#Istri_Gaib
Bab 60 : Penampakan
“Hana!” gumam Meiry panik melihat saudara tirinya itu tiba-tiba pingsan.
Tiba-tiba, Meiry merasakan telinganya berdenying lalu terdengar suara Ibunya, “Meiry putriku, ingat, Nak, kamu mempunyai kekuatan lewat matamu. Sebuah cahaya merah yang bisa kamu pergunakan di saat mendesak. Matamu bisa mengeluarkan sihir lupa ingatan, sihir pemikat dan kasih sayang, juga sihir kematian. Jangan sampai disalahgunakan, gunakan di saat mendesak saja!”
Meiry mengangguk dan ia baru mengingatnya, jadi pingsannya Hana karena sinar merah dari matanya. Dua menit kemudian, Hana membuka mata lalu bangkit.
“Meiry, aku kenapa?” tanya Hana seperti orang linglung, ia telah melupakan kejadian sebelum ia pingsan tadi.
“Kamu nggak kenapa-kenapa, kembalilah ke kamarmu!” ujar Meiry dengan raut wajahnya yang seolah-olah tak terjadi apa pun.
Hana mengangguk lalu melangkah meninggalkan kama
#Istri_GaibBab 61 : Naksir“Sayang, kamu kenapa?” tanya Haikal kepada Nindi yang terlihat memucat.“Itu, Bang, di atas tempat tidur Meiry ... ada ... binatang laut .... “ Nindi tergagap.“Ah, masa sih? Apa kamu nggak salah lihat, Sayang?” Haikal mencoba membuka kamar Meiry tapi pintunya terkunci dari dalam. “Dikunci ini pintunya, tadi apa nggak dikunci?”“Mungkin Nindi Cuma salah lihat, Bang, soalnya tadi ‘kan lihatnya pakai sentar. Ya sudah, kita sholat subuh dulu deh, yuk Bang!” Nindi berusaha meredam rasa penasarannya dan berharap penglihatannya salah walau kini pikiran negatif mulai menghinggapi kepalanya akan jati diri Meiry sebenarnya.Maura yang selalu memantau apa yang dilakukan putrinya di rumah Haikal menarik napas lega karena berhasil melindunginya. Dengan menggunakan sisa-sisa kekuatannya, ia membuat pintu kamar Meiry terkunci sehingga Haikal tak bisa melihat wuju
#Istri_GaibBab 62 : Rebutan CowokDengan tampang kesal, Hana masuk ke dalam kamar. Napasnya naik turun, menahan amarah yang sedang meluap-luap. Hatinya sangat kesal dengan kejadian barusan, Meiry benar-benar telah mengacaukan hidupnya.Karena saking kesalnya, Hana jadi tak napsu untuk makan, setelah mengganti seragam sekolahnya, ia langsung tidur agar masalah yang sedang ia alami bisa terlupakan.***Beberapa hari berlalu. Meiry sedang menyusuri jalanan dengan sambil melihat ke sekeliling, barangkali ada taxi yang lewat karena sang papa tidak bisa menjemputnya pulang les karena sedang bertugas. Sedangkan Sang Mama tiri, Nindi, belum pulang dari dinas di rumah sakit.Karena capek, taxi yang ia tunggu tak kunjung lewat, Meiry memutuskan untuk duduk sebentar di pinggir jalan. Kawasan rumah guru matematika, tempat ia les setiap sore kamis ini memang agak sepi, jadi taxi pun jarang yang lewat.“Hey, kamu adiknya Hana ‘kan?&rdq
#Istri_GaibBab 63 : Kerang Ajaib“Bu ... apa bisa, pas kutukanku nanti hilang, terus dipindahkan ke Hana saja?” tanya Meiry saat berkomunikasi dengan Maura, lewat sebuah kerang telepati, di mana ia dapat melihat wajah Ibunya dari dalam kerang berukuran sebesar telapak tangan yang memang dibekalkan untuknya agar sang Ibu bisa selalu memantau putrinya itu.“Emangnya kamu sudah menemukan pemuda yang mencintai dan rela mati untukmu, Meiry?” tanya Maura, ia sedang berada di dalam gua bawah sungai, kediamannya.“Belum sih, Bu, tapi ‘kan sekarang umurku sudah 17 tahun. Kesempatan untuk menghilangkan kutukan ini sudah berada di depan mata. Jadi, gimana, Bu? Apa bisa kutukan siluman anjing laut ini dipindahkan kepada Hana saja?” Meiry begitu menginginkan Hana merasakan penderitaannya selama menjalani kutukan ini, ia sudah jemu setiap malam harus berubah menjadi siluman. Ia ingin menjadi manusia seutuhnya dan menjadi putri
#Istri_GaibBab 64 : Siluman Ular[Meiry, pukul berapa kita ketemuan sore ini?]Zafran mengirimkan chat kepada gadis yang akan ia nyatakan isi hatinya sore nanti. Meiry yang sedang mengerjakan Prnya di depan meja belajar, segera mengetik balasan untuk sang calon tumbal yang akan ia persembahkan untuk penguasa sungai.[Sekitar pukul 16.30 aja, Bang.]Meiry bergegas bangkit dari tempat tidur lalu masuk ke kamar mandi, ia akan bersiap-siap untuk kencan perdananya ini. Ia menahan senyum, mungkin bagi Zafran itu kencan pertama, tapi baginya adalah hari terakhir kutukannya akan berakhir.“Pa, Meiry izin ke rumah teman, ya. Ada tugas kelompok,” ujar Meiry saat menghampiri Haikal yang sedang duduk di taman belakang bersama Nindi dan Hana, mereka sedang bercengkrama dengan sambil menikmati sepiring rujak buah.Hana menautkan alis melihat penampilan Meiry, ia jadi curiga kalau saudara angkatnta itu akan pergi berkencan dengan Zafran
#Istri_GaibBab 65 : Gagal“Sial, semua rencanaku berantakan.” Meiry membatin dengan mode pura-pura pingsan, sebab tubuhnya takkan kenapa-kenapa jika tenggelam selama apa pun di sungai.Setelah dokter memeriksanya, barulah Meiry pura-pura sadar dan mengerjapkan mata, menatap ruangan serba putih tempatnya berbaring sekarang. Sudah ada Haikal, Nindi, Hana, juga Zafran yang kini menatapnya dengan khawatir.“Dasar tukang bohong!” Hana mendekat dan membisikkan kata-kata itu ke dekat telinga Meiry.“Syukurlah kamu nggak apa-apa, Meiry.” Nindi mengusap dahi Meiry, ia khawatir dengannya walau hanya berstatus anak angkat tapi ia menyayangi Meiry sama seperti menyayangi Hana.“Maafkan saya, Om, Tante, gara-gara saya ... Hana sampai jatuh ke sungai.” Zafran mendekat dengan sambil menundukkan kepalanya.“Jadi, Meiry belajar kelompok sama kamu, Zafran? Tugas IPA kamu atau tugasnya Meiry yang di
#Istri_GaibBab 66 : Membujuk MeiryMeiry menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur dan menangis, suasana hati yang memang sedang tak baik semakin bertambah memburuk setelah pertengkaran dengan Hana. Ia semakin menyimpan dendam kepada saudara tirinya yang sudah keterlaluan itu, akan ia buat perhitungan suatu hari nanti agar gadis sok cantik itu menyesal karena telah mengenalnya. Ia bersumpah dan mengepalkan tangan dengan geram.Hatinya semakin sedih saat teringat kedaaan Ibunya yang masih sekarat di bawah sungai sana, diantara hidup dan mati. Ia masih belum bisa berbuat apa-apa untuk kesembuhannya. Pikiran gadis berambut merah itu semakin buntu, air mata semakin deras membasahi pipi mulus dan putihnya.Taklama kemudian, terdengar ketukan pintu dari luar kamarnya juga memanggil namanya, tapi ia Meiry tak menghiraukannya. Ia masih saja menangis sesegukan.“Meiry, sarapan dulu, yuk! Kamu ‘kan belum ada makan pagi ini.” ujar Haikal dengan
#Istri_GaibBab 67 : Pertemuan“Asyik, ya, Pa.” Meiry mencipratkan air ke wajah Sang Papa.“Eh, kamu nakal, ya!” Haikal tertawa dengan sambil membalas mencipratkan air ke wajah putri angkatnya yang sudah terasa seperti putrinya sendiri.“Hahaaa ... nggak kena, Pa!” Meiry menjulurkan lidahnya untuk mengejek sang Papa dengan sambil berenang menuju tengah sungai.“Meiry, jangan terlalu ke tengah, nanti kamu bisa tenggelam!” Haikal memperingatkan Meiry yang semakin menuju tengah sungai.“Hahaa ... nggaklah, Pa, Meiry ‘kan bisa berenang. Ayo sini, Pa, kejar aku!” jawab Meiry dengan sambil melambaikan tangannya kepada Haikal.Haikal pun ikut berenang ke tengah sungai, mengikuti Meiry yang melambaikan tangan kepadanya, hingga akhirnya mereka berdekatan.“Pa, Meiry mau buka jilbab, ya, sudah berenang pakai jilbab begini!” ujar Meiry dengan sambil melepas jilb
#Istri_GaibBab 68 : Tenggelam“Tolong, ada mayat!” teriak dua wanita yang hendak mencuci di sungai saat melihat dua orang sedang terkapar di pinggir sungai, dengan keadaan luka-luka.Sontak, para pria yang ada di kapal juga pinggiran sungai segera berlari menghampiri dua wanita yang kini berlari histeris dan naik ke permukaan.“Ada apa? Mana mayatnya?” tanya seorang nelayan yang tadi sedang bersantai di kapalnya yang bertambah di pinggir sungai.“I—itu ... di—di sana .... “ jawab wanita itu dengan panik.Sontak beberapa pria yang berdatangan langsung menghampiri Haikal dan Meiry yang saat itu sedang pingsan. Dengan sigap para nelayan itu menggotong tubuh kedua ayah dan anak itu dan langsung melarikannya ke rumah sakit.***“Mbak Nindi, itu pasien tenggelam di IGD mirip suamimu deh,” ujar Santi, teman sejawat Nindi yang saat itu sedang bertugas di Ruangan Poli Dalam.
#Istri_GaibBab 83 (Tamat)“Pa, aku nggak bisa berubah menjadi manusia seutuhnya lagi .... “ ujar Meiry sambil menangis sambil mendekat ke arah papanya yang masih setia menunguinya.“Jadi ... Papa harus gimana, Nak?” Haikal menggenggam tangan putrinya.“Selama tinggal, Pa, jangan lupakan aku ... putrimu .... “ ujar Meiry sambil menyeka cairan merah yang terus berjatuhan dari matanya.“Nggak, Mei, Papa tetap akan membawamu pulang ... ayo!” Haikal mengeluarkan Meiry dari air dan menggendongnya.“Jangan, Pa, wujudku tak sempurna sekarang ... nanti Mama Nindi, Nenek Ida dan Kak Hana akan takut kepadaku ... biarkan aku tetap hidup di sungai, Pa,” bantah Meiry.Haikal tak memperdulikan perkataan putrinya itu, ia langsung memasukkan Meiry ke dalam mobilnya dan segera memacunya menuju arah pulang.Tiba-tiba, rasa sesak juga susah bernapas mulai dirasakan Meiry lagi, ia memegan
#Istri_GaibBab 82 : Sakit“Meiry .... “ Haikal yang ketika masuk ke dalam rumah langsung mendekati kamar Meiry kaget saat melihat putrinya itu basah kuyup.“Papa ... pulang ... Meiry .... “ Meiry memegangi dadanya yang terasa sesak, ia sekana tak bisa keluar dari dalam itu.“Kamu kenapa, Mei?” Haikal mendekat.Meiry segera berlari masuk ke dalam kamar mandi, lalu masuk ke dalam bak dan menenggelamkan dirinya. Kondisinya benar-benar kacau saat ini, padahal ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Sekarang baru pukul 20.00 padahal, beda halnya jika sudah pukul 00.00.“Nak, kamu kenapa?” tanya Haikal sambil mengejar Meiry ke kamar mandi.Setelah menyelam beberapa detik, Meiry mengeluarkan kepalanya. Sedangkan Haikal, ia menatap putrinya itu dengan raut cemas.“Meiry ... kamu kenapa, Nak?” tanya Haikal sambil mengelus rambut merah putrinya.“Aku nggak tahu, Pa,
#Istri_GaibBab 81 : BimbangHaikal kembali ke rumahnya setelah mengantar Bu Ida pulang. Ia jadi terus kepikiran akan pembericaraan mereka tadi. Dengan menghela napas berat, ia duduk di sofa ruang tengah lalu memegangi kepalanya dengan segala macam permasalahan. Hana belum sadar dari komanya, tapi kini ia malah resah akan nasib Meiry jika ibunya memanggil Ustaz Bumi.“Ya Tuhan ... bagaimana ini?” gumam Haikal.Haikal menggelengkan kepalanya. Ia tahu, Meiry siluman tapi ia ingin tetap bersamanya dan tak ingin kebersamaan mereka terusik. Sudah cukup ia merelakan berpisah dengan Maura dulu, tapi kini ia tak mau kehilangan darah dagingnya bersama sang istri gaib. Ia sangat berharap Meiry bisa menjadi manusia dan hidup layak, bersamanya.“Papa udah pulang?” Meiry yang baru keluar dari kamarnya, sambil menghampiri sang papa yang terlihat begitu kusut, duduk dengan memegangi kepalanya.“Eh, iya, Nak. Kamu lagi ngapain
#Istri_GaibBab 80 : Dugaan Bu IdaSiluman Buaya Putih menunggui Hana semalaman dan memastikan gadis itu masih hidup. Pagi ini ia sudah bersiap mengantar putri dari Haikal dan Nindi itu ke dasar pantai agar bisa menghirup udara segar dan tak sepertinya yang hanya menghabiskan waktu di dalam air. Andai ia bisa memilih, maka ia ingin terlahir sebagai manusia.Ketika matahari sudah menampakkan sinarnya, siluman buaya putih dengan wujud silumannya mulai membawa tubuh Hana ke permukaan air, ia memasukkan Hana ke dalam mulut panjangnya. Sesampainya di permukaan air, ia celingukan untuk meletakkan tubuh gadis berambut merah itu karena jilbabnya sudah terlepas saat Hana tenggelam waktu itu.“Toloong ... ada buaya!” teriak seseorang dari pinggir pantai saat melihat siluman buaya putih menampakkan kepalanya ke permukaan.“Mana? Ini pantai, Bro, air asin, mana mungkin ada buaya!” sanggah pria lainnya.“Itu ... lihat
Istri GaibBab 79 : TenggelamHaikal dan Nindi sudah kembali ke pinggir pantai, sedangkan Hana dan Meiry masih belum bisa ditemukan. Supir speadboat sudah meminta bantuan kepada teman-temannya untuk membantu mencari, juga sudah menghubungi tim pengawasan pantai guna membuat pengaduan adanya pengunjung pantai yang tenggelam agar bisa dibantu mencari dua penumpang banana boat yang hilang itu.“Bang, semoga kedua putri kita baik-baik saja .... “ Nindi mengusap air matanya yang terus berjautuhan sejak tadi.“Kita berdoa saja, Sayang.” Haikal merangkul bahu Nindi, ia juga sedang bersedih sekarang.Sedangkan di tengah-tengah pantai, beberapa tim masih melakukan pencarian. Tim penyelam juga sudah diturunkan ke dasar pantai untuk mencari dua putri Haikal yang tenggelam.***Meiry yang sudah melempar Hana ke dasar laut, segera berenang ke permukaan. Ia berharap saudara tirinya itu segera mati agar ia bisa hidup tenang d
#Istri_GaibBab 78 : Pantai Pulau DatokMeiry sangat kesal atas ucapan Hana kepadanya tadi, ingin rasanya ia melenyapkan saudara tirinya itu saat ini juga. Andai saja ia bisa, sudah lama ia melakukannya. Kini ia hanya bisa mengamati Hana dan cowok yang membawa kamera itu dari kejauhan saja.Ada rasa iri di hatinya jika ada cowok yang menyukai Hana dan ia takkan membiarkan hal itu terjadi sebab dia tetap harus unggul dibandingkam anak dari pelakor yang telah merebut sanga ayah dari Ibunya.Sedangkan Hana, setelah berpose dengan segala macam gaya, kini ia sedang duduk di sebuah kafe yang berada di dalam lingkup Villa. Ia sedang melihat hasil jepretan cowok yang baru dikenalnya itu.“Bagus banget, Bang, hasil fotonya,” ujar Hana.“Objeknya juga bagus, itu yang paling mendukung,” jawab cowok itu sambil melirik gadis berhijab di sebelahnya.“Hmm ... iya juga sih, hahaa .... “ Hana menutupi mulutnya sambi
#Istri_GaibBab 77 : Liburan[Pa, nanti di villa, aku nggak bisa satu kamar sama Hana soalnya Papa tahu sendirikan perubahanku setiap tengah malam.]Meiry mengirimkan pesan itu kepada Haikal, saat jam istirahat sekolahnya sedangkan papanya ia pastinya sedang berada di kantornya.Haikal menautkan alisnya saat membaca chat dari putri keduanya itu dan ia tak memikirkan sebelumnya akan hal itu. Ia mengusap wajah sambil menghembuskan napas berat, semua itu benar-benar tak ia pertimbangkan, ia hanya memikirkan asyiknya jika bisa liburan bersama.[Maafkan Papa, Mei, Papa lupa akan rahasiamu. Sekali lagi maafkan Papa, Papa hanya memikirkan asyiknya jika bisa pergi liburan bersama kalian dan melupakan tentang keadaanmu.][Iya, Pa, nggak apa-apa.][Iya, nanti Papa akan menyewa Villa yang kamarnya ada tiga. Kamu tenang saja, Nak.][Terima kasih, Meiry sayang Papa. Oh iya, chat kita langsung dihapus, Pa, takutnya ada yang baca. Meiry harap
#Istri_GaibBab 76 : Dugaan Hana“Loh ... Mey, kok udah keluar dari kamar saja, emang kapan datangnya?” Hana menautkan alisnya, menatap saudara angkatnya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.“Hmm ... pas aku datang, kamu lagi dapur,” jawab Meiry cuek sambil melangkah menuju dapur.“Hey, aku dari tadi ada di ruang tengah, mengerjakan tugas. Apa kamu masuk rumah dengan cara menembus dinding ... kayak hantu?” Hana menatap tajam Meiry.Meiry melengos kesal melihat tingkah Hana yang selalu mencurigainya itu.“Udah ah, aku mau makan dulu.” Meiry melewati tubuh Hana dan tak lupa menyenggol bahunya dengan lumayan keras sehingga saudara tirinya itu terhuyung ke samping.Meiry melangkah cepat menuju dapur sambil tersenyum sinis, melihat Hana yang mengaduh kesakitan karena ulahnya. Ia bisa bermain lebih kasar lagi jika Hana terus mengusik ketenangannya.Hana menghentakkan kaki kesal dan
Istri GaibPart 75 : Tumbal Kedua“Bang!” Meiry tersenyuum sambil masuk kembali ke ruangan karoke itu lalu duduk di samping Tristan.“Kok lama banget, kirain tertidur di kamar mandi.” Tristan langsung merangkul Meiry dan memeluknya.“Ngantri, Bang, ada yang lama banget di kamar mandinya. Eh, tahunya ada yang pacaran di sana.” Meiry menjauhkan dirinya dari Tristan tapi pacarnya terus saja memepet tubuhnya.“Sayang, sini!” Tristan menarik tangan Meiry dan kembali memeluknya. “Aku mencintaimu, Mey, sangat cinta ... “ bisiknya di telinga sang pacar sambil mendekatkan wajah mereka.Meiry hanya tersenyum, ia senang mendengarnya tapi takkan langsung bisa percaya begitu saja sebelum membuktikannya nanti.“Aku juga mencintaimu, Bang,” jawab Meiry pura-pura, walau ia tak memiliki perasaan itu.Tristan semakin mendekatkan wajah mereka, tangannya menyentuh dagu Meiry.