Share

Bab 156

Author: Ainuncepenis
last update Last Updated: 2025-01-15 19:11:52

Karena hujan turun membuat Adrian, Greesel, Asti dan Vano pulang. Adrian yang menyetir dengan ekspresi wajahnya yang tetap saja terlihat resah.

'Kenapa aku tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak mungkin menikmati semua ini dan tidak memberitahu kebenaran yang ada. Aku tidak ingin hubunganku menjadi rusak hanya karena semua ini,'

"Kenapa begitu sulit sekali untuk jujur,' batinnya yang tidak akan tenang sebelum membicarakan semua kepada keluarga istrinya.

Greesel yang menoleh ke arah antrian dan melihat suaminya itu sangat jelas sekali memikirkan sesuatu. Tanpa ingin bertanya apapun yang membuat Greesel tiba-tiba memeluk lengan Adrian dan menyandarkan kepalanya di bahu Adrian.

Adrian memberikan tanggapan dengan ekspresi senyum datar.

Mungkin sebenarnya Greesel pasti ingin bertanya. Tetapi karena ada orang tuanya yang membuat Greesel lebih baik menunggu waktu yang tepat saja.

"Ibu lain kali kita akan pergi ke makam Papa bersama-sama. Tadi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 156

    Jantung Adrian berdetak begitu kencang seperti bendera mau perang kala mendengar perkataan dari Asti."I-Ibu mengetahuinya?" tanya Adrian dengan terbata."Saya tahu apa yang sebenarnya ingin kamu katakan dan apa selama ini yang menjadi keresahan kamu dan juga kamu mencoba untuk berkata jujur tentang apa yang terjadi di masa lalu," ucap Asti.Adrian yang terlihat sulit menelan salivanya. Entah apa yang harus dia katakan lagi."Saat pertama kali saya bertemu dengan kamu di rumah sakit. Kamu ingat itu?" tanya Asti.William menggelengkan kepala yang berusaha untuk mengingat. "Saya menatap kamu begitu lama yang mencoba untuk mengingat kamu siapa. Saat itu saya tidak mengetahui bahwa kamu adalah suami anak saya. Tapi pada saat pertama pertemuan kita pertama kali memberikan kesan yang baik untuk saya," ucap Asti."Saya mengalami yang membuat saya lupa pada kejadian hitam dan pada akhirnya mengingat kembali. Kamu ingat saat pertama kali kamu datang ke rumah ini dan saya mempertanyakan jika s

    Last Updated : 2025-01-16
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Hari ini Greesel dan Adrian yang akhirnya pulang juga. Sebelum itu mereka berpamitan pada Asti dengan Greesel yang seperti biasa memeluk Asti."Ibu jangan lupa datang ke acara 7 bulanan Greesel yang sudah dipersiapkan Eyang," ucap Greesel mengingatkan."Iya. Greesel Ibu dan Vano pasti datang," jawab Asti."Ya. Sudah kalau begitu kami pergi dulu," ucap Adrian berpamitan. "Iya. Adrian, kamu terus jaga Dan semoga saja semua masalahnya selesai. Ibu pasti akan terus mendoakan kamu," ucap Asti. Adrian yang sangat senang mendapatkan support yang besar dari Asti. Memang suatu keberhasilan karena Asti sudah mengetahui semuanya dan memberikan semangat untuknya.Greesel dan Adrian tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung memasuki mobil. 'Aku benar-benar sangat berharap semuanya baik-baik saja. Semoga saja Greesel bisa menerima semua keadaan ini,' batin Asti dengan penuh harapan.***Adrian yang menyetir dengan menatap lurus ke depan. Greesel yang duduk di sampingnya sembari mengusap-usap pe

    Last Updated : 2025-01-17
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Dari kejauhan Adrian yang melihat Elang dan Greesel yang mengobrol dan terlihat begitu serius. "Apa lagi yang dia bicarakan dengan Greesel? kenapa dia selalu saja membuatku marah dan seolah ingin menantangku. Apa tidak bisa dia tidak mengganggu hubunganku dengan Greesel," batin Adrian dengan kesal.Greesel yang melihat ke arah pintu dan sudah melihat suaminya berdiri di sana dengan memperlihatkan ekspresi yang sangat datar. Greesel menelan salivanya melihat hal itu.Tanpa mengatakan apapun kepada Elang yang membuat Greesel langsung pergi dari hadapan Elang yang menghampiri Adrian. Elang juga melihat ke arah tersebut. Elang menghela nafas melihat ekspresi Adrian yang sudah dapat dipastikan salah paham padanya. Elang yang tidak mengatakan apapun langsung pergi yang tidak ingin mencari gara-gara lebih lagi dengan Adrian.Greesel menghampiri suaminya itu."Kamu sudah pulang?" tanya Greesel tersenyum yang menutupi rasa panik di wajahnya, dia tahu Adrian begitu sangat cemburu jika dia be

    Last Updated : 2025-01-18
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 158

    "Kamu tidak mendengarkanku?" tanya Adrian yang menunggu respon istrinya itu."Greesel kamu jangan cemburu hanya karena Anatasya menelponku dan bukankah aku sudah menjelaskan alasannya," bujuk Adrian."Tidak! siapa juga yang cemburu. Siapa juga yang marah," sahut Greesel dengan wajah ketusnya."Lalu apa ini? ekspresi wajah apa ini hah! apa ini namanya tidak cemburu?" tanya Adrian yang memegang dagu istrinya. "Issss apaan sih," kesal Greesel yang menepis tangan suaminya itu. "Jadi benar ini tidak cemburu namanya?" tanya Adrian."Kamu sih, mengangkat telepon wanita lain di depan istri. Mana ada istri yang tidak marah dan kalau dia tidak marah itu baru namanya aneh!" tegas Greesel."Bukankah tadi kamu menyuruhku untuk mengangkatnya?""Kalau disuruh berarti tidak dan bukan malah melakukannya!" tegas Greesel."Jadi benar kata orang-orang, kalau wanita mengiyakan berarti itu tandanya larangan. Huhhhhh, sangat merepotkan sekali, Kenapa banyak sekali PR sebagai laki-laki yang harus memahami

    Last Updated : 2025-01-19
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 159

    Greesel yang terdiam terpaku mendengar semua itu. Tubuhnya yang bergetar dengan semua kenyataan itu."Jangan ketakutan seperti ini Adrian. Aku sama sekali tidak memiliki urusan itu kepadamu!" tegas Elang yang langsung melepaskan tangan William dari leher William."Jangan bertingkah seperti ini lagi!" tegas Elang yang langsung pergi memasuki mobilnya.Adrian yang masih terlihat begitu kesal dengan wajahnya yang tampak marah. Adrian yang melihat ke arah pintu rumah yang merasa ada yang memperhatikannya dan ternyata tidak ada orang sama sekali di sana. Ternyata Greesel yang sudah bersembunyi di balik tembok dengan air matanya yang jatuh.Nafasnya naik turun yang tidak percaya dengan apa yang telah dia dengar dengan uraian air mata yang jatuh itu.Greesel memegang tangannya dan mata yang terpejam dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan dengan semua yang terjadi.'Kenapa aku merasa ada orang di sana?' batin William yang terus menatap ke arah tembok.**Krrekkk pintu kamar yang di buka

    Last Updated : 2025-01-20
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 1 Uang Operasi.

    "Nona Greesel, kondisi adik Anda semakin memburuk. Kami harus melakukan operasi sumsum tulang belakang secepatnya." Ucapan dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD membuat gadis berpakaian kucel itu lemas seketika. Air mata jatuh membasahi pipinya yang tampak pucat. Sesaat yang lalu, adiknya mengalami kecelakaan hingga langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Masih jelas dalam benak Greesel bagaimana tubuh Vano—adiknya yang berusia 10 tahun—berlumuran darah dan tidak sadarkan diri."O-operasi, Dokter?" sahut Greesel terbata. Pikirannya langsung kalut. "Kalau memang operasi bisa menyelamatkan nyawa adik saya, maka lakukan saja, Dokter!” Namun, pria berjubah putih itu menggeleng samar. “Anda harus menyelesaikan biayanya terlebih dahulu, Nona.” “Biaya…” ujar Greesel membeku. Matanya yang berair mengerjap beberapa kali. “Be-berapa banyak biaya yang dibutuhkan, Dokter?" tanyanya harap-harap cemas. Ia tak memiliki banyak uang dalam tabungannya saat ini. "Untuk donor sendiri kam

    Last Updated : 2024-05-31
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 2 Bertemu Adrian.

    "Jika memang saya bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi adik saya dengan pekerjaan yang Ibu berikan, maka saya akan bersedia melakukannya," ucap Greesel sembari melepas tangan Gracia."Baiklah,” ujar Gracia sambil tersenyum tipis. “Kalau begitu kamu ikut saya sekarang.” Greesel menganggukkan kepala tanpa banyak tanya dan mengikuti wanita yang sudah berjalan terlebih dahulu itu.Greesel dibawa ke salah satu salon dan butik mewah. Tanpa buang-buang waktu, gadis itu langsung didandani sesuai perintah Gracia, sementara ia duduk di sofa dengan kakinya yang menyilang sembari membaca majalah.Mata Greesel melihat wanita yang baru saja memberikan bantuan itu kepadanya dari bayangan cermin."Aku tidak tahu kenapa Bu Gracia memberikan pekerjaan ini kepadaku. Tetapi aku memang tidak punya pilihan lain," batin Greesel yang terlihat begitu pasrah."Sudah selesai Nona!" ucap wanita yang sejak tadi menata rambutnya. Gracia yang juga mendengar hal itu langsung melihat ke arah Greesel yang berdir

    Last Updated : 2024-05-31
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 3 Mau tidak Mau

    “A-apa? Kamu mengusirku?” tanya Gracia tidak percaya. "Kita belum selesai bicara, Adrian. Kita harus menyelesaikan masalah ini saat ini juga!" "Aku ingin bicara dengan dia!" tegas Adrian sekali lagi."Ya sudah bicara saja. Kenapa harus menyuruhku untuk pergi?" Greesel menelan ludah. Ia benar-benar merasa tidak berdaya karena terjebak di antara sepasang kekasih yang tak sepaham ini. Rasanya, ia ingin pergi saja. Tapi Adrian masih menahan tangannya dengan erat seolah tak akan pernah melepaskannya."Aku bilang keluarlah!" Suara Adrian terdengar menahan amarah, tatapan tajamnya tertuju pada Gracia. "Aku tidak mau! Aku tidak akan pergi sebelum kamu setuju dengan semua ini!" ujar Gracia tetap menolak dengan keras kepala. “Kamu hanya perlu—”"Aku bilang pergi!" bentak Adrian dengan suara yang menggelegar. Tidak hanya Gracia, tapi Greesel juga tersentak kaget. Suasana hening melingkupi mereka selama beberapa detik sampai akhirnya Gracia mendenguskan napas gusar."Baiklah, aku akan keluar

    Last Updated : 2024-05-31

Latest chapter

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 159

    Greesel yang terdiam terpaku mendengar semua itu. Tubuhnya yang bergetar dengan semua kenyataan itu."Jangan ketakutan seperti ini Adrian. Aku sama sekali tidak memiliki urusan itu kepadamu!" tegas Elang yang langsung melepaskan tangan William dari leher William."Jangan bertingkah seperti ini lagi!" tegas Elang yang langsung pergi memasuki mobilnya.Adrian yang masih terlihat begitu kesal dengan wajahnya yang tampak marah. Adrian yang melihat ke arah pintu rumah yang merasa ada yang memperhatikannya dan ternyata tidak ada orang sama sekali di sana. Ternyata Greesel yang sudah bersembunyi di balik tembok dengan air matanya yang jatuh.Nafasnya naik turun yang tidak percaya dengan apa yang telah dia dengar dengan uraian air mata yang jatuh itu.Greesel memegang tangannya dan mata yang terpejam dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan dengan semua yang terjadi.'Kenapa aku merasa ada orang di sana?' batin William yang terus menatap ke arah tembok.**Krrekkk pintu kamar yang di buka

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 158

    "Kamu tidak mendengarkanku?" tanya Adrian yang menunggu respon istrinya itu."Greesel kamu jangan cemburu hanya karena Anatasya menelponku dan bukankah aku sudah menjelaskan alasannya," bujuk Adrian."Tidak! siapa juga yang cemburu. Siapa juga yang marah," sahut Greesel dengan wajah ketusnya."Lalu apa ini? ekspresi wajah apa ini hah! apa ini namanya tidak cemburu?" tanya Adrian yang memegang dagu istrinya. "Issss apaan sih," kesal Greesel yang menepis tangan suaminya itu. "Jadi benar ini tidak cemburu namanya?" tanya Adrian."Kamu sih, mengangkat telepon wanita lain di depan istri. Mana ada istri yang tidak marah dan kalau dia tidak marah itu baru namanya aneh!" tegas Greesel."Bukankah tadi kamu menyuruhku untuk mengangkatnya?""Kalau disuruh berarti tidak dan bukan malah melakukannya!" tegas Greesel."Jadi benar kata orang-orang, kalau wanita mengiyakan berarti itu tandanya larangan. Huhhhhh, sangat merepotkan sekali, Kenapa banyak sekali PR sebagai laki-laki yang harus memahami

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Dari kejauhan Adrian yang melihat Elang dan Greesel yang mengobrol dan terlihat begitu serius. "Apa lagi yang dia bicarakan dengan Greesel? kenapa dia selalu saja membuatku marah dan seolah ingin menantangku. Apa tidak bisa dia tidak mengganggu hubunganku dengan Greesel," batin Adrian dengan kesal.Greesel yang melihat ke arah pintu dan sudah melihat suaminya berdiri di sana dengan memperlihatkan ekspresi yang sangat datar. Greesel menelan salivanya melihat hal itu.Tanpa mengatakan apapun kepada Elang yang membuat Greesel langsung pergi dari hadapan Elang yang menghampiri Adrian. Elang juga melihat ke arah tersebut. Elang menghela nafas melihat ekspresi Adrian yang sudah dapat dipastikan salah paham padanya. Elang yang tidak mengatakan apapun langsung pergi yang tidak ingin mencari gara-gara lebih lagi dengan Adrian.Greesel menghampiri suaminya itu."Kamu sudah pulang?" tanya Greesel tersenyum yang menutupi rasa panik di wajahnya, dia tahu Adrian begitu sangat cemburu jika dia be

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Hari ini Greesel dan Adrian yang akhirnya pulang juga. Sebelum itu mereka berpamitan pada Asti dengan Greesel yang seperti biasa memeluk Asti."Ibu jangan lupa datang ke acara 7 bulanan Greesel yang sudah dipersiapkan Eyang," ucap Greesel mengingatkan."Iya. Greesel Ibu dan Vano pasti datang," jawab Asti."Ya. Sudah kalau begitu kami pergi dulu," ucap Adrian berpamitan. "Iya. Adrian, kamu terus jaga Dan semoga saja semua masalahnya selesai. Ibu pasti akan terus mendoakan kamu," ucap Asti. Adrian yang sangat senang mendapatkan support yang besar dari Asti. Memang suatu keberhasilan karena Asti sudah mengetahui semuanya dan memberikan semangat untuknya.Greesel dan Adrian tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung memasuki mobil. 'Aku benar-benar sangat berharap semuanya baik-baik saja. Semoga saja Greesel bisa menerima semua keadaan ini,' batin Asti dengan penuh harapan.***Adrian yang menyetir dengan menatap lurus ke depan. Greesel yang duduk di sampingnya sembari mengusap-usap pe

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 156

    Jantung Adrian berdetak begitu kencang seperti bendera mau perang kala mendengar perkataan dari Asti."I-Ibu mengetahuinya?" tanya Adrian dengan terbata."Saya tahu apa yang sebenarnya ingin kamu katakan dan apa selama ini yang menjadi keresahan kamu dan juga kamu mencoba untuk berkata jujur tentang apa yang terjadi di masa lalu," ucap Asti.Adrian yang terlihat sulit menelan salivanya. Entah apa yang harus dia katakan lagi."Saat pertama kali saya bertemu dengan kamu di rumah sakit. Kamu ingat itu?" tanya Asti.William menggelengkan kepala yang berusaha untuk mengingat. "Saya menatap kamu begitu lama yang mencoba untuk mengingat kamu siapa. Saat itu saya tidak mengetahui bahwa kamu adalah suami anak saya. Tapi pada saat pertama pertemuan kita pertama kali memberikan kesan yang baik untuk saya," ucap Asti."Saya mengalami yang membuat saya lupa pada kejadian hitam dan pada akhirnya mengingat kembali. Kamu ingat saat pertama kali kamu datang ke rumah ini dan saya mempertanyakan jika s

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 156

    Karena hujan turun membuat Adrian, Greesel, Asti dan Vano pulang. Adrian yang menyetir dengan ekspresi wajahnya yang tetap saja terlihat resah. 'Kenapa aku tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak mungkin menikmati semua ini dan tidak memberitahu kebenaran yang ada. Aku tidak ingin hubunganku menjadi rusak hanya karena semua ini,' "Kenapa begitu sulit sekali untuk jujur,' batinnya yang tidak akan tenang sebelum membicarakan semua kepada keluarga istrinya. Greesel yang menoleh ke arah antrian dan melihat suaminya itu sangat jelas sekali memikirkan sesuatu. Tanpa ingin bertanya apapun yang membuat Greesel tiba-tiba memeluk lengan Adrian dan menyandarkan kepalanya di bahu Adrian. Adrian memberikan tanggapan dengan ekspresi senyum datar. Mungkin sebenarnya Greesel pasti ingin bertanya. Tetapi karena ada orang tuanya yang membuat Greesel lebih baik menunggu waktu yang tepat saja. "Ibu lain kali kita akan pergi ke makam Papa bersama-sama. Tadi

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 154

    Untuk pertama kali yang akhirnya Adrian berziarah ke makam Ayah mertuanya. Asti, Greesel dan Vano yang pasti juga ikut. Greesel, Vano dan Asti yang terlihat menabur bunga di atas pusara makam tersebut. "Ini sudah lama sekali kami tidak mengunjungi Papa Vano begitu sangat merindukan Papa. Bukannya Vano sombong atau melupakan Papa sehingga tidak mampir ke makam Papa. Tetapi memang baru ada kesempatan sekarang," ucap Vano."Benar apa kata Vano, pa. Baru ada kesempatan sekarang dan meski kami tidak mengunjungi makam Papa secara personal. Tetapi kami terus mendoakan Papa agar mendapatkan tempat yang terbaik di atas sana dan kami semua sudah yakin jika Papa sudah bahagia dengan tempat terindah di sana," tambah Greesel."Mas! saya telah menjaga anak-anak dengan baik. Saya sangat berharap, mas di atas sana tidak mengkhawatirkan anak-anak. Vano tumbuh semakin dewasa dan dia bertambah tinggi dan Greesel juga sekarang sudah menikah. Sebentar lagi kita juga akan memiliki cucu. Mas ikut mendoaka

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 153

    Adrian yang menemani istrinya berada di dapur yang sekarang Greesel sedang membantu Asti memasak. "Adrian kamu sebaiknya istirahat aja. Biar ibu dan Greesel saja yang melakukan semua ini," sahut Asti. "Tauh. Nih dari tadi ngintilin aku mulu," sahut Greesel. "Kamu risih jika aku dekat-dekat dengan kamu?" tanya Adrian yang mulai menggoda istrinya. "Bukan risih. Tapi kamu juga harus istirahat dan aku tidak mau mengganggu kamu," sahut Greesel. "Tapi aku mau tetap berada di samping kamu menemani kamu dengan apapun yang kamu lakukan," sahut Adrian yang tiba-tiba saja sweet membuat Greesel mengerutkan dahi yang jelas jika mereka berdua ada tidak masalah mengatakan hal seperti itu dan ada ibunya. Greesel juga malu pastinya. "Isss kamu ada Ibu," tegur Greesel dengan pelan. Asti hanya geleng-geleng kepala saja."Greesel kamu lanjutkan saja memasaknya Ibu mau menyimpan ini sebentar," ucap Asti."Iya, Bu," jawab Greesel dan Asti yang langsung pergi."Isss kamu ini, benar-benar ya!" Greese

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 152

    Adrian dan Asti yang sekarang sedang membeli lontong sayur. Mereka berdua duduk menunggu penjual membuatkan makanan tersebut karena memang cukup banyak pembeli. "Greesel sangat menyukai makanan....""Lontong sayur," sampung Asti yang mana Adrian tidak dapat mengingat apa jenis makanan itu. "Iya. Benar itu namanya," jawab Adrian."Iya. Ini makanan kesukaan Greesel sejak kecil," jawab Asti."Berarti sayang sekali. Greesel semenjak menikah denganku tidak pernah memakan makanan seperti ini," sahut Adrian."Mungkin saja dan dia pasti sangat senang sekali jika Ibu membelikannya," sahut Asti."Kalau begitu harus beli yang banyak. Aku juga ingin mencoba makanan kesukaan istriku," sahut Adrian."Ini pasti enak sekali dan mudah-mudahan cocok di lidah kamu," sahut Asti. Adrian hanya menganggukkan kepala."Ini juga bukan hanya merupakan makanan kesukaan Greesel. Tetapi ini juga makanan kesukaan almarhum Ayah Greesel," sahut Asti dengan tiba-tiba. Adrian Mendengar hal itu menelan salivanya. "Sa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status