Selama pertempuran berlangsung, Tyr telah mampu mengeluarkan beberapa gerakan Sembilan Langkah menuju Disorientasi sederhana. Gerakan yang sangat membingungkan dan tampak samar sangat berperan dalam meningkatkan gerakan Tyr dalam pertempuran ini, baik secara terbuka maupun tertutup. Terpenting lagi, dia hanya bisa mencapai dasar-dasar teknik ini. Jika dia melanjutkan pelatihannya dan menguasai tekniknya, maka dia akan dapat meningkatkan kekuatan bertarungnya. Berdiri di lapangan basket, Tyr memusatkan seluruh pikirannya untuk dapat melatih Sembilan Langkah menuju Disorientasi. Ketika dia mulai, dia tidak bisa menahan decak kagum pada kemampuan ibunya, Lydia Alroy, dalam mengembangkan gerakan yang begitu kuat. Memiliki bakat alami dan penggila seni bela diri, begitu Tyr bertekad untuk berlatih teknik tertentu, dia tidak akan berhenti berlatih sampai dia berhasil menguasainya. Inilah alasan mengapa dia menyebut dirinya adalah seorang pria Renaisace. Hari-hari berikutnya melihat Tyr berk
"Memalukan!" Karl Handel tidak bisa menahan amarahnya dan membanting telapak tangannya ke atas meja, memecahkan kesunyian yang ada. "Tenang, adikku," Jurgen Handel dengan cepat mencoba untuk menenangkan sikap Karl yang tampak gelisah. Kemudian dia bertanya kepada Geoff Handel, "Apa keputusanmu, Kakak?" raut wajah Geoff terlihat sangat serius, karena ini merupakan masalah yang sangat penting bagi keluarga Handel. "Saat ini Tiga Keluarga dari Kerajaan Mulia tengah berduel dengan keluarga Cheever, dan karena itu kita harus segera mengambil sikap," ucap Geoff. “Nasib kita akan ditentukan oleh pilihan yang kita buat. Oleh karena itu, aku berharap semua orang yang ada di sini akan berpikir rasional dan membuat keputusan tanpa dipengaruhi oleh perasaan emosi sesaat.”Dengan wajahnya yang masih terlihat kesal, Karl berkata, “Tidak perlu bersikap seperti itu, Kakak. Selain keluarga kita, komunitas seni bela diri dari Imperial Capital City juga pernah mendapatkan tekanan dari Institut Red Moon
"Apa yang sedang terjadi?" Keributan yang terjadi di luar ruangan telah mengusik semua orang. Karl Handel segera berlari keluar dari ruang rapat, diikuti oleh yang lainnya. Tak lama, beberapa mayat tampak tergeletak menyapa mata mereka. Mereka adalah pasukan pengawal keluarga. Sekitar tujuh hingga delapan orang pria yang mengenakan jubah merah terlihat berjalan mondar-mandir ke dalam ruang pertemuan. "Ups, kebetulan sekali, semua orang ada di sini." Pemimpin kelompok itu adalah Herodes. Seorang pria berpakaian hitam, dengan membawa genderang kecil tergantung di pinggangnya, berjalan mengikuti tepat di belakangnya. Pria berbaju hitam itu bukan Wikkan, tetapi salah satu praktisi Kodoku yang dilatih olehnya. Setelah menyadari kekuatan sebenarnya dari objek uji coba, Andraste Cheever telah memerintahkan Profesor Yandar untuk memproduksi lebih banyak lagi. Dia ingin membangun pasukan dari objek uji coba yang tak terkalahkan untuk membantunya menguasai dunia ini. Saat jumlahnya semakin me
“Karl!” Geoff Handel dan yang lainnya benar-benar terguncang atas apa yang mereka lihat. Begitu juga dengan rekan-rekan mereka, Lendon Shard telah berubah menjadi seekor binatang buas yang tidak memiliki perasaan, dan baru saja membunuh adik laki-laki mereka tepat di hadapan mereka. Tidak hanya itu saja, pengawal keluarga Handel lainnya juga telah dibunuh oleh tentara kamikaze Red Moon. Itu adalah pemandangan yang sangat mengerikan untuk dapat disaksikan oleh siapapun. Geoff melihatnya sendiri dengan sorot matanya yang memerah saat dia mengepalkan tinjunya. "Kau akan mati!" Dia melambaikan tinjunya dan menyerang Herodes seperti layaknya orang gila. Pria berbaju hitam yang ada di sebelah Herodes mulai menabuh drum kecil yang tergantung di pinggangnya. Lendon, yang baru saja membunuh Karl Handel, menyerang Geoff dengan raungannya yang keras. Dia mengulurkan telapak tangannya dan menusuk dada Geoff dengan kukunya yang tajam—hingga berulang kali. Setiap pukulan yang di berikan telah mer
Melihat pihak lain mengejar mereka, Mc Hannigan dan Zaben dengan marah bertanya, "Apa yang kalian inginkan dari kami?" Kagura tampak melangkah maju dengan senyuman di wajahnya dan berkata, “Kau tidak perlu terlalu tegang. Keluarga Cheever perlu tumbuh dan berkembang. Jadi, aku datang ke sini atas permintaan Raja Caesar untuk mengajakmu memberikan kesetiaan kepada keluarga Cheever.” “Kau harus bertanya dengan cara yang sopan jika kau menginginkan kami untuk bergabung dengan keluarga Cheever. Kau datang semaumu dan ingin mengambil kebebasan kami secepat itu. Apa yang sedang kau coba lakukan?" Zaben menegurnya. “Hehehe,” Kagura tiba-tiba tertawa dengan suaranya yang aneh. "Menurutku tidak ada satu pun dari kalian yang mau bergabung dengan kami karena sikap kalian yang terlalu sopan itu." “Sialan, Andraste Cheever telah bekerja sama dengan Red Moon untuk memimpin orang-orang di komunitas seni bela diri agar masuk ke dalam jebakannya. Semua orang bisa saja mendapatkan hukuman. Bahkan jik
“Tiga keluarga kekaisaran itu telah memporak porandakan konstitusi keluarga kita kita. Jika kondisi kita pulih nanti, tentunya Andraste akan menghasilkan lebih banyak lagi objek uji coba yang ada. Kita tidak bisa berdiam diri seperti ini,” ucap Silas. “Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan dilema ini, Tuan Silas?” Tanya Lino. “Jika kita ingin menghancurkan Andraste Cheever, pertama-tama kita harus mulai menurunkan jumlah objek uji coba yang ada. Jika kita bisa melenyapkan mereka semua, maka Andraste akan menjadi macan yang kehilangan taringnya dan tidak akan bisa menjadi tandingan kita, tiga keluarga kerajaan,” jawab Silas. Semua yang hadir di sana memiliki perasaan takut yang sama ketika akan datang sekelompok orang yang akan dijadikan objek uji lagi. Kelompok orang aneh itu terlalu kuat dan sangat menakutkan. Mereka tidak memiliki perasaan manusiawi dan tidak mengenal perasaan takut. Keluarga kekaisaran membutuhkan kurang lebih tiga orang petarung ahli dengan tingk
Ketika cambuk itu dengan kejam mendarat diatas bahu Habel, pakaian yang digunakannya seketika robek. Kekuatan yang luar biasa itu telah menyebabkan dia mundur hingga beberapa langkah ke belakang. Abel menarik napas saat rasa sakit yang tajam menghantamnya. Beruntung dia juga seorang petarung tingkat Transenden dengan atribut fisik yang cukup tinggi. Setiap petarung biasa yang menerima cambukan itu biasanya akan lumpuh. Namun, Habel telah berpartisipasi dalam pertempuran sewaktu mereka berada di Tebing Moher dan menderita luka yang cukup parah. Luka-lukanya baru saja pulih, namun, Ynes telah menyerangnya kembali. Wajar jika Abel tidak bisa menerimanya. “Apa yang kau lakukan, Kakak Ynes?” "Lawan aku, Habel." Ynes tidak banyak bicara lagi. Pada saat itu, cambukan yang lainnya telah dilontarkan kepada Habel. Kali ini dia telah siap secara mental dan berhasil menghindari cambuknya dengan kecepatan tinggi. Retakan yang menusuk telinga langsung terdengar di udara membuat kulit kepala Abel
Melihat tatapan misterius dari Ynes, firasat yang mengerikan tiba-tiba muncul di dalam benak Habel. Gadis ini pasti memiliki niat buruk. "Apa sebenarnya yang ingin kau coba lakukan?" tanya Habel, sambil menatap Ynes dengan sorot matanya yang bingung. “Aku ingin membantu Kakek dan Ayah menyelesaikan masalah yang tengah mereka hadapi,” jawab Ynes. Kemudian dia meletakkan mulutnya di sebelah telinga Habel dan secara misterius dia membisikkan beberapa kata kepadanya. Setelah itu, dia menatapnya dengan senyum di wajahnya dan bertanya, "Bagaimana menurutmu tentang rencanaku ini?""Apa kau sudah gila?" Ekspresi Habel tampak berubah drastis, dan dia menatap Ynes dengan tatapannya yang heran. “Kau ingin membunuh Wikkan? Apakah kau bercanda?" Melihat Habel tampak begitu marah padanya, Ynes segera menutup mulutnya dan memberikan peringatan keras, “Mengapa kau begitu keras kepala? Ini adalah rencana rahasiaku. Siapapun tidak boleh mendengarnya.” “Tidak, tidak mungkin!” Habel terus saja menggele