Michael mengelus pipi Irene dengan lembut, gerakannya sangat berhati-hati. Kemudian, dia berkata dengan suara yang serak dan agak tertahan, "Cintai aku, ya?"Michael terdengar seperti sedang memelas.Michael yang seperti ini membuat Irene menjilat bibirnya, tetapi malah membuat bibirnya tampak makin halus dan menggoda. Irene tidak tahu harus bagaimana menjawab ucapan Michael. Pada saat ini, Irene bahkan seperti kehilangan kemampuan berpikirnya karena dia diselimuti oleh hawa pria ini.Wajahnya yang cantik, matanya yang hitam, hidungnya yang kecil, serta tatapannya terhadap Michael, seakan-akan adalah sejenis godaan.Dulu, Michael mengira bahwa dia tidak akan menginginkan rasa cinta seorang wanita selamanya.Namun, setelah bertemu dengan Irene, segalanya berubah.Michael baru menyadari bahwa ternyata, dia begitu menginginkan Irene dan cinta Irene!Pikiran ini menjadi makin kuat dalam benak Michael. Di hadapan Irene, Michael bersedia menurunkan harga dirinya, menyingkirkan prinsip hidupn
Tubuh Michael tiba-tiba menjadi kaku. "Kamu ... tahu kamu lagi ngapain?" tanya Michael. Kalimat ini sangat sederhana, tetapi Michael harus mengucapkannya dengan susah payah.Irene menggigit bibirnya dan berkata, "Aku ... aku tahu."Pada saat ini, Irene hanya ingin mengikuti kata hatinya, dia ingin mengucapkan seluruh isi hatinya pada Michael.Oleh karena itu, dia memberanikan dirinya."Mike, sepertinya, aku mencintaimu!" kata Irene. Benar, dia ingin memberi tahu perasaan yang nyata ini pada Michael, bukan hanya terdiam saat Michael menanyakan perasaannya dan menatap mata Michael pelan-pelan dipenuhi kesedihan.Irene mungkin tidak bisa mengungkapkan perasaan ini karena dia melihat kesedihan di mata Michael. Bagi Michael, Irene tidak mencintainya."Sekarang, aku memang nggak tahu sedalam apa aku mencintaimu, aku juga nggak tahu perasaan ini sudah mencapai tingkatan seperti apa. Tapi, aku mencintaimu," kata Irene.Dia tidak ingin menyembunyikan perasaan ini karena dia tidak mau Michael sa
Sambil mengingat kembali kejadian semalam, wajah Irene terasa panas.Pada saat ini, meskipun Irene sudah bangun, matanya tetap terpejam. Dia takut, begitu dia membuka matanya dan melihat Michael, dia akan merasa terlalu canggung.Selain itu, saat dia melihat Michael, apa yang harus dia katakan supaya suasananya tidak canggung?Irene mulai memikirkan hal ini dalam benaknya.Hanya saja, sebelum Irene bisa mendapatkan sebuah jawaban, dia mendengar Michael bertanya, "Sudah bangun, ya? Kalau sudah bangun, kamu nggak perlu terus memejamkan matamu. Jangan-jangan ... kamu takut melihatku, ya?"Tubuh Irene seketika menjadi kaku. Dia tiba-tiba membuka matanya dan melihat sebuah wajah yang tampan, yaitu wajahnya Michael!Pada saat ini, dengan tangannya bertopang di samping ranjang, Michael membungkukkan badannya, sehingga wajahnya berjarak sangat dekat dengan wajah Irene. Napas Michael yang hangat juga menyebar di wajah Irene.Dengan jarak sedekat ini, Irene bahkan bisa menghitung bulu mata Micha
Setelah sikat gigi dan cuci muka, wajah Irene sudah sangat merah.Hanya saja, saat Irene mengambil sisir untuk menyisir rambutnya, Michael tiba-tiba mengambil sisir dari tangan Irene dan berkata, "Biar aku saja."Irene seketika tercengang. "Tapi ....""Tenang saja, aku nggak akan membuatmu terlalu jelek," kata Michael sambil tersenyum. Dia mengambil sisir itu dan mulai merapikan rambut Irene.Gerakannya sangat lembut, seakan-akan dia sedang menjaga anak kecil yang paling dia cintai.Di dunia ini, ada berapa orang yang bisa diperlakukan selembut ini oleh Michael?!Melalui cermin di depan, Irene melihat dirinya dengan Michael di dalam cermin dengan tercengang.Pada saat ini, wajahnya masih saja sangat merah. Hanya saja, dia tampak malu-malu dan senang, sedangkan Michael tersenyum, ekspresinya lembut, sepertinya Michael bisa menggetarkan hati banyak wanita.Jari tangan Michael yang kurus memegang rambut Irene sambil menyisirnya. Kemudian, dia mengambil seluruh rambut Irene dan mengikatnya
"Kamu kira bantuan seperti apa yang bisa mereka berikan?" kata Harry. "Kamu mau menyuruh Keluarga Susanto untuk melawan Michael? Atau menyuruh Keluarga Susanto untuk langsung menyuntikkan dana sebesar triliunan untuk kita, supaya harga saham kita naik?"Luvana seketika membungkam. Dia tidak mengetahui apa pun tentang bisnis. Jadi, mendengar ucapan suaminya, dia mengerti bahwa Keluarga Susanto juga tidak mungkin bisa membantu mereka.Di samping bisa atau tidak Keluarga Susanto langsung mengeluarkan uang sebanyak triliunan sekaligus, mereka bahkan tidak mungkin akan melawan Michael."Kalau begitu ... bagaimana, dong?" Luvana mulai panik. "Ada apa sebenarnya dengan Michael? Dia sudah tertipu oleh Irene! Trik seperti apa yang digunakan wanita itu? Bukankah dia hanya wanita bekas yang sudah dibuang oleh Martin?!"Harry berkata dengan agak kesal, "Sudahlah, kamu bisa mengucapkan kata-kata seperti ini di hadapanku, tapi jangan katakan di luar, jangan menimbulkan masalah yang nggak diperlukan.
Irene pergi lagi ke rumah sakit untuk menjenguk Brian. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Brian sudah bangun dan sedang berinteraksi dengan Yuna di dalam ruang rawat. Yuna menunjuk berbagai barang sambil terus mengatakan nama barang itu pada Brian.Sedangkan Brian hanya mendengarkan dengan sungguh-sungguh, benar-benar "mendengar". Kemudian, dia juga menunjuk benda yang baru Yuna sebut, lalu Yuna akan mengulang nama benda itu lagi.Irene memanggil nama anak ini. "Brian."Dalam sekejap, anak laki-laki ini menoleh dan menatap ke arah Irene.Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Bisa dilihat bahwa Brian benar-benar bisa mendengar suara Irene! Irene seketika merasa senang untuk anak kecil ini.Jika Brian sudah bisa mendengar, artinya ke depannya, Brian juga bisa belajar berbicara. Asalkan dia memakai implan koklea, dia bisa menjadi seperti anak normal lainnya.Meskipun usia tiga tahun sudah agak terlambat dan biasanya, dokter akan menganjurkan untuk melakukannya secepat mungkin, untung
"Tapi, sepertinya Tuan Michael sangat baik padamu, jadi akhirnya kamu juga mendapatkan imbalan atas semua penderitaanmu," kata Yuna.Benarkah begitu? Mungkin saja iya. Sekarang, hubungan antara Irene dengan Michael seperti menjadi makin harmonis, hingga Irene merasa seakan-akan dia kembali lagi ke masa-masa hangat di kamar kontrakannya itu.Tidak, ada yang berbeda. Pada saat itu, Irene hanya menganggap pria ini sebagai adiknya, sebagai keluarga. Sedangkan sekarang, dia menganggap pria ini sebagai pacarnya, sebagai seseorang yang mungkin akan hidup dengannya selamanya."Kak Yuna, kamu juga begitu. Kelak, Brian sudah bisa mendengar dan juga bisa berbicara. Ke depannya, dia bisa menjadi seperti anak-anak lainnya, bersekolah dan berteman dengan normal," kata Irene."Iya, Brian itu nyawaku. Asalkan dia baik-baik saja, sebanyak apa pun penderitaan yang aku alami, aku juga nggak apa-apa," kata Yuna. Kemudian, dia menatap Irene sambil tersenyum dan berkata, "Kamu belum menjadi ibu. Kelak, saat
Begitu wanita muda itu melihat Irene, dia langsung berseru dengan sinis, "Oh, kamu memanggil bantuan, ya!"Irene mengernyit sambil bertanya pada sahabatnya, "Leni, ada apa ini?""Jangan pedulikan dia," kata Leni.Mendengar ucapan Leni, wanita muda itu langsung naik darah. Dia pun berseru dengan suara keras, "Kenapa? Kamu nggak berani mengakuinya, ya?! Dasar nggak tahu malu! Kamu menggoda pacarku! Kalau bukan karena ketahuan olehku, bukankah kamu ingin langsung melepaskan semua pakaianmu dan tidur dengan pacarku?!"Leni seketika memelototi wanita itu dengan penuh amarah dan berkata, "Aku menggoda pacarmu? Kamu kira aku tertarik pada pria seperti ini? Apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu selalu merasa bahwa orang lain bermasalah, kenapa kamu nggak pikir kalau orang yang paling bermasalah itu pacarmu?!""Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri! Tapi kamu masih mau berdalih!" seru wanita itu."Lihat apanya?!" seru Leni dengan penuh amarah. Dia menunjuk pria yang tampak ciut itu sambil b