?" "Hahaha, nggih leres. Makanya kalau nonton tuh jangan skip iklan, masa iklannya minuman favorit sendiĺri malah gak tahu," ejek Ciara. "Kalau nonton yang aku tonton ya ekspresi kamu, Sayang." "Masa?" "Iyalah, kamu lebih menarik dari semua tontonan yang pernah kulihat," "Masyaallah, bisa aja buat istrinya bahagia." Ciara mencium hidung mancung suaminya. "Ini tujuanku, kamu harus bahagia. Nyaman sekali bisa mendekapmu." Haidar menatap bibir manis istrinya. "Natapnya jangan gitu! Serem Om!" Ciara memejamkan mata. "Nikmat luar biasa kok dibilang serem, mau kamu diapain, hmmm? Mau ditatap mananya? Apa minta yang kembar dua itu?" "Astaghfirullaah! Kenapa suamiku nafsu sekali, huaaaaaaaa!" "Itu justru bagus selama nafsunya sama kamu." Haidar mulai memainkan mainannya. "Om Sayang, mending main sambung qoutes aja yuk! Temanya senja." Ciara menyingkirkan tangan Haidar yang malam itu sangat nakal.
"Nggak boleh, kamu lagi hamil muda," jawab Haidar."Apa hubungannya?""Memangnya tahan dengan bau vanili? Bukannya kamu masih sensitif sekali dengan bau-bau yang seperti itu, hmm?" Haidar mengambil ponsel Ciara dan membalas chatnya Rasa.Ciara: Sorry, gue masih suka mual muntah Ras, belum tahan sama baunyaHaidar: Oh iya hamil muda. Ya udah lanjutkan tempur lo ama suami! ByeCiara: Sip, peka lo. Bye"Awas aja aneh-aneh balasnya!" celetuk Ciara."Hahaha, nggak aneh, cukup simple," jawab Haidar.***"Ocyang, ini kan ... obat tidur," kata Ciara.Setelah membeli emas yang dibicarakan semalam, Ciara ikut suaminya ke kantor. Haidar melarang para OB membersihkan ruang kantornya karena masih ingin mencari bukti. Tanpa sengaja, Ciara me
"Gak suka main syarat!""Syaratnya mudah kok, nguntungin kamu juga. Beneran gak mau?" tanya Haidar."Apa, sih?" Ciara mendengkus kesal."Cium Ocyang," jawab Haidar."Males, bau ... entar muntah lagi," kata Ciara."Bau apaan? Nggak bau Sayang."Cupp"Dah, hhh!"Hahaha, kamu suka dicium, tapi kenapa males kalau nyium?" Haidar mulai menstater mobilnya."Xixixi, risih aja sebenarnya," jawab Ciara.Dua manusia yang bersatu dan menjalankan ibadah terpanjang ini terlihat bahagia sekali. Senyumnya merekah masih terngiang masalah yang telah terselesaikan. Dalam mobil, Ciara terus mengamati suaminya, sampai membuat Haidar salah tingkah. Mereka ini pasangan yang awalnya ditemukan ketika kesempatan dalam kesempitan berlangsung yang akhirnya berada dalam kawasan perjo
"Mau benerin kaos aja," jawab Haidar"Oohh, kirain mau kabur! Aaargghh! Pengen mecahin semua kaca-kaca ini!" Ciara memejamkan mata sejenak."Sayang, sini-sini curhatnya sambil peluk Ocyang biar marahnya reda," sahut Haidar.Ciara memeluk Haidar. "Oc, aku lebih tenang kalau seperti ini. Jangan pernah pergi!""WANITAKU, DUNIA JUGA TAHU KALAU KAMU MANIS. NAMUN, DUNIA TERLALU LUAS DAN PAHIT, MANISMU AKAN HAMBAR JIKA DIBAGI UNTUK DUNIA LUAS YANG SEPAHIT INI. TUHAN TAHU AKAN ITU, SEHINGGA ... TUHAN HANYA MENATAKAN MANISMU UNTUKKU."Katanya, lelah dan amarah seorang istri itu akan benar-benar reda ketika telah menyentuh dan disentuh suaminya. Itu terjadi juga untuk Ciara, begitupun sebaliknya untuk Haidar. Waktu di kampus, Ciara emosi dengan dosen yang mendekati ditambah ada mahasiswa sebelah yang dengan judesnya tidak pro mengenai tahlil.
"Ehhh, n-nggak ada Sayang." Haidar tergugup, kaget dengan Ciara yang sudah melotot."Baru aja pulang, tega ya mau ninggal lagi!" bentak Ciara."N-nggak Sayang, nggak pergi," kilah Haidar.Ternyata, istrinya masih terbangun. Ia kira sudah tidur pulas. Haidar memang memiliki janji untuk istrinya. Sejenak membuat Ciara emosi karena ucapan Haidar yang belum jelas."Isbay tuh denger, katanya ada janji? Janji sama siapa? Janda muda atau perawan tua?" cibir Ciara.Mempunyai sebuah prediksi. Pikiran Ciara sudah melayang ke banyak perempuan yang mempunyai misi cinta ke suaminya. Haidar tersenyum mendengarkan omelan Ciara."Sama bumil cantik," jawab Haidar."Pergi sana!" Ciara memonyongkan bibirnya."Ngapain pergi? Orang janjinya untuk yang sekarang tidur di dadaku. Aneh, nyuruh pergi tapi ya