#Lima Puluh Satu#
Pagi hari bel apartemen Reyka sudah berbunyi. Reyka tersenyum, siapa lagi yang akan berkunjung sepagi ini jika bukan anggota Tone. Reyka mendekati pintu sambil menerka dalam hati, siapa di antara tujuh orang yang datang.
Senyum Reyka memudar melihat siapa yang datang. Bukan salah satu dari ketujuh anggota Tone, melainkan Adrian.
“Hai, Rey! Sudah bangun?” tanya Adrian.
“Tentu sudah. Lagi pula ini sudah jam 9,” jawab Reyka datar.
“Boleh aku masuk?” tanya Adrian.
“Oh, boleh,” jawab Reyka antara bingung dan ragu.
Adrian masuk dan mengamati apartemen yang dihuni oleh Reyka. Apartemen yang sederhana tetapi rapi, pikir Adrian. Orang lain tak akan mengira Reyka anak konglomerat jika melihat dari gaya hidupnya. Adrian makin terpesona dengan kepribadian Reyka.
“Mau kubuatkan sesuatu?” tanya Reyka.
Setidak suka apapun Reyka pada Adrian, Reyk
#Lima Puluh Dua#Satu jam menunggu, Jongsuk dan anggota Tone yang lain datang menyusul ke taman hiburan. Chinhwa dengan semangat menceritakan kejadian di apartemen sebelum akhirnya Min Joon datang menemui Reyka.Mereka sedang berkumpul untuk sarapan saat pesan dari Reyka datang. Hyunwoo meminta pendapat pada teman-temannya, bagaimana cara berkencan yang baik. Hyunwoo yang belum memiliki pengalaman, khawatir gagal dan mengacaukan semua.Tone pun memilih Min Joon untuk maju. Selain karena Min Joon sudah mengenal Reyka lebih lama dibanding anggota Tone yang lain, Min Joon memiliki wajah, otak dan penampilan yang mumpuni.“Ternyata itu strategi kalian. Untunglah, Tuan Muda ini bisa berakting dengan baik sehingga Adrian bisa pergi,” ujar Reyka.“Oh, laki-laki itu bernama Adrian? Aku kira dia memang pacarmu. Kalian terlihat serasi kemarin,” seloroh Chinhwa.“Kemarin?” tanya Reyka.“Iya
#Lima Puluh Tiga#Hari ini Reyka memulai kerja paruh waktunya. Kanglim memilih sabtu dan minggu sebagai hari kerja agar tidak mengganggu waktu kuliah. Kanglim juga sudah memberikan dokumen yang diperlukan pada pengacara agensi agar membantu Reyka untuk mengganti visa pelajarnya yang akan habis beberapa bulan ke depan menjadi visa pekerja. Reyka bersyukur, memiliki partner yang baik dan juga pengertian.Reyka beserta kelima anggota Tone sedang berada dalam mobil yang dikendarai Hyunwoo. Mereka berangkat menuju sekolah untuk menjemput Yongjin dan Jongsuk. Sore ini dilanjutkan besok, Tone akan melakukan sesi rekaman untuk single album mereka.Reyka mendapat tugas untuk merekam dan mengambil beberapa momen penting yang sekiranya bisa dijadikan bahan konten. Kanglim menyerahkan hal ini sepenuhnya pada Reyka karena menganggap Reyka lebih berpengalaman dan memiliki insting terhadap sudut yang menjual.Di studio rekaman, Kanglim, manajer Min Hyuk dan kru yang bertugas sudah lebih dulu datang.
#Lima Puluh Empat#Reyka, Kanglim, Min Hyuk dan tiga staf agensi duduk mengitari meja di ruangan Kanglim. Mereka membahas debut Tone yang akan dilaksanakan bulan depan. Lagu, musik video dan foto telah siap. Kini mereka akan mematangkan strategi publikasi dan promosi.Reyka berperan aktif dalam rapat kali ini. Berminggu-minggu melakukan riset secara online, Reyka akan mempresentasikan hasil yang rangkumannya.“Aku dan Jiyoon banyak bertukar pendapat sebelumnya. Kami mengambil sampel dua grup idol yang namanya sedang melambung hingga kancah internasional. Mereka berasal dari agensi yang berbeda. Dilihat secara teliti, mereka memiliki pangsa pasar yang berbeda,” papar Reyka.“Grup idol yang satu memiliki target pasar di lingkup Asia saja sedangkan grup yang lainnya memiliki pangsa pasar lebih luas dan tidak terikat wilayah. Lalu bagaimana dengan Tone? Apakah hanya menjangkau Asia saja atau ingin lingkup yang lebih luas lagi?&
#Lima Puluh Lima#Sepulang kuliah, Reyka langsung menggunakan taksi untuk datang ke salah satu stasiun TV. Tone akan tampil perdana di depan publik. Tone benar-benar melakukan debutnya. Dari informasi yang didapat dari Min Hyuk, Tone akan tampil pada pukul delapan malam dan Tone harus berada di sana pukul enam.Reyka meminta bantuan salah satu staf agensi untuk merekam momen-momen penting sebelum dirinya datang. Reyka berharap bisa segera sampai untuk bertemu dengan Tone dan memberikan mereka semangat dan dukungan.Tiba di lokasi, Reyka menghubungi Min Hyuk agar menjemputnya di depan. Karena pihak TV tidak akan membiarkan orang lain masuk tanpa tanda pengenal sedangkan tanda pengenal Reyka dibawa oleh Min Hyuk.Reyka mengikuti Min Hyuk menyusul ke ruangan yang diperuntukkan bagi Tone. Reyka langsung mengamati ruangan yang terasa sempit. Ruang yang berukuran 3x4 meter tanpa pendingin udara di tengah musim panas terasa menyiksa. Reyka yang bar
#Lima Puluh Enam#Reyka bernapas lega, pendidikan yang ditempuh selama empat tahun telah selesai. Reyka mendapat nilai sangat memuaskan dan terpilih menjadi perwakilan mahasiswa yang akan memberikan sambutan pada saat acara wisuda.Ada luka yang menyeruak. Kelulusan yang ingin dihadiahkan pada sang ibu, kini hanya tinggal kenangan. Reyka menghibur hati, Tiara pasti akan senang dan bangga atas pencapaian yang telah diraih oleh Reyka.Rudi, Belinda dan Rian datang ke Korea untuk memberikan dukungan dan selamat pada Reyka. Irawan dan Dinda pun turut hadir. Mereka datang sehari sebelum Reyka wisuda. Diana tak bisa datang karena langsung menempuh kuliah program magister di kampus yang sama dengan tempatnya menamatkan program sarjana.Sikap Irawan masih dingin terhadap Reyka. Namun, kehadiran Irawan dalam momen wisuda Reyka sudah termasuk suatu perhatian terlepas selama berada di Korea Irawan masih disibukkan oleh berbagai panggilan yang masuk dal
#Lima Puluh Tujuh#Setelah beberapa hari, Min Hyuk tersadar dari koma. Dia harus menjalani perawatan intensif selama berminggu-minggu untuk menyembuhkan cedera dan luka yang dideritanya. Min Hyuk tak bisa lagi meneruskan pekerjaan sebagai manajer bagi Tone.Reyka dan Tone berkumpul di ruangan Kanglim. Kanglim mengumumkan jika Reyka akan bekerja sebagai manajer Tone. Pihak agensi pun sedang menyeleksi orang yang akan menjadi manajer pendamping seperti yang Reyka usulkan sebelumnya.Jika manajer akan selalu bersama dengan artisnya dan tersorot media, Reyka justru sebaliknya. Dia tak mau media mengetahui siapa dan seperti apa dirinya. Reyka berusaha mencegah pemberitaan negatif. Selain karena dirinya perempuan, kerudung yang dikenakannya khawatir berdampak pada diskiriminasi yang diterima oleh Tone.Jiyoon berpendapat itu hanya kekhawatiran Reyka yang terlalu berlebihan. Reyka mengingatkan, banyak mata yang sedang menyoroti mereka semua. Sebaik
#Lima Puluh Delapan#Tone mematut diri di depan cermin. Mereka berkali-kali mengecek penampilannya. Rasa gugup mendera. Malam ini mereka akan datang ke acara penghargaan musik. Selain mengisi acara, Tone juga masuk dalam nominasi.“Rey, aku gugup,” ujar Chinhwa.“Tarik napas, buang perlahan. Lakukan berulang. Aku yakin kalian akan menampilkan yang terbaik. Kalian semua tampan dan berbakat, tak perlu rendah diri,” ucap Reyka.“Tampan? Kau mengakui jika aku tampan?” tanya Min Joon.“Kalian semua!” tegas Reyka.“Apa aku paling tampan?” kejar Min Joon masih penasaran.“Tidak. Seokyung paling tampan!” jawab Reyka asal agar Min Joon tak lagi menggodanya.“Aku tampan, Nuna? Ah, aku rasa kau salah. Tentu Joon Hyung yang paling tampan di antara kami,” sahut Seokyung.“Beberapa tahun lagi kau akan menyaingi Hyungmu itu, Seokyung
#Lima Puluh Sembilan#Jarak apartemen yang hanya lima langkah dari apartemen Tone, membuat kamar hanya satu-satunya tempat pribadi bagi Reyka. Tone bisa datang dan pergi sesukanya tanpa mengenal waktu.Walau sama-sama memiliki dapur, Tone lebih sering memasak di apartemen Reyka dengan alasan agar bisa makan bersama. Kecuali jika Tone sedang menginginkan makanan atau minuman yang memang tak boleh Reyka konsumsi, mereka akan makan di apartemennya sendiri untuk menghargai Reyka.Setelah sarapan atau makan malam, biasanya Reyka akan berdiskusi dengan Tone seputar pekerjaan. Mereka telah menemukan titik nyaman dalam bekerja. Senda gurau sering terlontar sebagai hiburan. Tingkah absurd para anggota menjadi obat agar tak jenuh. Setidaknya hal itu bisa mengurangi penat dari jadwal yang padat.Pukul empat, Seokyung terjaga. Mimpi yang hadir dalam tidur membuatnya tidak bisa lagi memejamkan mata. Dalam pikiran, terlintas not-not untuk dituangkan sebag
#Seratus Tujuh# Tepuk tangan meriah memenuhi aula. Kanglim baru saja menggunting pita sebagai simbol peresmian gedung baru yang akan digunakan oleh agensi SK Entertainment. Seluruh staf dan artis berbaur menjadi satu dalam pesta yang diselenggarakan. “Hyung, bisakah kau melepaskan tanganmu dari Nunim. Aku sungguh iri melihatnya!” protes Yongjin. Chinhwa dan Jiyoon terbahak mendengar komplain yang diajukan Yongjin. Mereka membentuk lingkaran kecil dalam pesta setelah sekian lama tidak berkumpul bersama. “Aku sengaja melakukannya. Agar semua orang tahu jika Reyka adalah milikku dan aku adalah miliknya,” sahut Seokyung asal. Reyka memukul pelan bahu Seokyung, merasa alasannya terlalu berlebihan. “Apa kau takut Joon Hyung meliriknya?” ceplos Yongjin yang masih belum berubah. Chinhwa seketika menutup mulut Yongjin, khawatir ucapannya menimbulkan prahara. Benar saja, Min Joon menoleh. Yongjin menyeringai melihat tatapan Min Joon yang lebih menakutkan setelah menjalani wajib militer. “
#Seratus Enam# Reyka mengangguk sambil tersenyum ramah membalas staf agensi yang membungkuk memberikan hormat ketika berpapasan dengannya. Setelah si kembar berusia satu tahun, Reyka aktif kembali bekerja di agensi. Kanglim memberikan Reyka kedudukan sebagai wakil ketua departemen yang membawahi artis dan manajer agensi SK Entertainment. Kemarin, Kanglim mengajak Reyka dan beberapa staf untuk mengunjungi gedung yang akan ditempati sebagai gedung baru agensi. Bergabungnya Angela, eksistensi Sirius yang mulai menapaki kesuksesan serta pengembangan bakat yang dilakukan oleh setiap anggota Tone membuat pendapatan yang diperoleh agensi berlipat-lipat. Gedung baru diperkirakan akan siap dua bulan mendatang karena masih dalam proses penyelesaian pembangunan. Kanglim berencana akan mengadakan pesta kecil bagi seluruh staf manajemen dan artis saat peresmian penempatan gedung baru. Kanglim telah menentukan tanggal peresmian. Dia ingin Min Joon dan Seokyung turut menghadiri peresmian tersebut
#Seratus Lima# Kehebohan mewarnai rumah baru Seokyung dan Reyka. Para kakek dan nenek begitu antusias mengasuh cucu-cucunya yang belum genap berusia satu bulan. Orang tua, keluarga paman dan mertua Reyka baru bisa berkumpul dua hari lalu pasca Reyka melahirkan. Kedatangan Irawan dan keluarga ke Korea tertunda karena Irawan membawa serta Bi Siti dan keponakannya. Beberapa dokumen harus diselesaikan agar keduanya legal masuk ke Korea. Mereka diminta Irawan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan membantu Reyka dalam mengasuh si kembar. “Ayo, Mas, coba gendong cucunya. Masa, udah dua hari di sini tapi belum gendong cucu,” ledek Rudi pada Irawan. Irawan menyeringai. Bukan tak mau, Irawan sangat ingin melakukannya tetapi dia takut salah dalam menggendong sebab tak pernah memegang bayi sebelumnya. Dinda pun merasakan hal yang sama. Keinginan kalah oleh kekhawatiran akan terjadi sesuatu jika salah memposisikan bayi. “Ayah duduk sini!” Reyka menarik Irawan untuk duduk di sofa lalu memb
#Seratus Empat#Dokter memperbolehkan Reyka untuk pulang karena kondisinya sudah stabil. Namun, tidak dengan kedua anaknya. Si kembar masih perlu menjalani masa perawatan antara satu atau dua minggu lagi agar organ tubuhnya benar-benar siap untuk menghirup udara bebas.Reyka masuk ke ruang bayi untuk menjenguk kedua buah hatinya. Mereka tidur dengan nyaman. Ketenangan dan kebahagiaan mengaliri relung jiwa saat menatapnya. Seokyung mengusap pelan punggung Reyka saat melihat netra istrinya berkaca-kaca.“Kita doakan agar mereka bisa segera berkumpul dengan kita. Aku yakin, mereka anak yang kuat seperti Mama-nya,” ucap Seokyung.Seokyung dan Reyka telah sepakat agar kedua anak mereka memanggilnya dengan Mama dan Papa. Panggilan itu biasa didengar di Indonesia dan pengucapannya hampir sama dengan panggilan kepada kedua orang tua dalam bahasa Korea.“Ayo, kita pulang!” ajak Seokyung setelah hampir lima belas menit mereka menjenguk si kembar. Seokyung tak ingin Reyka terlarut dalam perasaan
#Seratus Tiga#Dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Seokyung pergi ke kantor agensi untuk menyelesaikan urusan yang dia pantik semalam. Reyka sempat siuman tetapi merasa bingung kemudian kembali tertidur. Efek obat bius belum sepenuhnya hilang dari tubuhnya.Da Yool dan beberapa orang pengawal menjemput dan mendampingi hingga Seokyung masuk ke dalam gedung. Seokyung melihat, banyak orang yang berdiri di depan gedung agensi. Kilat kamera silih berganti mengambil potret dirinya. Teriakan yang memanggil namanya disertai kalimat yang tak terdengar jelas karena terlalu banyak suara bersahutan.Kanglim dan para petinggi agensi sudah berkumpul. Seokyung masuk ke dalam ruang direksi untuk memberikan penjelasan terhadap perbuatan yang telah dilakukannya. Senyum manis Reyka dan tangis kedua bayi yang terekam dalam ingatan Seokyung menjadi energi bagi jiwanya untuk tetap tenang melalui semua.Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan oleh Kang
#Seratus Dua# Seokyung berada dalam ruang operasi dengan perasaan tegang. Bunyi peralatan medis yang berada di belakangnya terasa begitu nyaring. Seokyung menggenggam erat jemari Reyka yang tak sadarkan diri karena bius total yang diberikan oleh dokter. Tim medis sedang menjalankan tugas. Seokyung merapalkan doa dalam hati agar istri dan anak-anaknya diberi keselamatan. Dia tak menyangka, seberat ini perjuangan seorang perempuan dalam melahirkan. Rasa cinta pada ibu dan istrinya pun semakin bertambah-tambah. Tangis lantang bayi memecah kesunyian ruang operasi. “Selamat, Seokyung-ssi, bayi anda telah lahir,” ujar salah seorang dokter. Seorang perawat membawa bayi tersebut untuk diperiksa. Berselang lima menit, tangis bayi kedua tak kalah lantang dari bayi pertama. “Seokyung-ssi, kurasa mereka akan menjadi penyanyi seperti Appa nya setelah dewasa,” canda dokter kandungan Reyka agar Seokyung tak terlalu tegang.Seokyung tersenyum sambil menghapus
#Seratus Satu# “Anae, bangun! Matahari sebentar lagi terbit, kau belum salat,” ujar Seokyung lembut membangunkan Reyka. Dengan berat, Reyka membuka mata. Dia baru tidur beberapa jam. Usia kandungan yang telah memasuki trimester ketiga membuatnya tak nyaman. Akhir-akhir ini Reyka sering kegerahan walau AC sudah dinyalakan. Reyka bahkan sempat berpikir untuk memotong pendek rambutnya tetapi Seokyung melarangnya. Belum lagi aktivitas dua janin yang begitu aktif dalam perut. Gerakan mereka membuat Reyka terjaga sepanjang malam sehingga tidur malamnya berkurang. “Mari, kubantu bangun.” Seokyung sudah berdiri di samping ranjang sambil memegangi kedua tangan Reyka. Terkadang Seokyung gemas tetapi tak jarang merasa kasihan dengan kondisi fisik Reyka. Seokyung membayangkan bagaimana sulitnya membawa kedua bayi yang terus tumbuh dalam perut. Selain bertambah berat dari waktu ke waktu, ukuran mereka juga terus membesar. Kini Reyka kesulitan untuk duduk tegak
#Seratus# Kehidupan rumah tangga Reyka dan Seokyung berjalan dengan harmonis selayaknya suami istri ketika berada di apartemen. Namun mereka bersikap seperti teman ketika bertemu di luar. Sangat aneh tetapi ini adalah konsekuensi yang harus diterima keduanya berdasarkan kesepakatan mereka dengan agensi. Reyka menarik kepala yang berada di atas lengan Seokyung. Ini adalah kali kesekian Reyka mendapati bangun tidur dalam posisi seperti itu. Diliriknya jam dinding, masih ada waktu setengah jam untuk menunaikan salat subuh sebelum matahari terbit. Reyka menatap Seokyung yang masih terpejam dengan posisi miring menghadapnya. Reyka memperhatikan dengan saksama laki-laki tampan di depannya. Tampak tenang dan damai. Wajahnya bersih dengan alis tebal yang hampir bertaut. Juga hidung mancung dan bibir tipis yang akhir-akhir ini sering membuatnya terbuai. Sebulan belakangan, Reyka mencoba jujur dengan dirinya sendiri. Di antara semua anggota Tone, Reyka memang menaruh
#Sembilan Puluh Sembilan# Sesampainya di apartemen, Seokyung langsung menuju dapur untuk minum. Berharap air bisa meredakan panas dalam kepala dan dadanya. “Seokyung-ah, aku minta waktu padamu. Setidaknya biarkan sampai anak ini lahir jika kita akan bercerai,” ujar Reyka ketika Seokyung masih meneguk air dalam gelas. Seokyung dengan kasar meletakkan gelas di atas meja hingga pecah. Pecahan kaca menggores telapak tangan. Darah merembes di permukaan kulitnya. Reyka yang tersentak sedikit panik melihat Seokyung terluka. “Ternyata perkataan yang pernah kau ucapkan di depan Umar-Nim bukan candaan. Kau memang berniat untuk bercerai dariku setelah melahirkan. Apa kau ingin kembali pada Min Joon? Oya, aku lupa, kisah kalian masih belum selesai. Apa kalian akan melanjutkannya?” selidik Seokyung dengan nada mengejek.“Seokyung!” bentak Reyka. “Apa rasa cinta yang kutunjukkan padamu belum cukup dibandingkan dengan cintanya?!” tanya Seokyung kesal.“Aku dan Min Joo