Askara memegang Ria sepanjang perjalanan, Ria merintih kesakitan. Anita tidak.ikut karena dia belum siap siap." Kau sabarlah ya, kita akan sampai ke arumah sakit" ucap Askara." As, bayiku...." ucap Ria sambil menangis" Kau teruslah istighfar, bayimu akan baik-baik saja" ucap Askara mencoba menenangkan Ria.sesampainya di.Rumah sakit, Ria langsung di bawa ke IGD, setelah pemeriksaan Ria langsung dibawa ke ruang Operasi." As... Ria gimana, As" tanya Rayanza sambil berlarian. Erika menyusul dibelakangnya." Dia sedang diruang Operasi" Ucap Askara." oh tuhan Ria, dia pasti stres akibat semua ini. kelelahan fikiran pasti menguras energinya" ucap Rayanza menyesali yang terjadi.tidak lama dokter keluar." Pak, kita tidak bisa meyelamatkan dua duanya, kita harus memilih salah satunya untuk tindakan" " Apa yang terjadi?" ucap Askara" ini sangat beresiko Pa, Anda harus memilih mengoperasi ibunya dengan risiko bayinya tak selamat, atau mengeluarkan si bayi dari perut istri Anda dengan ri
" Bagaimana kondisi Askara Za?" Ucap Ria begitu selesai merawat Rayanza." seharusnya aku yang bertanya padamu, kau tidak apa-apa, luka-luka itu juga perlu diobati, Pak Husein sedang ke tempat yang sakit sampai besok pagi. jadi biarkan aku yang mengobatinya " ucap Rayanza sambil membersihkan luka ditubuh Ria." Kau begitu mencintai Askara Ia? kau sampai melakukan hal sekonyol ini, kau tidak sekuat itu, kau bawa HP kan Askara bawa kan, kenapa tidak telpon aku?" ucap Rayanza dengan nada marah." Aku mencintai suamiku, aku pernah hampir kehilangan dia Za." ucap Ria padanya." Ria, Askara kena luka tembak dikepalanya, tidak mudah untuk membuatnya baik-baik begitu saja. setidaknya berilah dia waktu jangan paksa dia berfikir terlalu keras" kembali Rayanza mengomel pada Ria." Aku tahu, aku tidak memaksanya mengingatku, dia yang minta dibawa ke tempat yang dia ingat dalam kilasan memorinya, aku menurutinya. Aku juga menurut saat kau minta Aku berpura-pura seakan Anita istri Askara, kau fikir
" Kita harus kembali ke rumah sakit, kondisi Askara melemah" ucap Rayanza pada semuanya." Bapak setuju, kita pergi sekarang juga, Bapa siapkan Tandu untuk Nak Askara ya." ucap Pak Husein.akhirnya malam itu Askara dibawa kembali ke Rumah sakit, memakai tandu dibantu beberapa warga, Askara masih dalam kondisi lemah, Ria terus melantunkan Doa dalam bibirnya dan terus memohon kesembuhan suaminya itu.perjalanan Panjang untuk membawa Askara, Erika dan Rayanza bergantian menyetir untuk mengecek kondisi Askara. sepanjang perjalanan terasa genting." Za, detak Jantung askara melemah. kita harus cepat" ucap Erika yang sedang memeriksa kondisi Askara.Ria panik, tangisan tanpa kata dirasakanbya, namun kini Ia tahu bahwa kondisi Askara sedang drop dia butuh support dirinya. Setelah perjalanan panjang, Askara tiba dirumah sakit. beberapa perawat dan dokter menghampiri Rayanza." siapkan ruang Operasi, ini darurat" ucap Rayanza pada perawat dan beberapa dokter.sepanjang operasi Ria sama sekali
"Hei Ria...." Teriak Rayanza saat melihat Ria datang untuk menjenguk Askara. " Hei Za, oh Ya, byk the Way Happy Birthday ya.. ini buat kamu" ucap Ria sambil memberikan Rantang makanan dan juga kado." oh terimakasih banyak Ria, kamu emang selalu inget aku ya" ucap Rayanza tengil." Ehm.." ucap erika disamping Rayanza." Hai Er..." sapa Ria." Hei Ri. Ri kau tahu ga Rayanza baru saja melamarku, lihat dia memberikanku kue dan sapu tangan bertuliskan Will you marry me, oh Lucky me" ucap Erika senang." memberikanmu kue? ulangtahun kalian barengan?" tanya ria" ngga jadi tadi aku Surpriseeeein dia, aku bawa big cake dan flower, Tapi ternyata dia juga bawa Kue dan sapu tangan ini, katanya takut aku ga tahu ulangtahun nya jadi dia beli duluan" ucap Erika.Ria tersenyum sungging, dia sepertinya tahu kemana arah ucapan Erika." oh...o..ke... congrates ya Er, aku temui Askara dulu" ucap Ria. Rayanza terdiam lalu Ria meninggalkan mereka disana.****" Assalamualaikum Selamat Pagi As" sapa Ria
" sudah ayah berikan surat cerai kami?" tanya Ria begitu melihat Ayahnya pulang ke rumah.berminggu-minggu sejak peristiwa itu, Ria memilih pulang ke rumahnya bersama Pak Herman, Ria membeku, dingin tak berperasaan, Berkali-kali Askara, Rayanza berkunjung, tak sedikitpun belas kasihan ditunjukan olehnya, entah apa yang menguasai Ria, begitu kokoh ego yang kini ditanam, sehingga Askara tidak pynya pilihan selain berpisah." Nak, Ayah memberiku waktu satu bulan untuk mencerna kembali semuanya..."" tidak perlu, aku sudah muak, cukup. Papah Hendro, sekarang kita fokus mencari Tia, lupakan kisahku, kita harus menemukan Tia." ucap Ria pada pak Hendro yang sedang duduk menyeruput kopinya." Ini kopi terbaik yang pernah kuminum, Kau berbakat membuat kopi nak" ucap Hendro pada Ria yang masih menekuk wajahnya." Ria, pikirkanlah semuanya baik-baik " ucap Pak Herman pada Ria. " cukup, aku mau keluar, mana kunci mobilnya" ucap Ria ketus pada Ayahnya, ini benar-benar buka Ria yang seperti biasan
" Kau baik-baik saja As?" tanya Rayanza begitu Askara pulih." Aku ingin bertemu Ria." ucap Askara sambil berusaha bangkit dari kasurnya." As... kau belum pulih" ucap Rayanza" sampai kapan aku seperti ini Za? apa yang terjadi cukup menyiksaku, aku tidak bisa menggunakan kepalaku untuk berpikir, aku bahkan telah menghancurkan hidupku Sendiri karena semua ini, Za. Ria saat ini membutuhkan aku, membutuhkan kita. tidakkah semuanya mengerti?"" Aku juga membutuhkan kamu Askara" Ucap Anita tiba-tiba, yang sudah berdiri didekat pintu ruangan Askara." Anita... Kau... berani kau menampakan dirimu dihadapanku?"" tidak apa, kau boleh marah sesuka hatimu pada wanita yang telah rela berpura-pura menjadi Istrimu demi kesembuhanmu, dan akibat drama ini sekarang aku mengandung anakmu Askara" ucap Anita dengan nada yang agak tinggi." Apa ? ini bohong kan?"" Kau tahu Askara, seharusnya aku menikah dengan Rayanza, aku mencintai Rayanza buka dirimu, namun anak dikandunganku, memaksa aku untuk kemba
" Kenapa kau tersenyum seperti itu? menakutkan " ucap Ria saat menyuapi Askara yang terus memandanginya." Aku bahagia melihatmu begini, rasanya seperti bertahun-tahun tidak bersama, Disini dihatiku rindukan sangat tinggi" ucap Askara.Ria tersenyum pada Askara, namun sesekali pikirannya teralihkan pada ingatan Anita, Ria merasa semuanya seperti tidak akan baik-baik saja." Ria..... kenapa melamun?"" hmm.... oh Iya As"" kenapa? kau tidak suka disini bersamaku? aku juga ingin pulang, Rayanza bilang aku bisa pulang hari ini, asal menunggu dia datang saja untuk mengurus semuanya " ucap Askara. " Iya baguslah As, kau bisa menghabiskan waktumu untuk beristirahat dirumah"" Aku ingin menghabiskan waktuku bersamamu Ria. apa kita perlu liburan atau semacamnya?"Ria langsung terdiam, Anita meminta pernikahannya dengan Askara dilangsungkan saat Askara pulih.jelas kepulangan Askara adalah neraka kembali untuk Ria." Kau mengkhawatirkan apa sayang?" Ucap Askara kembali sambil mengusap wajah i
" Aku kehilangan Anak dan juga Rahimku As, untuk menyelamatkanku saat operasi itu, terpaksa rahimku juga diangkat, kecewa sedih dan marah membuat aku tidak punya akal sehat, aku semakin takut melakukan semua hal, aku takut kau kecewa, aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaanmu, untuk itu aku ikhlas bila kau ingin menikahi Anita. dia sempurna dia bisa memberikanmu keturunan, aku tidak As." rengek Ria dengan diiringi tangisan.Askara memeluk Ria dengan erat, ada sakit yang tidak bisa diungkapkan rasanya." Ini salahku Ria, kau tidak seharusnya menanggung kesalahanku, aku menyakitimu terang-terangan saat kau mengandung anakku, aku bahkan berulangkali membuatmu terluka dan menangis tapi Aku tidak sadar semuanya. Aku lemah, aku yang gagal."" Sudahlah, jangan menyalahkan dirimu seperti itu, aku tetap punya andil untuk semua ini."" Maafkan aku Ria, Maafkan aku"Air mata mengalir di wajah Askara. Ria yang masih terbawa suasana mencoba untuk mengusap air matanya dan suaminya itu." Kau suda
" Rayanza, kau benar-benar ya, kenapa kau bilang keberadaan Ria pada Dokted Samuel, bagaimana kalau dia tidak bisa kita percaya, apa kau tidak takut mereka ternyata bersekongkol?" Ucap Erika dengan sangat marah pada rayanza." wow santai Sayang ada apa ini, kenapa tiba-tiba datang dan memarahiku"" kenapa panggilanku kau abaikan?" Ucap Erika marah." tidak ko wah banyak sekali ini ya panggilannya, aku sedang buat Topeng kau ingat,? Aku butuh konsentrasi, kenapa sih?"" Ria dan Tia sekarang sudah di penthouse milik dokter Samuel, bagaimana ini bisa terjadi, kau sengaja memberitahukan posisi itu pada dokter Samuel?"" Oke sebentar tarik nafas duduklah As, Sayang ayo kita bicara dulu"Erika dan Askara lantas duduk diruangan Rayanza. Rayanza memulai untuk menceritakan semuanya." Jadi, pagi tadi ada dokter Samuel mengatakan ada tangkapan CCTV Hotel yang menangkap gambar Ria, dan itupun belum dikonfirmasi, karena gambarnya sangat buruk. Jadi dokter sam kesana untuk mengecek hal tersebut.
" Kak Ria, "" Iya Tia,"" kakak, sayang sama kak Askara?" tanya Tia sambil membuka Kotak yang berisi buku buku tentang Askara. " Oh itu, itu bukuku memang isinya tentang keseharian Askara, kakak kadang berfikir kakak ini terlalu bodoh karena mencintai Askara terlalu seperti itu. banyak yang menyayangkan cara lak Ria menyukai Askara, tapi kakak tahu, tidak ada yang salah dengan berkorban untuk orang yang kita cintai,"" meskipun kak Askara tidak membalasnya sebanyak Kak Ria padanya?" " Aku saat ini berfikir demikian, kenapa aku lakukan itu, mungkin Askara bahkan risi dengankutapi aku juga tahu, tidak ada sesuatu yang sia-sia untuk mencintai seseorang. kita hanya perlu menyayanginya tulus, balasan itu kalau tidak dari orangnya langsung, bisa jadi dari tuhan, aku percaya itu semua." ucap Ria sambil tersenyum." Apa aku sudah bisa memanggilmu Evelyn?" tanya Ria." lalu aku panggil kaka siapa?" ucap Tia." Kau panggil aku Andini " ucap Ria sambil tersenyum." baik Kak Andini" mereka t
Askara memeluk pundak istrinya, rasanya sakit mendengar apa yang diceritakan Ria. Askara dengan tatapan penuh amarah berusaha untuk tetap menenangkan istrinya. " Sayang, dengar aku baik-baik, Anak memang pembawa kebahagiaan, tapi tidak berarti anak adalah segalanya, aku Bahagia bersamamu, dengan atau tanpa adanya seorang Anak. kita punya cukup untuk membesarkan Anak adopsi kalau kita mau. kau tidak perlu bersedih, banyak acara untuk mendapatkan anak" Ucap Askara." Kau sudah punya As, Anak yang ada dikandungan Anita." Ucap Ria" bukankah itu juga bisa jadi anakmu juga? Anak itu bahkan mungkin akan lebih mencintaimu nantinya, intinya bukan pada siapa dia dilahirkan tapi siapa yang membesarkan Anak itu penuh dengan kasih sayang dialah Ibunya, itulah seorang Anak Ria." " Askara, apa kau percaya kalau Pak Hendro adalah dalang kematian keluargamu ?"" Nah see lihat Ria, Ayahku ternyata bukan Ayah kandungku, dia yang tidak bisa punya Anak, tapi karena dia yang membesarkan aku penuh kasih
" Dokter Samuel? Kandungan? di Rumah sakit Hordwell? " ucap Rayanza dengan penuh penasaran" Iya Za, kau kenal dia. Dokter samuel mengataka kalau saat dia mengambil specialis, dia punya banyak teman dari Indonesia yang kuliah disini"" Dia dokter sam, Erika kau ingat Dokter yang kita temui di kantin itu Er, itu dokter Samuel, temanku, kami sangat dekat dulu, dia dan aku sering berbagi makan siang, bahkan Samuel mempelajari agama Islam dariku, aku yakin dia juga menganggap aku masih sahabatnya" Ucap Rayanza." Ria, apa saja yang dilakukan dokter Samuel kepadamu? Dia tidak mencoba menghancurkan peluang Transplantasimu kan? Mengingat aku rasa kemungkinan jika Anita telah mengarahkanmu pada dokter Samuel, dia mungkin telah disuap untuk melakukan hal yang tidak diinginkan "" tidak banyak, dia hanya memeriksaku beberapa kali. Dia bilang, aku sangat baik, dan jika terus menjaga pola hidupku, aku bisa melakukan Transplantasi rahim dengan sangat baik"" Kita harus temui dokter .Samuel As"
"tidakķkkkkkkk ayah Jangannnnnnn jangan lakukan itu pada Ayahku kumohon jangan lakukan, aku mohon tolongggggggg lepaskan Jangannnnn TIDAAAAAAAAKKKKKKK" Ria berteriak dan terbangun." Sayang..... kenapa, aku disini Sayang " Askara langsung memeluk Ria dan menenangkannya." Ini minumlah, kau tenangkan dulu dirimu ya, aku sudah bicara pada dokter kita bisa pulang sore ini, aku sudah pesan Hotel untuk kita menginap dan berlibur, kau pasti suka tempatnya sangat bagus. Aku mau kau kembali sehat sayang" ucap Askara sambil mengusap Ria.Ria hanya terdiam, matanya penuh dengan kemarahan, tatapannya sangat Tajam, Askara tau, ada kemarahan yang luar biasa dalam diri Ria.Askara menutup air mineral sambil melihat Tia yang masih tertidur. mereka memang sedang fase untuk istirahat, dari keadaan yang hampir merenggut nyawa mereka.***** " Ini Ranjangmu dan Tia, ranjangku yang satu itu. Jika masih lelah kau bisa beristirahat " Ucap Askara pada Ria yang masih terdiam dengan tatapan dingin." Askara"
" Sayang, Makan yah, aku membawakanmu makanan" Ucap Askara saat Melihat Istrinya kini sudah masuk ruang Perawatan.Erika dan Rayanza masuk kesana, Tia masih tertidur di ranjang sebelah Ria." As, apa tidak sebaiknya kita bawa Ria perawatan di Indonesia saja."" Tidakkkk,,, aku tidak mauu" teriak Ria begitu mendengar Rayanza mengatakan Indonesia." kenapa sayang, Indonesia rumahmu, kau setidaknya perlu datang bersama mereka."" kumohon As, aku tidak mau pulang, Mereka ada disana, aku tidak mau As." Ria langsung menangis histeris." Za, kroscek data penumpang selama 3 hari terakhir, apakah Syarif dan Lina benar-benar kembali ke Indonesia?" tanya Askara pada Rayanza. " Aku akan menelpon pamanku untuk informasinya " ucap Rayanza.Askara memeluk Ria yang masih menangis ketakutan, Trauma yang dalam telah menggoresnya." Ria, kami tidak akan meninggalkan kamu, kita semua disini ya" ucap Erika sambil memegang tangan Ria. "" Kita beruntung datang tepat waktu, dan Ria baik-baik saja As, " " K
Tubuh Pak Hendro di bawa oleh beberapa Pria bertubuh tegap." Kenapa ada, Manusia tidak berprikemanusiaan seperti kalian, kenapa tidak kalian tembak saja dia, kenapa membiarkannya seperti itu, kenapa sejahat itu, dia Ayahkuuuuuu.... dimana hati nurani kaliannnnn.... JAHATTTTTTTT KALIAN BIADABBBBB.... " Teriak Ria dengan Tangisan tiada henti." Kurasa anak ini perlu diberitahukan kenyataannya yang lebih lagi." Ucap Lina sambil menatap sinis pada Ria." Ria.... Ria... Ayah tercintamu itu, membunuh Ibumu. Hei panggil dokter itu." Tiba-tiba masuk seorang laki-laki paruh baya, berpakaian kusut, padahal awalnya dia pasti berpakaian baik." Hei tua Bangka, katakan kebenarannya atau kau ku habisi sekarang" ucap Lina pada lelaki tua itu." Aku bawa ini, ini dokumen persalinanmu Ria, Pak Hendro memintaku untuk Mengatakan pada Ibu Andini bahwa kehamilannya bermasalah dan dia harus memilih kematiannya atau dirimu. akhirnya Ibu Andini memilihmu, atas instruksi dari Pak Hendro setelah persalinan
Ria tersadar dari Pingsannya, samar-samar Ia lihat Syarif sedang memukuli seseorang, samar lagi dilihat, itu adalah. Ayah Ria Hendro." Ti...ti....tid.." " Oh lihat anak malangmu sudah bangun" Ucap Syarif sambil tertawa. Ria berusaha sekuat tenaga untuk bisa sadar, namun efek obat bius itu sangat kuat dia sangat lemah.Syarif mendekat dan memegang pipi Ria." Bangunlah, aku ingin kau melihat aku melakukan sesuatu pada Ayahmu. ayo cepat cepat ... BANGUUUUUUNNNN" Teriak Syarif pada Ria yang masih sayup dan lemah." lihat, lihat wajah itu... Kau mungkin tidak aka melihatnya lagi seumur hidupmu" Ucap Syarif dengan lantangnya."Syarif kenapa kamu lakukan ini ? Tolong jelaskan apa maksud dari semua ini, siapa kamu ? apa yang kamu mau sebetulnya dariku? Kenapa kamu lakukan ini ?" sambil menangis Ria mencoba bertanya kepada Syarif atas semua yang terjadi itu." kau benar-benar ingin tahu siapa aku Ria? Sebetulnya aku tidak tega melakukan ini padamu, apa yang terjadi sebetulnya tidak ada u
" Pagi As, aku bawakan kamu sarapan, aku buat sendiri, kau mau kan mencicipinya?" rengek Anita saat melihat Askara sudah rapih dengan pakain Kantornya." Baju itu bagus, aku memang suka warna Biru, kau tampan dengan setelah Biru itu As" Tambah Anita saat memperhatikan Askara memakai pakaian yang Ia siapkan di kasur Askara." Kau Gila atau apa sih? ada Bi Sari dan rukma kau fikir aku Gaji mereka buat apa ? kau ga perlu lakukan hal yang gaperlu."" Aku tahu As, tapi aku sudah belajar banyak cara menjadi Istri yang baik, aku lihat hal sederhana adalah menyiapkan apa yang kamu butuhkan, jadi aku lakukan semuanya. "" Dengar baik-baik Nona Anita. Istriku Ria, Riani Aditya Putri, bukan kau. kau sudah pernah kuberi kesempatan dan kau malah menjahatiku, kau fikir aku semudah itu menerimamu kembali, No.... " ucap Askara sambil berlalu meninggalkan Anita. tapi anehnya tanpa sedih Anita tersenyum dan Menarik tangan Askara. " sini, duduklah, biasanya kalau orang lapar suka berisik" ucap Anita sam