Seperti yang sudah diharapkan dari pahlawan generasinya, pidato Carson Yorke terdengar sangat sederhana dan ringkas, tanpa ada niatan yang tersembunyi sedikitpun. Apa pun yang ada di dalam pikirannya, mulutnya telah menyampaikannya dengan keras. Dua puluh dua bangsawan saling bertukar pandang. Tidak ada seorangpun yang berani berdiri dan menjadi orang yang pertama pergi. Tyr Summers mulai tidak sabar. Dengan santai dia mengambil pisau dan melemparkannya ke udara. Seketika terdengar bunyi suara berderu, pisau itu jatuh dari langit, menusuk tepat ke tengah meja. “Kalian bisa pergi. Jika kalian tidak pergi, dalam waktu tiga puluh detik, aku akan mulai memotongmu," ucap Tyr, sambil mengeluarkan ponselnya dan memulai dengan hitungan mundur. Akhirnya, tuan pertama mulai mengertakkan giginya dan berdiri. Dia memberi hormat kepada Carson sebelum berbalik untuk pergi, berjalan dengan cepat. Setelah mencapai pintu, dengan sengaja dia menoleh ke belakang untuk melihat apakah ada yang meng
Tyr Summers sangat mengagumi keterusterangan dari Joe Quintus. Dia mengangkat bahunya dan berkata, "Mari kita dengarkan." Joe berkata, “Hari ini, kau dan aku telah mengalahkan Yulian Quintus dalam upaya melakukan kerjasama. Dia adalah pewaris pertama dari keluarga Quintus. Besok pagi, begitu berita ini sampai ke telinga Jakoda Quintus, dia pasti akan gila. Begitu dia marah, dia akan mengerahkan seluruh pasukan keluarga Quintus ke Riverdale, mengincar mu.” “Tentu saja, aku tahu kau adalah orang yang sangat kuat, tetapi keluarga Quintus merupakan suku terkemuka di selatan, jadi kau tidak boleh meremehkan mereka. Bahkan jika mereka tidak dapat melakukan apa pun untukmu, kau memiliki keluarga dan teman. Aku dapat menjamin bahwa kau tidak akan dapat memastikan keselamatan semua orang ketika itu terjadi.” Tyr sedikit mengernyit. Joe benar. Ketika kepala rumah tangga dari keluarga elit menjadi gila, akan sangat sulit untuk mengendalikan semuanya. “Jadi, Tyr, bunuh Jakoda Quintus. Se
Ketika Jakoda Quintus pertama kali datang untuk mencari layanan akupunktur, dokter tua itu merasa ketakutan. Tapi sekarang, dia sudah terbiasa.Dia balas tersenyum pada Jakoda dan berkata, “Tuan. Quintus, persiapannya sudah selesai. Silahkan ikuti saya." "Bagus."Jakoda dan Naga Hitam mulai memasuki halaman, sementara dua pengawal berpakaian hitam lainnya berjaga di luar pintu. Begitu masuk, Jakoda dan dokter tua itu memasuki sebuah ruangan kecil. Naga Hitam berhenti mengikuti mereka, tetap berada di luar ruangan. Seperti biasa, dokter tua itu telah menyiapkan seperangkat alat yang diperlukan. Pertama, dia membiarkan Jakoda minum secangkir teh herbal yang khusus diseduh untuknya, lalu, dia meminta Jakoda untuk berbaring di kursi malas. Di samping mereka sudah tersedia sederet jarum yang sudah disterilkan. Dokter tua itu mengambil sebuah jarum dan mulai menusukkannya perlahan ke salah satu titik akupunktur di dahi Jakoda. "Tuan. Quintus, bagaimana perasaanmu akhir-akhir ini?
Udara didalam ruangan itu tiba-tiba membeku, diantara mereka semua hanya Naga Hitam yang paling terkejut. Karena dia tidak pernah mengantisipasi reaksi dari sang pemuda itu dengan cepat dan seakurat ini. Naga Hitam adalah orang yang memulai serangan itu, tetapi untuk beberapa alasan, jarum itu tengah berada diatas tenggorokannya. Mengesampingkan pertanyaan apakah jarum itu bisa membunuh, tindakan ini saja sudah cukup untuk membuat Naga Hitam mengerti perbedaan kemampuan antara dirinya dan pemuda ini. Dia bukan tandingan Tyr Summers, dan mungkin bahkan tidak bisa menahan satu serangan pun darinya. Naga Hitam berusaha untuk tenang, sementara Jakoda Quintus juga melakukan hal yang sama. "Kau siapa?" tanya Jakoda. Meskipun dia sudah memiliki firasat, namun dia tidak berani mengambil kesimpulan dengan mudah. Tyr menarik tangannya sambil tersenyum dan berkata, “Tuan Quintus, orang yang cerdas seperti Anda pasti tahu siapa saya. Tapi untuk menunjukkan sopan santun saya, saya masih aka
Jakoda Quintus memiliki pemikiran yang sama. Dia menduga bahwa Tyr Summers mencoba menggunakan metode ini untuk membuat keluarga Quintus saling membunuh satu sama lain. Tetapi pada saat itu, telepon Jakoda berdering. Penelepon itu adalah perwakilan intel dari keluarga Quintus.Tadi malam, Joe Quintus telah memberikan jaminan pada Tyr bahwa semua informasi yang akan di sampaikan kepada Jakoda akan ditutup sampai pagi, sehingga Jakoda tidak akan segera mengetahui bahwa Yulian dan pasukannya telah sepenuhnya dimusnahkan di Riverdale. Sepertinya Joe telah melakukannya. Sulit untuk membayangkan bahwa dia pernah menjadi anak haram yang tidak berdaya yang bahkan tidak dihormati oleh para pelayan keluarga Quintus sekalipun. Namun, anak haram ini telah berturut-turut melakukan hal-hal yang tak terbayangkan. Orang seperti itu terlalu mengerikan. Usai panggilan telepon, Jakoda merasa tubuhnya lemas. Ponselnya jatuh dari tangannya dengan bunyi yang mendentum, dan rasa sakit yang membelah m
Pada saat itu, kedua kepribadian dari Joe Quintus seolah-olah telah muncul, menjadi satu. Dia menatap bungalo dengan sorot matanya yang lembut saat dia mengenang ingatan mengenai keluarganya yang tinggal di dalamnya. Tetapi ketika dia berbalik untuk melihat ke luar halaman, tatapannya dipenuhi dengan permusuhan. Saat itu, sebuah mobil hitam melaju menuju rumah dan berhenti di luar gerbang halaman. Pintu terbuka dan Jakoda Quintus keluar, dengan Naga Hitam berada di belakangnya. Joe memang mengharapkan kedatangan Jakoda, jadi dia merasa tidak terganggu atau bahkan terkejut dengan keberadaannya. Jika Tyr Summers tidak membunuh Jakoda, dia pasti akan memberi tahu Jakoda bahwa dia, Joe Quintus, yang telah membunuh Yulian Quintus dengan tangannya sendiri. Dengan demikian, Jakoda tidak akan pernah membiarkan dirinya pergi. Waktu sudah menunjukkan pagi hari dan matahari bersinar dengan cerah. Tapi di mata Joe, saat Jakoda dan Black Dragon datang, dia bisa dengan jelas melihat awan gelap
Joe Quintus malah tertawa terbahak-bahak. Sebelumnya, Joe akan berlutut di tanah, tubuhnya akan gemetar karena melihat Jakoda Quintus semarah ini. Tapi sekarang, rasa permusuhan dan ketangguhan yang dia tunjukkan malah mengintimidasi sikap Jakoda. “Kau tidak perlu menyangkal jika kau yang melakukannya. Itu sudah tidak penting lagi bagiku. Bagaimanapun juga, itu adalah kau atau Yulian Quintus. Bukan orang lain. Sekarang Yulian sudah mati, berikutnya adalah kau,” ucap Joe. Seperti disambar petir, ketakutan terburuk Jakoda akhirnya terjawab. Jawabannya sekilas menyiratkan bahwa Joe memang mengaku membunuh Yulian, menghancurkan harapan terakhir Jakoda. "Apakah benar kau yang membunuh Yulian?" Jakoda bertanya dengan suara gemetar, mencoba perjuangan terakhirnya. "Betul sekali. Akulah yang membunuhnya. Kau tidak melihat ekspresi putus asa di wajahnya ketika aku menginjaknya. Dia bahkan lebih buruk dari seekor anjing, hahaha…” "B * sat, dia adalah kakak laki-laki kandungmu!" "Tida
Pertempuran satu lawan satu kini berubah menjadi dua lawan satu. Jika mereka bertanding satu lawan satu, jelas Phoenix dan Kamaitachi bukan tandingan dari Black Dragon. Namun dengan melakukan kerjasama yang baik, Naga Hitam mulai terdesak mundur. Akhirnya, tendangan ganas dari Phoenix telah menyerang Black Dragon. Sebelum dia sempat bereaksi, pukulan eksplosif Kamaitachi langsung mengenai kepalanya. Bang! Terdengar suara benda tumpul yang besar. Kamaitachi telah mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengeluarkan pukulan ini, seolah-olah sebuah kekuatan palu besar telah menghantam dada Naga Hitam. Pfft! Percikan darah dimuntahkan dari mulut Naga Hitam. Setidaknya tiga tulang rusuknya telah patah oleh pukulan Kamaitachi. Saat Kamaitachi hendak melakukan pukulan kedua, Naga Hitam meraung dan mengirim Kamaitachi terbang dengan sebuah tendangan. Naga Hitam mundur ke samping, keringat menutupi dahinya. Tidak peduli bagaimana dia mencoba bertahan, ekspresi wajahnya menunjukkan bah