#Tiga Puluh#
Pukul tujuh pagi Reyka sudah bersiap untuk pergi ke kampus. Setelah memasukkan bekal makanan ke dalam tas, Reyka segera berlalu. Reyka memasuki lift dan lift kembali terhenti di lantai tiga. Empat orang laki-laki masuk saat Reyka mengecek ponsel.
Gelak canda yang berasal dari keempat lelaki itu memenuhi lift. Dua di antaranya terlibat candaan dengan fisik, khas guyonan anak laki-laki. Reyka menyadari, salah satu di antara keempat lelaki itu adalah Lee Min Joon.
Min Joon tidak menyapanya, mungkin dia lupa siapa Reyka walau baru kemarin mereka berkenalan. Bunyi denting menyatakan jika lift telah sampai di lantai utama. Lima orang tersebut segera keluar dari lift. Mereka memiliki tujuan yang sama yakni halte bus.
“Annyeong haseyo, selamat pagi, Rey,” sapa Min Joon saat Reyka berjalan di belakang rombongan laki-laki yang sedari tadi asyik dengan dunianya.
“Ah, annyeong haseyo, Sunbaenim,” jawab Reyka s
#Tiga Puluh Satu#Reyka menyusuri koridor gedung dengan hati berdebar. Dia dipanggil untuk menghadap dekan fakultas siang hari, setelah jam istirahat. Reyka belum mengetahui alasan dia dipanggil, maka dari itulah dia gugup.Reyka mencoba mengevaluasi diri, adakah kesalahan yang dia lakukan. Prasangkanya condong karena Reyka telah membuat konten mengenai kampus bahkan menggunakan drone untuk mengambil gambar tanpa konfirmasi atau meminta izin pada pihak terkait.Reyka masuk ke ruang dekan di mana dekan sudah menunggunya. Reyka menyapa sambil membungkukkan badan. Dekan fakultas membalas sapaannya dan menyambut dengan ramah. Seketika pikiran buruk Reyka memudar. Tampaknya yang akan datang bukanlah kabar buruk.“Reyka-ssi, kau pasti bertanya-tanya mengapa dipanggil ke sini,” ujar Profesor Kim membuat suasana tidak tegang.“Ne, Gyosunim. Aku bahkan sempat mengevaluasi diri, adakah kesalahan yang aku lakukan hingga dipangg
#Tiga Puluh Dua#“Bisa kalian tinggalkan kami berdua?” tanya sebuah suara saat menghampiri meja yang Reyka, Riska dan Jisoo duduki bersama. Mereka baru saja menyantap satu suap makan siang.Riska dan Jisoo terperangah saat mengetahui jika pemilik suara itu adalah Min Joon.“Emh?” Min Joon mengeluarkan suara sebagai isyarat agar keduanya segera pergi. Reyka menahan tangan kedua temannya.“Ada perlu apa, Sunbaenim?” tanya Reyka dengan tatapan tidak suka.“Ada yang ingin aku bicarakan,” jawab Min Joon.“Carilah meja kosong, aku akan menyusul. Bukankah akan merusak citramu sebagai idola jika mengusir kedua temanku demi menyediakan tempat duduk untukmu?” tegas Reyka tanpa rasa takut.Min Joon tersenyum sinis. Baru kali ini dia menemui wanita yang berani menolaknya seperti itu. Tak banyak bicara, Min Joon menduduki kursi kosong dan menyimpan nampan berisi makanan di a
#Tiga Puluh Dua#Lima belas menit sebelum jam di dinding menunjukkan angka delapan, bel apartemen Reyka berbunyi. Reyka bisa menebak siapa orang yang menekan bel tersebut. Siapa lagi kalau bukan Min Joon.Reyka menunda menyematkan bros pada kerudung karena Min Joon terus menerus menekan bel tanpa memberikan jeda. Sepagi ini, Reyka sudah dibuat kesal oleh lelaki dengan kepribadian aneh.“Annyeong,” sapa Min Joon. “Kau sudah siap?” lanjutnya.“Hampir selesai kalau saja kau tak mengganggu dengan menekan bel tanpa jeda, Min Joon-ssi!” dengkus Reyka membuat Min Joon tersenyum simpul.Reyka kembali masuk ke dalam kamar untuk menyematkan bros pada kerudungnya. Min Joon berinisiatif masuk walau tak dipersilakan tuan rumah. Min Joon hanya berdiri sambil mengamati barang-barang yang ternyata belum selesai Reyka kemas dalam dus.Reyka mengenakan long dress polos berwarna nude dan mengenakan jil
#Tiga Puluh Empat#Reyka sedikit kecewa karena hasil kompetisi menempatkan dirinya dan Min Joon diurutan kedua. Selisih angka tiga poin semakin membuat Reyka geram. Dalam hati dia mengutuk Min Joon. Sedari awal Min Joon memang mengatakan hanya ingin berada di peringkat kedua.Professor Kim bangga dengan pencapaian utusannya untuk berkompetisi. Walau hanya berakhir di peringkat kedua, ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Suatu kebanggaan karena persaingan terjadi di antara kampus-kampus ternama dan bergengsi lainnya.Reyka dan Min Joon naik ke atas podium untuk menerima penghargaan juga hadiah dari penyelenggara. Reyka mampu menutupi rasa kecewanya dengan senyuman. Ada banyak kamera yang memotret para peserta dan juara kompetisi.Turun dari podium, empat orang wartawan meminta waktu untuk mewawancarai Reyka dan Min Joon. Mereka ditanyai seputar kompetisi. Usai wawancara, Kim Gaeun – ibu dari Min Joon mendekat. Beliau mengajak Rey
#Tiga Puluh Lima#Memasuki musim gugur, keindahan langit sore selalu membuat Reyka terpukau. Rencananya, setelah pesanan yang sebelumnya telah dia kemas diambil oleh pihak ekspedisi, Reyka akan menikmati penghujung hari dengan berjalan-jalan.Pukul lima lewat dua puluh menit pihak ekspedisi datang menjemput barang yang akan Reyka kirimkan ke Indonesia. Ada dua puluh lima dus yang harus dia kirimkan kali ini demi memenuhi pesanan yang masuk.Petugas ekspedisi sedikit kelelahan saat baru mengangkuti separuh barang yang akan Reyka kirimkan. Dengan canggung dan rasa bersalah Reyka meminta maaf. Membawa barang dari lantai empat menuju mobil pengangkut yang terparkir tentu bukan sesuatu yang mudah. Tapi Reyka pun belum memiliki solusi untuk hal ini.Di pintu lift lantai satu, Reyka bertemu dengan Jongsuk yang baru pulang sekolah. Jongsuk menyapa Reyka.“Ada pengiriman lagi, Nuna?” tanya Jongsuk.“Iya. Ini pesanan mi
#Tiga Puluh Enam#Hati Reyka turut bahagia setelah mendapat telepon dari Tiara. Sang ibu memberi kabar jika dia akan menyudahi masa sendirinya. Tiara sudah menemukan tambatan hati. Laki-laki yang diharapkan bisa memberikan kehidupan rumah tangga sesuai impian Tiara adalah Rian.Ya, Rian adalah laki-laki yang pernah Reyka jumpai saat Reyka mengunjungi Tiara di Bogor. Reyka percaya pada pilihan ibunya. Kegagalan dalam menjalani mahligai rumah tangga sebelumnya menjadikan Tiara dan Rian lebih berhati-hati dalam memilih pasangan hidup.Tiara semakin sering berkomunikasi dengan Reyka menjelang hari pernikahannya. Reyka dan Tiara bak sahabat yang saling bertukar cerita. Walaupun sudah berumur, Tiara kembali dilanda kasmaran seperti anak gadis. Membuat Reyka senang menggoda ibunya.Witing tresno jalaran soko kulino, itulah kondisi yang melanda Tiara dan Rian. Pertemuan dan komunikasi antara keduanya membuat getar-getar rasa tumbuh bersemi.Beberapa kali Reyka menyempatkan untuk berkomunikasi
#Tiga Puluh Tujuh#Musim dingin kembali menyapa. Ini tahun ketiga bagi Reyka melihat pemandangan yang serba putih di seluruh penjuru Korea. Jika orang-orang negara tropis sangat ingin bermain dengan salju, berbeda dengan Reyka.Reyka tak terlalu menyukainya. Dia merasa udara yang dingin semakin membuat hatinya membeku. Kesendirian dan kesepian semakin nyata terasa jika musim dingin tiba.Reyka membuka lemari es. Udara dingin membuat perut lebih cepat lapar dari biasanya. Melihat stok bahan makanan banyak yang habis, Reyka mau tak mau harus berbelanja.Setiba di swalayan, Reyka memasukkan banyak bahan makanan dan bumbu ke dalam keranjang. Di kasir, dia menyadari jika belanjaannya cukup banyak. Reyka mulai berpikir, bagaimana cara membawanya nanti.Barang belanjaan Reyka masukkan ke dalam dua tas kain yang berukuran cukup besar. Jika tidak malu, Reyka ingin mengembalikan beberapa bahan makanan ke dalam rak agar tak terlalu berat. Karena sudah berada di kasir dan sudah dihitung, Reyka ma
#Tiga Puluh Delapan#Berkali-kali kerepotan membawa barang belanjaan membuat Reyka berpikir untuk membeli kendaraan. Bukan hanya belanja untuk keperluan sehari-hari, belanjaan untuk memenuhi pesanan dari Nada pun Reyka sekarang sudah merasa kewalahan.Reyka biasanya mencicil membeli pesanan atau meminta pihak toko mengirimkan ke apartemen dengan tambahan ongkos kirim yang jika diperhitungkan lumayan jumlahnya.Bepergian dari satu tempat ke tempat lain untuk keperluan konten dan foto pun akan lebih efisien jika Reyka memiliki kendaraan.Namun Reyka bingung, kendaraan jenis apa yang sesuai dengan kebutuhannya tersebut. Reyka juga tak mengerti tentang mesin, spesifikasi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan mobil. Yang Reyka tahu hanya bisa mengendarainya. Itu pun dengan setir di sebelah kanan. Reyka belum pernah mencoba mengendarai mobil dengan setir di sebelah kiri.Reyka menghubungi Min Joon pada suatu sore dan meminta pendapat mengenai kendaraan. Reyka bingung harus menghubungi s
#Seratus Tujuh# Tepuk tangan meriah memenuhi aula. Kanglim baru saja menggunting pita sebagai simbol peresmian gedung baru yang akan digunakan oleh agensi SK Entertainment. Seluruh staf dan artis berbaur menjadi satu dalam pesta yang diselenggarakan. “Hyung, bisakah kau melepaskan tanganmu dari Nunim. Aku sungguh iri melihatnya!” protes Yongjin. Chinhwa dan Jiyoon terbahak mendengar komplain yang diajukan Yongjin. Mereka membentuk lingkaran kecil dalam pesta setelah sekian lama tidak berkumpul bersama. “Aku sengaja melakukannya. Agar semua orang tahu jika Reyka adalah milikku dan aku adalah miliknya,” sahut Seokyung asal. Reyka memukul pelan bahu Seokyung, merasa alasannya terlalu berlebihan. “Apa kau takut Joon Hyung meliriknya?” ceplos Yongjin yang masih belum berubah. Chinhwa seketika menutup mulut Yongjin, khawatir ucapannya menimbulkan prahara. Benar saja, Min Joon menoleh. Yongjin menyeringai melihat tatapan Min Joon yang lebih menakutkan setelah menjalani wajib militer. “
#Seratus Enam# Reyka mengangguk sambil tersenyum ramah membalas staf agensi yang membungkuk memberikan hormat ketika berpapasan dengannya. Setelah si kembar berusia satu tahun, Reyka aktif kembali bekerja di agensi. Kanglim memberikan Reyka kedudukan sebagai wakil ketua departemen yang membawahi artis dan manajer agensi SK Entertainment. Kemarin, Kanglim mengajak Reyka dan beberapa staf untuk mengunjungi gedung yang akan ditempati sebagai gedung baru agensi. Bergabungnya Angela, eksistensi Sirius yang mulai menapaki kesuksesan serta pengembangan bakat yang dilakukan oleh setiap anggota Tone membuat pendapatan yang diperoleh agensi berlipat-lipat. Gedung baru diperkirakan akan siap dua bulan mendatang karena masih dalam proses penyelesaian pembangunan. Kanglim berencana akan mengadakan pesta kecil bagi seluruh staf manajemen dan artis saat peresmian penempatan gedung baru. Kanglim telah menentukan tanggal peresmian. Dia ingin Min Joon dan Seokyung turut menghadiri peresmian tersebut
#Seratus Lima# Kehebohan mewarnai rumah baru Seokyung dan Reyka. Para kakek dan nenek begitu antusias mengasuh cucu-cucunya yang belum genap berusia satu bulan. Orang tua, keluarga paman dan mertua Reyka baru bisa berkumpul dua hari lalu pasca Reyka melahirkan. Kedatangan Irawan dan keluarga ke Korea tertunda karena Irawan membawa serta Bi Siti dan keponakannya. Beberapa dokumen harus diselesaikan agar keduanya legal masuk ke Korea. Mereka diminta Irawan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan membantu Reyka dalam mengasuh si kembar. “Ayo, Mas, coba gendong cucunya. Masa, udah dua hari di sini tapi belum gendong cucu,” ledek Rudi pada Irawan. Irawan menyeringai. Bukan tak mau, Irawan sangat ingin melakukannya tetapi dia takut salah dalam menggendong sebab tak pernah memegang bayi sebelumnya. Dinda pun merasakan hal yang sama. Keinginan kalah oleh kekhawatiran akan terjadi sesuatu jika salah memposisikan bayi. “Ayah duduk sini!” Reyka menarik Irawan untuk duduk di sofa lalu memb
#Seratus Empat#Dokter memperbolehkan Reyka untuk pulang karena kondisinya sudah stabil. Namun, tidak dengan kedua anaknya. Si kembar masih perlu menjalani masa perawatan antara satu atau dua minggu lagi agar organ tubuhnya benar-benar siap untuk menghirup udara bebas.Reyka masuk ke ruang bayi untuk menjenguk kedua buah hatinya. Mereka tidur dengan nyaman. Ketenangan dan kebahagiaan mengaliri relung jiwa saat menatapnya. Seokyung mengusap pelan punggung Reyka saat melihat netra istrinya berkaca-kaca.“Kita doakan agar mereka bisa segera berkumpul dengan kita. Aku yakin, mereka anak yang kuat seperti Mama-nya,” ucap Seokyung.Seokyung dan Reyka telah sepakat agar kedua anak mereka memanggilnya dengan Mama dan Papa. Panggilan itu biasa didengar di Indonesia dan pengucapannya hampir sama dengan panggilan kepada kedua orang tua dalam bahasa Korea.“Ayo, kita pulang!” ajak Seokyung setelah hampir lima belas menit mereka menjenguk si kembar. Seokyung tak ingin Reyka terlarut dalam perasaan
#Seratus Tiga#Dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Seokyung pergi ke kantor agensi untuk menyelesaikan urusan yang dia pantik semalam. Reyka sempat siuman tetapi merasa bingung kemudian kembali tertidur. Efek obat bius belum sepenuhnya hilang dari tubuhnya.Da Yool dan beberapa orang pengawal menjemput dan mendampingi hingga Seokyung masuk ke dalam gedung. Seokyung melihat, banyak orang yang berdiri di depan gedung agensi. Kilat kamera silih berganti mengambil potret dirinya. Teriakan yang memanggil namanya disertai kalimat yang tak terdengar jelas karena terlalu banyak suara bersahutan.Kanglim dan para petinggi agensi sudah berkumpul. Seokyung masuk ke dalam ruang direksi untuk memberikan penjelasan terhadap perbuatan yang telah dilakukannya. Senyum manis Reyka dan tangis kedua bayi yang terekam dalam ingatan Seokyung menjadi energi bagi jiwanya untuk tetap tenang melalui semua.Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan oleh Kang
#Seratus Dua# Seokyung berada dalam ruang operasi dengan perasaan tegang. Bunyi peralatan medis yang berada di belakangnya terasa begitu nyaring. Seokyung menggenggam erat jemari Reyka yang tak sadarkan diri karena bius total yang diberikan oleh dokter. Tim medis sedang menjalankan tugas. Seokyung merapalkan doa dalam hati agar istri dan anak-anaknya diberi keselamatan. Dia tak menyangka, seberat ini perjuangan seorang perempuan dalam melahirkan. Rasa cinta pada ibu dan istrinya pun semakin bertambah-tambah. Tangis lantang bayi memecah kesunyian ruang operasi. “Selamat, Seokyung-ssi, bayi anda telah lahir,” ujar salah seorang dokter. Seorang perawat membawa bayi tersebut untuk diperiksa. Berselang lima menit, tangis bayi kedua tak kalah lantang dari bayi pertama. “Seokyung-ssi, kurasa mereka akan menjadi penyanyi seperti Appa nya setelah dewasa,” canda dokter kandungan Reyka agar Seokyung tak terlalu tegang.Seokyung tersenyum sambil menghapus
#Seratus Satu# “Anae, bangun! Matahari sebentar lagi terbit, kau belum salat,” ujar Seokyung lembut membangunkan Reyka. Dengan berat, Reyka membuka mata. Dia baru tidur beberapa jam. Usia kandungan yang telah memasuki trimester ketiga membuatnya tak nyaman. Akhir-akhir ini Reyka sering kegerahan walau AC sudah dinyalakan. Reyka bahkan sempat berpikir untuk memotong pendek rambutnya tetapi Seokyung melarangnya. Belum lagi aktivitas dua janin yang begitu aktif dalam perut. Gerakan mereka membuat Reyka terjaga sepanjang malam sehingga tidur malamnya berkurang. “Mari, kubantu bangun.” Seokyung sudah berdiri di samping ranjang sambil memegangi kedua tangan Reyka. Terkadang Seokyung gemas tetapi tak jarang merasa kasihan dengan kondisi fisik Reyka. Seokyung membayangkan bagaimana sulitnya membawa kedua bayi yang terus tumbuh dalam perut. Selain bertambah berat dari waktu ke waktu, ukuran mereka juga terus membesar. Kini Reyka kesulitan untuk duduk tegak
#Seratus# Kehidupan rumah tangga Reyka dan Seokyung berjalan dengan harmonis selayaknya suami istri ketika berada di apartemen. Namun mereka bersikap seperti teman ketika bertemu di luar. Sangat aneh tetapi ini adalah konsekuensi yang harus diterima keduanya berdasarkan kesepakatan mereka dengan agensi. Reyka menarik kepala yang berada di atas lengan Seokyung. Ini adalah kali kesekian Reyka mendapati bangun tidur dalam posisi seperti itu. Diliriknya jam dinding, masih ada waktu setengah jam untuk menunaikan salat subuh sebelum matahari terbit. Reyka menatap Seokyung yang masih terpejam dengan posisi miring menghadapnya. Reyka memperhatikan dengan saksama laki-laki tampan di depannya. Tampak tenang dan damai. Wajahnya bersih dengan alis tebal yang hampir bertaut. Juga hidung mancung dan bibir tipis yang akhir-akhir ini sering membuatnya terbuai. Sebulan belakangan, Reyka mencoba jujur dengan dirinya sendiri. Di antara semua anggota Tone, Reyka memang menaruh
#Sembilan Puluh Sembilan# Sesampainya di apartemen, Seokyung langsung menuju dapur untuk minum. Berharap air bisa meredakan panas dalam kepala dan dadanya. “Seokyung-ah, aku minta waktu padamu. Setidaknya biarkan sampai anak ini lahir jika kita akan bercerai,” ujar Reyka ketika Seokyung masih meneguk air dalam gelas. Seokyung dengan kasar meletakkan gelas di atas meja hingga pecah. Pecahan kaca menggores telapak tangan. Darah merembes di permukaan kulitnya. Reyka yang tersentak sedikit panik melihat Seokyung terluka. “Ternyata perkataan yang pernah kau ucapkan di depan Umar-Nim bukan candaan. Kau memang berniat untuk bercerai dariku setelah melahirkan. Apa kau ingin kembali pada Min Joon? Oya, aku lupa, kisah kalian masih belum selesai. Apa kalian akan melanjutkannya?” selidik Seokyung dengan nada mengejek.“Seokyung!” bentak Reyka. “Apa rasa cinta yang kutunjukkan padamu belum cukup dibandingkan dengan cintanya?!” tanya Seokyung kesal.“Aku dan Min Joo