Sore ini Elena dan Leonardo tengah berdebat. Setelah bangun tidur dari istirahat, Elena mendapatkan kabar jika opahnya memintanya untuk datang bersama Leo ke salah satu restoran. Mereka akan membahas keputusan akhir untuk pernikaha Elena dan Leonardo. Leonardo meminta Elena untuk menentang para tetua untuk menunda pertemuan kali ini, sebab Leo sangat khawatir dengan kondisi Elena. Sedangkan, Elena sendiri bersikukuh untuk tetap datang ke tempat opahnya minta. Dona yang melihat Elena dan Leo sedang berdebat hanya bisa diam. Ia tidak bisa ikut campur urusan mereka. Karena masalah tersebut masalah pribadi Elena dengan Leo. Dona yang berdiri di dekat pintu hanya bisa berdoa agar Elena mendengarkan Leo demi kesehatan Elena. "Nona, tolong dengerin Tuan Leo." Batin Dona lalu meninggalkan kamar Elena. Ia tidak mau menguping pembicaraan majikannya dengan lama. Leo memijat pelipisnya. Kenapa wanitanya itu benar-benar keras kepala. Ia sedari tadi menahan diri untuk tidak marah. Nada bicara ya
Rumor tentang Leo yang beberapa hari lagi akan menggelar pernikahan sudah terdengar di kalangan para karyawan di kantor. Karena papanya yang mengabarkan itu semua ke para karyawan Leo. Leo tidak peduli dengan apa yang dilakukan papanya. Terpenting sekarang pernikahan berjalan lancar dan Elena bisa segera tinggal bersamanya.Leo melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Beberapa hari ini, Leo sudah mengatur jadwal untuk tidak banyak pekerjaan. Karena persiapan pernikahan yang harus ia rancang juga. Mengenai Elena, Leo harus membiarkan Elena untuk tetap menjadi dosen. Karena Elena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya itu. "Hans, kamu bisa kan jadi ketua acara pernikahan saya sama Elena?" Tanya Leo menatap Hans dengan serius."Mau menolak juga tidak bisa. Jadi saya siap pak untuk yang penanggung jawab acara bapak. Tapi jangan berat-berat ya pak tugas saya. Saya juga butuh tidur juga." Hans menampilkan sederet gigi putihnya. "Iya, saya juga gak sejahat ibu tiri ya. Saya sama Elena tetap am
Matahari sudah tidak memperlihatkan dirinya, tanda hari sudah malam. Leo dan Elena malam ini memilih untuk tinggal di hotel tempat dimana mereka akan melangsungkan pernikahan. Elena sendiri sudah merasa lelah, karena hampir tengah malam melihat perkembangan persiapan pernikahan mereka. Malam ini, mereka tengah duduk berdua di ruang privat yang Leo minta kepada Manager hotel kepercayaannya. Mereka duduk di sebuah ruangan yang di dalamnya ada sofa untuk bersantai. Beberapa makanan juga tersaji di depan mereka. Elena menyandarkan kepalanya di bahu kokoh Leo sambil memandang lurus kaca di depannya, yang memperlihatkan banyak bangunan tinggi di ibu kota."Lelah ya sayang." Ucap Leo sambil meneguk sampanye miliknya."Hemm. Kamu jangan minum minuman seperti itu. Aku tidak suka mas." Elena tidak menyukai jika Leo meneguk minuman alkohol apalagi di depannya."Malam ini saja sayang. Setelah itu tidak akan lagi. Sayang sekali aku tidak minum, minuman dari Prancis." Leo terkekeh pelan."Tapi aku
Dear Elenaku ♡Maafakan mas harus pergi tiba-tiba. Tapi aku berjanji kepadamu akan segera pulang dan lusa kita mengadakan pesta pernikahan. Aku akan mengurusi beberapa masalah yang ada di Bandung. Jadi kamu jangan khawatirkan aku. Tetap bersama Hans. Dia akan membantu kita selagi aku di Bandung, jangan sampai asam lambungmu kambuh. Aku tidak mau itu. I love you so much my queen. ♡ Begitulah sepenggal isi surat yang Leo berikan untuk Elena. Elena hanya bisa diam dan tidak bisa berkomentar apa-apa. Pikirannya menjadi kalut. Bahkan ia juga tidak tau, apa Leo bisa menyelesaikan masalah itu dengan cepat atau tidak. Elena memilih merebahkan badannya di kasur kamar hotel yang kini ia tempati. Tidak mau ambil pusing dan berharap semuanya akan baik-baik saja.Disisi lain, Hans juga ikut terpontang panting untuk membantu mengurusi pernikahan bossnya itu. Di ballrom hotel sudah banyak orang untuk mendekorasi ballrom menjadi wedding day. Ketika Hans tengah memantau banyak orang, kakek Elena data
Suasana meriah dengan dekorasi pernikahan yang mewah, menghiasi suasana di ballrom hotel milik keluarga Leonardo. Iya tepat hari ini, adalah tepat hari dimana Leonardo dan Elena akan menjadi sepasang suami isteri. Setelah banyak drama, masalah dan hingga Leonardo harus pergi ke Bandung di H-2 pernikahan, membuat banyak true story untuk perjalanan pernikahan mereka. Elena dan Leonardo tampil menawan dengan balutan baju pegantin yang senada berwarna putih. Leo yang tampan dengan balutan jas putih dan celana putih. Sedangkan, Elena berbalut gaun putih dengan bahu yang tidak tertutupi apapun. Sehingga terlihat jelas bahu putih bersih Elena. "Kamu sangat cantik istriku." Bisik Leonardo tapi tatapannya lurus ke arah tamu."Diam kamu mas. Entah ini sudah kali keberapa kamu bilang seperti itu." Elena berusaha tersenyum ke arah tamu."Kamu juga seksi, aku sudah tidak sabar untuk menerkammu nanti malam di kamar." Ucap Leo yang mulai berani. "Mulutmu rasanya ingin ku sumpal pakai lap meja dis
Halo semuanya, udah pada tidur kah. Rasanya pengen banget buat upload bab lagi teman-teman. Tapi sekarang aku lagi di kejar deadline buat ngumpulin skripsi huhuhu. Aku memang masih anak kuliahan temen-temen. Oh iya sebelumnya aku ucapin terimakasih buat kalian yang udah baca ceritaku dari Bab 1 - 15. Seneng banget rasanya lihat pembaca nambah, meskipun belum banyak. Tetap support aku ya. Ajak teman-teman kalian untuk baca novelku. Yang masih proses penulisan. Akan ada banyak kejutan dari Leonardo dan Elena nantinya. Oh iya, mereka udah resmi nikah kan. Leonardo junior coming soo wkwk. Dah intinya aku minta maaf karena belum bisa upload bab baru dan jangan lupa like and coment buat karyaku ini. Aku mau nuntasin skripsi dulu. nanti di masa tenang sebelum sidang aku janji bakal upload bab lagi. Doakan semuanya. Galau banget asli karena gak bisa upload bab baruLove you all :* saranghae. Arigatou. Good Night.
Sinar cahaya menyeruak memasuki jendela kamar. Seorang wanita cantik mengeliat kan badannya. Iya dia Elena. Elena baru saja terbangun dari tidurnya, karena merasa cahaya pagi mengganggu tidurnya. Saat membuka matanya, sesosok laki-laki tampan tengah memandangi dirinya dari jarak dekat. Siapa lagi kalau bukan Leonardo Matt Thomas yang kini resmi menjadi suaminya."Cantiknya istriku." Leo memberikan kecupan manis di kening Elena."Masss." Elena menelusupkan wajahnya di bantal malu. Leo memeluk tubuh Elena erat. Rasanya semenyenangkan ini menikah, bangun tidur bisa melihat pasangan kita yang tidur bersebelahan. Leo mengusap rambut Elena lembut. "Sayang kenapa malu? Kan sama mas sendiri. Udah jadi suami juga. Bahkan semalam, kamu sudah memberikan mahkota kamu ke mas." Leo terkekeh pelan, mengingat semalam adalah momen terindah dimana ia bisa mendapatkan mahkota dari gadis kecilnya."Ih mas. Kan emang udah sewajarnya kalau sudah menikah." Elena mendongkakkan kepalanya. "Semoga nanti sege
"Buat apa mas berbohong sayang? Ini rumah kita. Apa rumahnya kurang besar?" Tanya Leonardo dengan merasa was-was. Ia takut tidak bisa membahagiakan Elena dengan rumah yang sudah ia siapkan sejak lama.Elena memperhatikan seluruh halaman rumah Leonardo. Mungkin untuk menjadi lapangan sepak bola juga bisa digunakan. "Mas buat rumah kenapa besar banget?" Tanya Elena menatap Leonardo lembut. Ia berharap jawaban Leonardo bisa memuaskan dirinya. "Ya mas pengen punya banyak anak. Rumah besar biar anak-anak bisa main puas di rumah. Nanti kita bikin anak kaya Gen Halilintar ya sayang. Nanti jadi kesebelasan Leonardo squad. Ayo sayang, Dona sudah menunggu kita di dalam." Leo melangkahkan kakinya mendahului Elena. Bibir Elena masih komat-komat setelah mendengarkan ucapan laki-laki yang kini sudah menyandang status suaminya. "Banyak anak banyak anak. Mulutnya emang gak bisa di kontrol banget. Suami siapa sih dia." Elena melangkahkan kakinya menyusul Leonardo. Rumah yang akan mereka tempati ben
Sesampainya di hotel, Elena langsung merebahkan badannya di atas kasur. Ia merasa begitu sangat lelah ketika selesai menempuh perjalanan yang begitu jauh. Lala yang saat itu juga merasa lelah langsung naik ke atas kasur dan ikut rebahan disamping Elena."Bunda, kakak ayo bersih-bersih dulu. Masa kita sampai hotel langsung tidur. Nggak pengen makan-makan gitu kah?" Tanya Leonardo."Ayah-ayah, badan kakak seperti tak bertulang. Badan kakak seperti jelly." Keluh Lala sambil matanya terpejam."Yaudah kakak bobo dulu. Kalau udah bobo kita jalan-jalan ya. Bunda bobo dulu juga boleh kok." Kata ayah memerintah kedua wanitanya untuk beristirahat dulu. "Oke ayah. Bentar ya. Ayah ikut bobo dulu sini. Nambah stamina juga sebelum jalan-jalan." Ajak Elena agar Leonardo juga ikut istirahat. "Oke oke ayah juga ikut istirahat. Kita bobo dulu." Leonardo melepas sepatunya terlebih dahulu dan langsung ikut bergabung bersama kedua wanitanya. Mereka di Jepang akan sampai tahun baru nantinya. Karena bebe
Saat waktunya mendekati jam take off, Leonardo bergegas mengajak Elena dan Lala untuk pergi ke bandara. Leo tidak ingin sampai terlambat sedikit pun. Ia terus mengemudikan mobilnya tanpa banyak omong. "Ayah kok kakak rasa ini bukan jalan arah pulang ya. Kita mau kemana lagi ayah?" Tanya Lala penasaran."Iya mas. Elena rasa kok emang bukan jalan arah pulang. Kemana emangnya?" Elena juga ikut menanyakan perihal Leonardo yang mengemudikan mobilnya berlawanan arah."Sebentar lagi kita sampai. Bunda sama kakak sabar ya." Jawab Leonardo sambil tersenyum. Elena hanya diam. Ia tidak mau banyak tanya lagi dan mengikuti saja kemana Leonardo membawanya pergi. Leo tersenyum simpul. Ia akan merasa bahagia jika rencananya benar-benar terwujud.Kurang lebih lima belas menit dan didukung oleh jalanan yang gak begitu macet, kini mereka sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta. Elena yang paham betul jika ia saat ini berada di bandara hanya bisa cengo dan nggak tahu apa. Leonardo yang melihat Elena bin
Pagi ini Leonardo sudah kembali lagi untuk pergi ke kantornya. Ia juga memikirkan Hans yang sudah menghandle banyak pekerjaan. Leo berani meninggalkan Elena karena mamanya mulai setiap pagi akan pergi ke rumahnya. Hanya untuk menemani Elena. Elena masih berada di posisi tahap penyembuhan. Bahkan lukanya dan rasa sakitnya juga belum sepenuhnya pulih. "Hans, apa kamu nggak papa saya tinggal ke Jepang selama satu minggu?" Tanya Leonardo."Saya ikhlas lahir batin pak. Asalkan Bu Elena bisa sembuh dan bisa mengobati lukanya. Tapi gaji saya nanti tambah ya pak." Hans terkekeh pelan."Masalah itu kamu nggak usah khawatir. Saya mana pernah nggak ngasih kamu gaji tambahan? Ya kan? Tapi kamu tetap kabari apapun nanti kalau ada kerjaan yang nggak bisa kamu kerjakan. Jadwal pertemuan sama orang-orang bisa diatur minggu depannya setelah saya pulang dari Jepang ya." Pinta Leonardo."Bapak nggak usah khawatir. Semuanya serahkan semuanya ke saya. Tapi setelah ini saya izin menikah ya pak. Kerjaan da
Leonardo merasa lega karena hari ini Salma bisa pulang ke rumah setelag dua minggu dirawat di rumah sakit. Setelah kejadian yang sudah menimpa mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk memulai kehidupan baru. Opah dan Mr. Black juga sudah dibawa ke pihak yang berwajib. Oma pun akhirnya resmi bercerai dengan opah dan kembali ke keluarganya. Keluarga Elena sudah berantakan. Bahkan media di Indonesia juga menyorot keluarganya. Banyak yang mengasihani Elena dengan masalah yang menimpanya. Dan saat ini hanya Jordi dan orang tuanya yang masih menyayangi Elena."Leo, paman sama bibi memang jarang di Jakarta. Tapi kalau ada apa-apa soal Elena. Tolong kabari kami ya! Mungkin hanya Jordi disini nantinya. Tapi paman minta kamu percaya sama paman dan bibi." Ucap papa Jordi."Paman, mungkin sekarang Leo sangat sulit mempercayai orang. Bahkan mama papa Leo sendiri, Leo sangat takut. Tapi Leo usahakan untuk percaya sama paman dan bibi. Nanti kalau senggang aku juga akan bermain ke rumah kalian." Leo
Malam ini Leonardo harus meninggalkan Elena terlebih dahulu dan meminta Jordi untuk menjaga Elena dahulu. Ia bersama Polisi Anton mengumpulkan para orang tuanya untuk membahas lebih lanjut masalah yang telah terjadi selama akhir-akhir ini. Leonardo sudah tidak bisa lagi untuk bisa sabar. Bahkan wajanya sudah terlihat merah padam menahan amarah.“Leo, kenapa kamu menuduh opah seperti itu?” Tanya oma dengan lemah lembut.Leo menatap oma tajam “Oma sama opah udah menikah berapa tahun? Sampai nggak tahu semua kegiatan opah?” Sungut Leonardo.“Leo ngomong yang sopan nak!” Tutur mama dengan halus.“Sepertinya tidak bisa nyonya. Kalau saya jadi Pak Leo pasti sudah bisa nggak sopan lagi. Nyonya kalau nggak terlibat dalam masalah ini dan nanti tahu fakta sebenarnya pasti akan marah juga.” Sahut Polisi Anton.Semua orang nampak bingung dengan penuturan Polisi Anton. Kecuali opah yang masih menatap Leonardo dengan menahan amarah. Karena saat ini semua tuduhan tertuju semua ke dirinya.“Kalau bol
Leonardo harus mendengarkan kabar yang tidak enak kembali. Rencananya tidak ingin memberitahu soal kondisi Elena, namun semuanya sia-sia. Opah dan oma sedang menuju ke rumah sakit untuk menemui Elena. Sedangkan, Leonardo juga memberitahukan kepada Elena untuk tetap tenang jika nanti terjadi apa-apa. Karena ia juga nggak tahu, bagaimana reaksi opah. Apalagi setelah ada fakta jika bayi yang ada di dalam kandungan Elena menjadi bahan taruhan."Mas, mas tetap dampingi Elena. Karena Elena takut. Opah marah. Elena gak bisa jaga dede bayi." Ucap Elena yang sedikit ketakutan."No Elena. Percaya sama mas. Mas akan jagain kamu." Kata Leonardo."Kakak juga nggak usah takut, Jordi pasti ada di samping kakak juga." Sahut Jordi."Makasih ya. Tapi kenapa opah sejahat itu. Elena gak tau kalau pernikahan kita menjadi bahan taruhan demi perusahaan mas." Elena meneteskan air matanya."Udah sayang. Semoga opah segera sadar. Ingat sama kesalahannya. Pesan mas, kamu coba pura-pura nggak tau. Jangan ngomong
Leonardo menggertakkan giginya. Ia merasa marah karena siapa tau pelakunya. Bukan hanya karena dia yang rekan kerja opah, tapi dia juga rekan kerjanya yang baru saja menjalin hubungan kerjasama dengannya. Tapi, disisi lain Leonardo mengetahui fakta jika si Mr. Black ini melakukannya karena taruhan dengan opah. Jika nanti Elena bisa melahirkan dengan selamat, maka Mr. Black akan memberikan semua perusahannya. Tapi, jika Elena tidak bisa lahir dengan selamat opah akan menceraikan omah dan memberikan lima puluh persen hasil kekayannya kepada Mr. Black. Leonardo juga baru tahu jika, oma adalah mantan terindah Mr. Black. "Berarti suruhan si manusia tuh, udah jelasin semua ke Pak Anton Jo?" Tanya Leonardo."Udah bang. Mangkanya Pak Anton menjebak mereka waktu di kantor polisi. Alhasil ngaku juga mereka. Bang Hans sama Bang Daniel juga masih disana." Jelas Jordi."Terus, mama papa tuan tahu soal taruhan ini?" Tanya Agung."Sepertinya enggak Gung. Tapi saya juga gak paham. Awal saya dijodo
Leonardo tengah menunggu kedatangan orang tuanya bersama Lala. Mereka sudah Leo beritahu kecuali opah oma Elena. Mama papa sudah berjanji untuk diajak bekerja sama tanpa memberitahukan ke keluarga Elena. Awalnya mereka mendesak untuk memberitahukan alasannya. Tapi, Leonardo tetap bersikukuh untuk tidak memberitahukan. "Leo, gimana kondisi Elena?" Tanya mama ketika sudah sampai di rumah sakit."Masih belum sadar ma. Leo dari tadi sama Jordi ya nunggu disini. Kondisi Elena tadi parah pas kecelakaan." Jelas Leonardo."Memang kejadiannya gimana?" Tanya papa."Ayah, bunda kenapa?" Lala menghampiri Leo. Leo langsung membawa Lala kepelukannya. Leonardo merasa sangat bersalah. Karena ia melupakan Lala dan fokus dengan Elena. Lala diasuh mama papanya sementara. Tapi ia juga sendiri tidak ada cara lain selain itu. "Kakak, dengerin ayah. Bunda di dalam sedang berjuang. Kakak doain ya. Semoga bunda cepat sadar ya sayang. Kakak gak boleh sedih. Kuatin ayah juga ya sayang. Maafin ayah ya nak." L
Leonardo terus memohon keoada Tuhan. Untuk keajaiban semua takdir yang ia inginkan. Sampai saat ini, dokter masih belum selesai mengoperasi Elena. Entah berapa lama lagi, dokter akan menyelesaikan semuanya. Ia juga mendapatkan kabar, jika Agung dan Adit sudah selesai melakukan operasi. Saat ini, Parjo dan Dona yang menuju ke ruangan dua bodyguard baru Elena. Sedangkan Jordi dan Leonardo masih duduk di depan ruang operasi."Bang, apa keluarga tidak dikasih tau?" Tanya Jordi."Jangan dulu. Tunggu Elena sadar dulu saja! Tapi cukup kabari mama papaku saja. Kalau opah sama oma jangan. Terus Angela jangan sampai dengar berita ini. Semua orang suruh tutup mulut untuk yang tau aja." Jelas Leonardo."Iya bang. Kak Elena pernah cerita kalau Kak Angela teman dekat istrinya Bang Daniel. Apa dia gak kasih tau bang soal kondisi kakak?" Tanya Jordi penasaran."Enggak aman itu. Daniel udah aman. Kamu ini tadi kok bisa kesini? Gak ada operasi atau apa gitu?" Leonardo menatap adik ipar sepupunya itu."K