Bab 22
Via menyiapkan segera air hangat untuk mengobati luka-luka yang ada pada tubuh Chiara. Wanita itu kini tengah berbaring di kamar tamu milik Christian. Sejak beberapa saat lalu, Christian menemani Chiara di kamarnya bahkan perempuan itu tidak mau jauh dari sisi Christian. Tak ada rasa cemburu di hati via, tapi tentu saja dirinya sangat risih melihat kedekatan mereka. Apalagi melihat Chiara yang agresif yang terus memeluk tubuh Christian.
Via membawa tempat berisi air hangat sekaligus waslap yang langsung diberikan kepada Christian.
Chiara sempat melirik dengan sinis ke arah Via sebelum akhirnya mengaduh kesakitan akibat sentuhan di beberapa luka di badannya.
"Apakah terasa sakit?" tanya Cristian. Chiara langsung mengangguk mengiyakan.
"Biar
Bab 23"Aleandro?"Lelaki itu tersenyum sinis. Aura pembunuh melekat kuat di matanya. Dengan pistol di tangannya, Aleandro melenggang masuk ke Unit dengan santai.Christian dan Bram saling menatap tajam kearah lelaki itu."Apa yang kau inginkan?" tanya Christian.Aleandro tidak langsung menjawab. Ia masih tersenyum sinis lalu duduk di sofa."Panggilkan wanita jalang itu kemari," ujar Aleandro dengan sikap yang tenang.Christ dan Bram langsung mengerti arah perintah Aleandro tersebut. Pasti Chiara yang dimaksud lelaki itu.Sementara Chiara yang mendengar keributan dari dalam kamarnya langsung ketakutan begitu men
Bab 24Hingga beberapa saat, Via masih tidak tenang ketika berdua saja dengan Christian dalam kamar lelaki yang mengaku suaminya itu.Saat ini Via berjalan mondar-mandir persis seperti setrikaan.Ketika Christian menyadari tingkah istrinya, ia merasa terganggu oleh kelakuan Via. Christ membuka matanya lalu memperhatikan istrinya."Apa kau tidak lelah berjalan mondar-mandir dari tadi?" tanya Christian sambil bertumpu dengan tangan.Via merasa gugup hingga ia berbalik dan menatap kearah Christian." Maaf, Tuan, izinkan aku pergi agar bisa memasak untuk makan malam?" pinta Via berasa beralasan."Kau tidak diizinkan untuk pergi kemanapun, satu-satunya yan
Bab 25Via dan Aisyah menikmati akhir pekan dengan berjalan-jalan di sekitar Dubai Mall yang terkenal karena kemegahan dan keindahannya. Bahkan disana terdapat air mancur warna-warni yang terus meluncur setiap saat. Mereka juga menikmati makanan khas asia di salah satu restoran di sana. Keduanya berbincang ringan di salah satu meja di lantai atas dengan pemandangan yang sangat menawan.Tidak jauh dari mereka, seorang lelaki duduk di salah satu kursi sambil memperhatikan. Selalu bersiaga untuk melindungi Via dan temannya agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Ketika mereka sedang menikmati latte, seorang lelaki bertubuh tinggi menghampiri mereka."Hai, boleh aku duduk di sini?" tanya lelaki itu ramah. Seorang lelaki tinggi berwajah kearab-araban dengan
Bab 26"Aku tidak bisa mengatakannya padamu," kata Christian ragu."Apa itu …." Via menutup mulutnya. Benar-benar tidak ada jalan lainkah selain dengan cara berhubungan intim. Sungguh rumit dan konyol.Via akhirnya kembali berkata."Walau bagaimanapun, kita harus tetap menolong Chiara. Eum, Tuan, bisakah kita memanggil Dokter?""Memanggil Dokter pun tidak akan berpengaruh apa-apa. Obat yang manjur hanya dengan melakukan hal itu," jelas Christ kemudian.Mendengar perkataan Christian, entah kenapa keduanya jadi merasa canggung. Itu karena Via adalah gadis yang polos dan tidak pernah sedikitpun mengetahui hal-hal seperti itu. Sementara Christian sendiri, ia adalah lelaki yang meski sudah beru
Bab 27Brakk!!Tubuh Via terpental, ketika sebuah mobil hitam menabrak dirinya dengan kecepatan tinggi hingga gadis itu terlempar jauh dan langsung tidak sadarkan diri di tempat kejadian.Beberapa orang di tempat yang melihat kejadian tersebut, langsung mendekat dan kearah Via dan mendapati gadis itu sudah tidak sadarkan diri dengan genangan darah di bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya.Ketika beberapa orang lelaki dengan pakaian Thab mereka menghampiri ingin memastikan siapa yang barusan celaka. Tidak ada seorang pun yang mengenali wajah gadis itu bahkan ketika cadar Via sudah terbukaDarahnya mengalir dengan deras dari kepalanya termasuk di
Bab 28Christian duduk di kursi tepat di sebelah seorang gadis yang tak berdaya dengan perban membalut kepala dan kedua kakinya.Tatapan sayu menandakan bahwa hatinya sangat sakit saat ini melihat keadaan istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri.Christian terus merutuki dirinya dan terus didera rasa bersalah.Andai saja dirinya lebih peka kepada Via dan memberi pengawalan kepada gadis itu, mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Dan kini semuanya sudah terjadi tanpa bisa dihindari.Sudah dua hari Via terbaring, dengan berbagai peralatan menempel di badannya.Wajahnya yang putih bersih tampak pucat dengan alat bantu pernapasan di mulutnya.
Bab 29Julia duduk di salah satu bangku rumah sakit. Saat ini keadaan Suryo tengah diambang kematian. Dokter masih menangani keadaannya. Di sebelahnya, James terus menenangkan Julia yang terus menangis meratapi keadaan suaminya."Tenangkan dirimu, suamimu pasti baik-baik saja.""Aku telah kehilangan semuanya James, anakku telah pergi dan sekarang suamiku pun akan pergi meninggalkanku. Aku hancur, james." James mengusap wajahnya pelan sedang Rosaline memeluk Julia sambil mengusap punggung wanita yang sudah belasan tahun dicari oleh suami dan anak tirinya. Dan kini takdir mendekatkan mereka kembali. Tepat disaat Julia membutuhkan.Tiba-tiba pintu ruang terbuka. Beberapa orang dokter dan suster keluar. Mereka menggeleng pelan dan menjelaskan bahwa Suryo tidak dapat diselama
Bab 30Pintu kamar diketuk dari luar ketika Chiara tengah merasakan sakit yang hebat. Kepalanya terasa berputar, perutnya mual, juga badannya yang terasa lemah. Sudah beberapa kali Chiara bolak-balik ke dalam kamar mandi di ruangan itu untuk mengeluarkan isi perutnya. Badannya semakin lemah dan tak bertenaga akibat beberapa hari ini menolak untuk makan.Sejak Suryo meninggal beberapa hari lalu, Chiara sama sekali tidak keluar dari dalam kamarnya. Ia mengunci diri, bahkan ketika beberapa pelayan mengetuk pintu untuk menyuruhnya makan. Chiara tetap tidak menghiraukannya.Sementara di luar gerbang, 2 orang lelaki berbaju hitam masih setia berjaga di luar rumah itu.Chiara benar-benar merasa di penjara. Bahkan untuk meluapkan amarahnya saja ia tidak bisa.
Bab 64 EndingLima bulan kemudianDi sebuah klub malam, Aleandro duduk ditemani dua orang wanita yang berpenampilan seksi di samping kiri dan kanannya.Nova yang mendapat informasi dari salah satu temannya segera meluncur ke tempat itu demi menyaksikan sendiri apa yang tengah dilakukan oleh kekasihnya yang masih enggan menikahinya tersebut. Padahal sudah tidak ada jurang pemisah yang menghalangi hubungan keduanya.Alangkah terkejutnya Nova saat melihat tangan Aleandro bergerak cepat dibalik baju salah satu wanita itu. Keduanya tampak asyik menikmati buayan satu sama lain. Seakan lupa mereka tengah berada di keramaian."Hentikan! Apa kamu sudah gila Aleandro. Apa yang kamu lakukan dengan pelacur-pelacur sialan ini?
Bab 63Hari itu cuaca begitu mendung dihiasi dengan gerimis kecil yang jatuh dari langit.Prosesi pemakaman Chiara baru saja selesai dilakukan, setelah sebelumnya disemayamkan dulu di rumah duka selama satu malam.Tak banyak para pelayat yang ikut ke pemakaman. Hanya keluarga terdekat dan beberapa relasi juga karyawan Aleandro di kantornya karena memang mereka tidak begitu mengenal Chiara.Satu persatu para pelayat pergi, menyisakan beberapa orang disana. Aleandro yang terus berdampingan dan memperlihatkan kemesraanya dengan Nova, membuat Christian jengah menatap ke arahnya.Mulutnya tidak tahan untuk berkomentar kepada pasangan yang tidak mengerti situasi tersebut. Apalagi saat Nova terus bergelayut manja pada bahu Ale.
Bab 62Julia duduk di dekat tempat tidur Chiara. Tangan kaku yang tidak bergerak itu terasa hangat saat ia menyentuhnya. Julia mulai bercerita banyak hal, tentang apapun kehidupan yang mereka jalani dulu. Kebiasaan baru yang sudah dilakukannya sejak dirinya ikut merawat Chiara. Tentu saja atas saran dokter, agar Chiara segera pulih.Julia kemudian menceritakan beberapa hal yang membuat Chiara dan ibunya membencinya di masa lalu. Julia menjelaskan dengan hati-hati tanpa berniat menyudutkan Chiara maupun ibunya.Tanpa menyinggung atau menyudutkan Chiara sendiri.Menurut dokter, Chiara tetap bisa mendengar meski bagian tubuhnya tidak bisa digerakkan. Intinya, apapun yang orang lain bicarakan, Chiara mampu menangkapnya dengan baik. Terbukti saat Julia menjelaskan dengan perl
Bab 61Christian sudah diizinkan untuk pulang dari rumah sakit, dan selama tiga hari Via merawatnya dengan baik dan terus memperhatikan kesehatannya.Hubungan keduanya tampak selalu mesra dan dipenuhi dengan kebahagiaan.Via juga melayani Christian setiap saat dan memberikan makanan-makanan sehat agar suaminya semakin betah berada di rumah.Keduanya menghabiskan waktu tanpa ada yang mengganggu. Meski sesekali Bram datang untuk membawa dokumen pekerjaan.Siang itu, ada sebuah panggilan masuk ke ponsel Via dari nomor tidak dikenal. Setelah menimbang beberapa saat akhirnya ia mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari Paul-asistennya Chiara."Maaf, Nyonya, saya hanya ingi
Bab 60Bram baru saja keluar dari kantin tempatnya meminum secangkir kopi. Setelah sudah hampir satu jam ia duduk di sana sendirian.Ketika rasa bosan mulai menggelayutinya, diapun berniat kembali ke lantai di atas untuk menjenguk bosnya, Christian.Sebenarnya, tadi dia sempat ke sana tapi karena melihat Christian sedang istirahat bersama istrinya, maka mau tak mau Bram pun mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk duduk di kantin rumah sakit.Saat berjalan di lorong rumah sakit, tidak sengaja matanya melihat Nova berjalan dengan wajah ditekuk, bahkan beberapa kali terlihat wanita itu menghembuskan nafasnya dengan kasar seperti tengah memendam sebuah kekesalan.Bram pun bergegas mendekati Nova sekadar untuk menyapanya.
Bab 59Chiara melangkah dengan raut wajah kesal. Keinginannya untuk bersama dengan Christian untuk sesaat terpaksa gagal karena Via selalu ada di dekatnya.Dia memasuki lift diikuti Paul dan dua orang pengawalnya. Dengan cekatan, Paul menekan tombol dua lantai dari yang kini mereka pijaki membuat Chiara mengernyit heran."Hei, bukankah seharusnya kita ke lantai bawah, Paul?" tanya Chiara bingung."Sebaiknya kita melihat keadaan Tuan Aleandro, Nyonya," Paul menjawab tanpa mengurangi rasa hormatnya."Haruskah aku repot-repot menjenguknya?" tanya Chiara dengan malas. Rasa sakit di punggungnya bahkan masih terasa, kenapa dia malah harus melihat lelaki pendosa itu.Paul menghela nafas lelah. Padahal dirinya
Bab 58Chiara tengah berbaring menyamping di tempat tidurnya, ketika Paul berjalan tergesa menuju ke ruangannya, bahkan lelaki itu tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.Chiara yang merasa terganggu tentu saja marah akan ulah Paul tersebut."Apa kau tidak punya sopan santun, Paul, hingga kau masuk seenaknya ke kamarku?" hardiknya sinis.Mendapat perkataan seperti itu, Paul menjadi salah tingkah, kemudian ia tersadar akan tujuannya mendatangi majikannya."Maafkan aku, Nyonya, aku membawa berita untuk Anda."Chiara pun duduk dan membenarkan posisi tubuhnya. Rasa sakit akibat ulah Aleandro membuatnya tertidur sepanjang hari.Chiara mengernyitkan k
Bab 57Malam masih panjang saat Chiara meraung dan menangis menahan rasa sakit di punggungnya. Semua itu karena ulah Aleandro, lelaki yang menikahinya tanpa memberi pilihan kedua. Lelaki sialan, yang selalu bertindak kejam tanpa perasaan.Rasa perih dengan warna kemerahan tampak jelas menghias di punggungnya. Tapi jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Chiara merasakan rasa sakit yang lebih dalam."Lakukan dengan hati-hati bodoh," umpatnya pada pelayan yang kini tengah mengoleskan krim pereda nyeri."Maafkan aku, Nyonya." Pelayan itu berkata dengan ketakutan menghadapi Chiara yang selalu berlaku kasar.Dari arah pintu, Paul datang dengan seseorang di belakangnya."Nyonya, adik Anda Tuan Nathan
Bab 56Maaf yang selalu menunggu bab ini updatenya telat dan nggak teratur. Mohon mengerti author sedang dalam keadaan down. Istri Cacat CEO masih terus berlanjut dan insha allah coming soon novel baru dengan judul "Sekeping Hati Untuknya" yang menceritakan tentang suami yang menikah lagi dengan wanita muda. Novelnya bisa kamu baca di app ini atau app lainnya dengan nama author yang sama yaitu Bun Say.Happy reading!Ruangan yang besar dan mewah bernuansa putih abu itu seharusnya membuat nyaman si pemilik yang menghuni di dalamnya. Tapi kenyataannya tidak begitu. Via yang hanya sendiri disana mondar-mandir tidak jelas. Pikirannya saat ini tertuju pada Christian seorang. Saat ini sudah hampir satu jam dirinya menunggu Christ datang, tapi suaminya yang menikahinya sejak remaja itu entah kenapa tak juga kunjung tiba. Dan itu membuat Via semakin gelisah.Terin