Share

016. Memindahkan Mayat.

Mika mengetuk pintu kamar mandi. Suara keran air terdengar dimatikan dan tidak lama kemudian pintu akhirnya dibuka. Wajah Rania yang basah menandakan ia baru selesai membasuhnya.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Mika.

Rania hanya mengangguk. Wajahnya masih terlihat pucat. Semua orang juga sama. Mereka terkejut, syok, tidak menyangka. Adien dan Tami bahkan saling berpelukan dan menangis cukup lama.

Semua orang berkumpul di ruang depan lantai bawah. Tidak terdengar percakapan apa pun sejak Rania masuk ke kamar mandi. Hanya sesekali terdengar suara isak tangis. Masing-masing sibuk dengan pikiran-pikirannya, merasa terancam, dan ketakutan.

“Bukannya kamu sangat suka menakut-nakuti orang, kenapa sekarang wajahmu terlihat lebih pucat dari Tami?” celetuk Isamu.

Adien berhenti terisak. Semua mata melihat ke arah Isamu, kemudian beralih memperhatikan ekspresi Rania.

Rania menatap tajam Isamu, kemudian tersenyum sinis. “Seseo

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status