Tidak terasa, bulan madu singkat yang Leonardo dan Elena sudah berakhir. Mau tidak mau, mereka harus kembali ke Jakarta. Leonardo bisa saja nambah lamanya bulan madu mereka, tapi tidak dengan Elena. Ia harus kembali pergi ke kampus untuk menjadi dosen. Sore ini, setelah puas berbelanja seharian. Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di bandara setempat. Mereka akan kembali ke Jakarta dengan naik pesawat komersil kelas bisnis. "Kemarin berangkat naik helikopter, giliran naik pesawat rencananya biar sederhana. Eh malah ambil kelas bisnis mas. Padahal ini kan harus transit ke Sorong dulu mas." Gerutu Elena."Uang mas buat apa kalau nggak buat kebahagiaan mas sama kamu sayang. Uang mas ini banyak, jadi gak boleh kalau disimpan saja." Ucap Leonardo dengan sombongnya."Terserah mas saja." Elena menghitung kembali jumlah koper yang akan mereka bawa ke Jakarta. Berangkat ke Raja Ampat mereka hanya membawa satu koper, kembali ke Jakarta terbitlah empat koper. "Itu tiga koper, nanti kita b
Pagi ini, Leonardo dibuat pusing dengan istrinya cantiknya itu. Setelah tragedi Elena sakit sepulang dari bulan madu, Leo menginginkan jika istrinya itu untuk beristirahat terlebih dahulu. Ia tahu, jika kondisi istrinya belum pulih. Elena memaksa untuk berangkat ke kampus untuk kembali bertemu dengan Mahasiswanya karena beralasan masa cuti kerjanya sudah habis."Janji ya setiap sepuluh menit sekali kabari mas." Ucap Leonardo berdiri di samping Elena yang sedang berdandan.Elena tersenyum manis "Mana bisa sepuluh menit sekali mas. Kan Elena ada jam juga, nanti nggak bisa fokus buat ngajarnya. Elena janji, untuk nggak bikin mas khawatir." Elena mengusap lengan suaminya yang sudah terbalut dengan jas hitam kerja."Mas, pagi ini nggak bisa ngantar ke kampus lo sayang. Mas ada ketemu sama klien beda arah. Takutnya nanti...." Ucapan Leonardo terpotong, karena Elena langsung berdiri menaruh jari telunjuknya di bibir Leonardo. "Ada Parjo yang nanti nganterin Elena mas. Mas percaya dia kan? P
"Kenapa bisa disini kak?" Tanya Leonardo kepada wanita cantik dan seksi yang ada di depannyaIya dia adalah kakak ipar sepupu Leonardo. Angela namanya. Saat pernikahannya dengan Elena digelar, Angela datang bersama saudara sepupu Elena lainnya. Angela sendiri belum menikah dan saat ini menjadi model terkenal di tanah air. Selain menjadi bintang model, tak sedikit produk-produk yang mengendorse dirinya."Apa kita duduk santai sebentar Leonardo. Kalau disini aku takut ada yang memotret, kamu tau kan kalau aku bintang model ternama di tanah air." Ucap Angela begitu sombongnya. Setahu Leonardo, hubungan Elena dengan saudara sepupunya memang kurang harmonis, termasuk dengan Angela kakak sepupunya. Hanya ada satu saudara sepupu yang dekat dengan Elena. Itupun saat pernikahan dia tidak datang karena berada di luar negeri. Dengan Agela, Leonardo tidak bisa welcome hanya karena apa yang sudah Elena ucapkan karena kurang harmonisnya mereka."Tidak bisa kak, aku harus kembali ke kantor. Karena
Guyuran hujan sore hari itu begitu sangat deras. Deru petir di langit begitu sangat menggelegar. Leonardo dibuat pusing tiba-tiba karena harus mendapatkan kabar jika istrinya pergi ke tempat peristirahatan terakhir ayah bundanya di saat hujan begitu sangat deras. Jalanan yang begitu macet dan licin, membuat Leonardo tidak bisa mempercepat untuk mengendarai mobilnya. "Oh ayo sayang, kamu kenapa tiba-tiba begitu." Pikiran Leonardo kemana-mana. Ia takut terjadi apa-apa.Setelah beberapa hari kemarin Leonardo menceritakan jika dirinya bertemu dengan kakak sepupu Elena, membuat Elena sedikit berbeda dari sebelumnya. Istrinya lebih sedikit berbicara dan selalu bilang tidak terjadi apa-apa. Pagi tadi pun, Elena nampak baik-baik saja. Bahkan Leonardo yang mengantar Elena sendiri pergi ke kampus untuk mengajar Mahasiswanya.Leonardo mencoba untuk sabar mengemudikan mobilnya. Ia juga menjaga dirinya sendiri agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pikirannya tetap tertuju kepada istri
Leonardo tidak bisa tenang, ia masih menunggu istrinya sedari tadi yang belum sadarkan diri. Tangannya terus berpangku di bawah dagu, menopang dagu runcingnya dengan tatapan lurus menatap Elena. Kapan istrinya akan sadarkan diri? Apa obat yang Elena minum terlalu tinggi dosisinya. Sehingga Elena belum saja membuka matanya. Dona masuk ke dalam kamar setelah ia mengetuk pintu terlebih dahulu. Leo melihat Dona membawakan nampan yang berisi makanan di atasnya. Memang sejak, pulang sedari tadi. Leonardo belum sempat untuk mengisi perutnya. Sibuknya kerja dan ditambah dengan kondisi Elena, membuat Leonardo tidak peduli dengan dirinya sendiri. "Tuan makan dulu, kesehatan tuan juga harus diperhatikan. Semoga nona Elena habis ini akan sadarkan diri." Dona menaruh nampan tersebut di atas nakas di samping ranjang."Makasih Dona, habis ini akan ku makan. Kamu bisa kembali ke bawah. Maaf sudah merepotkan kamu untuk harus datang kesini." Leo menatap Dona dengan raut wajahnya sendu."Tidak masalah
Leonardo menepati janjinya kepada Elena, dia tidak akan berangkat ke kantor hanya demi menenmani Elena di rumah. Mungkin terkesan berlebihan, karena dirinya seorang CEO yang bisa seenaknya untuk datang atau tidak ke kantor. Saat Leonardo tengah fokus dengan layar laptopnya, Elena tengah ikut andil untuk membersihkan rumah. Semua orang sudah melarang Elena untuk bersih-bersih termasuk Leonardo, tapi apa keinginan Elena. Semunya tidak bisa ditentang. Elena tengah membantu bibi ART nya untuk membersihkan dapur. Mereka berdua baru saja seleai berperang dengan alat-alat dapur untuk membuat masakan yang enak. Meja makan yang begitu lebar bisa dilihat jika ada banyak makanan yang sudah terjadi dan siap untuk dimakan."Nona, apa ada tamu hari ini? Jadi banyak makanan yang kita masak nona." Tanya Bibi paruh baya bernama Juminah."Nggak bi. Kan saya masak untuk saya, Mas Leo sama semua ART disini. Mumpung saya lagi libur ngajar di kampus, Mas Leo juga lagi kerja di rumah." Jelas Elena sambil t
Halo, selamat pagi. Apakah kalian sudah sarapan pagi? atau kalian sedang menjalankan puasa sunnah di awal bulan muhharam ini? oke baiklah aku mau cerita sebentar. Mungkin aku sendiri di Good Novel yang suka cerewet di setiap isi novelku. Yang sering curhat dan ngasih part sendiri buat aku bercerita. Oke baiklah, sebelumnya hampir beberapa hari aku nggak bisa nulis nggak bisa update. Karena aku harus menyelesaikan tugas akhir kuliah. Ya, aku harus menyelesaikan skripsiku dan aku harus menjalankan ujian skripsi. Huh alhamdulillah sekarang udah ku jalani hanya tinggal beberapa revisi saja untuk pembenahan. :( Untuk semua orang yang mau baca, aku minta dukungan dari kalian semua ya. Biar habis ini aku bisa semangat lagi. Komen aja gapapa kalau aku ada kesalahan penulisan, kalau ceritaku masih kurang menarik. Kalian bisa komen untuk apa aja. Yang nantinya bisa membangkitkan semangatku. Oh ya, ada 1 masalah yang muncul. Ya itu masih permulaan ya..Nanti masih ada kejutaan lagi. Jangan lupa
Sore ini Leonardo bergegas untuk mengantar Elena.Ia ingin menepati janjinya kepada Elena untuk menemani berbelanja apapun sepulang kerja. Sore menjelang malam, mobil yang mereka pakai sampai di salah satu mall ternama di Jakarta. Leonardo langsung menggenggam tangan Elena masuk ke dalam mall dan langsung menuju ke tempat yang Elena inginkan.Sore ini Elena hanya mengenakan setelan baju tidur kemeja pendek dan celana tidur bergambar panda. Meskipun hanya mengenakan setelan alakadarnya, di mata Leonardo Elena tetap terlihat sangat cantik. Cantiknya yang alami, membuat Leonardo menyadari jika istrinya itu hampir sempurna."Ayang gak malu pakai baju tidur kaya gini?" Tanya Leonardo kepada Elena yang begitu santai dengan baju yang dikenakan. "Nggak sih mas. Biasa aja sih. Mas malu ya pergi sama Elena yang pakai baju alakadarnya gini?" Elena menatap suaminya meminta jawaban jujur dari hatinya."Malu nggak lah sayang. Malah mas mau mengatakan sama dunia. Kalau istri mas itu cantik banget.
Sesampainya di hotel, Elena langsung merebahkan badannya di atas kasur. Ia merasa begitu sangat lelah ketika selesai menempuh perjalanan yang begitu jauh. Lala yang saat itu juga merasa lelah langsung naik ke atas kasur dan ikut rebahan disamping Elena."Bunda, kakak ayo bersih-bersih dulu. Masa kita sampai hotel langsung tidur. Nggak pengen makan-makan gitu kah?" Tanya Leonardo."Ayah-ayah, badan kakak seperti tak bertulang. Badan kakak seperti jelly." Keluh Lala sambil matanya terpejam."Yaudah kakak bobo dulu. Kalau udah bobo kita jalan-jalan ya. Bunda bobo dulu juga boleh kok." Kata ayah memerintah kedua wanitanya untuk beristirahat dulu. "Oke ayah. Bentar ya. Ayah ikut bobo dulu sini. Nambah stamina juga sebelum jalan-jalan." Ajak Elena agar Leonardo juga ikut istirahat. "Oke oke ayah juga ikut istirahat. Kita bobo dulu." Leonardo melepas sepatunya terlebih dahulu dan langsung ikut bergabung bersama kedua wanitanya. Mereka di Jepang akan sampai tahun baru nantinya. Karena bebe
Saat waktunya mendekati jam take off, Leonardo bergegas mengajak Elena dan Lala untuk pergi ke bandara. Leo tidak ingin sampai terlambat sedikit pun. Ia terus mengemudikan mobilnya tanpa banyak omong. "Ayah kok kakak rasa ini bukan jalan arah pulang ya. Kita mau kemana lagi ayah?" Tanya Lala penasaran."Iya mas. Elena rasa kok emang bukan jalan arah pulang. Kemana emangnya?" Elena juga ikut menanyakan perihal Leonardo yang mengemudikan mobilnya berlawanan arah."Sebentar lagi kita sampai. Bunda sama kakak sabar ya." Jawab Leonardo sambil tersenyum. Elena hanya diam. Ia tidak mau banyak tanya lagi dan mengikuti saja kemana Leonardo membawanya pergi. Leo tersenyum simpul. Ia akan merasa bahagia jika rencananya benar-benar terwujud.Kurang lebih lima belas menit dan didukung oleh jalanan yang gak begitu macet, kini mereka sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta. Elena yang paham betul jika ia saat ini berada di bandara hanya bisa cengo dan nggak tahu apa. Leonardo yang melihat Elena bin
Pagi ini Leonardo sudah kembali lagi untuk pergi ke kantornya. Ia juga memikirkan Hans yang sudah menghandle banyak pekerjaan. Leo berani meninggalkan Elena karena mamanya mulai setiap pagi akan pergi ke rumahnya. Hanya untuk menemani Elena. Elena masih berada di posisi tahap penyembuhan. Bahkan lukanya dan rasa sakitnya juga belum sepenuhnya pulih. "Hans, apa kamu nggak papa saya tinggal ke Jepang selama satu minggu?" Tanya Leonardo."Saya ikhlas lahir batin pak. Asalkan Bu Elena bisa sembuh dan bisa mengobati lukanya. Tapi gaji saya nanti tambah ya pak." Hans terkekeh pelan."Masalah itu kamu nggak usah khawatir. Saya mana pernah nggak ngasih kamu gaji tambahan? Ya kan? Tapi kamu tetap kabari apapun nanti kalau ada kerjaan yang nggak bisa kamu kerjakan. Jadwal pertemuan sama orang-orang bisa diatur minggu depannya setelah saya pulang dari Jepang ya." Pinta Leonardo."Bapak nggak usah khawatir. Semuanya serahkan semuanya ke saya. Tapi setelah ini saya izin menikah ya pak. Kerjaan da
Leonardo merasa lega karena hari ini Salma bisa pulang ke rumah setelag dua minggu dirawat di rumah sakit. Setelah kejadian yang sudah menimpa mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk memulai kehidupan baru. Opah dan Mr. Black juga sudah dibawa ke pihak yang berwajib. Oma pun akhirnya resmi bercerai dengan opah dan kembali ke keluarganya. Keluarga Elena sudah berantakan. Bahkan media di Indonesia juga menyorot keluarganya. Banyak yang mengasihani Elena dengan masalah yang menimpanya. Dan saat ini hanya Jordi dan orang tuanya yang masih menyayangi Elena."Leo, paman sama bibi memang jarang di Jakarta. Tapi kalau ada apa-apa soal Elena. Tolong kabari kami ya! Mungkin hanya Jordi disini nantinya. Tapi paman minta kamu percaya sama paman dan bibi." Ucap papa Jordi."Paman, mungkin sekarang Leo sangat sulit mempercayai orang. Bahkan mama papa Leo sendiri, Leo sangat takut. Tapi Leo usahakan untuk percaya sama paman dan bibi. Nanti kalau senggang aku juga akan bermain ke rumah kalian." Leo
Malam ini Leonardo harus meninggalkan Elena terlebih dahulu dan meminta Jordi untuk menjaga Elena dahulu. Ia bersama Polisi Anton mengumpulkan para orang tuanya untuk membahas lebih lanjut masalah yang telah terjadi selama akhir-akhir ini. Leonardo sudah tidak bisa lagi untuk bisa sabar. Bahkan wajanya sudah terlihat merah padam menahan amarah.“Leo, kenapa kamu menuduh opah seperti itu?” Tanya oma dengan lemah lembut.Leo menatap oma tajam “Oma sama opah udah menikah berapa tahun? Sampai nggak tahu semua kegiatan opah?” Sungut Leonardo.“Leo ngomong yang sopan nak!” Tutur mama dengan halus.“Sepertinya tidak bisa nyonya. Kalau saya jadi Pak Leo pasti sudah bisa nggak sopan lagi. Nyonya kalau nggak terlibat dalam masalah ini dan nanti tahu fakta sebenarnya pasti akan marah juga.” Sahut Polisi Anton.Semua orang nampak bingung dengan penuturan Polisi Anton. Kecuali opah yang masih menatap Leonardo dengan menahan amarah. Karena saat ini semua tuduhan tertuju semua ke dirinya.“Kalau bol
Leonardo harus mendengarkan kabar yang tidak enak kembali. Rencananya tidak ingin memberitahu soal kondisi Elena, namun semuanya sia-sia. Opah dan oma sedang menuju ke rumah sakit untuk menemui Elena. Sedangkan, Leonardo juga memberitahukan kepada Elena untuk tetap tenang jika nanti terjadi apa-apa. Karena ia juga nggak tahu, bagaimana reaksi opah. Apalagi setelah ada fakta jika bayi yang ada di dalam kandungan Elena menjadi bahan taruhan."Mas, mas tetap dampingi Elena. Karena Elena takut. Opah marah. Elena gak bisa jaga dede bayi." Ucap Elena yang sedikit ketakutan."No Elena. Percaya sama mas. Mas akan jagain kamu." Kata Leonardo."Kakak juga nggak usah takut, Jordi pasti ada di samping kakak juga." Sahut Jordi."Makasih ya. Tapi kenapa opah sejahat itu. Elena gak tau kalau pernikahan kita menjadi bahan taruhan demi perusahaan mas." Elena meneteskan air matanya."Udah sayang. Semoga opah segera sadar. Ingat sama kesalahannya. Pesan mas, kamu coba pura-pura nggak tau. Jangan ngomong
Leonardo menggertakkan giginya. Ia merasa marah karena siapa tau pelakunya. Bukan hanya karena dia yang rekan kerja opah, tapi dia juga rekan kerjanya yang baru saja menjalin hubungan kerjasama dengannya. Tapi, disisi lain Leonardo mengetahui fakta jika si Mr. Black ini melakukannya karena taruhan dengan opah. Jika nanti Elena bisa melahirkan dengan selamat, maka Mr. Black akan memberikan semua perusahannya. Tapi, jika Elena tidak bisa lahir dengan selamat opah akan menceraikan omah dan memberikan lima puluh persen hasil kekayannya kepada Mr. Black. Leonardo juga baru tahu jika, oma adalah mantan terindah Mr. Black. "Berarti suruhan si manusia tuh, udah jelasin semua ke Pak Anton Jo?" Tanya Leonardo."Udah bang. Mangkanya Pak Anton menjebak mereka waktu di kantor polisi. Alhasil ngaku juga mereka. Bang Hans sama Bang Daniel juga masih disana." Jelas Jordi."Terus, mama papa tuan tahu soal taruhan ini?" Tanya Agung."Sepertinya enggak Gung. Tapi saya juga gak paham. Awal saya dijodo
Leonardo tengah menunggu kedatangan orang tuanya bersama Lala. Mereka sudah Leo beritahu kecuali opah oma Elena. Mama papa sudah berjanji untuk diajak bekerja sama tanpa memberitahukan ke keluarga Elena. Awalnya mereka mendesak untuk memberitahukan alasannya. Tapi, Leonardo tetap bersikukuh untuk tidak memberitahukan. "Leo, gimana kondisi Elena?" Tanya mama ketika sudah sampai di rumah sakit."Masih belum sadar ma. Leo dari tadi sama Jordi ya nunggu disini. Kondisi Elena tadi parah pas kecelakaan." Jelas Leonardo."Memang kejadiannya gimana?" Tanya papa."Ayah, bunda kenapa?" Lala menghampiri Leo. Leo langsung membawa Lala kepelukannya. Leonardo merasa sangat bersalah. Karena ia melupakan Lala dan fokus dengan Elena. Lala diasuh mama papanya sementara. Tapi ia juga sendiri tidak ada cara lain selain itu. "Kakak, dengerin ayah. Bunda di dalam sedang berjuang. Kakak doain ya. Semoga bunda cepat sadar ya sayang. Kakak gak boleh sedih. Kuatin ayah juga ya sayang. Maafin ayah ya nak." L
Leonardo terus memohon keoada Tuhan. Untuk keajaiban semua takdir yang ia inginkan. Sampai saat ini, dokter masih belum selesai mengoperasi Elena. Entah berapa lama lagi, dokter akan menyelesaikan semuanya. Ia juga mendapatkan kabar, jika Agung dan Adit sudah selesai melakukan operasi. Saat ini, Parjo dan Dona yang menuju ke ruangan dua bodyguard baru Elena. Sedangkan Jordi dan Leonardo masih duduk di depan ruang operasi."Bang, apa keluarga tidak dikasih tau?" Tanya Jordi."Jangan dulu. Tunggu Elena sadar dulu saja! Tapi cukup kabari mama papaku saja. Kalau opah sama oma jangan. Terus Angela jangan sampai dengar berita ini. Semua orang suruh tutup mulut untuk yang tau aja." Jelas Leonardo."Iya bang. Kak Elena pernah cerita kalau Kak Angela teman dekat istrinya Bang Daniel. Apa dia gak kasih tau bang soal kondisi kakak?" Tanya Jordi penasaran."Enggak aman itu. Daniel udah aman. Kamu ini tadi kok bisa kesini? Gak ada operasi atau apa gitu?" Leonardo menatap adik ipar sepupunya itu."K