Beranda / CEO / Istri Dadakan CEO Rupawan / Bab 35 Rasa Cinta Yang Mulai Tumbuh

Share

Bab 35 Rasa Cinta Yang Mulai Tumbuh

Penulis: Zia Ivy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Khatrine masih kesal dan marah, setelah ia di usir oleh Dave. Rencana yang sudah ia susun malah sama sekali tidak berhasil. "Aakkkh, sial. Kenapa pria itu tidak mudah untuk di goda. Padahal semua pria hampir bertekuk lutut di bawah kakiku," teriak Khatrine melempar beberapa barang-barang yang ada di kamarnya.

Hellian yang baru saja datang pun terlihat sangat marah, ketika melihat kekasihnya tengah uring-uringan.

"Khatrine!" panggil Hellian, dengan nada suara tinggi.

Seketika Khatrine tersontak, wanita itu melihat ke arah sumber suara yang berada tepat di belakangnya.

"Sayang! kamu baru datang," sapa Khatrine lalu segera menghampiri Hellian, dan sengaja menggerayangi dada bidang pria itu.

"Kamu berani sekali berbohong padaku, dan berani pergi menemui pria lain tanpa seijin ku!" Hardik Hellian sembari menepis kasar tangan Khatrine dari lengannya.

Khatrine terkejut, saat melihat Hellian yang begitu marah, seolah-olah ingin membunuhnya. Bahkan baru kali ini Hellian semarah itu padan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 36 Menjaga Jarak

    Freya segera mejaga jarak, ketika Damian tak sengaja menyentuh tangannya. "Aku bisa sendiri, " tolak Freya. Lalu segera mencicipi beberapa makanan yang terlihat cukup enak. Damian yang tidak bisa memaksa pun hanya bisa melihat sang istri, yang perlahan mulai memakan masakannya, yang terlihat cukup rakus. Hingga membuat ia tersenyum kecil secara spontan. "Bagaimana, nona suka tidak dengan makanan ini semua. Selain masakan ini sehat ini juga sangat bermanfaat besar untuk wanita yang tengah hamil muda," celetuk Damian tanpa sadar. Seketika Freya yang tengah lahap makan, tiba-tiba saja tersedak. Ketika mendengar perkataan suaminya itu. "Huks, apa kamu bilang tadi? hamil, memangnya siapa yang hamil," tanya Freya dengan nada sinis dan tidak suka. Damian yang begitu khawatir dengan cepatnya ia meraih, lalu memberikan segelas air putih pada Freya dengan sangat lembut. "Nona tenanglah, minumlah dulu," Damian memberikan segelas air minum, lalu Freya pun terpaksa menerima tawaran baiknya ka

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 37 Selalu Diremehkan

    Setibanya di rumah sakit, Damian yang baru saja tiba. Di sambut oleh beberapa suster yang ada di sana. Para wanita berseragam serba putih itu pun segera membawa sebuah brankar. "Suster! tolong segera tangani istri saya," Pinta Damian yang terlihat begitu panik."Baik tuan, anda tidak usah cemas. Silahkan baringkan pasien agar kami segera memeriksanya," sahut sang suster. Damian pun mematuhi aturan, lalu dengan pelannya membaringkan Freya di atas brankar, dengan penuh kelembutan dan sangat hati-hati. Freya yang tiba-tiba merasa sakit pun mulai merengek dan tak tahan. "Aakkh, sakit sekali," Keluhnya. "Nona tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa bersabarlah." Bujuk Damian seraya membelai wajah sang istri. Freya yang merasa perutnya sedikit keram pun hanya bisa mengangguk. Dan mendengarkan perkataan Damian. "Hm, tapi perutku tiba-tiba saja begitu mual dan sakit sekali," rengek Freya. "Iya, bersabarlah. Suster cepat kalian tolong istriku," bentak Damian yang tak kalah panik. "Baiklah

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 38 First Kiss

    "Pasien hanya terlalu lelah, tidak ada masalah yang serius. Di saat usia kehamilan muda memang selalu begitu. Jadi kalian tidak perlu khawatir. Hanya saja kalau bisa pasien jangan terlalu lelah, apa lagi melakukan pekerjaan yang berat." Imbuh sang Dokter mengingatkan. Damian dan tuan Hermawan bernafas lega, setelah mendengarkan penjelasan Dokter. "Syukurlah," gumam Damian. Begitu juga dengan tuan Hermawan, walaupun ia masih marah pada Freya. Akan tetapi hatinya begitu cemas dan khawatir. "Kau harus menjaga Freya dengan baik, jika tidak aku tidak akan memaafkan mu,," peringat Hermawan pada Damian. Damian pun mengangguk lalu mengiyakan semua perkataan ayah mertuanya. "Tentu saja ayah, ayah tidak usah khawatir karena bagaimana pun Freya adalah istri saya dan sudah menjadi tanggung jawab saya untuk melindunginya," balas Damian dengan penuh keyakinan. Melisa dan Margaretha saling menatap satu sama lain, ketika Damian begitu meyakinkan tuan Hermawan dengan begitu serius. "Bu, aku tida

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 39 Mengabulkan Permintaan

    Seketika wajah Freya memerah, setelah Damian melepas pagutan bibirnya. Wanita itu terlihat tampak sangat malu setelah apa yang telah terjadi di antara mereka berdua. "Aku ingin beristirahat dulu," kata Freya, lalu segera berbaring dan menutup wajahnya dengan selimut. Damian hanya memancarkan seulas senyuman tipis, ketika melihat sikap sang istri yang tampak malu-malu. "Nona tidak usah malu, lagi pula sekarang kita kan sudah menjadi suami istri. Terlebih nanti kita akan punya bayi," goda Damian berbisik. Hingga membuat Freya yang bersembunyi di dalam selimut itu pun, hanya bisa menutup wajah karena malu. "Apaan sih, kamu bisakah kamu jangan menganggu aku. Aku sedang ingin beristirahat," balas Freya, yang tak berani menatap Damian.Damian yang tidak ingin membuat istrinya marah, lelaki itu hanya menggelengkan kepala. lalu baru saja ia ingin keluar ruangan. Tiba-toba saja seorang Dokter dan suster datang. Untuk memastikan kembali keadaan Freya. "Dokter!" "Kebetulan tuan ada di sini,

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 40 Terpaksa Berbohong

    Setelah Dokter mengijinkan Freya untuk pulang, kini mereka berdua akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah sakit. Karena Freya yang begitu pobia akan aroma obat-obatan yang membuatnya sedikit tidak nyaman. "Tuan, jangan lupa istrinya di ingatin agar selalu meminum beberapa vitamin dan makan makanan yang sehat banyak kandungan gizi agar perkembangan janinnya sehat," tutur sang Dokter mengingatkan. Tentu saja hal itu di sambut baik oleh Damian yang sama-sama sedikit cemas, akan kesehatan istri dan calon bayinya. "Tentu saja Dokter, saya akan melakukan hal terbaik untuk istri saya," Balas Damian, yang mulai memegang erat pinggang Freya yang masih terlihat ramping. "Baguslah, itu lebih baik. Jangan lupa ini resepnya di tebus," imbuh sang Dokter sembari memberikan sebuah resep beberapa vitamin yang harus di konsumsi oleh Freya, dalam kondisi yang sedikit lemah. Tanpa membuang waktu lagi, Damian dan Freya berterima makasih. Lalu mereka pamit dari ruangan pemeriksaan itu. Pria berjas

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 41 Rasanya Tidak Buruk

    Setelah mendengar alasan Damian yang logis, Freya duduk dengan tubuh yang masih lemas. Lalu Damian segera masuk ke dalam mobil dan segera menyalakan mesin mobil. "Nona, pakai sabuk pengaman dulu," Damian mengingatkan, lalu ia berusaha untuk membantu memakaikannya. Freya terkejut, jantungnya berdegup sangat kencang. Saat tangan Damian tepat berada di atas dadanya. Hal itu juga membuat Damian lupa diri. "Maafkan aku nona, karena telah lancang. Tapi setidaknya jika sudah memakai sabuk pengaman akan aman," sesal Damian, yang berusaha menjelaskan atas sikapnya yang lancang karena ke khawatirannya. Wajah Freya memerah, entah kenapa akhir-akhir ini setiap kali ketika Damian dekat dengannya. Membuat perasaannya tak menentu. "Tidak papa, tapi lain kali jangan di ulangi lagi." Freya memalingkan wajah ke arah samping. Semakin ia dekat dengan Damian. Hatinya semakin merasakan hal yang aneh. Dan hal itu membuat dirinya selalu salah tingkah. "Baiklah, lain kali aku akan meminta ijin dulu pada

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 42 Ngidam

    Setelah Damian kembali ke dalam mobil, Freya terlihat cemberut, bahkan sampai mengerucutkan bibirnya karena sikap suaminya cukup membuatnya sedikit tidak suka"Maafkan aku nona, karena telah membuat nona menunggu lama," sesal Damian, yang perlahan mulai menghidupkan mesin mobil. Lalu Freya mulai mengungkapkan kekesalannya. "Untuk apa minta maaf padaku, lagian hanya mengangkat telpon saja kenapa harus sembunyi-sembunyi seperti itu?" Freya bertanya dengan nada yang tidak suka. Damian terdiam, untuk yang pertama kali. Dia melihat Freya sangat marah tidak seperti biasanya yang selalu acuh dan tidak peduli terhadapnya. Bahkan tanpa sungkan lagi wanita cantik itu pun mulai melontarkan pertanyaan yang membuat Damian terkejut. "Kamu mengangkat telpon dari siapa? kenapa harus diam-diam seperti tadi. Memang tidak bisa di sini saja apa!" Protes Freya seraya memalingkan wajah ke arah samping. Damian terkejut, ketika mendengar pertanyaan istrinya yang sedikit terdengar menekan dan juga seolah t

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 43 Merasa Tidak Dihargai

    Freya menarik tangan Damian, rasanya ia sudah tidak sabar ingin segera memakan eskrim yang membuatnya ngiler. Bahkan untuk pertama kalinya wanita cantik itu ingin mencoba padahal sebelumnya ia tidak suka. "Hati-hati nona, jalannya jangan terlalu cepat. Nanti jatuh," Damian berusaha mengingatkan sang istri. Karena lelaki itu tidak mau jika sampai terjadi apa-apa. Akan tetapi Freya tidak menggubris. "Kamu ini nyebelin, ayo cepat. Jalannya lamban sekali.""Iya-iya," Damian menggelengkan kepala, lalu mengikuti Freya dari belakang. Ketika mereka tiba di kedai eskrim yang cukup ramai. Para pelayan di sana menyambut kedatangan mereka dengan ramah dan penuh hormat. "Selamat datang, tuan dan nona." Sapa kedua pelayan sembari membungkukan badan, Damian hanya mengangguk.Pelayan wanita itu bahkan menawarkan Freya dan Damian sebuah meja khusus untuk pasangan, yang hanya ada untuk hari ini saja. "Apakah nona dan tuan akan makan di sini?" tanya sang pelayan. "Iya, aku ingin makan di sini. Dan b

Bab terbaru

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 189 Akhir Yang Bahagia

    Satu hari kemudian, Di sebuah gedung besar dan mewah terlihat dekorasi pernikahan yang sangat mewah, semua para pelayan tengah sibuk menyambut para tamu yang sudah berlalu lalang menghadiri pesta. Hari ini Luna sangat bahagia karena akhirnya rencana tinggal satu langkah lagi akan berhasil, selain akan menyandang status sebagai nyonya Dave, ia juga sudah tak sabar ingin segera mewujudkan keinginan ayahnya. "Akhirnya Dave mau menikah denganku, semua teman-temanku pasti sangat iri karena aku berhasil menaklukkan seorang CEO terkaya dan tertampan di seluruh kota," Racau Luna dalam hati sembari tersenyum miring. Saat masih duduk di meja rias. Kedua tenaga MUA pun memuji dirinya yang terlihat cantik. "Wah, nona Luna sangat cantik sekali dengan gaun pengantin ini," kata kedua MUA itu memuji Luna. "Heh, tentu saja aku sangat cantik. Dan lagi pula tidak ada wanita lain yang pantas menjadi istri Dave selain aku," Luna mengangkat wajah dengan penuh kesombongan diri. Kedua wanita itu seseka

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 188 Pesta Pernikahan

    Dave melepaskan tangan Luna, dengan emosi yang terus dia tahan. Mengingat wanita yang ada di depannya itu yang sangat licik dan penuh dengan sebuah obsesi. "Bagaimana gaun pengantinku ini? bagus tidak mas?" Luna melontarkan pertanyaan untuk yang kedua kalinya berharap Dave akan terpesona dengan kecantikan dirinya. "Hm, lumayan juga. Aku sangat lelah dan ingin beristirahat dulu," Dave sengaja menghindar. Tentu saja Luna terlihat sangat kecewa. "Tapi mas, kamu juga harus mencoba tuxedo juga aku ingin melihatnya," Pinta Luna penuh harap. Tapi Dave tidak menggubrisnya dan malah berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai atas. Luna mendengus kesal, saat melihat sikap Dave yang sama sekali belum berubah padahal mereka akan menikah beberapa jam lagi. "Sial! kenapa dia terus tidak memandangku? tapi aku tidak peduli. Yang jelas sebentar lagi aku akan menjadi nyonya Dave dan kekayaan keluarga Wijaya sebentar lagi bisa berada di dalam kendaliku," geram Luna dalam hati dengan penuh keya

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 187 Fitting Gaun Pengantin

    Freya masih bergeming, memang semua perkataan Dave ada benarnya. Seharusnya dia senang saat semua perkataan pria yang ada di depannya itu memang ada benarnya. Tapi jauh dari lubuk hatinya. Wanita cantik itu seolah tidak rela saat membayangkan Dave bersama dengan wanita lain. "Besok aku akan menikah, jadi jika berkenan kamu boleh menghadiri pesta. Mengenai putra kita jangan khawatir Ansel tetaplah putraku dan ikutan darah tidak akan pernah bisa terpisahkan," ungkap Dave lalu ia pergi. Freya menggelengkan kepala, saat melihat Dave pergi begitu saja tanpa menoleh padanya lagi, ingin Freya memanggil dan mengatakan agar Dave tidak pergi, tapi entah kenapa bibirnya seah terkunci. "Kenapa! kenapa hatiku terasa sangat sakit, aku tidak bisa membayangkan dia bersanding dengan wanita lain," Freya menggerutu dalam hati. Dave dengan langkah yang berat, dia seolah tak tega saat melihat kesedihan yang terpancar di wajah wanita yang sangat dia cintai. Tapi demi meyakinkan sang ayah. Lelaki tampan

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 186 Menagih Janji

    "Apa yang ingin kau bicarakan nyonya Margaretha?" tanya Dave menatap tajam pada ibu tiri Freya. Margaretha yang sedikit ragu pun mulai mengatakan permintaannya. Berharap Dave mau mengabulkan. "Tuan Dave, maafkan saya karena telah lancang, tapi saya hanya ingin memohon tolong cabut laporan anda untuk Melisa. Putri ibu hanya terhasut oleh Khatrine yang menyuruhnya untuk mencuri desain milik Freya, Tante mohon bagaimana pun juga kita pernah menjadi satu keluarga, jadi tolong bebaskan Melisa," Margaretha memohon dengan netra yang berkaca-kaca. Mengingat perlakuan ibu tirinya pada Freya, membuat Dave enggan untuk menanggapi permintaan wanita paruh baya itu "Hm, maaf tante. Melisa sudah berbuat yang melanggar hukum. Jadi mau tidak mau dia harus mempertanggung jawabkan semua perbuatannya. Dan bukankah Tante juga sudah memakan uang dari Khatrine," Sindir Dave, lalu ia pergi begitu saja meninggalkan nyonya Margaretha. Dan kembali berjalan menuju ke kamar Freya, yang berada tidak jauh dari

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 185 Masih Saling Cinta

    Freya merasa terharu, saat melihat jagoan kecilnya tampak begitu bahagia saat bersama dengan ayah kandungnya. Setelah sekian lama mereka tak bertemu. "Ayo! Dady, berikan bolanya pada Ansel, bial Ansel yang menendangnya," celoteh Ansel, yang tak henti-hentinya bermain dengan Dady kesayangannya. Rasa sesak di dada Freya semakin terasa, saat melihat kedua orang yang sangat berharga dalam hidupnya, tengah tertawa bahagia bersama. Membuat wanita cantik itu merasa bersalah. "Ansel sangat bahagia, sampai ia menahan rasa sakitnya setelah demam kemarin," Lirih Freya dalam hati. Seraya memegang dadanya dengan tangan kanan. Mengingat Dave yang tinggal beberapa jam lagi akan menikahi wanita lain, membuat Freya rasanya tidak sanggup untuk membayangkan pria yang dulu selalu menyayangi dan memanjakan diri akan di miliki oleh wanita lain untuk seumur hidupnya. "Tidak! ada apa denganmu Freya? bukankah selama ini kamu yang meminta cerai dari mas Dave. Tapi sekarang kenapa malah kamu sendiri juga y

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 184 Kebahagiaan Ansel

    Dave sangat terkejut, saat melihat satu pesan masuk dari Freya, waktu yang sangat ia cintai dan ia sayangi dengan sepenuhi hati melebihi dari apa pun. "Freya," Dave begitu antusias, dengan cepatnya ia meraih dan membuka sebuah pesan chat dari ponselnya dan...Kedua bola mata Dave membulat saat membaca sebuah pesan yang menohok dari Freya, yang membuat hatinya sedikit sedih. Walaupun dia tahu jika saat ini Freya dalam keadaan suasana hati yang sangat buruk dan sedang marah besar pada dirinya. "Tuan Dave, yang terhormat. Aku tahu anda saat ini pasti sedang sibuk mempersiapkan pernikahanmu dengan wanita pilihan keluargamu, tapi setidaknya kau sempat waktu untuk melihat putramu yang selalu menangis mencari dirimu," sindir Freya dalam pesannya. Bahkan Dave sangat terkejut, saat melihat foto Ansel yang sedang menangis meraung-raung memanggil namanya, membuat lelaki berparas tampan yang memiliki sejuta pesona itu pun tercengang dan merasa bersalah. "Anssel," Tanpa membuang waktu lagi, D

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 183 Seperti Yang Dulu

    Setelah pulang dari butik, Freya berjalan dengan tatapan kosong, tubuhnya seolah melayang setelah turun dari taxi. Wanita cantik melewati sebuah taman yang terlihat sepi yang hanya di kunjungi oleh beberapa pasangan kekasih yang ada di sana. Sebagai seorang wanita biasa, Freya tidak bisa memungkiri jika dirinya begitu terpukul saat membaca kartu undangan pernikahan pria yang masih sangat dia cintai. "Kenapa mas Dave, kenapa kamu begitu tega padaku, aku pikir kamu adalah pria yang berbeda dengan pria yang lain, tapi ternyata..." Gumam Freya yang tak sanggup lagi menuntaskan semua perkataannya yang penuh dengan kekecewaan, dengan kenyataan yang adanya. Tak ingin orang lain melihat kesedihannya, Freya terduduk di kursi taman dalam suasana yang tengah gerimis. Seolah dunia pun ikut merasakan kesedihannya. Apa lagi saat ia juga mengingat saat-saat moment manis saat dia dan Dave melewati hari dengan sangat indah dan kesederhanaan, di mana saat ini tengah Freya rindukan lagi. "Mas Dave!

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 182 Pria Perkasa

    Tubuh Freya gemetar hebat, saat menerima undangan pernikahan Dave. Padahal jauh dari lubuk hati yang sangat dalam dia masih sangat mencintainya. "Aku gak habis pikir mas ternyata kamu benar-benar akan menikahi wanita itu? kamu bilang kamu tidak mencintai dia tapi sekarang kenapa malah ada undangan pernikahan ini," lirih Freya dalam hati yang sangat tak rela. Mandy dan Raka yang masih duduk saling berhadapan, mereka menyergitkan dahi dan menatap ke arah sahabatnya yang masih berdiri mematung di depan pintu. "Freya! kenapa malah bengong, siapa pria tadi? dan apa yang sedang kamu pegang itu?" Mandy mencecar Freya dengan beberapa pertanyaan karena merasa sangat penasaran. Freya yang masih bergeming pun, seketika wanita cantik itu terbuyar dari lamunannya dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca, saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Mandy. "A-aku tidak papa, kalian lanjutkan saja makanya, aku ingin ke toilet dulu," jawab Freya yang berusaha untuk mengalihkan topik pembicar

  • Istri Dadakan CEO Rupawan    Bab 181 Kartu Undangan

    Mandy tidak ingin melihat Freya lebih sedih lagi, tanpa membuang waktu lagi mereka berdua segera memasuki butik tempat di mana Freya kembali meniti kariernya. "Wah, ternyata ini butikmu Freya? sungguh sangat besar dan unik sekali, benar-benar hebat. Sekarang kamu bahkan bisa mandiri membangun bisnis dari skill sendiri," sanjung Mandy yang takjub dengan bisnis baru mantan junior yang sekarang menjadi sahabatnya. "Iya, aku juga hanya iseng saja setelah mengetahui kebohongan mas Dave dan perlakuan Hellian yang tidak adil padaku membuat aku tidak ingin lagi menjadi seorang desainer di perusahaan orang lain," lirih Freya dalam hati. Mandy ikut sedih saat mendengar semua perkataan Freya, yang memang sulit untuk di maafkan. Tapi sebagai seorang sahabat dan sesama wanita Mandy tak ingin Freya larut dalam kesedihannya dan dia berusaha untuk tetap menghiburnya. "Sudah jangan bersedih lagi, aku ke sini ingin melihat semua karyamu Freya. Oh ya beberapa hari lagi tuan Dave akan menikah dengan

DMCA.com Protection Status