Share

Difitnah

Author: Mita Author
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kenapa Dik Amala tidak mengajak saya?"

*

Mati adalah hakikat yang pasti terjadi. Ada hal tidak bisa dibicarakan namun siapa yang ditinggal kemudian akan merasakan rindu yang tidak bisa terhimpit dengan hal yang berbau tabu.

Amala. Kini diam menyusut diri. Batu nisan yang terpampang di depan mata menjadi awal di mana rasanya ingin menangis dengan begitu keras. Cukup merasa sakit dan rindu namun dia sendiri heran bagaimana demi mewujudkan dan meluapkan rasa tersebut dengan baik.

Pak Rido sendiri kini duduk di dekatnya. Tidak ada kata. Selain hanya terus mengibakan doa terhadap sahabat yang telah menjadi orang tuanya juga itu. Ada beberapa hal yang selayaknya menjadi mimpi baginya bahwa sosok yang telah tiada itu sudah menjadi bagian hidupnya meski datang dengan keadaan yang telah berlalu.

"Mari pulang, Mas." Amala kini bangkit. Sejenak membuat suaminya itu bertanya-tanya. Mereka bahkan baru sebentar di tempat ini namun Amala telah bergelak untuk meminta pergi. Haruskah dia mengiyakan d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Kalimat sakral

    "Enggak, Mas. Saya bahkan enggak berbuat apapun.""Bohong! Dia tadi menamparku, Mas!" Rahmi memekik kini.Semua pandangan tertuju pada Amala. Ada hal yang ingin disampaikan oleh Rido namun dia sendiri tidak bisa seketika memihak karena tidak memiliki hal yang bisa dia lakukan.Rido tidak segera berujar. Dia memilih kini untuk segera menarik tangan Amala. Cengkraman cukup kuat. Hingga menyeretnya berjalan cepat memecah kerumunan orang-orang yang mendadak telah berkumpul.Amala jelas tersentak dengan sikap Rido tersebut. Namun dia bahkan tidak bisa berujar apapun selain hanya menyerah. Seorang perempuan yang tidak bisa berteriak hanya mengikuti alur seperti apa yang akan Rido lakukan padanya."Lepasin aku, Mas!" Amala baru menarik lengannya kala mereka telah berada di samping mobil."Apa yang kamu lakukan, Dik? Apa seperti ini? Kamu sengaja ingin mempermalukan saya di sekolah ini?" Amala menatap Rido tidak percaya. Jadi ini adalah ungkapan setelah dia sendiri yang sudah menjadi korban

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Sekolah tersebut

    "Kalau begitu, ceraikan saya malam ini juga." Amala berujar lirih namun sukses membuat Pak Rido bagai tersambar petir."Apa?""Itu yang saya mau! Lakukan apa yang saya inginkan, kan? Saya mau ceraikan saya malam ini juga!""Non Amala!" Amala mengepal tangannya begitu mendadak seseorang yang tidak lain adalah Mona segera menarik tubuhnya itu menjauh dari Pak Rido. Pak Rido merasa lega melihat Mona datang di waktu yang tepat."Lepasin saya, Mbak!" Amala meronta."Non. Apa yang Non katakan? Non enggak boleh main-main dengan kalimat itu, Non." Mona mencoba untuk menenangkan Amala. Amala kembali terisak kini. Dia tahu itu adalah kalimat yang begitu ditakuti oleh pasangan yang sudah menikah. Namun dia sendiri bahkan tidak peduli hal itu."Pak. Masuk saja ke kamar. Non Amala biar tidur dengan saya." Mona memberi titah pada Pak Rido yang segera diangguk cepat. Dia pun kemudian segera melenggang cepat pergi ke kamar."Mbak. Saya sudah lelah, Mbak." Amala menangis keras dalam pelukan Mona kemu

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Perihal Reza

    "Mbak. Saya harus batalin ini.""Kenapa, Non?"*Amala mendesah pelan seraya memegang amplop surat itu dengan kuat. Benar. Ada rasa cemas memikul kemudian. Berjalan menyusuri lorong kampus dengan lunglai. Dia berpikir bahwa sudah kehilangan kesempatan untuk membatalkan segera.Lucu memang. Dia sendiri tidak bisa percaya. Begitu banyak sekolah yang ada di kotanya ini namun tempat penelitian dirinya jatuh pada sekolah suaminya itu mengajar dan bahkan banyak orang yang tidak dikenalnya itu di sana pula.Amala sudah berusaha membujuk Bu Lusi untuk membatalkan hal itu namun apa boleh buat. Beliau bahkan tidak bisa melakukan apapun karena hanya mengikuti perintah dari yang lainnya. Mau tidak mau, kini Amala harus menanggung semua risiko yang terjadi.Berdiri di depan gerbang kampus seraya melihat ke segala arah. Amala berharap ada sebuah taksi yang bisa ditumpangi olehnya. Namun sudah beberapa menit berlalu kendaraan itu tidak terlihat satu pun. Amala kadang heran, mengapa tantenya begitu m

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Cemas

    "Kamu bohong. Matamu sudah menjelaskan semuanya.""Lan. Kamu ini sedang bicara apa, sih? Lagi pula kenapa aku enggak bahagia, kan? Kamu lihat anak perempuan kecil yang digendong Reza kemarin? Dia begitu baik padaku.""Jadi, namanya Reza?"Amala terdiam kini. Bermaksud untuk menceritakan perihal Kanaya pada Adlan, namun Adlan malah terfokus pada sosok Reza. Amala baru sadar sudah salah bicara tepatnya."Apa dia seumuran dengan kita?""Dia bukan anak suamiku, Lan. Kenapa kamu harus terus bertanya mengenai hal itu?""Bukankah itu lebih buruk lagi? Aku malah memilih dia menjadi anak suamimu, saja.""Kenapa?""Kamu tahu apa yang aku maksud."Amala mendesah keras. Adlan sudah terlalu banyak bicara sekarang. Amala sudah berpikir jika menceritakan perihal kampus dengannya namun Adlan terlihat lebih bersemangat untuk memintanya terus informasi akan keluarga suaminya itu."Kalau kamu terus bahas hal itu, aku rasa aku pergi saja, Lan." Amala segera mengambil tasnya."Amal. Enggak. Aku ... Aku en

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Spesial

    "Dik Amala mencemaskan saya?"Amala. Dia menggigit bibirnya itu lembut. Dia sendiri heran mengapa mendadak khawatir seperti ini?"Saya hanya ingin memastikan keadaan Mas seperti apa. Malam ini Kanaya ada di rumah. Dia terus saja menanyakan keadaan Mas." Amala akhirnya berkata jujur. Lagi pula dia juga hanya ingin meluruskan semua hal yang Kanaya anak sambungnya itu tuturkan sedari tadi."Jadi, Kanaya tidur di rumah Dik Amala?""Iya.""Dia pasti sangat merindukan Dik Amala, bukan? Anak itu memang akan merepotkan sekali sepertinya.""Kok Mas bicara seperti itu? Kanaya sama sekali enggak merepotkan aku kok. Aku malah senang dia tinggal di sini karena aku punya teman untuk bicara.""Dik Amala benar mengatakan hal itu?"Amala terdiam. Ah. Apa lagi ini? Dia sudah salah bicara lagi tepatnya. Aneh saja. Kenapa rasa gengsinya begitu besar terhadap suaminya itu sendiri."Sebaiknya Mas sekarang segera makan dan minum obat.""Baik, Dik.""Kalau begitu, saya tutup sekarang ya.""Tunggu sebentar Di

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Tersadar

    "Kenapa Mas melakukan ini untuk saya?" tanya Amala kemudian setelah mencium mawar itu berkali-kali. "Maksud Dik Amala?""Iya. Kenapa Mas melakukan ini?"*"Dik Amala adalah istri saya. Saya akan mencoba menjadi suami yang baik dan akan membuat Dik Amala senang telah menjadi bagian hidup dari saya mau pun anak-anak. Saya juga sangat berharap setelah ini Dik Amala mampu menjadi sosok istri dan Ibu yang penyayang terhadap anak-anak saya maupun anak kita nanti."Amala tanpa sadar tersenyum seraya memandangi mawar di tangannya itu. Ada rasa gembira yang menusuk relung hatinya. Tidak tahu mengapa cukup senang saja dengan pemberian dan perhatian Pak Rido padanya hari ini.Beberapa kali dia mencoba untuk lebih baik. Lalu kini Amala berhasil membuat semua masalah yang pernah terjadi seolah sudah mengalir. Amala hanya merasa bahwa dia memang cukup tenang untuk membiasakan dirinya itu.Berdiri di balkon kamar memandangi bulan di sana. Amala tidak ingin menganggu Kanaya dan ayahnya itu yang seda

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Pertama ngajar

    "Kalau Putri yang ajak, saya enggak bisa buat apa-apa, Mbak." Dia berkata kemudian.*"Semuanya bagus-bagus! Aah!" Amala hanya bisa diam pasrah melihat sikap sahabatnya itu yang terus merengek lucu kala melihat semua gaun yang dikeluarkan untuknya. Dia ingin memakai semua gaun itu tepatnya meskipun tidak mungkin.Sudah ada beberapa pilihan namun Putri bingung akan mengambil yang mana karena banyak yang disukainya itu. Amala sendiri heran mengapa Putri hanya datang sendiri tanpa Brian? Bukankah pengantin akan fiting baju secara bersamaan?"Brian sibuk. Kantornya sedang ada rapat sekarang." Putri berkata seolah tahu apa yang ada dalam benak sahabatnya itu. Amala terkekeh sendiri melihatnya."Mbak. Apa ada gaun lain yang kira-kira lebih cocok untuk tubuh mungil dan imut seperti sahabat saya ini?" tanya Amala pada wanita yang sedang melayani mereka berdua itu. Wanita itu mengangguk hingga berlalu sejenak.Putri hanya terkekeh saja mendengar penuturan Amala tadi. Dia memang memiliki tubuh

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Ingin berjumpa Ibu

    "Cieee!!" Satu kelas kini riuh. Amala berusaha menahan tawanya itu sementara Pak Rido terlihat kaku dan salah tingkah."Ciee! Bapak ditemani istrinya!""Anak-anak. Sudah ya bercandanya. Sekarang kalian sudah kenal kan sama Ibu Amala? Jadi selama dua bulan ini Bu Amala yang akan mengajar kalian pada pelajaran Bahasa Indonesia. Oke?""Oke, Paak!" Amala hanya tersenyum kepada Pak Rido yang sukses membuat anak-anak begitu patuh. Amala kemudian segera keluar duduk di sana seraya menunggu Pak Rido beberapa menit lagi. Setelah bel istirahat dia yang akan masuk ke kelas dan mulai melakukan hal yang seharusnya dia lakukan. Amala hanya berpikir jika anak-anak itu masih kecil. Tingkatan sekolah dasar tentu tidak akan begitu sulit untuk mengajari mereka.*"Ibu, yang nomor lima tulisannya apa?" Amala segera berbalik badan dan melihat ke belakang ketika mendengar seorang anak yang kini bertanya mengenai tulisannya yang di papan tulis. Amala terkekeh sendiri. Dia tidak biasa menulis di papan se

Latest chapter

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Inisiatif

    Putri mendesah pelan. "Kita hanya mencoba untuk menerka, Mal. Lalu siapa lagi sekarang? Bukankah mertuamu sangat benci dengan kamu? Kamu tahu, kan?""Tapi, tapi aku enggak yakin itu perbuatan Ibunya Mas Rido, Put.""Aku tahu. Ini berat buat kamu, Mal, tapi aku hanya membicarakan hal yang mengarah ke sana. Aku harap, kamu baik-baik saja dan kamu bisa memaklumi semuanya. Oke?"Amala tidak menjawab. Dia akan membiarkan semuanya terjadi begitu saja. Namun dia tetap akan memikirkan dengan apa yang sudah Putri ujarkan padanya itu."Aku harap kamu bisa percaya, Mal. Aku juga harap, kamu bisa menerima kenyataan jika itu sebenarnya benar. Sini. Biar aku saja yang antarkan ini pada Mbak Mona," ujar Putri seraya mengambil gelas minuman pada tangan Amala dan dia segera berlalu.Amala masih berdiri di tempatnya. Pikirannya bermain dengan cepat. Ada hal yang seolah membuat dirinya kian frustasi. Haruskah kembali mengatakan pada Pak Rido jika dia mencurigai ibu mertuanya sendiri?*"Orangnya tinggi,

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Sidang

    "Tidak. Satu hal lagi. Rahmi akan segera diturunkan dari jabatan kepala sekolah.""Apa?" Amala dan Mona, kompak terkejut.*"Nilaimu sangat bagus, Amala."Bu Lusi, kini melihat lembar penilaian Amala selama masa penelitian dengan senyum senang. Ada hal yang membuat Amala ikut senang.Pak Rido telah berhasil memberikan dia ketenangan dan kini dia berhasil meraih nilai yang sudah dia inginkan itu."Bu, kapan saya akan segera ikut sidang?""Urus saja semua syaratnya, ya. Jadwal akan turun dalam dua Minggu ini."Amala terlonjak senang. "Ibu benarkah?"Bu Lusi mengangguk pasti. "Iya. Selamat, ya. Akhirnya kamu akan sidang juga. Kamu hanya perlu revisi sedikit lagi dan kamu akan mendapatkan yang selama ini kamu lakukan. Oke?"Amala mengangguk pasti. Dia pun segera pamit pada Bu Lusi tidak lupa segera mengabari Putri terkait dirinya itu. Ada hal yang membuat sahabatnya itu ikut bergembira sekarang.Putri memang sedang berada di kampus. Dia mencoba melupakan hatinya yang pernah sakit dan kini

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Rahmi Dipecat

    "Masih untung saya menerima kamu di sekolah ini! Kamu masih banyak tanya, hah! Kalau kamu saya tolak, nilai segini saja kamu tidak akan punya! Anak kemarin sore so-soan mau mengajari saya! Tidak tahu malu!"Amala bergeming. Dia tidak sadar kini, mengepal kedua tangannya dengan kuat. Gemetar."Keluar!"Amala tidak bisa lagi mempermalukan dirinya. Dia segera keluar. Ada isak tangis yang akan pecah namun sebisa mungkin berusaha menahan diri.Dia tidak lekas menemui Pak Rido suaminya itu selain kini segera ke toilet. Duduk di sana mencoba melepaskan semua hal yang membuatnya terpikat.Amala terkadang kian heran, apa yang sebenarnya Rahmi itu inginkan padanya. Bukankah seharusnya masalah pribadi tidak dikaitkan dengan hal yang ingin dia capai sekarang? Bagaimana bisa dia menjelaskan pada dosennya terkait nilai yang begitu buruk diberikan oleh pihak sekolah.Amala hanya takut, jika orang kampus juga akan mengira dia melakukan suatu hal yang jahat di sekolah ini, meskipun kenyataan Amala sam

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Rahmi Sengaja

    "Pepes ikannya enak lho, Bu. Ayah emang pintar masak, hehe!" Dia terkekeh lucu di sana yang semakin membuat Amala merasa trenyuh, sedih dan kasian karena Kanaya harus ikut dalam masalah ini.*Amala memandang lekat anak-anak dengan tatapan yang sedih. Hari ini, dia tidak bisa percaya adalah hari terakhir bertemu dan mengajar anak-anak di kelas lima itu.Ada hal puas yang hinggap dalam hatinya. Dia puas dan senang karena bisa mengajar walaupun hanya sebentar. Dia juga merasa puas karena berhasil menjadi seorang pendidik yang mereka inginkan. Meskipun kini amala akan merasa sedih karena harus meninggalkan mereka karena telah selesai masa penelitiannya itu.Dia hanya melepas anak-anak dengan berpelukan hangat. Amala bahkan sengaja tidak mengatakan apapun pada mereka terkait dirinya yang tidak akan pernah masuk lagi ke kelas lima itu, namun begitu kelas telah usai, seperti biasa hanya Andi yang tertinggal, Amala pun berniat untuk mengatakan padanya saja."Andi harus menjadi anak yang puny

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Kasihan Kanaya

    "Mas, ada apa?""Mas hanya ingin memeluk istrinya Mas sekarang. Apa boleh?""Kenapa mendadak seperti ini, Mas? Apa ada yang Mas pikirkan?" Amala sebenarnya sudah tahu apa yang membuat suaminya itu terlihat berbeda kini. Namun dia tidak lekas mengatakannya dengan segera.Pak Rido menyudadi dekapannya kemudian menatap Amala cukup lama. Lama sekali, hingga Amala merasa malu sendiri."Ada apa, Mas?""Dik Amala sudah menerima saya, kan?""Tentu. Kenapa Mas masih bertanya?""Bolehkah jika saya meminta Dik Amala untuk mencintai sepenuh hati Dik Amala? Apakah ada seseorang yang lain dalam hati Dik Amala sekarang?"Amala tidak berkata kini. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh suaminya sekarang? Haruskah dia mengatakan jika itu adalah suatu hal yang sebenarnya besar.Amala tahu, jika sekarang Pak Rido sedang cemburu pada Adlan."Kenapa Mas enggak beritahu saya kalau sudah pernah bertemu dengan Adlan?" Amala mengalihkan pembicaraan kini."Kenapa Dik Amala harus bertanya hal itu?""Mas cemburu pa

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Obat

    "Amal, kamu kenapa mendadak takut begini?" Adlan menukas cepat. Amala terhenyak. Diam seketika.*Mobil kini bergerak perlahan. Masih tidak ada kata yang keluar dari bibir Amala semenjak pergi. Pak Rido sendiri sejenak menoleh dan melihat dengan harap-harap cemas. Ada beberapa hal yang bermain dalam benaknya itu namun tidak segera ingin mengungkapkan cepat.Pak Rido tahu jika kini ada hal yang tidak beres sedang dipikirkan oleh istrinya itu.Amala tidak banyak berkomentar apapun. Dia hanya tidak ingin memperpanjang masalah yang ada."Dik, kamu kenapa diam saja?""Enggak, Mas. Cuma memikirkan masalah Kanaya saja.""Tidak apa. Kanaya sudah membaik, kok. Dik Amala tidak perlu terlalu cemas, ya."Amala mengangguk tersenyum. Dia tidak mengatakan apapun lagi selain kembali diam. Dia hanya berharap suaminya itu tidak terlalu menggubris apa yang sudah Adlan katakan sejak tadi.*"Ibu Amala!" Kanaya, gadis kecil itu kini berlabuh dalam dekapan Kanaya. Tidak ada kata yang keluar darinya setel

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Bertemu kembali

    "Amala, kamu tahu kapan waktunya."Rahmi, berujar tajam dan menatap dengan tatapan penuh kebencian.*Makanan cukup menggugah selera, belum lagi dengan rasa lapar yang sudah menghadang, Amala, dan suaminya Pak Rido kini menikmati hidangan makan siang mereka dengan nyaman.Amala tahu, sedari tadi menikmati makanannya itu dia terus merasa jika Pak Rido terus menatap dengan hikmat. Tidak ada yang keluar namun Amala hanya terkekeh sejenak."Apa yang Mas lihat?" Dia bertanya kemudian."Tidak. Hanya ingin memastikan Dik Amala menikmati makan siang ini. Enak, kan?""Iya. Kenapa Mas enggak pernah mengajak saya ke sini, ya?""Hehe. Maaf ya, Dik. Mas tidak bisa pulang dengan begitu cepat.""Haha, kenapa Mas menanggapi serius? Saya hanya bercanda. Saya tahu kok, Mas pasti sangat sibuk sekali, kan?""Tidak. Mas tahu kok Dik Amala juga sekalian curhat."Amala kini tertawa kemudian.Keduanya terus larut dalam pembicaraan mengenai mengajar Amala, hingga kemudian penuturan mereka sejenak terputus ket

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Tatapan benci

    "Ada satu orang lagi yang harus saya temui, Dik."Amala menoleh cepat. "Siapa, Mas?""Dik Amala tidak perlu memikirkan hal itu sekarang. Besok, Dik Amala akan kembali ke sekolah, kan? Lebih baik pikirkan hal apa yang Dik Amala perlukan untuk besok mengajar. Oke?" Pak Rido berkata seraya membelai lembut wajah istrinya itu.Amala bahkan baru teringat jika besok dia sudah harus masuk sekolah kembali. Dia memiliki kesempatan dua Minggu lagi untuk selesai penelitian Hinga harus kembali ke kampus.Ada beberapa hal yang membuatnya berpikir bahwa dia memang tidak pernah mengira akan secepat itu selesai."Dik Amala pasti sudah merindukan anak-anak, kan?""Iya. Aku sangat rindu mereka Mas. Besok, walaupun kaki saya masih belum sempurna sembuh saya akan tetap datang. Saya ingin segera menyelesaikan kuliah ini.""Bagus. Lalu, Dik Amala tidak perlu memikirkan hal yang sama sekali tidak penting itu. Oke?"Amala mengangguk pasti. Siapapun orang yang berpikir buruk terhadapnya itu dia akan berharap j

  • Istri Dadakan Sahabat Papaku   Seusia istrinya

    "Saya Rido, suami Amala. Bisa kita bicara sebentar?" Adlan bergeming."Bicara apa? Saya sedang begitu sibuk karena kebetulan hari ini saya yang bertugas untuk berdiri di kasir, jadi ....""Nak. Hanya bicara sebentar saja." Pak Rido menukas cepat. Adlan sukses menegang mendengarkan panggilan nak yang keluar dari mulut suami Amala itu.Adlan kemudian tersenyum ketus. Merasa cukup rendah di hadapan lelaki yang sudah lama ingin dilihat olehnya."Bisa bicarakan di sini saja, Pak Rido?" Adlan bertanya dengan nada menyindir kini."Baiklah." Pak Rido membuang napas gusar. "Apa yang sudah kamu katakan pada Amala kemarin?"Adlan terkejut. "Apa maksud, Pak Rido?""Nak, tolong jangan bertele-tele. Kamu tahu, kamu sudah menganggu kenyamanan rumah tangga saya dengan istri saya."Adlan mendadak tertawa kini. "Pak Rido menyalahkan saya dengan masalah keluarga Bapak sendiri? Seharusnya Bapak yang instrospeksi diri untuk melihat sebenarnya apa yang sedang terjadi. Kenapa datang kemari dan menyalahkan

DMCA.com Protection Status