Share

Tentang Wasiat

Author: Rain.Raini
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

#Tujuh#

Reyka memeriksa buku catatan yang selalu dibawanya ke mana-mana. Buku catatan itu berisi targetan yang harus dikerjakan setelah disusun berdasaran minggu, bulan, tri wulan hingga satu semester ke depan. Reyka merasa harus mulai melakukannya. Karena dengan memetakan target, tujuan hidupnya akan lebih terarah.

Reyka membolak balik kalender duduk di meja belajarnya. Ujian semester akan diadakan pekan depan sedangkan ujian nasional akan dilaksanakan bulan April, yang berarti akan dilaksanakan empat bulan lagi.

“Lumayan nih, libur sekolah dua minggu,” gumam Reyka.

Pikirannya kembali menyusun rencana untuk mengisi waktu liburan. Seminggu akan dia jadwalkan untuk mengunjungi ibunya. Dan seminggu lainnya, akan dia manfaatkan untuk belajar bisnis. Mungkin ini saatnya untuk mulai peduli terhadap urusan bisnis.

“Non,” panggil Bi Siti sambil mengetuk pelan pintu kamar Reyka.

“Ya, Bi?” Reyka menyimpan buku catatannya dan membuka pintu. “Ada apa, Bi?” tanya Reyka.

“Non diminta makan malam dengan Tuan sekarang. Tuan sudah ada di meja makan,” terang Bi Siti.

“Tumben! Gak akan hujan angin, Bi?” celetuk Reyka yang kemudian menutup pintu kamar dan berjalan menuruni anak tangga.

Dalam hati Reyka menebak, pasti ada hal penting yang akan disampaikan oleh ayahnya. Dan Reyka mengira ini ada hubungannya dengan Tante Dinda.

“Ada apa, Yah?” tanya Reyka dengan nada malas tanpa berbasa-basi. Tangannya menarik salah satu kursi meja makan.

“Apa begini caramu berlaku kepada orang tua?” tanya Irawan.

"Ya, tergantung orangnya dulu. Rey setuju dengan kata-kata yang ada dalam sebuah stiker, anda sopan, saya segan. Ya, begitulah kurang lebih,” Reyka berargumen.

 Irawan tak ambil pusing dengan sikap Reyka. Yang penting sekarang dia akan menyampaikan hal yang selama ini ditunggu-tunggunya.

“Dua minggu lagi Ayah akan menikah dengan Tante Dinda. Ayah harap kamu bisa menerimanya sebagai Ibu sambungmu.”

"Harusnya, Ayah yang bertanya padanya, maukah Tante Dinda menjadi Ibu sambung bagi Reyka?”

“Jangan memutar-mutar, Rey!” tegur Ayah Reyka.

“Loh, bukankah Ayah selalu bersikap jika Rey bukan anak Ayah? Lalu mengapa saat Ayah akan menikah dengan Tante Dinda meminta persetujuan Rey?”

“Jika bukan karena surat wasiat itu, Ayah juga malas melakukannya!”

Reyka menajamkan insting. Tampaknya ada yang harus dia selidiki terkait apa yang baru saja terucap dari lisan ayahnya. Tentang surat wasiat, sudah pasti hal ini berkaitan dengan pengacara kakeknya. Reyka bertekad untuk mengetahui apa isi wasiat kakeknya itu.

“Rey bisa berbuat apa lagi jika Ayah memang mau menikahi Tante Dinda. Silakan, Ayah bisa melakukannya.”

“Oke, Ayah anggap kamu setuju.”

“Dengan syarat!”

Irawan menatap tajam Reyka. Menunggu apa yang akan Reyka minta.

“Apa?”

“Setelah ujian semester nanti, selama seminggu Rey ingin berkunjung ke kantor dan Rey ingin Ayah yang mengajari Rey bisnis!”

“Apa maumu, Rey?” tanya Irawan tak mengerti.

Sebetulnya syarat yang diajukan Reyka muncul begitu saja. Awalnya, Reyka akan meminta Om Rudi untuk mengajari tetapi takdir seolah memberikan kesempatan padanya untuk belajar di kantor Irawan.

“Hanya ingin belajar memahami bisnis. Bukankah Kakek dan Ayah Rey seorang pebisnis yang sukses? Apa Ayah tak ingin memiliki penerus untuk bisnis Ayah nanti?” tanya Rey.

“Oh, tidak, mungkin anak Ayah dari rahim Tante Dinda yang akan meneruskannya. Rey hanya minta diajarkan, tak lebih” lanjut Reyka.

“Apa kamu akan mengusik posisi Ayah dengan datang ke kantor?” selidik Irawan.

“Ya ampun, Ayah! Dengan anak sendiri, kok, curiga begitu?” singgung Reyka yang semakin yakin ada rahasia yang disembunyikan Ayahnya.

“Ingat, hanya belajar!” Irawan menegaskan. Reyka menanggukan kepala.

Reyka merasa perlu mempelajari bisnis. Dia belum bisa membayangkan bagaimana kehidupannya nanti di Korea. Dengan banyak kemampuan yang dia miliki, dia berharap bisa bertahan di Korea nanti walau di hadapkan dengan kemungkinan terburuk seperti Irawan tak lagi mengiriminya uang.

Irawan beranjak dari meja makan tanpa menyentuh makan malamnya sama sekali. Dia merasa telah bersepakat dengan Reyka, yang tanpa dia duga Reyka malah memberikan syarat aneh dan cukup membuatnya khawatir.

Reyka makan malam dengan tenang seorang diri seperti biasa. Mulutnya yang mencerna makanan tak membuat otaknya berhenti bekerja. Diraihnya ponsel yang tergeletak di atas meja makan dan menghubungi Om Rudi.

“Waalaikum salam. Om, maaf mengganggu. Rey mau tanya, Om kenal dengan pengacara Kakek?” tanya Reyka. Reyka mendengarkan dengan saksama apa yang dikatakan Omnya.

“Oh, tak ada apa-apa, Om. Cuma mau silaturahim. Rey mau tanya-tanya tentang hukum. Barangkali Rey minat masuk fakultas hukum,” jawab Rey asal yang tidak begitu saja dipercaya oleh Omnya.

“Siap, terima kasih, Om. Rey tunggu, ya. Assalamu alaikum.”

Rey kembali melahap makanannya saat Om Rudi mengirimkan nomer kontak Pak Faisal. Pengacara kakeknya, Triyoto Sasmita.

=== 

“Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?” tanya lelaki paruh baya yang duduk dihadapan Reyka.

“Selamat siang, Pak. Kenalkan saya Reyka. Reyka Sara Sasmita. Yang tadi pagi menghubungi,” Reyka memperkenalkan diri dengan sopan.

“Reyka? Cucu almarhum Pak Triyoto?” tanya Pak Faisal tak percaya. “Kamu sudah sebesar ini rupanya, aku sampai tak mengenalimu, Nak,” Pak Faisal berdiri dan menyambut Reyka.

Pak Faisal kemudian mempersilakan Reyka duduk di sofa di tengah ruangan.

“Ada apa sampai repot berkunjung, ada yang bisa kubantu?” tanya Pak Faisal.

Setelah sedikit berbasa-basi, Reyka pun akhirnya mengutarakan maksud kedatangannya menemui Pak Faisal. Reyka dengan polosnya mengatakan ingin mengetahui isi surat wasiat yang diberikan kakeknya.

“Surat wasiat itu hanya boleh kamu ketahui saat kamu sudah dewasa, Rey. Kakekmu khawatir, itu akan membebanimu jika kamu mengetahuinya lebih awal.”

“Tapi usiaku sudah tujuh belas tahun, Pak. Tak bisakah dimasukkan dalam golongan dewasa?” tanya Reyka.

“Belum, Sayang. Paling tidak sampai usiamu dua puluh tahun.”

“Tapi itu masih tiga tahun lagi dari sekarang,” Reyka merajuk. “Pertengahan tahun depan Rey akan kuliah di luar negeri. Rey hanya ingin tahu adakah wasiat untuk Rey dari Kakek sebelum Rey berangkat?”

“Hubungi aku saat usiamu dua puluh tahun. Aku akan memberitahukannya nanti.”

“Pak, tidak bisakah memberikan sedikit saja bocoran tentang itu?” Reyka masih berusaha membuat Pak Faisal luluh.

Namun Pak Faisal malah tertawa dengan santainya, “Sifatmu ini persis sekali dengan Pak Triyoto. Pantang menyerah! Surat wasiat itu ada kaitannya dengan perusahaan. Belajarlah dengan giat, jika kamu lulus kuliah, kamu bisa menerimanya.”

Reyka menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Ternyata mengorek informasi ini sulit, tak seperti dalam bayangannya. Dia akan pulang dengan tangan kosong. Harus lebih bersabar menunggu waktu tiga tahun lagi untuk mengetahui perihal surat wasiat yang sejak semalam membuatnya penasaran.

Setelah sedikit berbincang tentang hal lain, Reyka akhirnya pamit undur diri. Dalam perjalanan pulang, dirinya kembali mengendarai mobil dengan pengawasan Pak Rahmat yang berada di samping kirinya. Reyka sudah semakin lancar mengendarai mobil. SIM A telah dimilikinya sejak seminggu yang lalu.

Rencananya, tiga bulan ke depan dia akan mengajukan pembuatan SIM internasional dan paspor. Setelah ujian nasional selesai, dia pun harus membuat visa sebagai salah satu syarat untuk tinggal di Korea.

Related chapters

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Kantor

    #Delapan# Pagi hari, Reyka sudah berpakaian rapi. Dia mengenakan setelan blazer berwarna pastel serta kerudung pashmina warna senada. Sepatu tanpa hak turut melengkapi penampilannya. Orang asing akan mengira jika Reyka adalah seorang sosialita walau wajahnya hanya ditaburi bedak tipis serta sentuhan lip balm agar bibirnya tak kering. “Wah, Non, cantik,” puji Bi Siti saat melihat Reyka menghampiri meja makan untuk sarapan. “Emh, jadi hari-hari sebelumnya Rey gak cantik nih, Bi?” tanya Reyka. “Eh, Bi Siti salah ngomong, ya?! Maksud Bibi, Non selalu cantik. Tapi hari ini, bikin Bi Siti pangling.” “Mau ke kantor harus pakaian formal kan, Bi?” “Non, mau ke kantor Tuan Irawan?” tanya Bi Siti memastikan. Reyka mengangguk sambil mengunyah nasi goreng yang sudah disiapkan di atas meja. “Rey mau belajar bisnis, Bi. Mumpung lagi liburan sekolah. Dari pada liburan ga jelas, menghambur-hamburkan uang. Lebih

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Aset Tak Terduga

    #Sembilan# Chika, salah satu pegawai yang bekerja di bagian keuangan dengan hati gelisah dan takut kini berjalan menuju ruangan atasannya. Sangat jarang Pak Irawan memanggilnya, kecuali jika ada kesalahan. Biasanya Bayu, rekan satu profesinya yang merupakan manajer keuangan yang akan berhadapan dengan bosnya jika ada yang harus dibicarakan. Chika mengetuk pintu. Pintu yang terbuka dari dalam membuat Chika kaget, karena mendapati seorang gadis cantik berkerudung berada dibalik pintu. “Bu Chika, ya?” tanya Reyka dengan senyum ramah membuat Chika terpesona dengan kecantikannya. “Mari, masuk!” Reyka mempersilakan. Chika melangkahkan kaki dengan ragu. Reyka kembali menutup pintu dan meminta Chika untuk duduk di sofa yang terletak di tengah ruang kerja ayahnya. Chika mengamati sekitar mencari keberadaan Irawan. “Bu Chika bingung, ya, bisa dipanggil ke sini?” tanya Reyka saat mendapati sikap canggung Chika. “Sejujurnya, iya. Sa

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Hormati Ayah

    #Sepuluh#Reyka sedang bermalas-malasan di atas kasur sambil mendengarkan musik menggunakan earphone yang tersambung pada ponsel. Matanya dipejamkan demi menikmati musik dan menghayati lirik yang mengalun.Semalam, Reyka mendapat pesan dari Tante Dinda untuk datang ke sebuah butik untuk mencoba baju yang akan digunakan saat resepsi pernikahan ayahnya dan Tante Dinda. Entah tulus atau tidak ajakan tante Dinda tersebut, tetapi hal itu tak ditanggapi dengan serius oleh Reyka.Sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya. Reyka membuka mata dengan malas karena mengira panggilan yang masuk berasal dari Tante Dinda atau ayahnya, mengingat waktu untuk fitting telah tiba. Tetapi, saat Reyka melihat nama ibunya tertera pada layar, Reyka langsung mengangkat panggilan.“Assalamu alaikum, Bu,” sapa Reyka membuka percakapan yang langsung dibalas oleh ibunya.“Wa alaikum salam. Anak Ibu sedang sibuk?”&

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Menjumpai Ibu

    #Sebelas#Reyka memfokuskan pandangan pada jalanan yang dilalui. Ingin sekali menikmati pemandangan, tetapi ini adalah salah satu kesempatan baginya untuk menyetir mobil ke luar kota. Pak Rahmat masih setia mengawasi dan memberikan arahan jika diperlukan.“Kalau capek, biar Bapak yang gantikan,” ujar Pak Rahmat menawarkan diri.“Ga usah, Pak. Sebentar lagi juga sampai,” jawab Reyka sambil melirik sebentar jalur peta yang terpampang pada layar ponsel.“Non, berapa lama nanti di sana?” tanya Pak Rahmat.“Mungkin tiga hari, Pak. Nanti Rey kabari kalau minta dijemput,” jawab Reyka.Mobil mulai memasuki jalanan kecil yang di sisi kanan kirinya berderet rumah penduduk. Dari petunjuk yang ada di layar ponsel, jarak rumah Tiara hanya berkisar 500 meter. Reyka benar-benar tak sabar untuk segera bertemu dengan ibunya.Reyka menghentikan kendaraan di depan rumah bercat hijau dan berpagar rendah, seperti ciri-ciri yang disebutkan Tiara. Rumah itu seperti kedatangan banyak tamu, terlihat dari bany

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Kelulusan

    #Dua Belas#Kening Reyka berkerut melihat angka-angka yang dia tulis. Mengamati kembali kertas soal dan menemukan letak kesalahan pada catatannya. Reyka melanjutkan menghitung soal ujian matematika yang berisi 40 soal pilihan ganda.Hari ini merupakan hari terakhir ujian nasional setelah serangkaian ujian sekolah dengan berbagai mata pelajaran dilalui. Tinggal dua langkah menuju Korea yakni menunggu hasil ujian dan mendaftar di kampus yang sudah dipilihnya.Wajah Bianca dan teman-teman yang lain tak kalah kusut. Materi integral yang belum terlalu dipahami, keluar pada ujian kali ini.‘Kalau mentok, paling asal-asalan buletin huruf biar pola di kertas jawabannya bagus’ batin Reyka. Karena dalam kondisi seperti ini, sikap setia kawan tidak berlaku.Dua bulan sejak ujian nasional berakhir, teman-teman Reyka bergembira karena pengumuman masuk ke perguruan tinggi negeri sudah diumumkan. Keempat teman Reyka diterima di kampus yang menjadi dambaan mereka. Sedangkan Silmi, dia tidak lolos di

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Lolos Seleksi

    #Tiga Belas#Pandangan Reyka terfokus pada laptop di hadapannya. Jantungnya berdebar menanti pengumuman diterima atau tidaknya dia di universitas. Berbagai persyaratan seperti mengisi formulir, membayar biaya pendaftaran, melengkapi berbagai dokumen yang diperlukan dan wawancara secara online telah Reyka lakukan.Dalam hati, Reyka meyakini jika dia bisa lolos. Namun, kekhawatiran akan kegagalan masih membayanginya. Reyka berharap, apa yang diperjuangkannya membuahkan hasil yang manis.Jemari Reyka dengan lincah bergerak di atas papan tombol laptop, memasukkan nama dan sandi pada kolom yang terlihat di layar. Pengumuman itu akan dikirimkan melalui surat elektronik hari ini. Tidak ada pemberitahuan pukul berapa hasilnya keluar, tetapi Reyka yang penasaran mencoba mengeceknya terlebih dulu.Di antara beberapa pesan yang masuk, Reyka menelitinya satu per satu. Satu nama yang dia tunggu, terpampang di layar. Reyka tanpa ragu mengeklik pesan terse

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Gerbang Mimpi

    #Empat Belas#Tiara menggenggam erat jemari Reyka yang duduk di sampingnya. Berbagai rasa berkecamuk dalam batin Tiara. Bahagia, sedih juga rasa takut kehilangan yang mendalam. Bahagia karena Tiara turut mengantar Reyka untuk meraih cita-cita, sedih karena jarak di antara mereka semakin jauh terbentang dan takut karena dalam waktu yang cukup lama tak bisa bertemu dengan Reyka secara langsung.Mobil yang dikendarai Pak Rahmat melaju dengan lancar karena jam padat kendaraan sudah berakhir. Om Rudi duduk di depan, di samping kemudi. Diana dan Tante Belinda turut mengantar hingga bandara, mereka duduk di bangku belakang.“Di Korea nanti, ingat untuk selalu mengabari Ibu, ya, Nak,” pinta Tiara. Reyka mengangguk.Reyka mengira kepergiannya hanya akan diiringi tawa dan rasa bahagia. Tetapi pada kenyataannya, rasa haru lebih mendominasi. Siang tadi, Reyka pun sudah bertemu dengan kelima teman-teman yang selalu menemani saat masih sekolah

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Seoul

    #Lima Belas#Pesawat baru saja mendarat dengan selamat di bandara Incheon. Reyka terpukau dengan kemegahannya. Dari sekian banyak tayangan yang Reyka lihat, bandara Incheon ini merupakan salah satu tempat yang sering didatangi para pencari berita saat para artis negeri ginseng tersebut melakukan perjalanan ke luar negeri.Reyka membuntuti Om Rudi sambil sesekali mengabadikan beberapa momen menggunakan kamera ponsel. Reyka memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin karena keinginan Reyka untuk membuat konten akan dia mulai dari bandara ini.Reyka mengejar langkah kaki pamannya karena tertinggal beberapa meter. Beberapa kali Om Rudi melihat layar ponsel lalu memasukkannya kembali dalam saku jas. Rupanya dia mengecek nama hotel yang akan digunakan sebagai tempat menginap selama dua hari ke depan.Om Rudi memesan taksi dan meminta supir mengantarkan ke hotel. Reyka tanpa banyak bertanya mengikuti apa yang pamannya perintahkan.Reyka

Latest chapter

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Impian Dan Cinta Di Korea

    #Seratus Tujuh# Tepuk tangan meriah memenuhi aula. Kanglim baru saja menggunting pita sebagai simbol peresmian gedung baru yang akan digunakan oleh agensi SK Entertainment. Seluruh staf dan artis berbaur menjadi satu dalam pesta yang diselenggarakan. “Hyung, bisakah kau melepaskan tanganmu dari Nunim. Aku sungguh iri melihatnya!” protes Yongjin. Chinhwa dan Jiyoon terbahak mendengar komplain yang diajukan Yongjin. Mereka membentuk lingkaran kecil dalam pesta setelah sekian lama tidak berkumpul bersama. “Aku sengaja melakukannya. Agar semua orang tahu jika Reyka adalah milikku dan aku adalah miliknya,” sahut Seokyung asal. Reyka memukul pelan bahu Seokyung, merasa alasannya terlalu berlebihan. “Apa kau takut Joon Hyung meliriknya?” ceplos Yongjin yang masih belum berubah. Chinhwa seketika menutup mulut Yongjin, khawatir ucapannya menimbulkan prahara. Benar saja, Min Joon menoleh. Yongjin menyeringai melihat tatapan Min Joon yang lebih menakutkan setelah menjalani wajib militer. “

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Melerai Rindu

    #Seratus Enam# Reyka mengangguk sambil tersenyum ramah membalas staf agensi yang membungkuk memberikan hormat ketika berpapasan dengannya. Setelah si kembar berusia satu tahun, Reyka aktif kembali bekerja di agensi. Kanglim memberikan Reyka kedudukan sebagai wakil ketua departemen yang membawahi artis dan manajer agensi SK Entertainment. Kemarin, Kanglim mengajak Reyka dan beberapa staf untuk mengunjungi gedung yang akan ditempati sebagai gedung baru agensi. Bergabungnya Angela, eksistensi Sirius yang mulai menapaki kesuksesan serta pengembangan bakat yang dilakukan oleh setiap anggota Tone membuat pendapatan yang diperoleh agensi berlipat-lipat. Gedung baru diperkirakan akan siap dua bulan mendatang karena masih dalam proses penyelesaian pembangunan. Kanglim berencana akan mengadakan pesta kecil bagi seluruh staf manajemen dan artis saat peresmian penempatan gedung baru. Kanglim telah menentukan tanggal peresmian. Dia ingin Min Joon dan Seokyung turut menghadiri peresmian tersebut

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Berpisah Sementara

    #Seratus Lima# Kehebohan mewarnai rumah baru Seokyung dan Reyka. Para kakek dan nenek begitu antusias mengasuh cucu-cucunya yang belum genap berusia satu bulan. Orang tua, keluarga paman dan mertua Reyka baru bisa berkumpul dua hari lalu pasca Reyka melahirkan. Kedatangan Irawan dan keluarga ke Korea tertunda karena Irawan membawa serta Bi Siti dan keponakannya. Beberapa dokumen harus diselesaikan agar keduanya legal masuk ke Korea. Mereka diminta Irawan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan membantu Reyka dalam mengasuh si kembar. “Ayo, Mas, coba gendong cucunya. Masa, udah dua hari di sini tapi belum gendong cucu,” ledek Rudi pada Irawan. Irawan menyeringai. Bukan tak mau, Irawan sangat ingin melakukannya tetapi dia takut salah dalam menggendong sebab tak pernah memegang bayi sebelumnya. Dinda pun merasakan hal yang sama. Keinginan kalah oleh kekhawatiran akan terjadi sesuatu jika salah memposisikan bayi. “Ayah duduk sini!” Reyka menarik Irawan untuk duduk di sofa lalu memb

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Keluarga Bahagia

    #Seratus Empat#Dokter memperbolehkan Reyka untuk pulang karena kondisinya sudah stabil. Namun, tidak dengan kedua anaknya. Si kembar masih perlu menjalani masa perawatan antara satu atau dua minggu lagi agar organ tubuhnya benar-benar siap untuk menghirup udara bebas.Reyka masuk ke ruang bayi untuk menjenguk kedua buah hatinya. Mereka tidur dengan nyaman. Ketenangan dan kebahagiaan mengaliri relung jiwa saat menatapnya. Seokyung mengusap pelan punggung Reyka saat melihat netra istrinya berkaca-kaca.“Kita doakan agar mereka bisa segera berkumpul dengan kita. Aku yakin, mereka anak yang kuat seperti Mama-nya,” ucap Seokyung.Seokyung dan Reyka telah sepakat agar kedua anak mereka memanggilnya dengan Mama dan Papa. Panggilan itu biasa didengar di Indonesia dan pengucapannya hampir sama dengan panggilan kepada kedua orang tua dalam bahasa Korea.“Ayo, kita pulang!” ajak Seokyung setelah hampir lima belas menit mereka menjenguk si kembar. Seokyung tak ingin Reyka terlarut dalam perasaan

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Wajib Militer

    #Seratus Tiga#Dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Seokyung pergi ke kantor agensi untuk menyelesaikan urusan yang dia pantik semalam. Reyka sempat siuman tetapi merasa bingung kemudian kembali tertidur. Efek obat bius belum sepenuhnya hilang dari tubuhnya.Da Yool dan beberapa orang pengawal menjemput dan mendampingi hingga Seokyung masuk ke dalam gedung. Seokyung melihat, banyak orang yang berdiri di depan gedung agensi. Kilat kamera silih berganti mengambil potret dirinya. Teriakan yang memanggil namanya disertai kalimat yang tak terdengar jelas karena terlalu banyak suara bersahutan.Kanglim dan para petinggi agensi sudah berkumpul. Seokyung masuk ke dalam ruang direksi untuk memberikan penjelasan terhadap perbuatan yang telah dilakukannya. Senyum manis Reyka dan tangis kedua bayi yang terekam dalam ingatan Seokyung menjadi energi bagi jiwanya untuk tetap tenang melalui semua.Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan oleh Kang

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Publikasi

    #Seratus Dua# Seokyung berada dalam ruang operasi dengan perasaan tegang. Bunyi peralatan medis yang berada di belakangnya terasa begitu nyaring. Seokyung menggenggam erat jemari Reyka yang tak sadarkan diri karena bius total yang diberikan oleh dokter. Tim medis sedang menjalankan tugas. Seokyung merapalkan doa dalam hati agar istri dan anak-anaknya diberi keselamatan. Dia tak menyangka, seberat ini perjuangan seorang perempuan dalam melahirkan. Rasa cinta pada ibu dan istrinya pun semakin bertambah-tambah. Tangis lantang bayi memecah kesunyian ruang operasi. “Selamat, Seokyung-ssi, bayi anda telah lahir,” ujar salah seorang dokter. Seorang perawat membawa bayi tersebut untuk diperiksa. Berselang lima menit, tangis bayi kedua tak kalah lantang dari bayi pertama. “Seokyung-ssi, kurasa mereka akan menjadi penyanyi seperti Appa nya setelah dewasa,” canda dokter kandungan Reyka agar Seokyung tak terlalu tegang.Seokyung tersenyum sambil menghapus

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Operasi

    #Seratus Satu# “Anae, bangun! Matahari sebentar lagi terbit, kau belum salat,” ujar Seokyung lembut membangunkan Reyka. Dengan berat, Reyka membuka mata. Dia baru tidur beberapa jam. Usia kandungan yang telah memasuki trimester ketiga membuatnya tak nyaman. Akhir-akhir ini Reyka sering kegerahan walau AC sudah dinyalakan. Reyka bahkan sempat berpikir untuk memotong pendek rambutnya tetapi Seokyung melarangnya. Belum lagi aktivitas dua janin yang begitu aktif dalam perut. Gerakan mereka membuat Reyka terjaga sepanjang malam sehingga tidur malamnya berkurang. “Mari, kubantu bangun.” Seokyung sudah berdiri di samping ranjang sambil memegangi kedua tangan Reyka. Terkadang Seokyung gemas tetapi tak jarang merasa kasihan dengan kondisi fisik Reyka. Seokyung membayangkan bagaimana sulitnya membawa kedua bayi yang terus tumbuh dalam perut. Selain bertambah berat dari waktu ke waktu, ukuran mereka juga terus membesar. Kini Reyka kesulitan untuk duduk tegak

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Konser Perayaan

    #Seratus# Kehidupan rumah tangga Reyka dan Seokyung berjalan dengan harmonis selayaknya suami istri ketika berada di apartemen. Namun mereka bersikap seperti teman ketika bertemu di luar. Sangat aneh tetapi ini adalah konsekuensi yang harus diterima keduanya berdasarkan kesepakatan mereka dengan agensi. Reyka menarik kepala yang berada di atas lengan Seokyung. Ini adalah kali kesekian Reyka mendapati bangun tidur dalam posisi seperti itu. Diliriknya jam dinding, masih ada waktu setengah jam untuk menunaikan salat subuh sebelum matahari terbit. Reyka menatap Seokyung yang masih terpejam dengan posisi miring menghadapnya. Reyka memperhatikan dengan saksama laki-laki tampan di depannya. Tampak tenang dan damai. Wajahnya bersih dengan alis tebal yang hampir bertaut. Juga hidung mancung dan bibir tipis yang akhir-akhir ini sering membuatnya terbuai. Sebulan belakangan, Reyka mencoba jujur dengan dirinya sendiri. Di antara semua anggota Tone, Reyka memang menaruh

  • Impian Dan Cinta Di Korea   Layaknya Suami Istri

    #Sembilan Puluh Sembilan# Sesampainya di apartemen, Seokyung langsung menuju dapur untuk minum. Berharap air bisa meredakan panas dalam kepala dan dadanya. “Seokyung-ah, aku minta waktu padamu. Setidaknya biarkan sampai anak ini lahir jika kita akan bercerai,” ujar Reyka ketika Seokyung masih meneguk air dalam gelas. Seokyung dengan kasar meletakkan gelas di atas meja hingga pecah. Pecahan kaca menggores telapak tangan. Darah merembes di permukaan kulitnya. Reyka yang tersentak sedikit panik melihat Seokyung terluka. “Ternyata perkataan yang pernah kau ucapkan di depan Umar-Nim bukan candaan. Kau memang berniat untuk bercerai dariku setelah melahirkan. Apa kau ingin kembali pada Min Joon? Oya, aku lupa, kisah kalian masih belum selesai. Apa kalian akan melanjutkannya?” selidik Seokyung dengan nada mengejek.“Seokyung!” bentak Reyka. “Apa rasa cinta yang kutunjukkan padamu belum cukup dibandingkan dengan cintanya?!” tanya Seokyung kesal.“Aku dan Min Joo

DMCA.com Protection Status