Taman belakang rumah kini terasa rame karena semua pekerja di rumah Leonardo kini tengah berkumpul. Mereka nampak kebingungan karena Leonardo tiba-tiba meminta mereka menghentikan pekerjaannya untuk berkumpul bersama. Leonardo dibantu dengan Dona menyiapkan dan menata semua makanan yang sudah mereka beli ketika perjalanan pulang. Aneka makanan yang begitu menggiurkan dibeli Leonardo dengan banyaknya."Tuan lagi ulang tahu ya? Kok banyak makanan?" Tanya Dona berani membuka suara."Enggak Dona. Ulang tahun saya masih akhir tahun." Leonardo tersenyum manis."Apa tuan habis menang lotre dapat uang banyak terus beli makanan sebanyak ini?" Imbuh Parjo yang ikut penasaran."Tidak juga. Sudah kalian duduk dulu. Saya akan memberitahukan kalian sesuatu berita bahagia. Sini sayang duduk di samping mas!" Leonardo menepuk tempat kosong di sebelahnya dan meminta Elena bergeser.Elena langsung menggeserkan badannya "Iya mas." "Oke langsung saja, nggak usah banyak kata dan banyak omong ya. Jadi hari
Elena dibuat terkejut karena tiba-tiba suaminya memberi kabar jika sudah berada di parkiran Fakultas Seni. Leonardo akan mengajaknya untuk ikut datang ke acara reuni sahabatnya suaminya waktu di UI. Elena tidak mau menolak apa yang suaminya minta, sebab sama saja akan menyakiti hatinya. Dengan langkah yang sedikit terburu-buru, Elena bergegas untuk pergi ke parkiran Mahasiswa Fakultas Seni. Dari kejauhan Elena bisa lihat mobil mewah yang sangat mencolok dari kendaraan lainnya. Leonardo berdiri dengan tegap bersandar di pintu mobil bagian kemudi."Kamu kok dari pagi nggak ngabarin kalau mau ada reuni mas?" Tanya Elena sambil mencium punggung tangan Leonardo."Mas aja baru tahu ini tadi sayang. Yaudah mangkanya mas tanya ke kamu ada jam lagi nggak. Yaudah ayo, takut jalannya macet keburu kesorean juga."Leonardo melingkarkan tangan kanannya di punggung Elena. Ia mengajak Elena untuk pergi ke pintu sebelah kemudi daj membukakan pintu untuk istrinya.Tanpa banyak buang waktu, Lenardo berg
Elena melangkahkan kakinya keluar kelas. Hari ini ia hanya ada satu jam mata kuliah di kampus. Jadi setelah ia mengajar ia memutuskan untuk segera pulang. Langkah kakinya ia ayunkan menuju parkiran kampus untuk menghampiri Parjo yang sudah menunggunya."Bu Elena." Sapa seorang Mahasiswi yang kebetulan murid Elena."Oh iya halo." Elena membalasnya dengan senyuman."Bu selamat atas kehamilannya. Ibu sehat-sehat selalu. Mari bu.""Iya, terimakasih ya." Dikenal dengan dosen yang ramah, membuat Elena menjadi dosen idola di Fakultas Seni. Apalagi dengan dirinya yang juga humble dan terbuka ke semua Mahasiswanya. Elena terus melangkahkan kakinya sampai bertemu dengan Parjo yang sudah menunggunya berdiri di samping pintu kemudi."Parjo, kita langsung pulang aja ya. Saya nanti siang soalnya mau ada meet sama guru seni musik se nasional." Ucap Elena langsung masuk ke dalam mobil setelah Parjo membukakan pintu."Siap nyonya." Ia bergegas langsung masuk ke dalam mobil setelah memastikan majikann
Leonardo malam ini tengah berlembur ria bersama Hans. Ia tengah meninjau bisnisnya yang ada di Singapura yang saat ini tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hatinya tergerak ingin cepat pulang, tapi pekerjaan tambahan membuat dirinya menahan rasa rindu kepada istrinya."Pak, kalau bisnis bapak terbaru di Singapura mengalami perkembangan terus. Bisa-bisa bapak masuk ke jajaran lima besar orang terkaya se Asean lo pak." Ucap Hans meninggikan."Mana ada Hans. Ya belum sejauh itu juga. Karena hotel disana kan nuansanya Jawa banget. Bukan hotel yang mewah banget. Tapi nggak tau ya kenapa bisa sepesat ini." Jelas Leonardo kepada Hans."Kata bapak, partner kerja bapak yang mengusulkan tema lebih ke tradisional Indonesia. Iya kan?'' Tanya Hans."Iya Hans benar. Dia sangat suka dengan Pulau Jawa. Katanya has banget. Apalagi dia suka sama Jogjakarta. Yaudah kita tinjau yang di Hongkong, untuk hotel disana! Pulang nanti bensin mobil kamu saya isi full. Intinya kita tinjau lagi laporan
Minggu ini Leonardo dibuat geleng-geleng kepala oleh kelakuan istrinya. Bagaimana tidak, pagi-pagi setelah bangun tidur, Elena mengajaknya untuk pergi ke pasar hanya untuk membeli ikan cupang. Entah ini nafsu sang istri atau emang bawaan hormon ibu hamil, Leonardo pun tahu. Jarak pasar tradisonal dengan rumah mereka juga lumayan jauh, tetapi Elena malah meminta pergi berkendara menggunakan motor matic yang mana membuat kaki suaminya kesakitan karena Leo yang terlalu tinggi.Motor matic milik satpam komplek terpaksa Leonardo sewa karena memang di rumahnya tidak ada motor matic sama sekali. Elena sendiri juga tidak bisa menggunakan kendaraan. Para pekerja mereka juga hampir semuanya tinggal di rumah dan tidak ada yang pulang. "Sayang, kenapa pengen ikan cupang sih?" Tanya Leo sambil menggenggam tangan Elena memutari pasar tradisonal."Gara-gara nonton upin ipin mas, lihat mereka pada punya ikan cupang. Elena jadi pengen punya." Jawab Elena antusias."Bukannya gampang mati sayang ikan c
Hari ini Elena meminta izin untuk pergi ke rumah opah dan omanya. Karena sudah lama juga ia tidak pergi main ke rumah orang tua ayahnya itu. Meskipun Leonardo mengizinkan, Elena tidak bisa sendirian. Kali ini tidak hanya Parjo yang menemaninya, Dona diminta Leonardo untuk menemani Elena pergi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan."Leonardo kenapa tidak ikut denganmu sayang?" Tanya oma kepada Elena."Mas Leo sangat sibuk oma. Elena nggak mau ganggu. Tapi nanti kalau udah selesai kerja diusahakan akan mampir kesini." Ucap Elena sambil tersenyum manis."Sekarang perut kamu terlihat buncit sedikit. Udah berapa minggu sayang?" Tanya oma sambil mengelus perut Elena."Sekarang sudah lima belas minggu oma. Doain Elena bisa kuat sampai lahiran nanti ya oma." Elena tersenyum ke arah omanya."Oma pasti doain nak. Apalagi ini akan jadi cucu pertama. Eh bukan cucu deh. Tapi lebih tepatnya cicit ya sayang. Kalau Elena kan baru cucu oma." Oma menertawai dirinya sendiri."Definisi kalau om
*Elena sebelum menikahElena tengah bercanda gurau bersama saudara-saudara sepupunya. Karena lamanya ia tinggal di Singapore membuat dirinya sangat merindukan saudara-saudara sepupunya. Saat sudah beranjak dewasa, Elena sudah berani untuk pergi ke Indonesia sendiri. Ayah dan bundanya sudah mengizinkan untuk pergi sendirian naik pesawat."Eh Elena, apa kau sangat suka tinggal di Singapore dari pada tinggal di Indonesia?" Tanya Kiren kakak sepupunya."Aku lebih suka tinggal di Indonesia kak, karena aku bisa selalu bersama saudara-saudaraku. Kalau di Singapore ayah bunda sibuk dengan bisnis dan temanku disana sangat sedikit. Aku lebih suka di Indo pastinya." "Apa kamu nggak berkenalan dengan cowok disana?" Tanya Kiren."Tidak kak. Aku tidak berani. Karena ayah begitu posesif denganku." Jawab Elena dengan jujur.''Oh c'mon uncle. Kamu aja habis ini mau S2 lo El. Masa ayahmu gak boleh kamu berkencan dengan laki-laki disana. Please deh ini zaman udah modern banget lo El." Imbuh Angela. Kak
"Apa dia sejahat itu, Le?" Tanya Jordan.Pagi ini Jordan pergi ke kantor Leonardo hanya menanyakan hubungan antara Angela dan Elena. Pasalnya beberapa hari yang lalu saat Jordan diajak untuk pergi ke rumah oma, ia merasakan ada hal yang berbeda pada Elena. Jordan menyadari itu bahkan sebelum Leonardo datang. Tapi dia membisu, karena ia tidak mau bertanya terlebih dahulu mengingat dia baru mengenal keluarga Elena."Gue nggak tahu betul Jo. Angela membuat Elena begitu trauma. Dan awal pernikahan kita juga ada something dengan Angela, but for me itu sangat spele. Tapi bikin Elena sakit." Jujur Leonardo mengingat kejadian setelah bertemu dengan Angela."Kejadian apa itu?" Tanya Jordan penasaran."Gue gak bisa cerita Jo. Tapi gue harap, Angela bisa lemah lembut saat di tangan lo." Leonardo menyesap kopi hitam yang sudah dibuatkan office boy kantornya."Gimana ya Jo, emang gue sama Angela belum lama sepakat buat jalin hubungan. Tapi lo tau sendiri kan, di usia kepala tiga ini. Gue juga butu
Sesampainya di hotel, Elena langsung merebahkan badannya di atas kasur. Ia merasa begitu sangat lelah ketika selesai menempuh perjalanan yang begitu jauh. Lala yang saat itu juga merasa lelah langsung naik ke atas kasur dan ikut rebahan disamping Elena."Bunda, kakak ayo bersih-bersih dulu. Masa kita sampai hotel langsung tidur. Nggak pengen makan-makan gitu kah?" Tanya Leonardo."Ayah-ayah, badan kakak seperti tak bertulang. Badan kakak seperti jelly." Keluh Lala sambil matanya terpejam."Yaudah kakak bobo dulu. Kalau udah bobo kita jalan-jalan ya. Bunda bobo dulu juga boleh kok." Kata ayah memerintah kedua wanitanya untuk beristirahat dulu. "Oke ayah. Bentar ya. Ayah ikut bobo dulu sini. Nambah stamina juga sebelum jalan-jalan." Ajak Elena agar Leonardo juga ikut istirahat. "Oke oke ayah juga ikut istirahat. Kita bobo dulu." Leonardo melepas sepatunya terlebih dahulu dan langsung ikut bergabung bersama kedua wanitanya. Mereka di Jepang akan sampai tahun baru nantinya. Karena bebe
Saat waktunya mendekati jam take off, Leonardo bergegas mengajak Elena dan Lala untuk pergi ke bandara. Leo tidak ingin sampai terlambat sedikit pun. Ia terus mengemudikan mobilnya tanpa banyak omong. "Ayah kok kakak rasa ini bukan jalan arah pulang ya. Kita mau kemana lagi ayah?" Tanya Lala penasaran."Iya mas. Elena rasa kok emang bukan jalan arah pulang. Kemana emangnya?" Elena juga ikut menanyakan perihal Leonardo yang mengemudikan mobilnya berlawanan arah."Sebentar lagi kita sampai. Bunda sama kakak sabar ya." Jawab Leonardo sambil tersenyum. Elena hanya diam. Ia tidak mau banyak tanya lagi dan mengikuti saja kemana Leonardo membawanya pergi. Leo tersenyum simpul. Ia akan merasa bahagia jika rencananya benar-benar terwujud.Kurang lebih lima belas menit dan didukung oleh jalanan yang gak begitu macet, kini mereka sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta. Elena yang paham betul jika ia saat ini berada di bandara hanya bisa cengo dan nggak tahu apa. Leonardo yang melihat Elena bin
Pagi ini Leonardo sudah kembali lagi untuk pergi ke kantornya. Ia juga memikirkan Hans yang sudah menghandle banyak pekerjaan. Leo berani meninggalkan Elena karena mamanya mulai setiap pagi akan pergi ke rumahnya. Hanya untuk menemani Elena. Elena masih berada di posisi tahap penyembuhan. Bahkan lukanya dan rasa sakitnya juga belum sepenuhnya pulih. "Hans, apa kamu nggak papa saya tinggal ke Jepang selama satu minggu?" Tanya Leonardo."Saya ikhlas lahir batin pak. Asalkan Bu Elena bisa sembuh dan bisa mengobati lukanya. Tapi gaji saya nanti tambah ya pak." Hans terkekeh pelan."Masalah itu kamu nggak usah khawatir. Saya mana pernah nggak ngasih kamu gaji tambahan? Ya kan? Tapi kamu tetap kabari apapun nanti kalau ada kerjaan yang nggak bisa kamu kerjakan. Jadwal pertemuan sama orang-orang bisa diatur minggu depannya setelah saya pulang dari Jepang ya." Pinta Leonardo."Bapak nggak usah khawatir. Semuanya serahkan semuanya ke saya. Tapi setelah ini saya izin menikah ya pak. Kerjaan da
Leonardo merasa lega karena hari ini Salma bisa pulang ke rumah setelag dua minggu dirawat di rumah sakit. Setelah kejadian yang sudah menimpa mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk memulai kehidupan baru. Opah dan Mr. Black juga sudah dibawa ke pihak yang berwajib. Oma pun akhirnya resmi bercerai dengan opah dan kembali ke keluarganya. Keluarga Elena sudah berantakan. Bahkan media di Indonesia juga menyorot keluarganya. Banyak yang mengasihani Elena dengan masalah yang menimpanya. Dan saat ini hanya Jordi dan orang tuanya yang masih menyayangi Elena."Leo, paman sama bibi memang jarang di Jakarta. Tapi kalau ada apa-apa soal Elena. Tolong kabari kami ya! Mungkin hanya Jordi disini nantinya. Tapi paman minta kamu percaya sama paman dan bibi." Ucap papa Jordi."Paman, mungkin sekarang Leo sangat sulit mempercayai orang. Bahkan mama papa Leo sendiri, Leo sangat takut. Tapi Leo usahakan untuk percaya sama paman dan bibi. Nanti kalau senggang aku juga akan bermain ke rumah kalian." Leo
Malam ini Leonardo harus meninggalkan Elena terlebih dahulu dan meminta Jordi untuk menjaga Elena dahulu. Ia bersama Polisi Anton mengumpulkan para orang tuanya untuk membahas lebih lanjut masalah yang telah terjadi selama akhir-akhir ini. Leonardo sudah tidak bisa lagi untuk bisa sabar. Bahkan wajanya sudah terlihat merah padam menahan amarah.“Leo, kenapa kamu menuduh opah seperti itu?” Tanya oma dengan lemah lembut.Leo menatap oma tajam “Oma sama opah udah menikah berapa tahun? Sampai nggak tahu semua kegiatan opah?” Sungut Leonardo.“Leo ngomong yang sopan nak!” Tutur mama dengan halus.“Sepertinya tidak bisa nyonya. Kalau saya jadi Pak Leo pasti sudah bisa nggak sopan lagi. Nyonya kalau nggak terlibat dalam masalah ini dan nanti tahu fakta sebenarnya pasti akan marah juga.” Sahut Polisi Anton.Semua orang nampak bingung dengan penuturan Polisi Anton. Kecuali opah yang masih menatap Leonardo dengan menahan amarah. Karena saat ini semua tuduhan tertuju semua ke dirinya.“Kalau bol
Leonardo harus mendengarkan kabar yang tidak enak kembali. Rencananya tidak ingin memberitahu soal kondisi Elena, namun semuanya sia-sia. Opah dan oma sedang menuju ke rumah sakit untuk menemui Elena. Sedangkan, Leonardo juga memberitahukan kepada Elena untuk tetap tenang jika nanti terjadi apa-apa. Karena ia juga nggak tahu, bagaimana reaksi opah. Apalagi setelah ada fakta jika bayi yang ada di dalam kandungan Elena menjadi bahan taruhan."Mas, mas tetap dampingi Elena. Karena Elena takut. Opah marah. Elena gak bisa jaga dede bayi." Ucap Elena yang sedikit ketakutan."No Elena. Percaya sama mas. Mas akan jagain kamu." Kata Leonardo."Kakak juga nggak usah takut, Jordi pasti ada di samping kakak juga." Sahut Jordi."Makasih ya. Tapi kenapa opah sejahat itu. Elena gak tau kalau pernikahan kita menjadi bahan taruhan demi perusahaan mas." Elena meneteskan air matanya."Udah sayang. Semoga opah segera sadar. Ingat sama kesalahannya. Pesan mas, kamu coba pura-pura nggak tau. Jangan ngomong
Leonardo menggertakkan giginya. Ia merasa marah karena siapa tau pelakunya. Bukan hanya karena dia yang rekan kerja opah, tapi dia juga rekan kerjanya yang baru saja menjalin hubungan kerjasama dengannya. Tapi, disisi lain Leonardo mengetahui fakta jika si Mr. Black ini melakukannya karena taruhan dengan opah. Jika nanti Elena bisa melahirkan dengan selamat, maka Mr. Black akan memberikan semua perusahannya. Tapi, jika Elena tidak bisa lahir dengan selamat opah akan menceraikan omah dan memberikan lima puluh persen hasil kekayannya kepada Mr. Black. Leonardo juga baru tahu jika, oma adalah mantan terindah Mr. Black. "Berarti suruhan si manusia tuh, udah jelasin semua ke Pak Anton Jo?" Tanya Leonardo."Udah bang. Mangkanya Pak Anton menjebak mereka waktu di kantor polisi. Alhasil ngaku juga mereka. Bang Hans sama Bang Daniel juga masih disana." Jelas Jordi."Terus, mama papa tuan tahu soal taruhan ini?" Tanya Agung."Sepertinya enggak Gung. Tapi saya juga gak paham. Awal saya dijodo
Leonardo tengah menunggu kedatangan orang tuanya bersama Lala. Mereka sudah Leo beritahu kecuali opah oma Elena. Mama papa sudah berjanji untuk diajak bekerja sama tanpa memberitahukan ke keluarga Elena. Awalnya mereka mendesak untuk memberitahukan alasannya. Tapi, Leonardo tetap bersikukuh untuk tidak memberitahukan. "Leo, gimana kondisi Elena?" Tanya mama ketika sudah sampai di rumah sakit."Masih belum sadar ma. Leo dari tadi sama Jordi ya nunggu disini. Kondisi Elena tadi parah pas kecelakaan." Jelas Leonardo."Memang kejadiannya gimana?" Tanya papa."Ayah, bunda kenapa?" Lala menghampiri Leo. Leo langsung membawa Lala kepelukannya. Leonardo merasa sangat bersalah. Karena ia melupakan Lala dan fokus dengan Elena. Lala diasuh mama papanya sementara. Tapi ia juga sendiri tidak ada cara lain selain itu. "Kakak, dengerin ayah. Bunda di dalam sedang berjuang. Kakak doain ya. Semoga bunda cepat sadar ya sayang. Kakak gak boleh sedih. Kuatin ayah juga ya sayang. Maafin ayah ya nak." L
Leonardo terus memohon keoada Tuhan. Untuk keajaiban semua takdir yang ia inginkan. Sampai saat ini, dokter masih belum selesai mengoperasi Elena. Entah berapa lama lagi, dokter akan menyelesaikan semuanya. Ia juga mendapatkan kabar, jika Agung dan Adit sudah selesai melakukan operasi. Saat ini, Parjo dan Dona yang menuju ke ruangan dua bodyguard baru Elena. Sedangkan Jordi dan Leonardo masih duduk di depan ruang operasi."Bang, apa keluarga tidak dikasih tau?" Tanya Jordi."Jangan dulu. Tunggu Elena sadar dulu saja! Tapi cukup kabari mama papaku saja. Kalau opah sama oma jangan. Terus Angela jangan sampai dengar berita ini. Semua orang suruh tutup mulut untuk yang tau aja." Jelas Leonardo."Iya bang. Kak Elena pernah cerita kalau Kak Angela teman dekat istrinya Bang Daniel. Apa dia gak kasih tau bang soal kondisi kakak?" Tanya Jordi penasaran."Enggak aman itu. Daniel udah aman. Kamu ini tadi kok bisa kesini? Gak ada operasi atau apa gitu?" Leonardo menatap adik ipar sepupunya itu."K