Share

Selalu Salah

Author: Annisa Rahmat
last update Last Updated: 2021-05-22 01:33:11

"Juleha, nanti kamu bisa tolongin Mama?"

Saat ini aku memang sudah merubah panggilan buat Mamanya Mas Vino, nggak bilang ibuk lagi, karena kata Mama, aku yang sekarang jadi mantunya berarti sudah kayak anak sendiri, baik banget toh mertuaku.

Aku nggak pernah menyangka kalau Mamanya Mas Vino bisa menerima aku dengan baik, padahal aku iki cewek ndeso, katrok, dan nggak cantik pula, tapi beliau bisa nerima aku apa adanya. Yo ... walaupun sikap Mas Vino masih saja sinis, tapi aku percaya suatu saat nanti Mas Vino bakal tresno karo aku.

Soalnya pepatah di desaku mengatakan 'Tresno jalaran songko kulino' jadi kalau aku biasa meperin Mas Vino, pasti bakal luluh juga. Orang batu aja kena hujan bisa berlubang, apalagi hati manusia.

"Tolongin nopo, Ma?"

"Kamu nanti temenin Vino belanja kebutuhan rumah ya, tadi Vino udah Mama

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Dokter Somvlak   Masa Cemburu?

    Ternyata nguliahin Juleha nggak semudah yang gue kira. Ribet tau nggak sih. Penyebabnya karena dia nggak bawa ijazah, alias ketinggalan di kampung halamannya, jadinya gue dan Juleha akhirnya pulang ke kampung halamannya buat ngambil ijazah. Untung masih ada, nggak dimakan ama rayap.Awalnya, waktu gue sampai di rumah Juleha, tetangganya pada kaget semua, karena Juleha yang pulang-pulang naik mobil, dan situlah kenyinyiran dimulai, dari yang ngatain Juleha gini lah, gitu lah, sampai ngatain suaminya tua, lha? Secara otomatis mereka ngatain gue tua dong, enak banget kalau ngebacot. Emang mulutnya pada pedes semua, ngalahin mie Samyang yang pedesnya naudzubillah.Heran gue, ngapain sih pada iri dan soudzon, padahal mereka nggak tahu kejadian yang sebenarnya tapi udah men judge seenaknya aja. Walau pun gue nggak pernah respek sama Juleha, tapi yang namanya suami, istrinya digituin gue ng

    Last Updated : 2021-05-22
  • Istri Dokter Somvlak   Cemburu

    Juleha dari tadi cuma menunduk doang gue liatin. Dia baru aja gue marahin gara-gara ketahuan jalan sama Bagus. Sebenarnya bukan jalan sih, cuma ngerjain tugas kuliah aja. Kebetulan dia satu kelompok sama Bagus. Tapi biar bagaimanapun, gue tetep aja nggak suka, apalagi ketemuannya di Cafe yang nuansanya romantis. Itu kerja kelompok apa kencan, emang ngerjain di kampus nggak bisa apa?Juleha dari tadi cuma menunduk doang gue liatin. Dia baru aja gue marahin gara-gara ketahuan jalan sama Bagus. Sebenarnya bukan jalan sih, cuma ngerjain tugas kuliah aja. Kebetulan dia satu kelompok sama Bagus. Tapi biar bagaimanapun gue tetep aja nggak suka, apalagi ketemuannya di cafe yang nuansanya romantis. Itu kerja kelompok apa kencan, emang ngerjain di kampus nggak bisa apa?!Nggak tahu juga, kenapa gue sekarang juga over posesi

    Last Updated : 2021-06-04
  • Istri Dokter Somvlak   Program

    "Gue nggak minta banyak kok, Le. Gue cuma mau lo menuhin hak gue sebagai suami lo. Jadi buat malam ini, gue mau lo mendesahkan nama gue." Deg! Waduh, piye iki. Maksute wik-wik gitu? "Mas ...." Aku menggigit bibirku, bingung mau bilang apa, aku ndak siap begituan sama Mas Vino. "Kenapa? Lo nggak mau?" Ada nada kecewa dari suaranya. Duh, rasanya dia kayak mau merkaos aku daripada minta hak-nya. Tapi aku penasaran, hak apa yang dimaksud Mas Vino, apa benar seperti yang aku bayangkan, jangan-jangan cuma zonk, dan itu cuma pikiran mesumku saja. "Bu ... bukan, emm ... menuhin hak Mas Vino itu maksudnya gimana toh?" Tidak salah kan, kalau aku memastikan, daripada diketawain kayak dulu. "Lo umur berapa sih, Le?" "Delapan belas tahun, Mas."

    Last Updated : 2021-06-07
  • Istri Dokter Somvlak   Mau Nyenengin Mas Vino

    Aku menyenderkan kepala di tembok, tidak lupa dengan tangan yang menopang dagu. Sebenarnya aku tuh bingung sama permintaan Mas Vino yang nyuruh aku dandan cantik, sedangkan aku saja nggak bisa dandan. Udah gitu dia bilang mau mendengar desahanku lagi, baru membayangkan saja rasanya sangat merinding."Awsh!!" Aku langsung memegang pipiku yang terasa dingin. Ternyata pelakunya Bagus toh, dia dengan tampang tidak bersalahnya langsung tertawa dan duduk di depanku."Ngapain sih lo bengong aja di kantin tanpa pesen apa pun. Nggak punya duit?""Bukan."Bagus mana tahu kalau aku sedang dilanda kebingungan karena suamiku yang tiba-tiba meminta jatah."Nih minum. Muka lo nggak banget deh, Leha. Kayak ibu rumah tangga yang mikir utang."Aku berdecak, memang aku ini sudah jadi ibu rumah tangga, wong aku saja sudah nikah. Tapi ... ini permasalahannya beda, bukan karen

    Last Updated : 2021-06-23
  • Istri Dokter Somvlak   Takut dan Kecewa

    Pintu kamar mandi yang sedari tadi diam terus aku tatap dengan was-was. Dari tadi tanganku terus meremas sambil bibir saling menggigit. Serius, tanganku udah panas dingin lho ini, nunggu Mas Vino yang belum keluar juga dari kamar mandi. Apa aku buka sekarang aja ya baju luarnya, rasanya panas banget, jantungku yang dari tadi terus deg-degan membuat keringat semakin membasahi tubuhku. Nanti kalau bau asem kan malu-maluin. Aku mendekatkan ketekku ke arah hidung. Masih wangi. Untunglah. Kembali melirik pintu kamar mandi, suara air yang sedari tadi gemericik sudah tidak terdengar lagi, itu berarti Mas Vino sudah selesai. Waduh! Aku langsung berdiri dan kembali merapikan penampilanku. Mencoba memberanikan diri dan mengingat artikel yang tadi aku baca. "Kamu bisa Juleha." Aku menyemangati diri. Cklek! Mas Vino akhirnya keluar dengan badan yang lebih segar

    Last Updated : 2021-06-24
  • Istri Dokter Somvlak   Setelah Itu

    "Jadi ... Mas Vino ditinggal papanya udah dari lama ya?" Gue melirik Juleha sekilas, dia juga menatap gue dengan takut-takut. Entahlah, padahal gue nggak sampai bentak dia atau bahkan ngasarin. Tapi setelah kejadian semalam yang bikin gue nggak percaya bahwa itu Juleha, dia terlihat seperti takut gitu. "Lo udah lihat sendiri kan di nissan bokap gue." Juleha mengangguk, dia menunduk pelan sambil meremas tangannya. Gerak-geriknya tidak luput dari pengawasanku. Saat ini kami sedang mampir di salah satu warung makan yang tidak jauh dari pemakaman. Gue memilih tempat ini, karena selain bersih, gue udah lapar. Dari tadi pagi belum sarapan soalnya. Ibu-ibu yang punya warung ini menyerahkan dua piring berisi ayam goreng dan sambal kemangi beserta lalapannya. Di depan gue juga tersaji satu bakul kecil berisi nasi yang penuh. Gue mengucapkan terima kasih sebelum ibunya itu pergi. Gue menarik ko

    Last Updated : 2021-07-11
  • Istri Dokter Somvlak   Jalan-Jalan

    Warning 21+ Mas Vino kelihatan uring-uringan setelah kejadian itu. Setelah adegan ciuman yang berakhir memalukan tadi, dia langsung bergegas menyuruhku masuk dan tancap gas ke sebuah toko baju yang nggak jauh dari sana. "Lo nggak mau keluar? Kalau nggak juga nggak apa-apa sih, bodo amat nanti kalau lo jadi daging panggang di dalam mobil." Setelah mengatakan itu dia pergi ke dalam toko itu dan ninggalin aku sendirian. Tapi aneh lho Mas Vino ini, apa karena usia sudah tua bisa menimbulkan efek pelupa. Masa dia tadi ngajuin pertanyaan terus dijawab sendiri, aneh kan ya. "Aduh, panas yo ternyata." Aku mengibaskan tanganku ke leher. Padahal mesin mobil udah mati, kaca jendela juga udah aku buka lebar, kenapa masih panas sih. Mana matahari terik sekali, beginilah kalau udah menginjak siang, di kota memang selalu panas, beda kalau di desa, sejuk rasanya. Merasa jenuh karena nunggu Mas Vino ke

    Last Updated : 2021-07-19
  • Istri Dokter Somvlak   Teman Kampus Juleha

    Setelah kejadian malam itu, beberapa hari kemudian, aku sama Mas Vino jadi canggung. Kadang malah cuma diam-diam aja padahal di meja makan bersama. Mama sampai curiga, dikira kita sedang bertengkar. "Kalian itu jangan keseringan berantem. Nanti proses pembuatan cucu Mama jadi terhambat." Aku bahkan hampir tersedak mendengar mama bilang begitu. Untung saja Mas Vino punya seribu seratus lima puluh cara untuk menaklukkan omongan mama. "Apaan sih, Ma. Itu nggak mengganggu sama sekali. Di meja makan saja kita diem, kalau di ranjang mah beda lagi. Ya nggak, Le?" Lelakiku ini menggerakkan sebelah alisnya untuk meminta pendapatku, sedangkan aku hanya bisa meneguk ludah susah payah untuk sekedar menganggukkinya. Ya gimana ya, bingung mau nanggepin, kalau nggak dianggukin, nanti mama akan semakin memojokkan kita. Sedangkan kalau aku anggukin, itu sama saja aku berbohong toh. Yo ndak iso perkara

    Last Updated : 2021-08-17

Latest chapter

  • Istri Dokter Somvlak   Ekstra Part

    Gue menatap bocil gue yang lagi main air, dia cuma pakai sempak doang di depan rumah sambil nyiprat-nyipratin air ke kucing yang kemarin ia temuin di got. Padahal itu kucing imut banget lho, tapi nggak tahu kenapa bisa nyungsep di got. Gue kira punya tetangga, tapi nggak ada tuh tetangga yang heboh nyariin kucingnya. Ya udah, sekarang dia rawat aja. "Dek, kasian kucingnya jangan dicipratin air terus." Gue menegur Ara yang masih asyik mainin air. "Ndak apa-apa, Yah. Lihat, lucu ya Yah, dia lari-lari." Dasar bocil! Dibilangin malah ketawa. Batu banget sih, anak siapa coba. "Ya Allah, Ara, kenapa cuma pakai sempak doang, Nak. Nanti masuk angin lho." Juleha yang baru saja datang langsung meletakkan kopiku di atas meja yang berada di dekatku. Lalu setelahnya dia hendak mendekati anaknya yang sekarang ngambil selang dan dimainin airnya sampai tumpah ke mana-mana. "Udah, Le, biarin aja. Tadi udah gue deketin suruh pakai kaos dalam nggak mau dia. Nih lihat, baju aku basah." Juleha meliha

  • Istri Dokter Somvlak   Reuni 2

    “Kenapa, Mas?” Langkah kakiku langsung berhent begitu melihat Mas Vino yang menyentuh beberapa bagian bajunya, seperti tengah mencari sesuatu. “Handphone-ku nggak ada.” “Lho? Kok bisa? Mas Vino kan, rajin banget pijitin benda itu. Kok bisa hilang?” tanyaku ikutan panik. Apalagi itu bukan barang murah. Mengingat bagaimana bentuk gambar apel yang kegigit di belakang benda itu. Mas Vino nyengir lebar sambil menggaruk pelipisnya. “Nggak hilang kok, tapi kayaknya ketinggalan di mobil. Aku ambil dulu ya, kamu duluan saja.” “Tapi nanti kalau Mas Vino nggak nemuin Juleha gimana?” “Emang kamu sekecil upilnya semut apa, sampai nggak kelihatan. Tenang aja, dimanapun kamu bersembunyi, aku bakal tetep nemuin kamu.” Tuh kan, kumat lagi gombalannya. Ara saja sampai melongo melihat tingkah laku bapaknya itu. “Yah, Ala ajalin ngomong begitu dong.” “Ngomong apa?” Mas Vino yang semula ingin pergi jadi urung karena omongan anaknya. “Yang sepelti Ayah bilang ke Ibu tadi.” Mas Vino mengernyitkan a

  • Istri Dokter Somvlak   Reuni

    Ara terlihat tertawa riang saat bermain dengan kakeknya. Saat ini kami tengah berada di rumah Pak Lik Jatmiko, sesekali kami memang mengunjungi beliau, kadang juga sampai bermalam di sini. Beliau sudah kembali ke kampong halamannya. Jadi, selama ada waktu luang atau sedang berlibur, kami akan datang ke sini, kadang juga beliau yang datang ke rumahnya Mas Vino.Tanggapan Mama mertuaku?Tentu saja Mama menyambutnya dengan baik. Tidak semua orang sugih itu kejam kayak di pilm-pilm. Meski pada awalnya aku juga berpikir begitu sih. Hihihi.Bukan hanya itu, Mas Vino juga memberi modal untuk lelaki paruh baya ini agar tidak perlu lagi bekerja keras di luar. Sekarang beliau jualan sembako di rumahnya. Toko kecil yang dibangun atas bantuan Mas Vino. Beruntung sekali aku mempunyai suami sepertinya.“Lho, cucunya berkunjung lagi, Pak?” Salah satu pembeli yang hendak membeli sesuatu itu bertanya saat melihat Ara sedang bermain di took. Aku hanya mengamatinya dari dalam sebelum akhirnya masuk ke d

  • Istri Dokter Somvlak   Little Family

    Empat tahun sudah berlalu, kehidupan gue benar-benar berubah. Di umur gue yang sudah menginjak tiga puluh dua tahun ini, akhirnya gue mempunyai keluarga kecil, bersama seorang wanita yang tak pernah gue sangka sebelumnya. Seorang wanita ndeso, katrok yang jauh dari kriteria idaman gue selama ini. Tapi kalau Tuhan sudah menggariskan dia jodoh gue, gue bisa apa selain menerima, toh … ternyata dia juga jadi sumber kebahagiaan gue. Oh iya, anak gue udah umur empat tahun seperempat, dan pastinya makin aktif dong. Dia udah bisa jalan ke sana-ke mari nangkepin nyamuk, sampai emaknya aja dibuat kualahan sama tingkahnya yang begitu aktif. Awalnya gue sedih waktu lihat kondisi dia saat itu. Gue takut kalau dia bakal berbeda dengan bayi normal lainnya, tapi alhamdulilah, sekali lagi gue wajib bersyukur dengan perkembangannya sekarang yang begitu aktif dan cantik. Bibit cogan gue nurun ke dia dong pastinya, tapi ini versi cewek. "Ayah." Arabella berteriak begitu melihat gue keluar dari mobil, di

  • Istri Dokter Somvlak   Kehidupan Baru

    “Mas, ini gimana cara pakainya?”“Nggak tahu, aku nggak pernah pakai soalnya.”Juleha kembali memberenggut. Pagi-pagi sudah heboh sendiri. Maklum, hari ini adalah hari pertamanya kuliah setelah mengambil cuti. Anak kita juga sudah pulang ke rumah. Dia sudah diperbolehkan keluar dari incubator. Begitu dia diperbolehkan pulang, Mama dengan antusiasnya langsung menjemput cucu kesayangannya itu. Bahkan besoknya langsung mengadakan syukuran atas pulangnya Arabella.“Mas Vino bantuin dong!”Gue yang awalnya lagi siap-siap dengan mengancingkan lengan kemeja jadi urung, dan malah mendekati Juleha yang lagi memegang bulatan putih di tangannya itu. Untung saja Arabella sedang diajak Mama jalan-jalan di depan rumah, sambil sekalian berjemur. Jadi kami bisa siap-siap tanpa khawatir.“Biasanya ada cara pakainya lho, Le. Dikemasannya apa nggak ada?”“Oh iya-ya, coba Mas Vino baca biar Juleha yang praktikan.”“Ha?” Gue sampai menggaruk rambut mendengar usulan Juleha. Ada-ada saja sih. Duh, harusnya

  • Istri Dokter Somvlak   Cinta yang Terbalas

    "Emh." Aku mengerjapkan mata perlahan, tapi saat hendak menarik tanganku malah terasa berat, ternyata ada yang memegangnya. Melirik jam yang tergantung di dinding, ternyata udah mau masuk subuh.Aku mengusap surai hitam yang saat ini tengah rebah dengan wajah yang menghadap ke arahku. Mas Vino begitu manis, dia bahkan rela menjagaku sampai pagi begini, apalagi dengan posisi seperti ini. Pasti pegal sekali. Kenapa dia tidak tidur di sofa saja sih, kalau bangun nanti, pasti lehernya sakit.Aku menghembuskan napas perlahan, menyadari hari di mana Mas Vino ketemu sama Mbak Lidya dan berpelukan mesra, mereka memang pasangangan yang romantis, aku saja yang tak tahu dirinya mengiyakan permintaan Mama untuk menikah dengan Mas Vino. Sesak rasanya menyadari kalau suamiku belum juga mencintaiku. Mencintai sendirian itu menyakitkan. Tahu yang lebih parahnya lagi di mana? Aku malah berhalusinasi Mas Vino mengatakan mencintaiku dan tidak ingin merawat anaknya kalau bukan denganku. Aneh sekali 'kan.

  • Istri Dokter Somvlak   Harapan

    Sepi. Itu yang gue rasain sekarang, gue kagen banget sama celotehnya Juleha, sama sikap katroknya yang dulu bikin gue ogah-ogahan dan ilfiel, bahkan sama bibir manyunnya yang sering bikin gue gemes. Kemarin gue emang salah sampai membandingkan scenario temen sama yang sudah diusun ke gue. Harusnya gue bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menjadi Ayah. Lagi pula, setiap orang pasti ada jalan ceritanya sendiri dalam menggapai kebahagiannya.Sebenarnya kalau disuruh pilih, gue pingin banget kejadian kemarin adalah mimpi buruk belaka, dan saat bangun sudah disambut dengan senyuman Juleha, tapi apa daya … kalau penulis scenario hidup gue berkata lain, gue bisa apa selain menerima."Vin, kamu mau ke rumah sakit sekarang?" Mama menghentikan aktifitasnya begitu melihat gue turun dari tangga."Iya, Ma, kasian anak Vino sendirian." Gue tersenyum."Halah, alasan, paling kamu mau apel sama suster, kan." Mama memicing curiga."Hahaha, apanya yang mau diapelin sih, Ma. Menantu kesayangan

  • Istri Dokter Somvlak   Melepasmu

    Gue duduk di ruang tunggu dengan tangan gemetaran, di samping gue ada Pak Lik Jatmiko yang dari tadi mencoba menguatkan dengan sesekali mengusap punggung gue. Kepala gue dari tadi menunduk dengan posisis tangan saling menyatuh. Sungguh, perasaan gue nggak karuan, bahkan kemungkinan terburuk dari tadi terus kepikiran, meskipun sudah mencoba meyakinkan diri bahwa mereka akan baik-baik saja, tapi bayangan buruk sialan itu tetap aja berkelebat.Tes!Sial! Kenapa gue nangis lagi sih, cengeng banget. Andai saja gue dibolehin masuk buat lihat kondisi Juleha atau ikut menanganinya, mungkin gue sekarang bisa menyaksikan perjuangannya di dalam, tapi apa daya, para pihak medis yang menangani Juleha melarang gue, katanya nanti ditakutkan gue panik di dalam sana dan menganggu proses operasi."Vin?"Gue menoleh ke arah orang yang memanggil gue. Rayhan, Satria, dan Aris datang menghampiri gue dan menepuk pelan punggung gue. Gue emang sengaja ngabarin mereka buat meminta do'a untuk keselamatan anak d

  • Istri Dokter Somvlak   Luka 2

    Wanita ini masih tidak menjawab, dia malah berontak mencoba melepaskan cengkraman gue. Tidak mau kami jadi pusat perhatian dan terjadi drama kayak film Bollywood, gue langsung aja narik dia keluar, kemudian memutar tubuhnya dan menghadapkan ke arah gue.."Le, jangan nunduk. Angkat kepala kamu."Wanita ini masih menggeleng, rambutnya yang panjang nutupin mukanya, makanya nggak terlalu jelas. Karena nggak ada pilihan lain, gue sedikit memaksanya untuk mendongakkan kepalanya, lalu menyibak rambut di depan wajahnya, dan benar saja dugaan gue."Aku kangen sama kamu, Le. Kenapa pergi gitu aja, hmm?" Gue langsung memeluk dia di pinggir jalan, bodo amat jika kelakuan kita jadi tontonan. Gue terlalu rindu sama wanita ini. meskipun ada rasa kecewa, karena tidak ada balasan sama sekali dari wanita yang ada dalam rengkuhan gue ini. Bahkan setelah lima detik berlalu."Mas Vino lepasin Juleha, anak kita penyet ntar, kalau dipeluk keras begini."Gue terkekeh, senang sekali mendengar suaranya kembali

DMCA.com Protection Status