"Membelah Bumi!"Cahaya pedang yang berukuran besar tampak turun dari langit. Menghancurkan undakkan anak tangga yang ada di hadapan Tyr dan menghancurkan tanah yang ada disekitarnya hingga sampai ke depan. Pada akhirnya, pedang itu telah membelah gerbang Gunung Ordo Shindo menjadi dua bagian.Di belakang gerbang, murid-murid yang berasal dari Ordo Shindo itu akhirnya mulai merasakan teror yang secara perlahan telah menggerogoti nyali mereka. Tidak terkecuali, para pejabat eksekutif senior, yang saat ini tengah mengenakan jubah berwarna putih.Melihat ke arah tumpukkan mayat yang sudah menggunung, beberapa murid yang masih tersisa yang sebelumnya telah dicuci otaknya terus bergerak membawa senjata mereka dan bergegas untuk maju. Sementara itu, sebagian besar dari mereka melarikan diri di balik pintu gerbang, jelas mereka merasa sangat ketakutan. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikan Demigod, tidak peduli berapa banyak cara yang mereka miliki.Tyr telah tiba di pintu
Terdengar bunyi ledakan yang dahsyat! Mayoritas dari isi istana itu telah dihancurkan dengan ledakan yang cukup keras.Meskipun Imada berhasil menangkap serangan Tyr, namun dampak yang kuat telah menyebabkan dirinya terjatuh ke tanah. Sebuah ledakan yang besar terjadi, tetapi pukulan ini tidak akan cukup untuk mengalahkan Imada.Imada segera muncul dari sosok reruntuhan setelah beberapa saat. Di hadapannya, sebuah katana berukuran panjang dan kuno tergantung di atas udara. Sosok itu meraung, "Kau meminta kematianmu sendiri, Nak!"Cahaya pedang berukuran besar telah menebas tubuh Tyr secara langsung saat Imada mulai melambaikan katananya. Tyr mengayunkan pedangnya sebagai bentuk tanggapan atas serangan itu. Ruang itu segera terisolasi saat kedua pedang bertabrakan di atas udara. Keduanya langsung mundur selangkah secara bersamaan."Membelah Bumi!" Tyr berbalik secara naluriah dan menebas serangan yang lainnya.Sebaliknya, Imada justru berhasil menghindari serangan itu dalam seperse
Meskipun kedelapan sosok Imadas itu tampak identik namun Tyr berhasil menemukan, salah satu dari mereka dengan melemparkan pukulannya 0,01 detik lebih cepat daripada ketujuh sosok yang lainnya. Orang dengan kemampuan biasa mungkin tidak akan bisa menyadarinya dalam waktu sesingkat itu, tetapi seorang Demigod seperti Tyr tentu dapat mengintai jejaknya."Itu dia!" Setelah berhasil menemukan posisi Imada yang asli, Tyr mencoba untuk mengangkat tangannya dan mengayunkan pedangnya. Pria itu meraung dengan keras, "Bukit Penghancur!"Boom!Imada mendapatkan pukulan tepat di wajahnya oleh seberkas sinar cahaya pedang yang besar itu. Sepertinya dia tidak pernah menyangka jika Tyr akan berhasil melihatnya dalam waktu sesingkat itu. Dia terus saja memanipulasi replika yang lainnya, tetapi reaksinya jelas jauh lebih lambat pada saat ini.Imada bahkan tidak bisa menghindari tebasan yang datang kearahnya. Dia hanya bisa menerima tebasan Tyr dengan paksa.Mantra yang telah direplikasi itu segera
Imada segera berlari menyerang Tyr sampai ke puncak Gunung Suci Fukuoka. Seluruh puncak bukit saat ini telah hancur dan runtuh kecuali area tempat dimana Tyr berdiri.Tyr berada di bawah tekanan seribu kali lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normalnya. Tanda emas mulai beredar dengan panik di antara tinjunya saat dia dengan ganas menghentakkan kakinya ke seluruh permukaan tanah."Energi vitalitas tirani!""Serangan Brutal!"Boom! Bunyi suara ledakan terdengar sangat keras.Kepalan tinju Tyr bertabrakan dengan telapak tangan dari Imada diatas udara. Kekuatan besar itu mulai menyebar ke daerah yang ada disekitarnya, menghancurkan segala sesuatu yang ada di jalurnya.Lengan dan tubuh Tyr mulai retak, memperlihatkan lusinan luka yang sangat mengerikan. Pembuluh darahnya mulai menonjol saat aliran darah mulai mengalir deras dari luka-lukanya.Sebaliknya, Imada, dengan sosok tubuhnya yang tampak membumbung tinggi diatas langit, mengeluarkan serangkaian raungannya yang melengking
“Dia tidak lebih dari sebuah kekuatan yang dimusnahkan! Demigod dari Kerajaan Surgawi, kau jangan berpura-pura bisa mengalahkan kami,” ucap Imam Besar. Dia mengabaikan niatnya yang besar untuk membunuh Tyr, "Jika kau memberiku peta dan kunci rahasia itu, maka aku akan mengurungkan niatku untuk membiarkan mayat mu tetap utuh."“Untuk apa aku mengejar sebuah keuntungan kecil, kalau aku hanya akan mendapatkan bahaya yang besar.” Tyr menampar dahinya dengan tangannya sendiri saat dia mendengarkan kata-kata dari Imam Besar.“Beginilah cara orang Jepang menyelesaikan sesuatu. Aku sudah mengharapkannya sejak lama,” serunya, gelembung tawa yang tampak menghina seolah keluar dari bibirnya.***Pada saat yang sama, di dalam Kekaisaran Surgawi.Angin dingin bertiup kencang dari puncak gunung salju ke arah Menara Merah. Empat dari tujuh lampu minyak yang diletakkan di tanah telah padam, dan yang kelima tak luput dari serangannya juha.Sosok muncul dari halaman menara dari sisi yang berlawana
'Apakah ini akhir dari hidupku?' Tyr memejamkan matanya dan menarik napasnya dalam-dalam. Banyak orang dan gambar yang melintas di dalam benaknya. Ada banyak kerabat dan teman yang menunggunya untuk kembali ke rumah yang ada di wilayah seberang laut di timur.Apakah dia akan mati di tempat ini?Tyr menolak untuk menjadi seekor bebek yang hanya duduk menyambut kematiannya. Dia mencengkeram Pedang Surgawi miliknya dengan erat di tangannya. Bahkan jika dia harus mati hari ini, dia harus mati dengan gagah berani agar jiwanya bisa dengan bangga kembali ke tanah airnya dan bertemu dengan para kerabatnya."Tentara Penyapu!"Tyr mendorong semua energi vitalitasnya untuk keluar dari tubuhnya. Seluruh tubuhnya bermandikan simbol huruf berwarna keemasan dari The Song of The Empire. Saat tubuhnya dikelilingi oleh cahaya berwarna keemasan yang bersinar dengan terang di sekelilingnya, Tyr menebaskan ke atas langit.Empat Besar Shikigami dengan serempak mulai melancarkan serangan mereka pada saa
Imam Besar berhasil dilumpuhkan oleh satu kali serangan tebasan yang datang dari jarak puluhan ribu kilometer. Dia sangat merasa ketakutan sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Tyr yang pada akhirnya dia juga harus membiarkannya pergi.Reputasi yang dimiliki oleh Spartacus rupanya masih memiliki popularitas hingga enam puluh tahun kemudian. Tidak ada yang berani memprovokasi dirinya sama sekali.Persepsi Tyr tentang kemampuan Demigod juga meningkat pada saat yang sama. Serangan yang dilakukan oleh Spartacus dapat digambarkan sebagai sebuah langkah yang ditempuh dari jarak puluhan ribu kilometer. Namun, hal itu mampu menakuti sosok Demigod agar dia tunduk.Langkah yang diambil oleh Spartacus, menurut Tyr, adalah suatu tindakan yang hanya ada dalam sebuah cerita legenda. Sebaliknya, Tyr sangat menyadari bahwa Alam Demigod jauh lebih rumit daripada apa pun yang dia temui sejauh ini.Pria itu mengucapkan rasa terima kasihnya, “Terima kasih, Senior, karena telah menyelamatkan
"Oke.""Jangan buang waktumu lebih lama lagi!" Maxime menyimpulkan dengan lambaian tangannya. “Kau harus segera pergi ke Kota Herlas. Bawa Cicero bersamamu. Bagaimanapun juga, dia adalah keturunan dari Kaisar Martyn. Setelah kalian berdua memasuki makam kerajaan, maka dia akan dapat membantumu.”"Baik." Tyr mengangguk. "Di mana pria itu sekarang?"“Dia tinggal di rumah keluarga Regulus di Kota Imperial,” jawab Maxime. "Orang itu tidak bisa dipercaya, jadi kau harus segera pergi menemuinya." ucap Maxime sambil menguap saat dia mengatakan hal ini. Dia tampak lemah seolah-olah dia telah membutuhkan tidur yang nyenyak.“Pasukan Naga dan aku tidak bisa lagi mengintervensi misimu di makam kerajaan kali ini, jadi kau harus segera bertindak sesuai dengan keinginanmu. Kau harus berhati-hati. Karena ada legenda yang mengatakan mengenai ramuan kehidupan yang beredar di dalam makam kerajaan, sejumlah besar Demigod akan tertarik padanya, karena mereka semua akan mengejar ramuan itu. Selain itu,