Dengan kilatan cahayanya yang dingin, sebuah pisau buah yang berada di dalam genggaman tangan seorang gadis telah ditusukkan ke atas dada Marsekal Ubel dengan ganas, Gadis lain yang berada di sampingnya tampak menjerit ketakutan.“Apa… Apa yang kau lakukan?” Marsekal Ubel akhirnya tersadar ketika dia merasakan hawa dingin di dalam dadanya, di mana sepertinya tubuhnya telah ditusuk oleh sesuatu, dan saat ini sulit untuk bernapas."Kau... Beraninya kau! Penjaga... Datanglah ke sini sekarang juga!"Darah terus menyembur keluar dari mulut Marsekal Ubel, mengubah warna seprai yang ada di sebelahnya menjadi merah tua saat Wanita itu tanpa sadar melangkah mundur, dan ekspresi wajahnya berangsur-angsur berubah dari ketakutan hingga menjadi luapan kegembiraan dan keganasan."Hahaha... Marsekal Ubel! Sialan! Kau... Kau memang pantas pergi ke neraka! Kau telah membantai Kota Preles dan membunuh orang tuaku! Bahkan jika kau mati hingga sepuluh ribu kali, itu tidak akan pernah cukup untuk meneb
“Dimengerti, Marsekal!”Jabez tahu banyak hal tentang Marsekal Ubel. Dia sangat menyadari alasan atasannya sangat ingin pergi ke Kota Qrona. Dia tidak ragu dan tidak punya waktu untuk berganti pakaian. Dia mengumpulkan anak buahnya untuk mengawal Marsekal Ubel ke Kota Qrona secepat mungkin.Meski Kota Preles jaraknya kurang dari seratus kilometer dari Kota Qrona, rutenya meliputi banyak jalan pegunungan, tandu yang dibawa Marsekal Ubel harus dalam kondisi yang sangat stabil karena kondisinya yang cukup parah, sehingga tim bergerak dengan sangat lambat.Waktu sudah hampir fajar ketika mereka tiba di Kota Qrona. Jabez mengirim seseorang menuju ke gerbang kota untuk berbicara dengan para penjaga sementara dia mendekati tandu Marsekal Ubel untuk memberi tahu tentang tonggak perjalanan mereka pada saat ini. "Marsekal, kita telah tiba."Wajah Marsekal Ubel tampak berubah pucat seperti seprai saat dia tertidur diatas kursi tandu. Noda darah yang ada di sekitar pisau buah yang menusuk dadan
Seluruh tubuh pria itu tampak terbungkus oleh lapisan es hitam yang tebal. Saat dia menyentuh bumi, lapisan es itu seketika langsung hancur, dan tubuhnya tampak seperti bongkahan es batu yang pecah.Semua orang merasa ketakutan saat mereka berlutut di atas tanah dan tampak gemetaran.Jabez terus bersujud di tanah. Dia tampak gugup ketika hendak berbicara, “Ini salahku karena tidak mendisiplinkan para bawahanku dengan baik, oleh karena tindakan kami telah menyinggung pendeta.”Dengan bunyi pintu berderit, gerbang kuil berhasil dibuka. Rasa dingin mulai menjalar dari dalam seolah-olah mereka baru saja memasuki musim dingin."Terima kasih atas kebaikanmu! Terima kasih, Pendeta!" Wajah mereka tampak dipenuhi dengan harapan baru.Disana terdapat halaman yang besar di dalam Kuil, di mana pohon besar berdiri dan dihiasi dengan berbagai pita warna-warni.Setiap pita memiliki tulisan mantra dan simbol yang berbeda. Ketika mereka melihatnya dengan baik, sepertinya pohon besar itu tampak mi
Tubuh Marsekal Ubel sepertinya telah dipenuhi dengan kekuatan yang sangat luar biasa.Karena dia tidak tahan dengan kekuatan yang muncul didalam tubuhnya, dia menyerang dengan pukulan keras ke atas permukaan tanah. Sebuah retakan tampak meledak karena kekuatan yang sangat besar, dan menyebar sampai menuju kearah Jabez dan kaki anak buahnya. "Marsekal!" Para prajurit itu terpana oleh pukulan Marsekal Ubel. Hanya Tuhan yang tahu kekuatan yang mengerikan seperti apa yang dimiliki oleh Marsekal setelah dia menjadi monster saat ini.Marsekal Ubel terus meraung keras, pasukan zombie yang ada di belakangnya bersikap sama, dan mereka mulai berteriak dengan keras.Melihat zombie-zombie ini menjadi gila dan hampir lepas kendali, tiba-tiba terdengar bunyi suara mencicit dari dalam Kuil yang ada di belakang mereka. Pintu gerbang yang berat kembali dibuka, dan kain sutra putih yang tak terhitung jumlahnya kembali ditembakkan dari Kuil. Tampak berdiri seorang pendeta wanita, yang mengenakan pak
Tentara zombie itu kembali menyerang mereka, tetapi sayangnya Magus berhasil mengalahkan mereka hanya dalam waktu beberapa menit. Marsekal Nelson dan yang lainnya seketika berubah menjadi tenang setelah melihat pemandangan ini.Tyr tampak tidak peduli dengan ribuan zombie yang datang mengepungnya. "Kali ini Marsekal Ubel pasti tengah berusaha dengan sekuat tenaga," katanya kepada Marsekal Nelson saat dia berusaha untuk mendekatinya. Kau harus mengumpulkan orang-orang ini untuk mengejar kami.""Aku mengerti." Marsekal Nelson dengan cepat mengangguk dan menjawab, "Aku akan membawa semua pasukanku keluar kota dan melawan Marsekal Ubel sampai titik penghabisan.""Ingat! Aku ingin kau menjatuhkan pemimpin mereka dalam keadaan hidup-hidup!""Mengerti!"Sementara itu, Magus terus memamerkan gerakannya yaitu hujan meteor yang sangat mengerikan dari kobaran api yang menghantam pasukan zombie ke tanah tanpa perasaan ampun sedikitpun.Marsekal Ubel, saat ini Kaisar Mayat, tengah memperhatik
Yabes dan orang-orangnya menganggap jika kemampuan Tyr dapat disetarakan dengan sosok seorang Dewa.Dia mengangkat Pedang Surgawi yang ada di tangannya dan mengeluarkan tebasan yang lainnya. Kemudian dia mulai mengayunkan pedangnya secara horizontal, dan para prajurit yang berdiri di depannya telah diserang hingga menjadi keadaan yang sangat menyedihkan, di mana semua jenis jeritan dan ratapan terdengar dengan jelas.Tembakan demi ditembakkan kembali diarahkan kepada Tyr, tetapi peluru itu berhasil dibelokkan oleh perisai energi vitalitas yang ada di depannya. Semua ini tentunya tidak bisa menghancurkan sosok Tyr.“Apakah… Apakah pria ini seorang Dewa?” Jabez dan teman-temannya sempat kehilangan kata-kata karena mereka tidak dapat mengungkapkan perasaan mereka saat itu.Di mana musuh mereka dapat menemukan monster-monster yang kuat ini? Pertama, ada seorang pendeta yang membantai pasukan zombie seperti layaknya seekor semut, dan sekarang mereka menemukan diri mereka sebagai prajuri
Max awalnya bermaksud bepergian ke sana bersama Tyr dan Magus.Keduanya bergegas ke Kota Qrona secepat mungkin dengan membawa pusaran energi vitalitas di bawah kaki mereka daripada menggunakan kuda untuk perjalanan mereka. Hanya butuh sekitar satu jam bagi mereka untuk tiba di Kota Qrona.Keduanya mulai mengikuti instruksi Yabez dan menuju dua puluh kilometer ke arah barat setelah tiba di kota. Akhirnya, mereka tiba di perimeter Kuil.Saat Yabes mengunjungi tempat ini, matahari sudah menggantung tinggi diatas langit pada pagi hari, namun selapis awan hitam tampak menutupi Bait Suci.Keduanya berhenti pada jarak sekitar 200 meter di luar Kuil dan saat itu Magus membuka mata ketiganya dan mengamati lokasi Kuil."Energi negatif ini sangat tebal!" Alisnya sedikit mengernyit. Kemudian, dia menginjak tanah dengan kakinya. Seketika permukaan tanah langsung retak, dan tulang yang tak terhitung jumlahnya muncul di bawah kakinya."Apa maksudmu?" tanya Tyr.“Ada banyak mayat yang dulunya p
Orang-orang aneh dengan pakaian yang berwarna-warni cerah terus menari dengan riang di dalam Kuil. Mereka menggunakan teknik aneh untuk menghidupkan kembali para zombie yang tertimbun di bawah tanah.Tidak peduli berapa banyak zombie yang telah dibinasakan oleh Tyr dan Magus, namun makhluk-makhluk itu terus saja bangkit, memberikan kesan bahwa keberadaan mereka tidak ada habisnya."Tidak ada gunanya kita terus membunuh mereka seperti ini. Kita hanya akan membunuh penyakitnya, tapi bukan akar penyebabnya." Setelah beberapa waktu, Tyr dan Magus menemukan petunjuk lain dari kejadian aneh ini.Tyr langsung berbicara, "Tuan Magus, sepertinya orang-orang aneh yang ada di dalam Kuil itu yang telah membangkitkan para zombie-zombie ini. Aku akan masuk ke sana untuk menyingkirkan mereka.""Baiklah."Tyr bergegas masuk ke dalam kuil, dengan paksa dia memotong jalan melalui zombie-zombie ini.Sekelompok orang aneh mulai menari dengan riang gembira di dalam Kuil yang ada di bawah pohon besar.