Share

Bab 398

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kak Paul ..., Ayo dooong! Udah siang ini ...!" Syafa berteriak melihat Paul masih sibuk menerima panggilan telepon di ruang tengah.

"Ck, siapa sih yang telepon pagi-pagi?" gerutu Syafa sambil menghentakkan kakinya. Ia khawatir akan terlambat, karena hari ini adalah hari pertama ia kuliah. Sejak tadi gadis itu sudah siap, namun suaminya masih saja bicara di ponselnya dengan seseorang.

Paul memberi kode pada Syafa untuk menunggu sebentar. Syafa yang tidak sabar justru menghampiri dan duduk di samping suaminya.

"Siapa, sih?" desisnya lagi sambil mempertajam pendengarannya. Ia penasaran, karena Paul bicara sangat serius dan terkesan dekat dengan lawan bicaranya.

"Sebaiknya kamu istirahat saja dulu, Aina. Utamakan kesehatan janinmu. Untuk acara syukuran, bisa kita jadwalkan ulang nanti."

Hati Syafa langsung memanas mendengar nama Aina yang disebut oleh Paul. Wajahnya langsung cemberut.

Setelah menutup panggilan dari Aina, Paul menoleh pada Syafa yang duduk di sampingnya. Ia semakin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Ritta Halil
firda ..padahal syafaa tdk tahu ..ttg masa lalunya..kasian
goodnovel comment avatar
Rina Novita
Bukan tidak digubris kakak. menuls cerita itu nggak mudah kak. Perlu pemikiran dan konsentrasi. Kalau buru-buru khawatir tidak maksimal hasilnya.
goodnovel comment avatar
Suan Diamond
nah 1 bab aja udh putus lg sambungan nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 399

    "Ayoo, Bun, Bumi aja yang antar Bunda. Kasian Syafa, Bun!" Pria muda dengan rambut sedikit panjang itu terus mengikuti Firda dan berusaha membujuk. "Kalau Kamu kasian sama gadis itu, ya udah antar aja sana!"ketus Firda sambil membuka ponselnya. "Bumiii .., Aku aja yang naik taksi. Aku bisa, kok." Tiba-tiba Syafa keluar dari mobil dan berteriak. Terlihat ia berusaha sedang menghapus air mata dengan punggung tangannya. "Tuh kan, Bun. Syafa jadi merasa nggak enak." Firda hanya diam. Tak menggubris ucapan putranya. Sesekali ia melihat ke pintu gerbang. "Syafaaa, tunggu sebentar!" balas Bumi. Ia memutuskan untuk menyusul Syafa. Karena ia melihat Firda sudah memesan taksi online lewat aplikasi. Syafa berhenti ketika Bumi menarik tangannya. "Pulang sama Gue aja! Bisa dimarahin Ayah nanti kalau Lo pulang naik taksi!" "Tante Firda gimana?" Wajah Syafa terlihat merasa bersalah. "Bunda udah pesan taksi online. Nggak usah Lo pikirin!" Bumi sama sekali tak.melepaskan cengkraman tangannya

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 400

    "Daddy ...., Daddy ...!" Suara Kaisar terdengar lantang. Bocah balita itu berlari ke dalam rumah menuju kamar Rein dan Maira. "Mama ... Daddy ..., ada dedek bayi." Rein dan Maira saling menoleh. Mereka terpaksa menghentikan aktivitas di pagi itu. Karena hari libur, Sejak subuh tadi keduanya belum keluar kamar. Mereka memilih untuk memanfaatkan kebersamaan mereka dengan saling melepas rindu. Beberapa hari ini Rein sering ke Bandung bersama Paul. "Sayang, Kaisar ternyata sudah bangun." Rein melepaskan pagutannya pada bibir Maira. Napas keduanya masih tersengal. Mereka baru saja ingin melanjutkan ke ronde kedua, setelah pertempuran pertama di bathub, saat mandi satu jam yang lalu. Sepasang suami istri itu bergegas memakai pakaian mereka. Rein yang lebih dulu selesai, segera beranjak dan menghampiri putra sambungnya. "Hai, jagoan! Ada apa?" Pria bule dengan jambang tebal itu berlutut di depan putranya. "Ada dede bayi, Daddy. Aku mau. Aku mau dede bayi." Rein mengerutkan keningnya.

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 401

    Sekitar belasan mobil mewah terparkir di sekitar rumah berlantai dua dengan gaya eropa itu. Para tamu semua berpakaian formil dan elegan. Hampir semuanya berpasang-pasangan. Seorang model cantik yang sudah tak asing bernama Lunaya juga hadir malam itu. Artis papan atas itu tampil sangat memukau. Hampir semua mata tertuju pada wajah dan tubuhnya yang tinggi diatas rata-rata. "Silakan masuk, Tuan dan Nyonya ...!" Rein dan Maira bergandengan tangan, mengangguk ramah pada para pria bersafari yang bertugas menerima.tamu. "Kita temui Pak Boy Azka dulu!" bisik Rein pada Maira. Pandangan keduanya mengitari ruangan besar yang telah disulap menjadi ruang pesta yang sangat berkelas. Alunan musik yang syahdu terdengar indah. "Itu di sana!" tunjuk Maira yang melihat Boy Azka.sedang berbincang dengan beberapa pengusaha. "Kita di sini saja dulu." Melihat banyak pria paruh baya yang merupakan pengusaha kaya, Rein menahan istrinya untuk tidak mendekat. Maira menurut. Ia berdiri di sebelah Rei

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 402

    "Ada apa denganmu, Mas? Kenapa malah bekrja sama dengan Morine? Bukankah Mas tidak suka dengan temanku itu?" Firda baru saja masuk ke kamar. Suaminya sudah bersiap hendak tidur. "Aku dan Morine ada urusan pekerjaan. Kami harus profesional." Firda hanya menghela napas panjang. "Kemana saja Kamu sejak tadi? Kenapa tidak menemaniku di acara makan malam tadi?" Firda memutar bola mata malas. "Sejak awal Aku ada di dekart Mas. Tapi Mas seakan tidak peduli denganku. Bahkan tidak memperkenalkan Aku pada para tamu. Lalu untuk apa aku di sana?" Nada bicara Firda terdengar kesal. Boy Azka sempat tersentak. Ia menyadari kesalahannya. Malam ini ia terlalu bahagia mendapatkan banyak relasi dan investor. Hingga ia sampai lupa untuk memperkenalkan Firda pada semua tamunya. Perlahan Boy bangkit dan menghampiri istrinya. "Maafkan Aku. Tadi Aku terlalu sibuk menyambut tamu-tamuku." Boy memeluk Firda dari belakang. "Kamu selalu wangi dan cantik." Pria paruh baya itu selalu kagum pada sang istr

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 403

    "Bagaimana bisa Bi Ratna tau masalah ini? Sementara Aku istrimu nggak tau apapun, Mas?" Firda merasa tak dihargai oleh suaminya. "Kamu anggap apa aku ini,Mas? Oh iya. Aku lupa. Sejak dulu Aku ini hanya sebagai pelengkap saja dalam hidup Mas. Dari dulu Aku memang nggak berarti apa-apa buat Mas." Firda menangis sesenggukan di samping Boy. Tak lama terdengar suara ketukan pimtu kamar. "Permisi Pak, Bu. Bapak sudah ditunggu di depan. Mobil.sudah siap." Suara salah satu asisten rumah tangganya setengah berteriak dari luar. "Firda, Justru Aku tidak bilang sama kamu karena untuk menjaga perasaanmu. Saat itu Bumi masih belum genap setahun. Kamu masih menyusuinya. Aku tidak mau ada sesuatu terjadi pada rumah tangga kita. Sudahlah. Aku ada rapat pagi ini. I Love you. " Boy Azka mencium kening dan bibir Firda sebelum ia beranjak keluar dan pergi ke kantor. Firda ternganga. Jawaban Boy Azka sangat masuk akal. Bahkan sempat membuat hatinya menghangat. "Apa memang Aku yang terlalu menuntut pa

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 404

    "ibu ini bukannya ... yang waktu itu datang bersama Ayah?" Netra Syafa melebar. Ingatannya kembali pada saat pertama kali ia bertemu dengan ayah kandungnya. Yaitu saat hari pernikahannya. "Iy-iyyaa,Non. Masuklah, Non!" Syafa naik ke dalam mobil dan duduk di samping Ratna. "Non Syafa sudah sembuh? Tidak pakai kursi roda lagi?" Syafa tersenyum. "Sudah enggak, Bu," jawab Syafa seraya menggeleng. Firda duduk di depan, samping Pak Supir. "Ke TPU Tanah kusir, Pak!" "Baik, Bu." Supir itu mengangguk mendengar perintah Firda. "Tante ..., maaf. Kita mau kemana?" Syafa bingung mendengar tempat tujuan yang disebutkan Firda. Daerah yang masih cukup asing baginya. "Nanti Kamu akan tau sendiri. Oh ya, Kamu sudah makan?" Lagi-lagi hati Syafa berdesir mendengar perhatian Firda. Cara bicara Firda yang lembut membuat hati Syafa seakan melompat-lompat kegirangan. "S-sudah, Tante." Mereka saling menatap lewat spion dalam mobil. Ingin rasanya Syafa menjerit histeris melihat senyum indah Firda

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 405

    "Gaunnya indah sekali ...," gumam Syafa. Satu tangannya mulai menyentuh gaun berwarna hitam dengan model kerah sanghai itu. Terdapat rample pemanis pada lengan dan di bagian atas perut. "Kamu suka?" Tiba-tiba terdengar suara bariton yang tak asimg mengejutkan Syafa. Gadis itu menoleh lantas matanya membelalak. "Kak.Paul? Kak Paul sudah pulang?" Syafa nyaris terpekik melihat suaminya sudah mandi dan memakai celana pendek. Rambutnya masih nampak basah. "Iya, Aku memang nggak ke Bandung." Syafa melotot mendengar pengakuan Paul. "Lalu kak Paul kemana aja sejak pagi?" Syafa sewot karena tadi pagi ia melihat Paul sudah sangat rapi dengan pakaian formil saat mengantarnya ke kampus. Pauk terkekeh. Gemas melihat bibir Syafa yang maju karena cemberut. Pipinya yang chuby tampak semakin bulat di antara hidungnya yang tinggi menjulang. "Tadi aku menemui Event Organizer yang akan bekerja sama dengan kita. Rencananya Aku ingin buat pesta kecil-kecilan untuk keluarga kita." Wajah Syafa seketi

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 406

    " Apa Mas betah tinggal di apartemen kecil begini? Nggak kasian sama Aina dan bayinya nanti?" Anita menyamai langkah suaminya menuju kamar Aina. "Apa maksudmu?" Langkah Indra terhenti mendengar pertanyaan Anita yang dia pikir agak aneh. "Rumah kita besar, Mas. Kamu bisa ajak Aina tinggal bersama kita di sana." Indra menatap wajah Anita lekat. Sungguh ia tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Bukankah belum lama ini Anta memintanya untuk menceraikan Aina? Apa yang membuat wanita itu menjadi berubah 180 derajat? Anita tersenyum. Ia tau Indra sedang merasa kagum padanya. "Ooom ... ! Om lagi ngomong sama siapa, sih?" Terdengar teriakan Aina dari kamar. Keduanya menoleh dan bergegas melangkah masuk ke dalam kamar bernuansa coklat muda itu. "Aina, kita kedatangan tamu." Indra lebih dulu masuk dan mendekat pada istri keduanya yang manja itu. Sementara Anita masih berdiri di dekat pintu, mengumpulkan kekuatan agar ia sanggup melihat kemesraan suaminya dengan wanita lain. "Sia

Bab terbaru

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bagaimana Kisah Maira Selanjutnya?

    Hai, Pembacaku. Terimakasih sudah membaca Istri Dekilku Anak Sultan hingga tamat.Mau tau kisah Maira selanjutnya? Langsung aja baca cerita baru aku yang berjudul :Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya"Dengan wajah sok polosmu itu kamu berbohong kalau kamu masih suci! Padahal saat menikah denganku, kamu sudah tidak perawan!”Kehidupan rumah tangga Analea terasa dingin karena Hamid, suaminya, salah paham dan menuduh Analea tidak suci lagi, karena Analea tidak "berdarah" di malam pertama mereka. Ditambah lagi asal usul Analea dianggap tidak jelas dan kurang bermartabat karena merupakan anak angkat dari mantan wanita malam.Hingga akhirnya Analea menemukan suaminya tidur bersama wanita lain."Aku ingin bercerai!" Tak lagi bisa percaya pada Hamid, Analea menggugat. "Kalau tidak, aku akan sebarkan berita ini di kantormu.""Memangnya orang akan percaya padamu? Semua juga tahu dari mana asalmu! Mereka pasti lebih percaya padaku." Si suami peselingkuh enggan melepaskan Analea yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra Part 4

    Setahun kemudian. "Ayo turun, Sayang! Kita sudah sampai." Paul membantu Syafa keluar dari mobil. Wanita itu kesulitan keluar karena perutnya yang sudah sangar besar. "Jangan lahir dulu, Nak. Biarkan Ibumu ini merasakan seperti apa wisuda itu." lirih Syafa seraya mengelus perutnya dengan lembut. Paul membimbing istrinya turun dari mobil dengan sangat hati-hati. Penampilan Syafa kini berbeda. Morine merancang kebaya panjang hingga semata kaki yang sangat pas untuk Syafa yang sedang hamil tua. Paul menggandeng Syafa menuju sebuah gedung pertemuan yang cukup berkelas di kota Jakarta. "Pelan-pelan jalannya. Jangan terlalu gagah!" bisik Paul yang terlihat tampan dengan stelan jas hitamnya. Pria bule itu melangkah dengan bangga mendampingi sang istri yang baru saja meraih gelar sarjananya. Beberapa bulan belakangan ini Syafa berjuang dalam keadaan perut besar demi menyelesaikan kuliahnya sebelum bayinya lahir. Dua target dalam hidupnya yang mampu ia capai dalam waktu bersamaan. Yaitu me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 3

    Berita tentang Syafa ada hubungan dengan pejabat bernama Boy Azka yang dihubungkan dengan artis lawas bernama Kirana memang sempat memanas di masyarakat dan media sosial. Namun hal itu perlahan hilang dari media. Tentu saja ini adalah hasil kerja beberapa anak buah Boy Azka. Ternyata dalam hal ini, dengan uang segalanya akan menjadi mudah. Tak ada lagi media yang mengekspos berita tersebut. Sejak kejadin itu Boy Azka mulai hati-hati. Ia tak lagi berani bertemu Syafa di tempat umum, walaupun secara sembunyi-sembunyi. Sebagai gantinya, setiap sebulan sekali Syafa akan menginap di rumah Boy Azka bersama Paul. Hubungan keluarga mereka sudah sangat harmonis. Lintang yang tadinya memperlihatkan rasa tidak sukanya pada Syafa, justru kini sangat perhatian pada adik tirinya itu. Bahkan kadang membuat Paul cemburu karena Syafa begitu dekat dengan kedua kakak lelakinya. "Kak, hari ini acara syukuran Bapak dan Ibu pulang dari Haji. Kita ke sana, yuk!" Syafa bergelayut manja pada suaminya yang

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 2

    "Dia tampan sekali seperti Kamu, Mas." Anita memandang takjub pada bayi laki-laki yang menggeliat di dalam box bayi milik rumah sakit itu. "Ya, dia yang akan menggantikan kita nanti di perusahaan. Dia akan menjadi pebisnis handal," lirih Indra tanpa senyum. Perasaan pria itu masih belum tenang karena ibu dari sang bayi tersebut masih belum.sadar. "Semoga ibumu segera bangun, Nak!" parau suara Indra menahan sedih. Dokter bilang Aina kelihangan banyak darah ketika melahirkan tadi. Saat ini istri mudanya itu sedang ditangani oleh dokter ahli. "Sabar, Mas. Kita doakan saja semoga Aina segera sadar." Anita membelai pelan punggung suaminya. Dadanya sesak melihat Indra memandang bayinya dengan tatapan sedih. "Anita, jika terjadi sesuatu pada Aina, apakah Kamu mau merawat anak ini?" "Astaghfirullah, Mas. Ayo optimis, dong, Mas! Aina pasti akan sembuh. Aku pasti akan membantu Aina merawat dan menyayangi bayi ini sepenuh hati." Anita memandang gemas bayi merah yang berwajah tampan itu. M

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Ekstra part 1

    "Om Indraaa ...! Aduh, sakit, Om ...! Om Indraaa ...!" Aina berteriak sambil memegang perutnya yang sudah semakin besar. Ia terduduk lemas di ranjang kamarnya. Suaranya terdengar hingga keluar karena pintu kamar yang sengaja ia buka sejak tadi. Indra yang sedang berada di ruang kerjanya bersama Anita tergopoh-gopoh menghampiri istri mudanya. Anita pun mengikuti dari belakang dengan panik. "Kenapa Aina? Apa Kamu mau melahirkan?" cecar Indra bingung. Pria paruh baya itu berjalan mondar mandir di depan Aina, entah apa yang harus ia lakukan melihat wajah pucat Aina. Keringat dingin membasahi wajah istrinya itu. "Aduh, Om. Sakit sekalii. Aku nggak tahan ...!"Aina terus merintih. Tubuhnya bergetar hebat menahan sakit. "Maas, cepetan siapin mobil! Kita bawa Aina ke rumah sakit, segera!" teriak Anita yang juga sibuk kesana-kemari di kamar Aina seperti sedang mencari sesuatu "Mbaaak, Mbaaak, ini ART pada kemana, sih?" Anita masih berteriak memanggil para ARTnya. "Ya, Bu. Ada apa?" seora

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 426

    "Tolong cepat, Pak!" Rein menepuk pelan bahu sang supir yang melajukan mobil ke Bandar Udara International Kuala Lumpur. Supir itu mengangguk. Berkali-kali Rein menoleh pada jam tangannya. Ia tak ingin terlambat ikut penerbangan pagi itu. Semalam, setelah menerima panggilan dari Yuda, Rein merenung. Awalnya ia berpikir Yuda tidak serius. Bagaimana mungkin Maira bisa hamil, sementara ia sudah divonis oleh dokter akan sulit untuk memiliki keturunan? Lalu ia ingat kata-kata Maira yang mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Sulit untuk punya keturunan, bukan berarti tidak bisa. Sempat terlintas di benaknya hal negatif tentang Maira. Jangan-jangan itu bukan anaknya? Namun dugaan itu segera ia tepis, karena ia sangat percaya Maira adalah seorang istri yang setia. Pria dengan jambang lebat itu ingin membuktikan sendiri ucapan Yuda semalam. Apa ini hanya akal-akalan sahabatnya saja agar dia kembali ke indonesia? Akhirnya malam itu juga Rein yang belum tidur sejak kemarin,

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 425

    Maira wanita yang kuat. Walau hatinya menangis. Ia tetap terlihat tegar di depan semua orang. Rein memang pergi dari kehidupannya. Namun pria itu tetap selalu ada di hatinya. Meninggalkan buah cinta mereka yang kini ada di dalam perut Maira. "Bu Shinta, Pak Yudatara dan istrinya ingin mengundang Ibu makan siang di rumahnya." "Yuda? Hmmm ... apa mungkin ada kabar tentang Rein?" gumam Maira yang baru saja selesai rapat dengan para relasi bisnisnya. "Baiklah. Katakan pada Yuda Aku mau. Kamu jadwalkan saja secepatnya!" ujar Maira sebelum meninggalkan ruang meeting. "Maira, bagaimana dengan pertemuan di Samarinda dua hari lagi? Apa Kamu bisa ke sana?" Raka menghampiri Maira ke ruangannya. Sejak Pratama memaksa Maira untuk membiarkan Raka membantunya, wanita itu tak lagi membantah. Apalagi Laura juga mendukung. Ia bersyukur Raka sudah banyak berubah. Mantan suaminya itu kini lebih paham akan batas-batas yang wajar diantara mereka. "Nanti Aku pikirkan, Mas," sahutnya bingung. Biasanya Re

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 424

    "Aku nggak mau sendirian di rumah!" Aina cemberut saat duduk di ruang makan, sejak melihat Indra sudah bersiap hendak ke kantor. "Astaga Aina. Tolong jangan mulai lagi! Banyak rapat penting yang harus Aku hadiri. Apalagi sejak Rein keluar negeri. Aku agak kewalahan." Indra kembali membujuk Aina. "Nggak apa-apa kalau Mas mau temani Aina di rumah. Biar Aku yang handle kerjaan di kantor." Anita muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Indra memandang istri pertamanya yang tampak banyak berubah. Sejak Aina tinggal satu atap dengan Anita lima bulan yang lalu, Anita perlahan berubah. Wanita paruh baya itu kini tak pernah lagi berpakaian seksi jika keluar rumah. Ia lebih banyak di rumah saat libur. Wanita itu pun lebih sabar menghadapi Aina yang semakin manja di saat kehamilannya yang sudah masuk sembilan bulan. "Tidak. Aku harus ke kantor hari ini. Banyak janji dengan relasiku." "Kalau tiba-tiba Aku mau melahirkan gimana, Om?" tanya Aina lagi dengan nada manja. Anita dan Indra saling me

  • Istri Dekilku Anak Sultan   Bab 423

    " Terima kasih, Syafa. Pemotretan cukup sampai di sini. Luar biasa, kamu benar-benar luar biasa!" Morine tak henti-hentinya memuji Syafa yang sangat berbakat. "Sama-sama Om. Ini berkat bimbingan Om Morine juga." Morine dan para kru di studio itu kagum pada Syafa yang selalu rendah hati, walaupun kariernya sudah berkembang cukup pesat. Dalam jangka waktu tiga bulan, Syafa sudah mendapat tawaran job di mana-mana. Rekanan Morine yang bergerak di bidang fashion terus meminta Syafa untuk menjadi model produk mereka. "Aku pulang ya, Om. Kak Paul sudah nunggu sejak tadi" Syafa pamit pada Morine. "Baiklah Syafa, sampai rumah langsung istirahat! Ingat, lusa ada acara penting. Akan hadir banyak pejabat dan istrinya dalam pameran fashion itu. Kamu adalah bintangnya. Kamu harus tampil prima dan memukau. Karier kamu baru akan dimulai." Morine yang diminta sekaligus sebagai manager Syafa oleh Boy Azka, tak henti-hentinya mendisiplinkan gadis cantik itu. "Iya, Om. Siap!" Walau kadang merasa b

DMCA.com Protection Status