Tyr dan Magus mulai meminum air dari dalam sungai seperti yang mereka lakukan di masa kecil dulu.Tawa yang keras dan menyenangkan tiba-tiba meledak dari dalam hulu sungai tepat saat mereka berdua sedang menikmati air yang sangat menyegarkan.Kedua Demigod itu tercengang, dan menoleh tanpa sadar. Mereka melihat jembatan kayu sederhana yang muncul dua puluh meter di atas sungai.Sekelompok anak berusia enam hingga tujuh tahun berdiri di atas jembatan kayu. Kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian karung goni, dan gaya rambut mereka disisir halus dan juga rapi. Mereka tidak mengenakan pakaian modern, pakaian mereka mirip dengan manusia yang hidup di zaman Aricia.Beberapa anak sudah melepaskan celana mereka dan memperlihatkan masing-masing penis mereka. Berdiri di atas jembatan mereka langsung pipis di sungai. Tawa cekikikan anak-anak itu terdengar tiada henti-hentinya.Tyr dan Magus saling memandang satu sama lain, wajah merasa sedikit canggung.“Air sungai ini memang sedikit man
Segala sesuatu di tempat ini tampak sangat kuno tidak seperti tempat lain yang ada di dunia luar. Jadi, tidak mengherankan jika anak-anak ini diberi nama dengan nama tradisional seperti itu. Di pedesaan, sudah sangat umum jika mereka diberi nama dengan menggunakan nama yang aneh agar mereka tidak mudah sakit dan membiarkan orang tua mereka membesarkan mereka dengan cara yang lebih mudah.Keduanya mengikuti bocah kecil itu dan berjalan menuju ke desa. Matahari hampir terbenam. Seiring waktu, langit telah berubah menjadi gelap.Keduanya mulai memperhatikan seorang wanita tua dengan rambut perak berlari ke arah mereka dengan panik saat mereka tiba dimuka desa."Nenek!" Abraham segera mendekati wanita tua itu setelah melihatnya.Begitu dia mendekati wanita tua itu, dia mengangkat tangannya dan berulang kali memukul pantatnya. "Bocah nakal!" Dia berteriak. “Sudah kubilang berulang kali untuk berhenti main-main! Berhentilah berlari! Hari akan segera gelap! Sudah kubilang kau tidak boleh
Wanita tua itu ingin mengatakan sesuatu, tetapi dengan cepat pria tua itu buru-buru membungkamnya. Kemudian, dia memberikan instruksi kepada mereka, “Kalian berdua bisa tinggal di sini malam ini, tapi perlu diingat bahwa saat ini hari sudah gelap. Terlepas dari aktivitas atau suara di luar sana, kalian berdua tidak boleh meninggalkan rumah ini.”Tyr dan Magus saling memandang satu sama lain. Kata-kata wanita tua itu menegaskan bahwa apa pun yang mereka duga ternyata itu benar.Wanita tua itu melanjutkan, “Tuan, sekarang sudah larut malam. Aku akan membersihkan kamar untuk kalian berdua. Aku harap kalian berdua bisa tinggal disini hanya untuk satu malam.”"Terima kasih banyak."Tak lama kemudian, wanita tua itu selesai membersihkan kamar. Setelah keduanya mandi, mereka pergi ke kamar orang tua Abraham.Ada jendela di dalam ruangan itu, tapi sayangnya tempat itu tertutup dengan rapat. Jendelanya ditutup dengan kertas, dan samar-samar terlihat penampakkan hutan yang luas diluar sana.
"Tyr, teteskan ini ke matamu!" Magus melemparkan botol itu ke arah Tyr.Tyr membuka botol itu dan bau busuk seketika langsung keluar dari dalamnya. "Apa-apaan ini?" Tyr bertanya dengan kedua tangannya yang menutupi hidungnya.“Itu adalah air mata sapi! Kau dapat melihat hal-hal gaib setelah meneteskannya ke dalam kedua matamu. Sederhananya, aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk bisa menggunakannya di dunia kita, jadi mungkin ini sudah lama kadaluarsa. Gunakan saja.”Tyr hanya bisa terdiam, tapi dia masih bisa meneteskan air mata sapi itu ke dalam matanya. Aneh betapa cepatnya Tyr merasakan penglihatannya meningkat setelah itu. Menyiratkan bahwa udara yang ada disekitarnya telah dipenuhi dengan sesuatu yang jahat. Dia bisa melihat hal itu setelah dia meneteskan air mata sapi ke matanya.“Dari lokasi kamar anak itu, sepertinya kita dapat menyimpulkan bahwa dia tengah pergi ke dalam hutan. Kita harus mencari anak laki-laki itu di hutan.”Setelah mereka meninggalkan pondok, Magus
Magus dan Tyr tampak sedikit terperangah saat mendengar ucapan pria tua itu. Tyr bertanya, "Paman, pernahkah kau mendengar tentang Puncak Aretuza sebelumnya?"Orang tua itu menjawab, “Bukankah istilah itu merujuk pada mereka yang mahir dalam seni menjinakkan hantu dan mengusir roh-roh jahat?”"Oh! Ini sungguh aneh.” Magus mulai bertanya-tanya sendiri.Ruangan ini sungguh sangat berbeda dengan dunia luar. Namun, Puncak Aretuza benar-benar ada di sini, jadi bagaimana bisa puncak Aretuza dapat diketahui oleh orang-orang yang ada di ruangan ini?“Mengapa kau bisa tahu tentang Puncak Aretuza, Kakek?” Tyr bertanya dengan ekspresi wajahnya yang aneh.Pria tua itu sepertinya tengah memikirkan sesuatu. Dia menjelaskan, “Apa mungkin kalian berdua benar-benar berasal dari dunia luar?”"Dunia luar? Apa yang kau maksud dengan 'dunia luar'?" Magus bertanya.Orang tua itu mengamati dengan cermat pakaian yang digunakan oleh Tyr dan Magus sekali lagi. Setelah beberapa saat, dia bergumam, “Kalian
Setelah itu, penduduk desa semakin dilanda ketakutan untuk keluar pada malam hari. Setiap malam yang mereka lewati, selalu dihantui dengan perasaan ketakutan yang intens.Pada saat ini, pria tua itu berkeringat dengan deras dan terlihat sangat ketakutan.Dia melanjutkan, “Sejujurnya, semua penduduk yang ada desa Dundeeville telah meninggal paling cepat dua bulan lalu. Sejak saat itu tidak ada seorangpun yang berani mendekati wilayah itu, bahkan di siang hari. Pada malam harinya, monster-monster ini akan berkeliaran di jalanan desa.”Setelah mendengarkan cerita lelaki tua itu, Tyr sangat terkejut. Dalam hal ini, dirinya tidak merasa ragu lagi bahwa sosok-sosok yang berkeliaran di malam hari ini merupakan mayat hidup."Tuan Magus, setelah seseorang memiliki aura berat dan busuk, apakah orang itu akan menjadi mayat hidup setelah kematiannya?" tanya Tyr."Tidak!" Magus berulang kali menggelengkan kepalanya. “Menurut catatan di Aretuza Grimoire, jika seseorang memiliki aura busuk yang
Bau daging busuk langsung menyebar ke seluruh wilayah desa. Setelah keduanya tiba di desa, sejumlah besar zombie mulai berduyun-duyun berdatangan ke arah mereka.Magus menyerang zombie-zombie ini dengan pedangnya tanpa ragu-ragu.Semua yang dijelaskan lelaki tua itu memang benar. Populasi desa ini berjarak antara tiga ratus hingga empat ratus, yang berarti seluruh populasi yang ada di Kota Dundeeville telah berubah menjadi zombie. Ketika keduanya memasuki desa dan membuat keributan, zombie yang tak terhitung jumlahnya mulai mengepung mereka dari segala arah.Magus sangat bersemangat tentang semua ini. Dia mengeluarkan semua jimat yang telah disimpannya sejak lama. Kemudian, dengan panik dia mulai menyerang zombie-zombie itu.Setelah terbiasa dengan suasana yang terjadi, Tyr mulai merasa sedikit bosan, jadi dia hanya mengayunkan tinjunya dengan santai. Setiap pukulan yang dia lancarkan akan menghancurkan zombie itu hingga berkeping-keping. Secara bersamaan, Tyr mulai melepaskan bebe
Omong-omong, zombie ini tampaknya mampu beregenerasi. Mereka tidak terpengaruh oleh luka fisik yang mereka alami dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan sedikitpun. Tidak peduli berapa banyak tebasan yang diberikan oleh pria ini kepada Raja Mayat sebelumnya, tidak sedikitpun berpengaruh pada sosok monster itu.Pukulan Tyr benar-benar berbeda dari serangan pria itu. Ketika pukulan dilontarkan, tubuh dari Raja Mayat langsung meledak menjadi ratusan keping. Dengan demikian, monster itu tidak akan pernah bisa beregenerasi lagi.Setelah Raja Mayat berhasil diledakkan, bau busuk yang menyengat di atas udara menjadi jauh lebih buruk. Tyr memandangi tubuh yang tergeletak di tanah dan tanpa sadar dia menutupi hidungnya sambil sedikit mengernyit.Tyr akhirnya memusatkan perhatiannya pada petarung yang baru saja bertarung dengan Raja Mayat.Pria itu juga menatap Tyr dengan tatapannya yang sangat terkejut. Dia tidak mampu mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Dirinya merasa tercengan