Meskipun sedang hamil, Elena tetap semangat dalam memberikan materi kuliah ke dosennya. Pagi ini dirinya tengah memberikan materi di dalam kelasnya. Style andalannya mengenakan blouse dan rok tak lupa sneakers putih kesayangan yang selalu menjadi ciri khas Elena. Aura anak muda masih terpancar dalam diri Elena. "Untuk melatih teknik vokal kita, ada beberapa macam jenis pernapasan yang dilakukan. Pertama adalah pernapasan dada. Caranya adalah dengan menghirup udara ke dalam paru-paru bagian atas. Ini adalah jenis pernapasan pendek dan tidak cocok dipakai saat bernyanyi. Saat melakukan pernapasan dada, dada akan menggembung." Elena mempraktikkan di depan bagaimana cara melakukan pernapasan dada dan setelah itu mulai menyanyi."Bu kalau pernapasan dada digunakan waktu apa?" Tanya salah satu Mahasiswanya."Kalau pernapasan dada biasanya dilakukan ketika menyanyi saat nada-nada rendah dalam vokal. Tapi ketika pakai teknik ini, penyanyi biasanya sering kehabisan nafas. Jadi harus hati-hati
"Kamu lupa sayang kalau hari ini ulang tahun?" Tanya Leonardo sambil menuntun Elena berdiri di tengah-tengah banyak orang.Elena menggelengkan kepalanya. Memang nyatanya kalau hari ini dirinya lupa dengan hari ulang tahunnya. Elena masih dibuat bingung dengan kejutan tiba-tiba yang diberikan untuknya. Elena dengan muka datarnya melihat orang-orang disekitarnya. "Baik rekan-rekan semua. Istri saya lupa dengan ulang tahunnya sendiri. Jadi sebentar ya saya ingin mengingatkan istri saya dulu. Sayangku, hari ini tanggal sepuluh Maret. Tepat di tanggal ini kamu bertambah usia ke dua puluh tujuh tahun lho sayang. Hari ini, hari kelahiran istri cantikku dan calon ibu untuk anak-anak kita nanti." Ucap Leonardo dengan lembut.Elena melihat layar ponselnya. Dan ia langsung membulatkan matanya. Tahun ini ia melupakan ulang tahunnya sendiri. Elena langsung memeluk Leonardo dengan erat. Ia merasa terharu karena suaminya membuat kejutan di ulang tahunnya kali ini. "Selamat Bu Elena." "Selamat Ele
Jordi tengah duduk di ruang tengah rumah Leonardo dan Elena. Setelah, perayaan kejutan ulang tahun untuk Elena, Leonardo mengajak adik ipar sepupunya itu pergi untuk mampir. Karena ia tahu, Elena sudah lama tidak dengan bertemu dengan adiknya itu. "Mas izinin kalian ngobrol, mungkin kalian butuh ngobrol berdua." Ucap Leonardo menuruni anak tangga dengan baju santai."Gak papa mas El sama Jordi dulu?" Tanya Elena memastikan."Gak papa sayang. Tapi ingat, Jordi baru sampai di Indonesia tadi pagi banget. Jadi dia masih capek. Jangan terlalu malam. Jordi nginep sini dulu. Abang mau ajak kamu besok ya." Kata Leonardo."Iya bang. Jordi disini dulu ya. Kangen sama Kak Elena."Balas Jordi."Iya gak papa. Abang juga pengen banyak ngobrol sama kamu. Kalau gitu aku ke atas dulu. Kalau butuh apa-apa telfon ya. Sayang, mas mau main game ya. Mau mabar." Leonardo mengecup puncak kepala Elena."Iya sayang." Elena tersenyum manis ke arah Leo.Elena melangkahkan kakinya untuk kembali ke lantai atas. Ia
Elena pagi ini tengah menyiapkan makan untuk sarapan pagi. Sebab, hari ini ia libur tidak pergi ke kampus untuk pergi mengajar. Bersama Dona ia menyiapkan makanan untuk sarapan pagi bersama. Hari-hari Elena dan Leonardo mengajak semua pekerjanya untuk makan bersama tanpa terkecuali. "Nona, tuan kok belum turun ya.?" Tanya Dona kepada Elena. Ia menanyakan Leonardo yang belum menampakkan batang hidungnya untuk turun ke bawah."Iya ya Dona. Bentar deh aku cuci tangan. Habis itu aku ke atas dulu." Setelah cuci tangan Elena menaiki anak tangga untuk melihat Leonardo. Ia takut jika suaminya belum bangun tidur. Sehingga membuat telat datang ke kantor. Elena tidak suka jika Leonardo harus telat datang meskipun suaminya seorang CEO. Saat sudah sampai di kamar, Elena terkejut ketika Leonardo masih bergulat dengan selimut tebalnya. Hanya terlihat kepala Leo dan kedua bola matanya masih terpejam. Elena menghampiri suaminya dan langsung menggoyang tubuhnya."Astaga, Mas Leo demam tinggi. Mas, s
Daniel yang saat ini sudah selesai jam kerjanya praktik di rumah sakit, ia mengernyitkan dahinya karena mendapatkan pesan masuk dari Elena. Pesan dari Elena yang berisikan jika Leonardo demam dan tak kunjung turun juga. Ia bergegas merapihkan ruangannya untuk segera ke rumah sahabatnya itu. Daniel melangkahkan kakinya keluar rumah sakit dengan langkah kaki yang terburu-buru. Orang-orang yang menyapanya, Daniel hanya tersenyum sekilas. Saat, hendak keluar rumah sakit. Panggilan dari seseorang membuat Daniel menghentikan langkahnya."Bang Daniel." Jordi memanggil Daniel.Setelah berbincang waktu itu dengan Elena. Leonardo langsung mengenalkan Daniel dengan adik ipar sepupunya. Karena Jordi sendiri, belum mengenal banyak orang apalagi untuk bekerja di rumah sakit saat ini."Oh iya Jo. Gimana?" Tanya Daniel."Kenapa buru-buru? Jordi lihat abang langkah kakinya cepet banget.." Jordi penasaran."Kamu nggak tau? Si Leo suaminya kakak sepupumu lagi sakit. Elena nyuruh gue kesana. Dari pagi d
Setelah selesai mengisi kelas, Elena berniat untuk pergi ke toko kue Maura. Ia ingin membeli kue untuk dirinya sendiri. Nafsu makan Elena semakin meningkat. Terlihat sekarang pipinya semakin chubby, perutnya mulai membuncit karena kandungan Elena sudah memasuki usia empat bulan. Bersama Parjo Elena pergi ke toko kue Maura. Parjo memilih menunggu majikannya di luar daripada harus ikut masuk ke dalam. Karena ia sendiri merasa tidak pantas jika mengikuti majikannya lebih jauh. Elena melangkahkan kakinya untuk segera masuk ke dalam toko kue Maura."Hai Maura." Panggil Elena lalu cipaka-cipiki dengan Maura."Ih kukira kamu gak jadi datang lo. Aku nungguin kamu dari tadi. Ayo duduk disana, sambil makan kue. Akhirnya kamu kesampaian juga buat datang kesini ya. Kamu mau makan apa kue disini?" Tanya Maura."I think, red velvet is not bad Maura." Elena menyebutkan menu kue yang ia mau."Okay. Kamu duduk disana dulu." Elena melangkahkan kakinya untuk duduk di salah satu meja yang sudah disedia
Sore ini, Leo menghembuskan nafasnya kasar. Ia merasa sangat lelah, karena setelah beberapa hari ia sakit. Membuat pekerjannya sedikit menumpuk. Hans sendiri juga sudah membantu banyak untuk Leonardo. Tapi bala bantuan Hans tidak cukup untuk mengurangi beban kerja Leonardo.Menjadi CEO, bukanlah pekerjaan yang mengenakkan. Bahkan sangat berat apalagi harus memimpin banyak orang yang bekerja di bawahnya. Mengamati langsung, menilai pekerjaan karyawan dan harus menstabilkan atau menaikkan pendapatan bisnisnya."Udah pak, jangan dipaksa semuanya. Bapak baru sembuh soalnya." Ucap Hans ketika melihat Leonardo berkali-kali menghela nafasnya kasar."Iya Hans. Saya paham kok. Ini yang bisnis resto di Solo, agak mengalami penurunan jumlah pelanggan ya. Nanti kabari pimpinan disana. Buat cari ide yang menarik untuk menarik pelanggan kembali. Atau bisa adain promo beli satu makanan gratis apa gitu. Suruh perbaiki lagi platingan makanannya." Kata Leo sambil melihat laporan salah satu restoran yan
Tanggal merah ini, Elena meminta Leonardo untuk pergi ke salah satu panti asuhan yang ada di Jakarta. Mereka tidak hanya pergi berdua melainkan bersama Daniel, Maura dan Jordi. Mainan yang tempo hari sudah dibeli Leonardo, tak lupa di bawa untuk dibagikan untuk anak-anak. Daniel dan Jordi yang kesibukannya menjadi seorang dokter, sangat senang untuk pergi ke panti. Mereka juga berinisiatif untuk memeriksa kesehatan anak-anak yang ada disana. "Jo, cepat carikan adik sepupu ipar untukku. Biar kamu kemana-kemana nggak sendirian." Goda Elena ketika mereka keluar masing-masing dari mobil yang mereka kendarai. Mereka berpergian dengan tiga mobil, karena di bagian kursi belakang mereka isi barang-barang yang akan disumbangkan."Apa sih kak? Jo, belum pengen jadi kepala keluarga. Baru aja lulus." Jawab Jordi sewot. "Buset dah sewot amat." Elena terkekeh."Ayang ini, kok godain Jordi. Kasihan lo." Leonardo mengusap rambut Elena"Gapapa mas sesekali." Mereka pun langsung masuk ke dalam panti
Sesampainya di hotel, Elena langsung merebahkan badannya di atas kasur. Ia merasa begitu sangat lelah ketika selesai menempuh perjalanan yang begitu jauh. Lala yang saat itu juga merasa lelah langsung naik ke atas kasur dan ikut rebahan disamping Elena."Bunda, kakak ayo bersih-bersih dulu. Masa kita sampai hotel langsung tidur. Nggak pengen makan-makan gitu kah?" Tanya Leonardo."Ayah-ayah, badan kakak seperti tak bertulang. Badan kakak seperti jelly." Keluh Lala sambil matanya terpejam."Yaudah kakak bobo dulu. Kalau udah bobo kita jalan-jalan ya. Bunda bobo dulu juga boleh kok." Kata ayah memerintah kedua wanitanya untuk beristirahat dulu. "Oke ayah. Bentar ya. Ayah ikut bobo dulu sini. Nambah stamina juga sebelum jalan-jalan." Ajak Elena agar Leonardo juga ikut istirahat. "Oke oke ayah juga ikut istirahat. Kita bobo dulu." Leonardo melepas sepatunya terlebih dahulu dan langsung ikut bergabung bersama kedua wanitanya. Mereka di Jepang akan sampai tahun baru nantinya. Karena bebe
Saat waktunya mendekati jam take off, Leonardo bergegas mengajak Elena dan Lala untuk pergi ke bandara. Leo tidak ingin sampai terlambat sedikit pun. Ia terus mengemudikan mobilnya tanpa banyak omong. "Ayah kok kakak rasa ini bukan jalan arah pulang ya. Kita mau kemana lagi ayah?" Tanya Lala penasaran."Iya mas. Elena rasa kok emang bukan jalan arah pulang. Kemana emangnya?" Elena juga ikut menanyakan perihal Leonardo yang mengemudikan mobilnya berlawanan arah."Sebentar lagi kita sampai. Bunda sama kakak sabar ya." Jawab Leonardo sambil tersenyum. Elena hanya diam. Ia tidak mau banyak tanya lagi dan mengikuti saja kemana Leonardo membawanya pergi. Leo tersenyum simpul. Ia akan merasa bahagia jika rencananya benar-benar terwujud.Kurang lebih lima belas menit dan didukung oleh jalanan yang gak begitu macet, kini mereka sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta. Elena yang paham betul jika ia saat ini berada di bandara hanya bisa cengo dan nggak tahu apa. Leonardo yang melihat Elena bin
Pagi ini Leonardo sudah kembali lagi untuk pergi ke kantornya. Ia juga memikirkan Hans yang sudah menghandle banyak pekerjaan. Leo berani meninggalkan Elena karena mamanya mulai setiap pagi akan pergi ke rumahnya. Hanya untuk menemani Elena. Elena masih berada di posisi tahap penyembuhan. Bahkan lukanya dan rasa sakitnya juga belum sepenuhnya pulih. "Hans, apa kamu nggak papa saya tinggal ke Jepang selama satu minggu?" Tanya Leonardo."Saya ikhlas lahir batin pak. Asalkan Bu Elena bisa sembuh dan bisa mengobati lukanya. Tapi gaji saya nanti tambah ya pak." Hans terkekeh pelan."Masalah itu kamu nggak usah khawatir. Saya mana pernah nggak ngasih kamu gaji tambahan? Ya kan? Tapi kamu tetap kabari apapun nanti kalau ada kerjaan yang nggak bisa kamu kerjakan. Jadwal pertemuan sama orang-orang bisa diatur minggu depannya setelah saya pulang dari Jepang ya." Pinta Leonardo."Bapak nggak usah khawatir. Semuanya serahkan semuanya ke saya. Tapi setelah ini saya izin menikah ya pak. Kerjaan da
Leonardo merasa lega karena hari ini Salma bisa pulang ke rumah setelag dua minggu dirawat di rumah sakit. Setelah kejadian yang sudah menimpa mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk memulai kehidupan baru. Opah dan Mr. Black juga sudah dibawa ke pihak yang berwajib. Oma pun akhirnya resmi bercerai dengan opah dan kembali ke keluarganya. Keluarga Elena sudah berantakan. Bahkan media di Indonesia juga menyorot keluarganya. Banyak yang mengasihani Elena dengan masalah yang menimpanya. Dan saat ini hanya Jordi dan orang tuanya yang masih menyayangi Elena."Leo, paman sama bibi memang jarang di Jakarta. Tapi kalau ada apa-apa soal Elena. Tolong kabari kami ya! Mungkin hanya Jordi disini nantinya. Tapi paman minta kamu percaya sama paman dan bibi." Ucap papa Jordi."Paman, mungkin sekarang Leo sangat sulit mempercayai orang. Bahkan mama papa Leo sendiri, Leo sangat takut. Tapi Leo usahakan untuk percaya sama paman dan bibi. Nanti kalau senggang aku juga akan bermain ke rumah kalian." Leo
Malam ini Leonardo harus meninggalkan Elena terlebih dahulu dan meminta Jordi untuk menjaga Elena dahulu. Ia bersama Polisi Anton mengumpulkan para orang tuanya untuk membahas lebih lanjut masalah yang telah terjadi selama akhir-akhir ini. Leonardo sudah tidak bisa lagi untuk bisa sabar. Bahkan wajanya sudah terlihat merah padam menahan amarah.“Leo, kenapa kamu menuduh opah seperti itu?” Tanya oma dengan lemah lembut.Leo menatap oma tajam “Oma sama opah udah menikah berapa tahun? Sampai nggak tahu semua kegiatan opah?” Sungut Leonardo.“Leo ngomong yang sopan nak!” Tutur mama dengan halus.“Sepertinya tidak bisa nyonya. Kalau saya jadi Pak Leo pasti sudah bisa nggak sopan lagi. Nyonya kalau nggak terlibat dalam masalah ini dan nanti tahu fakta sebenarnya pasti akan marah juga.” Sahut Polisi Anton.Semua orang nampak bingung dengan penuturan Polisi Anton. Kecuali opah yang masih menatap Leonardo dengan menahan amarah. Karena saat ini semua tuduhan tertuju semua ke dirinya.“Kalau bol
Leonardo harus mendengarkan kabar yang tidak enak kembali. Rencananya tidak ingin memberitahu soal kondisi Elena, namun semuanya sia-sia. Opah dan oma sedang menuju ke rumah sakit untuk menemui Elena. Sedangkan, Leonardo juga memberitahukan kepada Elena untuk tetap tenang jika nanti terjadi apa-apa. Karena ia juga nggak tahu, bagaimana reaksi opah. Apalagi setelah ada fakta jika bayi yang ada di dalam kandungan Elena menjadi bahan taruhan."Mas, mas tetap dampingi Elena. Karena Elena takut. Opah marah. Elena gak bisa jaga dede bayi." Ucap Elena yang sedikit ketakutan."No Elena. Percaya sama mas. Mas akan jagain kamu." Kata Leonardo."Kakak juga nggak usah takut, Jordi pasti ada di samping kakak juga." Sahut Jordi."Makasih ya. Tapi kenapa opah sejahat itu. Elena gak tau kalau pernikahan kita menjadi bahan taruhan demi perusahaan mas." Elena meneteskan air matanya."Udah sayang. Semoga opah segera sadar. Ingat sama kesalahannya. Pesan mas, kamu coba pura-pura nggak tau. Jangan ngomong
Leonardo menggertakkan giginya. Ia merasa marah karena siapa tau pelakunya. Bukan hanya karena dia yang rekan kerja opah, tapi dia juga rekan kerjanya yang baru saja menjalin hubungan kerjasama dengannya. Tapi, disisi lain Leonardo mengetahui fakta jika si Mr. Black ini melakukannya karena taruhan dengan opah. Jika nanti Elena bisa melahirkan dengan selamat, maka Mr. Black akan memberikan semua perusahannya. Tapi, jika Elena tidak bisa lahir dengan selamat opah akan menceraikan omah dan memberikan lima puluh persen hasil kekayannya kepada Mr. Black. Leonardo juga baru tahu jika, oma adalah mantan terindah Mr. Black. "Berarti suruhan si manusia tuh, udah jelasin semua ke Pak Anton Jo?" Tanya Leonardo."Udah bang. Mangkanya Pak Anton menjebak mereka waktu di kantor polisi. Alhasil ngaku juga mereka. Bang Hans sama Bang Daniel juga masih disana." Jelas Jordi."Terus, mama papa tuan tahu soal taruhan ini?" Tanya Agung."Sepertinya enggak Gung. Tapi saya juga gak paham. Awal saya dijodo
Leonardo tengah menunggu kedatangan orang tuanya bersama Lala. Mereka sudah Leo beritahu kecuali opah oma Elena. Mama papa sudah berjanji untuk diajak bekerja sama tanpa memberitahukan ke keluarga Elena. Awalnya mereka mendesak untuk memberitahukan alasannya. Tapi, Leonardo tetap bersikukuh untuk tidak memberitahukan. "Leo, gimana kondisi Elena?" Tanya mama ketika sudah sampai di rumah sakit."Masih belum sadar ma. Leo dari tadi sama Jordi ya nunggu disini. Kondisi Elena tadi parah pas kecelakaan." Jelas Leonardo."Memang kejadiannya gimana?" Tanya papa."Ayah, bunda kenapa?" Lala menghampiri Leo. Leo langsung membawa Lala kepelukannya. Leonardo merasa sangat bersalah. Karena ia melupakan Lala dan fokus dengan Elena. Lala diasuh mama papanya sementara. Tapi ia juga sendiri tidak ada cara lain selain itu. "Kakak, dengerin ayah. Bunda di dalam sedang berjuang. Kakak doain ya. Semoga bunda cepat sadar ya sayang. Kakak gak boleh sedih. Kuatin ayah juga ya sayang. Maafin ayah ya nak." L
Leonardo terus memohon keoada Tuhan. Untuk keajaiban semua takdir yang ia inginkan. Sampai saat ini, dokter masih belum selesai mengoperasi Elena. Entah berapa lama lagi, dokter akan menyelesaikan semuanya. Ia juga mendapatkan kabar, jika Agung dan Adit sudah selesai melakukan operasi. Saat ini, Parjo dan Dona yang menuju ke ruangan dua bodyguard baru Elena. Sedangkan Jordi dan Leonardo masih duduk di depan ruang operasi."Bang, apa keluarga tidak dikasih tau?" Tanya Jordi."Jangan dulu. Tunggu Elena sadar dulu saja! Tapi cukup kabari mama papaku saja. Kalau opah sama oma jangan. Terus Angela jangan sampai dengar berita ini. Semua orang suruh tutup mulut untuk yang tau aja." Jelas Leonardo."Iya bang. Kak Elena pernah cerita kalau Kak Angela teman dekat istrinya Bang Daniel. Apa dia gak kasih tau bang soal kondisi kakak?" Tanya Jordi penasaran."Enggak aman itu. Daniel udah aman. Kamu ini tadi kok bisa kesini? Gak ada operasi atau apa gitu?" Leonardo menatap adik ipar sepupunya itu."K