Di bawah kaki mereka terdapat pepohonan yang menjulang tinggi, Tyr mendarat di atas sebuah pohon yang besar. Pada saat yang sama, Elephas menabrak batang pohon setebal pergelangan tangan itu karena beban tubuhnya lebih berat. Pada akhirnya, dia terjatuh ke tanah. Boom!!! Seperti batu meteorit yang mendarat dengan keras di atas tanah, lubang yang dalam segera terbentuk di tempat Elephas mendarat. Keributan itu mengejutkan sejumlah besar burung yang berterbangan di dalam hutan. "Elephas Senior, apakah kau baik-baik saja?" Saat yang sama, tubuh Tyr nampak bergantungan di atas pohon tingginya kira-kira lebih dari sepuluh meter. Dia menggunakan Belati Ormr untuk memotong batang pohon dan tubuhnya segera meluncur ke tanah. Tyr juga meninggalkan jejak lubang yang dalam ketika tubuhnya mendarat dengan keras. "Aku baik-baik saja." Elephas memeriksa tubuhnya sendiri. Masih ada ketakutan yang tersisa di raut wajahnya. Dia berkata, “Aku benar-benar berpikir bahwa aku akan mati di sini sekara
"Jangan khawatir, Tyr, kita tidak akan membuat kacau keadaan." Masing-masing dari mereka mencoba untuk meyakinkan Tyr, yang juga percaya bahwa timnya akan bangkit untuk mencoba kesempatan itu. Mereka menemukan tempat persembunyian yang bagus di bawah tebing dan mulai menunggu waktu untuk mendakinya. Waktu berlalu, dan tak lama hari mulai beranjak pagi. Saat itu sudah masuk di bulan Oktober, namun cuacanya sangat tidak terduga. Pagi itu cuaca masih tampak sejuk dan cerah, tapi sekarang hujan gerimis mulai turun. "Hujan turun." Melihat hujan mulai turun, suasana hati Tyr memburuk. Hujan ini akan sangat memperumit upaya mereka untuk mendaki tebing yang curam dan meningkatkan risiko kecelakaan yang tinggi. Cuaca sampai dengan saat ini belum juga membaik tetapi justru malah makin memburuk, hujan turun semakin deras, memadamkan harapan di hati semua orang. "Kita tidak bisa memanjat tebing jika situasi ini masih terus berlanjut." Tyr menatap tebing dengan perasaan gelisah yang masih ada
Karena hanya ada satu jalan yang dapat dilalui untuk menuju Institut Red Moon, Dalton Alroy tidak membagi para pejuang menjadi beberapa kelompok. Sebaliknya, semua orang dibiarkan memasuki hutan dalam satu kelompok besar.Mungkin aura yang dipancarkan terlalu berlebihan, binatang buas yang berada didalam hutan tampak berlarian menghindari ratusan manusia ke mana pun arahnya. Awalnya, perjalanan mereka berjalan dengan mulus. Namun, setengah jam kemudian, kabut putih tiba-tiba muncul. Penglihatan mereka dengan cepat mulai berangsur-angsur hilang, sedemikian rupa sehingga mereka tidak bisa melihat jari-jari mereka di depan wajah mereka sendiri. Beberapa orang dari mereka mulai mengatupkan tangannya ke mulut, meratap kesakitan dan muntah-muntah. Beberapa diantaranya jatuh pingsan setelah mengalami serangan muntah yang hebat. Pada saat yang sama setelah kemunculan kabut putih, iringan kabut merah muda mulai melayang ke dalam penglihatan. "Oh tidak, ini serangan gas beracun!" Dalton d
"Ya." Tak lama setelah itu, mereka mulai mengenakan kacamata yang mirip dengan kacamata night vision dan menghilang ke dalam gelapnya kabut. Situasi serupa juga terjadi di sekitar Hutan Miasma. Suara pertempuran dan ratapan bisa terdengar di seluruh wilayah hutan. Prajurit kamikaze bergerak seperti roh yang kesetanan, mengalahkan musuh mereka tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Dalton mendengar pertempuran di sekitar mereka dan tahu situasi yang tengah mereka hadapi. Namun, dia tidak bisa berhenti karena dia tahu itu akan membawa dampak kerugian yang lebih besar bagi seluruh pasukannya. Seperti yang sudah diduga, mereka telah siap untuk melakukan hal ini. Siluet seorang pria melintas tepat di hadapan Dalton. Tampaknya beberapa prajurit kamikaze terlalu gila dengan darah sehingga mereka datang untuk memancing kemarahan Dalton. “Tunjukkan dirimu!” Dalton menjentikkan pedangnya, dan seketika ledakan energi melesat keluar, mengangkat tumpukan lumpur dari dalam tanah. Bam! Sebuah po
"Brengsek!" Dalton Alroy menjadi emosi ketika dia melihat anak buahnya mati secara massal terkena jebakan itu. Seperti binatang buas yang sedang kerasukan, dia tampak mengayunkan pedangnya, menangkis serangan yang datang sebanyak yang dia bisa. Kemudian dia berlari keluar dari Hutan Miasma secepat yang dia bisa dan segera melihat sekelompok besar prajurit kamikaze dari Institusi Red Moon. Prajurit ini saat ini sedang menembakkan busur dan senjata api mereka ke dalam hutan. “Memperlakukan kami sebagai target kalian? "Berani sekali kau!" dengan murka, Dalton melambaikan tangannya, dan dalam sekejap semburan energi melesat keluar, memotong tubuh deretan para prajurit. Selain Dalton, Andraste Cheever sendiri juga adalah sosok yang pemarah. Perangkap itu telah mengambil setidaknya selusin dari para petarung terbaiknya. Dia melambaikan tangannya, dan kemudian tombak baja itu terjatuh ke tanah lalu terbang ke dalam genggamannya. Kemudian dia menjentikkan tangannya, dan setengah lusin dar
Suara teredam meledak di atas udara, bunyinya terdengar seperti guntur dari kejauhan. Bahkan jika pukulan Tyr tidak memiliki energi yang kuat sedikit pun, kekuatan yang terkandung dalam tinjunya berada pada level tertinggi. Setelah melakukan beberapa kali pukulan, Tyr tetap terdiam, namun tubuh Rhaegal berhasil didorong mundur. Sebelum dia bisa menenangkan diri, Tyr muncul tepat di hadapannya dalam satu gerakan cepat. Saat dia bergerak menuju kearah Rhaegal, Tyr sekali lagi melemparkan pukulan. Gerakannya terlalu cepat, sedemikian rupa sehingga Rhaegal, petarung yang kuat, tidak bisa mengantisipasi serangan dari Tyr. Dia mencoba menghindar tetapi tetap saja pukulan itu mendarat di atas dadanya. Detik berikutnya, Tyr melontarkan kakinya dan membuat Rhaegal terjatuh di atas sebuah batu. Kemudian pria itu menjepit sikunya hingga ke leher Rhaegal. Tyr berusaha untuk tetap gigih walau akhirnya dia tidak bisa menahan emosinya lebih lama lagi. Sikapnya sangat mirip dengan Raja Gila.
"Ya Tuan." Tak seorang pun dari kelompok itu yang berani menentang Tyr Summers lagi. Mereka mengikuti langkahnya di belakang dan satu persatu mulai memanjat tebing. Saat mereka mengenakan pakaian yang telah disamarkan dengan ranting dan tumbuh-tumbuhan, mereka juga membawa berbagai macam peralatan dengan beban berat hingga beberapa lusin pon, jelas mereka tampak mengalami kesulitan untuk mendaki gunung dengan membawa beban yang begitu berat. Tebing itu juga tampak jauh lebih curam dibandingkan dengan sisi lainnya. Jadi jelas bukan tugas yang mudah untuk melakukan pendakian dengan mulus. Tyr berada di garis depan dan, dengan gayanya yang lincah, membuka jalan bagi mereka yang berada di belakangnya. Sepanjang jalan sikapnya tegang karena dia takut jika dia akan membuat kesalahan sekecil apa pun. Waktu sangat cepat berlalu. Tidak butuh waktu lama bagi matahari, yang telah mencoba mengintip melalui awan gelap, kembali menyusut. Akhirnya, senja telah tiba, dan matahari akan terbenam lag
“Ayo, kita main kartu saja. Pekerjaan ini sangat melelahkan.” Kemudian, Wolf Tail melambaikan tangannya dan mengeluarkan setumpuk kartu dari dalam sakunya. "Oke." Jawab para prajurit kamikaze dari Institusi Red Moon. Namun, pria itu masih tetap enggan, dan mencoba memastikan kembali penglihatannya melalui teropong pengintai. Setelah memastikan bahwa tidak ada yang salah dengan keadaan, akhirnya dia menyerah, pria itu mulai bangkit dan bergabung dengan teman-temannya yang lain untuk bermain kartu. Sementara itu, Tyr Summers beserta rombongannya tampak menempel tak bergerak di pinggiran tebing. Penyamaran yang telah mereka lakukan telah berhasil membuat mereka tampak meneyrupai dengan lingkungan di sekeliling mereka. Jika seseorang tidak melihat keberadaan mereka lebih dekat, maka sudah dipastikan bahwa kehadiran mereka memang tidak. Dan itulah mengapa Tyr meminta Shaun Yarn dan juga yang lainnya untuk tetap diam dan bergerak sesuai dengan instruksinya. Hanya melalui metode ini mere