Beranda / Romansa / Istri Dadakan / 69. Dua Kutub Yang Berlawanan

Share

69. Dua Kutub Yang Berlawanan

Penulis: Jesslyn Kei
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-26 18:51:00

"Kamu bilang apa tadi?"

Dave bukannya tidak mendengar perkataan Rachel, tapi ia hanya ingin memastikan pendengarannya salah dan tidak berfungsi saat ini.

"Ceraikan aku secepatnya, Dave."

Tak ada angin maupun hujan, tiba-tiba saja Rachel meminta cerai pada suaminya. Dave seketika mengernyitkan dahi, menatap Rachel bingung. 

"Kamu bercanda ya? Ini nggak lucu, Hel."

"Apa perkataanku ini terdengar gurauan bagimu?"

Mendengar nada suara istrinya yang terdengar serius, Dave kini benar-benar yakin kalau istrinya sedang tidak bercanda. Otaknya seketika berpikir keras. Kesalahan apa yang telah diperbuatnya hingga Rachel tiba-tiba meminta cerai. 

Melihat suaminya diam saja, Rachel kembali melanjutkan perkataannya.

"Aku sudah memikirkan ini sejak lama. Kita seharusnya memang sudah berpisah dari beberapa bulan yang lalu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dadakan   70. Mendadak Sakit Perut

    Dave mengambil ponsel dari saku celananya. Menekan-nekan layar kemudian mendekatkan telepon ke telinga seperti tengah menghubungi seseorang. Di lain tempat, seorang wanita tengah mengulas senyum manis saat melihat tamu yang datang. "Pesanan atas nama Dewi," ujar pengantar paket sambil membaca tulisan stiker pada kotak yang ada di tangannya. "Iya, saya Dewi." Dewi yang sudah menunggu lama itu, lantas menyambar kotak makanan. Kemudian membawa masuk ke dalam rumah. Wajahnya terlihat sudah tidak sabar untuk mencicipi makanan yang di belinya. Tangan Dewi perlahan bergerak menyendokkan makanan sambil membuka mulutnya lebar-lebar. Ketika sendok sudah di depan mulutnya, tiba-tiba saja perutnya terasa mual. Seperti ingin memuntahkan sesuatu di dalam perutnya. Wanita itu lantas bangkit dari tempat duduknya. Dan tepat saat itu ponselnya tiba- tiba berb

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • Istri Dadakan   71. Masuk Rumah Sakit

    Rachel menoleh ketika lengannya di pegangi oleh Dewi. "Pak Alex sekarang belum datang, Mbak. Kemungkinan beliau datang terlambat karena meeting kemarin selesai sampai hampir larut malam," ujar Dewi memberitahu. Rachel memandang wajah Dewi dengan tatapan penuh tanda tanya. Ia merasa ada yang aneh dengan sikap Dewi hari ini. Terlebih Dewi berbicara dengan sangat pelan, nyaris setengah berbisik. Rachel mengeleng pelan sembari menepis tanda tanya yang mendadak muncul dalam benaknya. Sebagai sekertaris pribadi Alex sangat wajar kalau Dewi mengetahui dengan detail agenda kerja bosnya itu. "Terima kasih infonya ya, Mbak. Kalau begitu nanti saja saya izinnya kalau pak Alexnya sudah datang," balas Rachel sembari tersenyum simpul. Dewi mengangguk singkat tanpa menoleh ke arah Rachel. Ia juga tidak lantas pergi saat Rachel sibuk kembali dengan pekerjaannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • Istri Dadakan   72. Terasa Asing

    Sejam yang lalu...Dave berjalan mendekati ranjang tempat Rachel berbaring. Mata greynya menatap sendu wajah sang istri. Kemudian beralih ke arah perutnya yang nampak mulai buncit.Tidak berselang lama, jari jemari Rachel bergerak pelan bersamaan dengan kelopak matanya yang perlahan mulai terbuka."Akhirnya kamu siuman juga," gumam Dave seraya menghela napas lega.Rachel mengejapkan mata sembari mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Ia merasa asing dengan ruangan tempatnya berada sekarang."Kita ada di mana, Dave?" tanyanya sembari menoleh ke arah Dave."Rumah sakit.""Rumah sakit?" ulang Rachel sembari mengerutkan kening.Rachel sontak membuka mulutnya sembari memandang Dave penuh tanda tanya. Ingatannya kembali berputar kala ia melihat darah menetes keluar dari bawah tubuhnya. Kalau tidak salah, dirinya baru

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-29
  • Istri Dadakan   73. Mencemaskanmu

    Begitu sampai di lobby rumah sakit, Dave langsung menemui seorang wanita yang datang dengan membawa ranjang buah di kedua tangannya."Dewi..."Wanita yang di panggil Dewi itu pun menoleh. Seketika ia tersenyum cerah saat Dave datang mendekatinya."Maaf kalau saya langsung kemari tanpa memberitahu dulu. Soalnya saya hanya punya waktu saat jam makan siang saja," ucap Dewi seraya membungkuk hormat.Dave mengangguk sekilas. Ia mengosok-gosokan dagunya sembari menatap Dewi. Wajahnya nampak serius seperti tengah berpikir sesuatu."Apa ada sesuatu yang sangat penting sampai kamu repot-repot datang kesini?" tanya Dave tanpa basa-basi."Sepertinya anda telah salah paham. Saya datang kemari untuk menemui Rachel," balas Dewi menjelaskan maksud kedatangannya."Oh. Mau bertemu istri saya—"Kini telapak tangan Dave berpindah

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Istri Dadakan   74. Awkward Moment

    Di dalam ruangan putih berukuran dua puluh empat meter persegi, berdiri dua orang lelaki yang nampak sangat canggung satu sama lainnya. Kepala kedua lelaki itu tengah tertuju pada sesosok wanita yang tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Dave menatap tajam ke arah Alex dan Rachel secara bergantian. Rachel hanya bisa menundukkan kepala. Entah mengapa ia tidak sanggup untuk bertatapan mata langsung dengan Dave. Sedangkan, Alex nampak kesal melihat kedatangan Dave yang mendadak baginya. "Sepertinya kedatangan anda kemari bukan untuk berkunjung secara baik-baik. Jadi tidak salah bukan kalau saya mengusir anda dari sini sekarang juga?" Pertanyaan Dave jelas sekali di tujukan untuk Alex, walau matanya memandang tajam ke arah Rachel. Melihat hal itu, Alex mendesis pelan sembari melirik ke Rachel. "Tidak perlu kau usir pun, saya juga akan pergi sendiri dari

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-31
  • Istri Dadakan   75. Melepas Rindu

    Dave hendak keluar ruangan, namun tidak bisa. Tangannya mendadak di pegangi oleh Rachel. "Mau kemana lagi? Di sini saja. Temani aku," pinta Rachel dengan tatapan memohon. Dave memandang wajah Rachel untuk beberapa saat. Seharian ini waktu dan tenaganya seakan tersita oleh sesosok wanita yang kini tengah berbaring di hadapannya. Wanita yang keinginannya kerap berubah-ubah dan tak jarang membuatnya kebingungan. Walaupun begitu Dave merasa hidupnya kian menarik. Dan mungkin akan semakin menarik seiring bertambahnya usia kehamilan Rachel. Bagaimana tidak menarik kalau semenjak wanita itu hamil, Dave kerap di suguhi pemandangan mengemaskan seperti ini. Kedua mata Rachel mendongak menatap Dave seolah minta di kasihani. Tatapan polos yang penuh harap itu, malah membuat Dave ingin berlama-lama ada di dekatnya. "Saya temani tapi kamu makan sekarang ya."

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Istri Dadakan   76. Suasana Panas

    Rachel nampak mengeliat pelan dalam tidurnya. Menyadari langit biru telah berubah warna jadi gelap, wanita itu lantas terbangun dari tidur panjangnya. Seraya menguap lebar-lebar, Rachel mengedarkan pandangannya mencari sosok keberadaan suaminya. Sebelum tertidur tadi, Dave masih duduk di sofa menemaninya sembari bermain ponsel. Namun ketika ia terbangun, sofa itu sudah kosong. Tidak berselang lama, Rachel mendengar suara derit pintu yang terhubung langsung dengan toilet. Ia menahan napas ketika pintu itu terbuka. Seketika ia menghela napas lega saat melihat Dave yang keluar dari balik pintu itu. "Sudah bangun rupanya," celetuk Dave begitu matanya bertemu pandang dengan Rachel. Rachel menggangguk pelan. Dave berjalan mendekat, kembali ke samping Rachel. "Aku kira kamu pergi kemana," gumam Rachel pelan. "Saya hanya ke kamar mandi sebentar. Ken

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-13
  • Istri Dadakan   77. Bersiap

    Dave mencoba menghentikan kegiatan Rachel agar menoleh ke arahnya. "Kamu lagi ngapain? Bukannya istirahat malah sibuk sendiri," tegur Dave sembari berlutut mensejajarkan pandangan matanya. "Masukin baju-baju, Dave. Lupa ya kalau besok aku sudah boleh pulang," timpal Rachel dengan riang. Ketika Rachel ingin membuka tasnya, Dave kembali memegangi tangan istrinya. "Nanti saja. Biar saya saja yang memasukkan baju-baju itu—" Dave membawa Rachel kembali berbaring ke tempat tidur. "Sudah kamu istirahat dulu. Tidur-tiduran saja." Rachel menurut. Ia hanya diam mengamati Dave yang kini menggantikan tugasnya berkemas. Sesekali ia berkomentar dan memberikan arahan agar tidak ada satupun barang yang tertinggal. "Kemarin sebelum pulang, mamah minta kita buat tinggal bareng mereka. Kamu nggak keberatan 'kan kalau bes

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14

Bab terbaru

  • Istri Dadakan   115. Extra Part – Menepati Janji

    Rachel menatap lama ke sebuah tanggal pada kalender yang tengah di pegangnya. Ia baru sadar kalau bulan ini dirinya belum juga kedatangan tamu bulan. Pembalutnya yang tersimpan di box penyimpanan masih utuh. Meski sudah pernah mengandung Darrel, tetap saja kali ini dia kecolongan. "Bodoh. Kenapa kamu baru menyadarinya sekarang setelah dua bulan berlalu?" umpatnya pada diri sendiri. Rachel yakin dirinya hamil, tapi ingin memastikannya dulu sebelum memberitahukan kabar bahagia ini pada sang suami. Pagi-pagi sekali Rachel pergi ke apotek dekat rumah untuk membeli alat tes kehamilan. Begitu sampai di rumah, Dave memarahi Rachel karena pergi tanpa izin. "Darimana saja kamu? Kenapa pergi tanpa membangunkanku dulu?" cecar Dave begitu Rachel kembali. "Aku hanya pergi ke apotek dekat sini," jawab Rachel santai. "Kamu sakit?" Dave mendekat. Di sentuhnya kening dan leher istrinya bergantian dengan punggung tangannya.&nbs

  • Istri Dadakan   114. Extra Part – Arti Hidupmu

    Dewi yang tengah mengatur laju napasnya yang masih memburu, seketika terlonjak kaget. Ia mendongak, menatap Alex yang kini sudah terbaring di sampingnya dengan mata terpejam.Dewi mengumpat melalui tatapan matanya. Ia tidak menyangka Alex malah menyebut wanita lain saat bercinta dengannya."Jadi yang kau bayangkan saat bercinta denganku tadi itu Rachel," desis Dewi nampak tersinggung.Percuma saja Dewi berbicara, Alex sepertinya tidak mendengarkannya. Napasnya yang teratur diiringin suara dengkuran halus yang keluar dari mulut Alex, menandakan lelaki itu sudah tertidur nyenyak.Kekagumannya pada sang bos membuatnya lupa diri, berharap suatu saat Alex dapat melihat cintanya yang teramat besar. Logikanya seakan hilang, tergantikan akan keinginannya untuk memiliki Alex seutuhnya.Kini Dewi hanya bisa menyesal dan terus menyalahkan diri sendiri. Tindakan bodohnya waktu itu ternyata membuahkan hasil hingga dirinya sekarang berakhir terkurung dalam

  • Istri Dadakan   113. Sebuah Kisah Masa Lalu

    Trauma itu akan tetap ada. Bahkan setelah berbulan-bulan lamanya Alex tak lagi mengusik rumah tangga Rachel. Wanita itu terkadang masih di dera ketakutan yang sama. Takut jika suatu hari nanti Alex datang menemui Rachel di saat lelaki itu sedang tidak waras seperti waktu itu. Bayang-bayang masa lalu dimana wanita itu mendapat perlakuan tidak menyenangkan kembali melintas seketika. Saat itu Rachel sedang bersembunyi dari kejaran Alex. Lelaki itu terlihat seperti orang gila setelah Rachel dengan tegas berterus terang ingin memutus hubungan dengannya. Wanita itu awalnya mengira dapat terbebas setelah bersembunyi. Namun Alex rupanya menemukan tempat persembunyian Rachel. "Lex, aku mau pulang. Kita bicara besok lagi ya. Sampai ketemu besok," ujar Rachel berbicara setenang mungkin. Melihat mata Alex yang mengelap seperti bukan dirinya, Rachel segera bergegas pergi. Namun wanita itu terlambat. Alex tiba-tiba meraih pergelangan tangan Rachel, menariknya

  • Istri Dadakan   112. Menyelesaikan Kesalahpahaman

    Dave menatap wajah Rachel lekat. "Kamu pernah bilang nggak sabar mau lihat anak kamu. Tapi kenapa begitu Darrel lahir, kamu jadi cuek begini?" Wajah Dave yang semula tanpa ekspresi kini malah tersenyum miring. "Anak saya? Apa kamu yakin kalau Darrel itu anak saya?" Rachel tersentak dengan pertanyaan Dave. Ia tidak menyangka Dave akan meragukan keberadaan Darrel. "Apa maksudmu, Dave?" Dave memandang wajah Rachel dengan tatapan yang sulit di artikan. "Waktu saya ke kantor kamu buat kasih surat pengunduran diri itu, Alex sempat berkata sesuatu ke saya. Soal anak itu—" Rachel seketika merasa was-was sekaligus penasaran dengan apa yang di katakan Alex ke Dave. "Lelaki itu bilang kalian berdua pernah berhubungan badan di belakang saya. Benar begitu?" tanya Dave nampak tenang. "Dave... Aku bisa jelaskan semuanya ke kamu." Sudut bibir Dave seketika tertarik ke atas. "Jadi tangis kesedihan s

  • Istri Dadakan   111. Drama di Pagi Hari

    Damian dan Kate terlihat terkejut setelah mendengar penuturan Cindy. Mereka tidak habis pikir dengan kelakuan anak lelakinya yang hingga kini belum terlihat juga batang hidungnya."Anak itu ya benar-benar kelakuannya. Awas saja nanti kalau sudah datang. Papah pukul kepalanya. Biar tahu rasa," sungut Damian seraya mengeleng kesal."Padahal sudah sering mamah kasih tahu. Kejadian juga. Istrinya mau lahiran, malah pergi kemana lagi tuh anak."Kate juga ikut meruntuki dengan berbagai caci maki yang ditujukan untuk Dave."Sudahlah, Pah, Mah. Mengomelnya nanti saja pas kak Dave sudah ada. Lebih baik sekarang kita berdoa semoga persalinan kak Rachel diberi kelancaran," saran Cindy menengahi.Damian dan Kate saling berpandangan untuk beberapa saat. Kemudian mengangguk. Kini mereka sudah lebih tenang. Walaupun sesekali Damian terlihat mondar-mandir di depan ruang bersalin. Sedangkan. Cindy dan Kate yang duduk bersebelahan terlihat saling menguatkan se

  • Istri Dadakan   110. Kontraksi

    Entah sengaja atau tidak, Dave dengan polosnya malah bertanya pertanyaan yang membuat mamahnya semakin jengkel mendengarnya."Benar-benar ini anak ya," geram Kate sembari meremas ponsel Rachel.Tidak ingin keributan semakin meluas, Rachel pun berusaha menenangkan mertuanya."Sudahlah, Mah. Tidak apa-apa. Mamah tidak perlu cemas. Kata dokter masih seminggu lagi. Lagipula masih ada Dave yang bakal selalu jagain Rachel. Ya kan, Dave?""Hmm..."Dave berdeham sekenanya. Lelaki itu mengiyakan saja perkataan Rachel agar dapat terbebas dari amukan mamahnya.☆☆☆Rachel melirik ke arah jam di dinding yang saat ini menunjukkan pukul empat sore. Melihat hari sudah mulai senja, ia lantas bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.Walau gerakannya sudah tidak bisa segesit dulu lagi, namun ia tidak terlihat mengeluh. Wanita itu malah akan bosan kalau hanya duduk-duduk bersantai, menunggu suami pulang kerja. Untuk itu Rach

  • Istri Dadakan   109. Salah Paham

    Setelah Dave berhasil melepaskan diri, lelaki itu malah bangkit dan berjalan ke luar kamar. Mata Rachel kembali berkaca-kaca ketika melihat bayang-bayang yang perlahan menghilang dari balik pintu. Rachel kembali merasa sedih saat menyadari suaminya sudah tidak tertarik lagi padanya. Semenjak kejadian malam itu, Dave benar-benar menghentikan frekuensi hubungan intim mereka. Entah mengapa lelaki itu jadi kehilangan gairahnya, seperti malam ini. Andai saja wanita itu tahu. Dave sebenarnya hampir menyentuh Rachel kembali malam ini, tapi gairah Dave mendadak padam ketika terbayang Rachel pernah di sentuh lelaki lain saat masih berstatus sebagai istrinya. Andai lelaki itu tidak teringat kata-kata Alex tempo hari, mungkin mereka tidak akan tidur di ranjang yang terpisah malam ini. ☆☆☆ Seorang lelaki berambut pirang nampak tengah berjalan memasuki kawasan poliklinik ibu dan anak di sebuah rumah sakit. Langkah kakinya mendadak berhenti saat melihat peman

  • Istri Dadakan   108. Merindukan Sentuhanmu

    Rachel tiba-tiba kembali menyinggung nama Alex saat mereka tengah makan bersama. Dave yang tengah menyendokkan makanan ke mulutnya, jadi berhenti begitu nama lelaki itu disebut. Selera makannya mendadak hilang entah kemana."Bukankah saya sudah cerita ya? Tidak dengar? Waktu itu telingamu kemana saat saya sedang bicara," ketus Dave menahan kesal.Mata hazel wanita itu mendadak berkaca-kaca mendengar nada tidak bersahabat yang keluar dari mulut suaminya."Aku tidak tahu apa saja yang Alex katakan padamu. Tapi kumohon jangan percaya apapun yang di ucapkannya. Dia itu," lirih Rachel menahan isak tangis yang ingin keluar.Suara sendok yang beradu dengan piring seketika membungkam mulut Rachel. Wanita itu berjingkat kaget mendengar suara bunyi sendok yang di lempar Dave. Entah di sengaja atau tidak, Dave tiba-tiba menaruh sendok makannya dengan kasar."Alex lagi. Alex lagi. Apa kamu tidak bisa membicarakan hal lain selain lelaki itu, Hah?"

  • Istri Dadakan   107. Kejutan Untuk Dave

    Rachel membuka matanya, merasakan sebuah tendangan kuat di perutnya. Sontak ia mendongak sembari mengusap-usap perut besarnya."Kenapa, Sayang? Sudah lapar ya. Tunggu sebentar ya, Sayang. Kita makan sama-sama setelah menunggu papa pulang ya. Mama yakin papamu pasti sebentar lagi pulang," gumam Rachel seakan tengah berbicara dengan anak yang di kandungnya.Bayi di perutnya semakin aktif saja bergerak setiap harinya. Rachel memakan beberapa keping biskut dicampur dengan susu untuk menganjal rasa lapar. Ia tidak ingin anaknya ikut kelaparan menunggu suaminya yang tak kunjung pulang.Keinginan Rachel yang ingin makan malam bersama Dave yang menjadikan alasan wanita hamil itu tetap duduk setia di depan meja makan saat ini. Berulang kali ia menghela napas panjang setelah menyadari Dave belum juga pulang padahal hari sudah mulai petang."Sepertinya hari ini Dave lembur lagi," desah Rachel sembari menatap jam dinding.Hubungan Dave dan Rachel semakin

DMCA.com Protection Status