Hans menatap wajah damai Hara yang tengah terlelap di dalam box. Lelah yang dirasakannya setelah berkutat dengan segala urusan pekerjaan, seketika menghilang saat melihat wajah damai buah hatinya. Sejak tiga bulan ini, pemandangan seperti sekarang yang selalu ia lihat saat kembali ke rumah. Saking lekatnya menatap dan memerhatikan wajah sang anak, sampai-sampai Hans tidak menyadari keberadaan Diandra yang sudah berdiri di ambang pintu, di belakangnya. Hans tersenyum geli melihat Hara menggeliat karena ulah tangannya yang sengaja membelai pipi sang anak dengan lembut.
“Jangan sampai membangunkannya, Hans,” tegur Diandra sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Hans menghentikan gerakan tangannya, kemudian menoleh setelah mendengar teguran dari istrinya. “Jika Hara terbangun, aku yang akan menidurkannya nanti. Kamu tenang saja.” Hans menyombongkan diri pada Diandra yang kini sudah berdiri di sampingny
Usai menitipkan Hara yang telah terlelap pada Allona di rumah utama, Diandra dan Hans langsung menujusupermarketsesuai rencana mereka. Untuk menghemat waktu nanti saat berbelanja, Diandra telah mencatat semua kebutuhan yang ingin dibelinya terlebih dulu. Ia tidak mau meninggalkan Hara terlalu lama. Meski Hara jarang rewel, tapi tetap saja anaknya tersebut akan menangis jika tidak melihat kehadiran salah satu orang tuanya setelah bangun.Setelah memasukisupermarket, Hans langsung mengambil troli dan mengikuti Diandra yang mulai mencari barang-barang sesuai daftar belanjanya. Setengah jam berlalu, Diandra sudah mendapatkan semua barang yang dicatatnya. Kini mereka berpindah ke bagian lain untuk melanjutkan membeli kebutuhan dapur.Untuk mempersingkat waktu, Hans menawarkan diri membantu Diandra memilih beberapa jenis sayuran dan bahan makanan. Dengan senang hati Diandra menerima tawaran tersebut, berarti ia
Berhubung renovasi kamarnya masih dikerjakan, sejak beberapa hari lalu Diandra dan Hans sudah pindah ke rumah utama. Seperti sebelumnya, selama beberapa hari setelah imunisasi, Hara akan sangat rewel sehingga membuat Diandra dan Hans harus ekstra sabar menghadapinya. Diandra yang kini tengah duduk bersandar pada sofa di kamarnya sambil memangku Hara menoleh ketika mendengar pintu terbuka secara perlahan. Ia melihat Hans masih mengenakan pakaian kantor memasuki kamarnya, bisa dipastikan jika suaminya tersebut baru pulang.“Sudah tidur?” Hans menanyakan tentang Hara setelah duduk dengan sangat hati-hati di sebelah Diandra.“Sudah, tapi belum lelap,” jawab Diandra dengan nada sepelan mungkin. Meski mata Hara sudah terpejam, tapi mulutnya masih aktif menyusu. “Setiap aku tidurkan dibox-nya, beberapa menit kemudian Hara pasti bangun lagi dan menangis,” beri tahunya sambil membelai rambut lebat sa
Sejak seminggu lalu, Diandra dan Hans telah kembali menempati paviliun karena renovasi kamar tidur mereka sudah selesai. Mengingat sekarang hari Minggu dan berhubung Hara telah bangun, Hans mengajaknya berjalan-jalan sekaligus mencari udara segar di taman yang ada di kediaman Narathama. Hans sangat senang ketika Hara yang diletakkan di dalamstrollermenimpali perkataannya, meski hanya dengan gumaman tidak jelas.“Pagi, Hara,” Lavenia menyapa keponakannya dengan riang.“Pagi juga, Tante Ve,” Hans mewakili Hara menanggapi sapaan Lavenia yang baru kembali dari kegiatan berjogingnya. “Joging sama siapa, Tante?” sambungnya ingin tahu.“Sama siapa lagi kalau bukan dengan Om Damar, Sayang,” Lavenia tetap menjawab meski mengetahui jika pertanyaan tersebut mutlak milik Hans. Lavenia terkekeh ketika Hara tersenyum dan menanggapi ucapannya dengan celotehan tidak je
Hans mengabaikan tatapan heran dua orangsecuritysaat melihatnya tergesa-gesa menapakkan kaki di lobi kantornya. Ia menunggu kedatangan seseorang yang tadi mengatakan akan mengunjungi kantornya. Ketika matanya menangkap sebuah mobil sedan hitam yang sangat dikenalnya melaju melambat ke arah lobi, ia pun bergegas menghampirinya. Begitu mobil berhenti tepat di depannya, ia langsung membuka pintu penumpang belakang tanpa menunggu komando.Dengan sangat hati-hati Hans membantu Diandra yang tengah menggendong Hara keluar dari mobil. Tanpa diminta, ia mengambil tas yang berisi keperluan Hara. “Kamu bawastrollerjuga?” tanyanya ketika melihat Pak Amin menurunkanstrollerdari bagasi.Diandra mengangguk setelah berada di luar mobil. “Hans, ambillunch bag-ku di bangku depan,” pintanya setelah Hans menutup pintu penumpang belakang.Setelah Pak Amin meletakkanstrolle
Seperti yang sudah direncanakanya kemarin, hari ini Deanita akan mendatangi kediaman Diandra satu jam sebelum makan siang. Selain akan memberitahukan ulang mengenai acara pertunangannya yang dipercepat dan meminta Diandra untuk menemaninya ke butik milik Allona, Deanita juga ingin menikmati makan siang bersama sang adik. Deanita sengaja melarang Diandra memasak, karena ia sendiri yang akan membawakan menu makan siang untuk mereka nikmati bersama.Sambil menenteng beberapa tumpuklunch box, Deanita menunggu Diandra membuka pintu setelah ia menekan bel rumah yang menempel pada tembok. Setelah pintu terbuka, ia tersenyum gemas melihat wajah bantal keponakannya yang berada dalam gendongan sang adik.“Halo, Tante,” sapa Hara yang diwakilkan oleh Diandra. “Silakan masuk, Tante,” lanjutnya mempersilakan.“Halo juga, Sayang. Hara pasti baru bangun ya?” tebak Deanita sebelum mengi
Hans dan Diandra akhirnya meninggalkan kediaman Sinatra setelah acara pertunangan Deanita dengan Jerry usai. Lavenia dan Allona yang tadi juga hadir dan ikut menyaksikan acara pertunangan tersebut sudah pulang lebih dulu. Diandra bersyukur acara pertunangan sang kakak berjalan lancar, meski pada awalnya Deanita sempat bersedih karena mengingat mendiang ibu kandungnya yang tidak bisa menyaksikan salah satu peristiwa bersejarah dalam hidupnya.“Hans, apa yang kamu rasakan saat menyaksikan secara langsung mantan kekasihmu dilamar oleh laki-laki lain?” Diandra memecah keheningan ketika mereka berada dalam perjalanan pulang.Hans yang sedang fokus mengemudi, menoleh ketika mendapat pertanyaan tidak terduga dari Diandra. “Jika kamu berada di posisiku, kira-kira bagaimana perasaanmu?” Alih-alih menjawab, ia malah balik melayangkan pertanyaan sambil mengulum senyum.“Sudahlah, lupakan saja pertanyaa
Kebahagiaan yang baru saja dirasakan keluarga Sinatra atas pertunangan Deanita dan Jerry beberapa minggu lalu ternyata tidak berlangsung lama. Saat Deanita menengok Bu Weli yang tengah beristirahat di kamarnya, ia mengerutkan kening karena tidak menemukan sang nenek berbaring di ranjangnya. Setelah memanggil dan mencarinya di sekitar kamar, alangkah terkejutnya Deanita ketika mendapati sang nenek telah tergeletak di lantai kamar mandi. Meski benaknya dipenuhi kepanikan, Deanita akhirnya berhasil berteriak memanggil Bi Asih dan Pak Bayu agar membantunya membawa Bu Weli ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit dan neneknya mendapat penanganan dari tim medis, Deanita bergegas menghubungi Diandra.Di tempat lain, kaki Diandra melemas setelah mendapat kabar mengejutkan dari Deanita mengenai kejadian yang menimpa neneknya. Setelah Diandra mampu memperoleh tenaganya kembali, ia bergegas menuju kamar Hans untuk mengambil kunci mobil. Diandra akan meminjam mobil Hans u
Diandra terpaksa membuka mata ketika merasa ada yang tengah mengamati tidurnya. Benar saja, matanya langsung beradu dengan tatapan Hans yang intens. Beberapa detik sebelum mengalihkan fokusnya, Diandra membalas tatapan suaminya yang sedang berbaring menyamping menghadapnya. Seolah tersadar akan sesuatu, mata Diandra pun mengerjap dan tatapannya langsung beralih pada bayi mungil yang masih terlelap di tengah-tengah ranjangnya. Diandra tersenyum tipis karena pada akhirnya Hara kembali tidur setelah lelah bermain bersama Hans.“Ternyata anak Mama tidur lagi.” Diandra mencium kening Hara setelah mengubah posisinya menjadi duduk.“Aku harap kamu tidak menendangku, Dee,” celetuk Hans sehingga membuat Diandra kembali menatapnya.Diandra mengerutkan kening karena belum menangkap maksud ucapan Hans. “Kenapa aku harus menendangmu?”“Karena tanpa meminta izinmu terlebih dulu aku tidur di ranjangmu,” jawab
Kehamilan kedua Diandra kini telah berusia tujuh bulan. Jika sesuai dengan perkiraan dokter, maka dua bulan lagi Diandra akan melahirkan anak keduanya. Diandra merasakan perbedaan yang sangat mencolok antara kehamilannya yang sekarang dengan sewaktu mengandung Hara. Saat mengandung Hara dulu, ia masih bisa leluasa bergerak walau kandungannya sudah tergolong tua. Namun, kini yang terjadi adalah kebalikannya. Selain nafsu makannya yang meningkat drastis, ia pun sekarang tergolong pemalas, termasuk dalam urusan berdandan. Jika saat mengandung Hara dulu Diandra sangat suka menggunakandressbermotif, tapi tidak dengan sekarang. Pada kehamilannya sekarang ia lebih suka dan nyaman menggunakanjumpsuittanpa motif. Warna-warna yang lebih diminatinya kini pun warna netral, terutamanavy.Kehamilan Diandra kini juga membuatnya sungguh berat membuka mata, apalagi beranjak dari ranjang. Bahkan, sekarang ia sangat mudah sekali mengantuk
Setelah permintaan maaf Hans saat Hara demam, hubungan Diandra dengan suaminya tersebut kembali seperti sedia kala. Kini sudah dua bulan Diandra dan Hans mempekerjakan seorangbabysitteruntuk Hara, sejauh ini kinerjanya pun terlihat memuaskan. Walau Hara terlihat nyaman dengan Fitri,babysitter-nya, tapi Diandra dan Hans tetap ikut mengawasi putrinya tersebut. Dengan adanya Fitri, Diandra menjadi sangat terbantu. Contohnya saat mengajak Hara bertemu dengan klien, karena sudah ada Fitri yang akan menemani anaknya tersebut. Namun, hari ini Diandra terpaksa harus membawa Hara ke kantor suaminya karena Fitri tengah pulang kampung, sedangkan dirinya ada pertemuan penting dengan salah satu klien eksklusifCatharina Queen.Setelah usai bertemu dengan klien dan menyelesaikan urusan lainnya, Diandra langsung melajukan mobilnya kembali ke kantor Hans guna menjemput Hara. Ia sangat berharap Hara tidak merecoki Papanya b
Sejauh ini liburan Hans bersama Diandra dan Hara di pulau Lombok berjalan lancar. Hans sangat menikmati setiap kebersamaannya dengan istri dan sang anak. Dari bangun tidur hingga matanya terpejam kembali, ia bersama istri dan anaknya tak pernah berjauhan. Selain itu, Hans juga berhasil membujuk Diandra agar mempekerjakan seorangbabysitteruntuk Hara. Setelah kembali ke Jakarta nanti, ia dan Diandra akan mendatangi yayasan penyalurbabysitteryang terdidik serta terlatih untuk dipekerjakan. Selama enam hari berada di Lombok Hans bersama keluarga kecilnya sudah banyak mengunjungi tempat wisata, tentu saja yang aman untuk Hara. Selesai makan siang nanti ia sudah harus mengajak istri dan anaknya kembali ke Jakarta, mengingat waktu liburan mereka telah usai.Berhubung Hara telah bangun, Hans dan Diandra akan mengajak buah hatinya tersebut berenang sambil menikmatifloating breakfast. Hans memang sengaja mencari vil
Diandra tak pernah mengetahui cerita rumah tangganya akan seperti apa dan bagaimana. Yang ia lakukan hanyalah menjalani sekaligus menikmati setiap kebersamaan dengan suami, anak, dan keluarganya. Dalam hidupnya kini tak ada yang lebih penting dari kebersamaannya dengan suami dan anaknya. Walau mendapat dukungan penuh dari Hans untuk dirinya menjadi wanita karier, tapi ia tetap harus memprioritaskan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu. Kedua tugas tersebut sudah menjadi harga mati dalam hidupnya, terutama tumbuh kembang sang buah hati. Ia tidak ingin keegoisan menghancurkan keharmonisan rumah tangganya, merenggut tawa bahagia sang anak dan suaminya.Diandra terkejut sesaat ketika sepasang tangan tiba-tiba meremas penuh kelembutan kedua pundaknya. Ia menerima kecupan di bibirnya setelah mendongak untuk melihat wajah suami tercintanya di belakang tubuhnya yang sedang berkutat dengansketchbook. Diandra memejamkan mata saat menerima pijatan lembut d
Tidak terasa sudah enam bulan Diandra dan Hans menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya. Walau Hans dan Diandra sepakat menunda memberikan adik kepada Hara, bukan berarti tidak ada agenda percintaan dalam hari-hari mereka menjalani kehidupan sebagai suami istri. Sejak itu pula Hans membuat kamar pribadinya bersama Diandra menjadi kedap suara.Seperti sekarang, cucuran keringat telah membasahi tubuh Diandra dan Hans setelah keduanya berhasil meraih puncak pelepasan bersama, sekaligus menyudahi kegiatan panas mereka dalam menggapai kenikmatan. Lenguhan pelan Diandra terdengar saat Hans memutuskan untuk melepas penyatuan bagian bawah tubuh mereka secara perlahan. Hans menghela napas, kemudian menjatuhkan tubuhnya di samping sang istri. Dengan sisa tenaganya, Hans menarik tubuh Diandra dan membawa ke dalam dekapannya. Tidak lupa ia juga mendaratkan kecupan penuh kelembutan di kening dan bibir sang istri, sebagai ungkapan rasa terima kasihnya atasservice
Berhubung hari ini Hans tidak pergi ke kantor, ia mengambil alih tugas Diandra dalam mengurus Hara. Seusai memandikan dan mendandani Hara, ia menemani sang buah hati bermain sambil menunggu kedatangan istrinya dari membeli kebutuhan rumah tangga bersama Lavenia. Awalnya, ia menawarkan diri ingin mengantar sekaligus menemani Diandra berbelanja, tapi tawarannya tersebut ditolak oleh istrinya dengan alasan Hara tidak ada yang menjaga di rumah. Sebenarnya Hara bisa saja mereka ajak, tapi Hans lebih memilih mengalah dan menuruti keinginan sang istri daripada berdebat hanya karena hal sepele.Meski sudah mendapatkan haknya sebagai seorang suami dari Diandra, Hans tetap memegang teguh komitmennya. Ia tidak akan pernah memaksakan keinginannya kepada sang istri. Buktinya, ia menyetujui saat Diandra mengutarakan niatnya ingin memakai kontrasepsi sebagai upaya dalam menunda kehamilan. Bahkan, ia sendiri yang mengantar sang istri ke rumah sakit dan ikut menemui dokter untuk berkonsultasi
Diandra menatap pantulan tubuhnya yang telah berbalutlingeriejenischemisepada cermin di kamar mandi. Meski pada awalnya sederet keraguan dan pemberontakkan memenuhi benaknya atas hadiah yang akan ia berikan kepada Hans, tapi akhirnya Diandra berani mengambil keputusan setelah memantapkan hatinya. Oleh karena itu, tanpa membuang waktu lagi kemarin ia langsung pergi keoutletkhususlingerie, dan pilihannya jatuh pada pakaian sensual yang kini dikenakannya.Sebelum keluar dari kamar mandi dan beralih menuju dapur, Diandra mengenakannight robe-nya kembali untuk melapisilingerieyang membalut tubuhnya. Sesampainya di dapur, ia mengambilcakeulang tahun yang telah disiapkannya tadi, kemudian menyalakan beberapa lilin di atasnya. Ia melangkahkan kakinya dengan sangat hati-hati menuju ruang kerja sang suami agar api pada lilin tetap menyala.Meliha
Hans segera membuka mata, saat merasakan tempat tidur di sebelahnya kosong. Walau penerangan di kamarnya terbatas, ia tidak memerlukan waktu lama untuk menemukan keberadaan sang istri. Hans mengambil ponsel yang ia letakkan pada nakas di sampingnya untuk melihat jam sebelum menuruni ranjang dan berjalan menuju balkon, tempat istrinya sedang berdiri sambil bersidekap. Tidak lupa ia membawa selimut untuk Diandra.Setelah menggeser pintu dan menyibakkan tirai yang menjadi pemisah antara kamar tidur dengan balkon, Hans langsung menyampirkan selimut pada pundak Diandra. Ia memeluk tubuh sang istri dari belakang supaya lebih hangat. Ia semakin mengeratkan pelukannya ketika tidak mendapat perlawanan atau penolakan dari Diandra.“Kenapa bangun, hm?” Diandra memukul punggung tangan Hans karena bibir suaminya tersebut mulai berulah menggodanya, dengan mengendus dan mengecup berulang kali leher mulusnya.“Karena a
Diandra dan Hans sangat menikmati perannya menjadi orang tua. Keduanya pun kompak dalam pola pengasuhan Hara. Seiring pertumbuhannya, selain menjadi lebih cerewet, kini Hara juga semakin aktif dalam bergerak sehingga membuat Diandra dan Hans meningkatkan pengawasannya terhadap aktivitas sang buah hati.Walau merasa lelah setelah berkutat dengan tumpukan pekerjaannya di kantor, saat berada di rumah Hans akan selalu meluangkan waktunya sebentar untuk berinteraksi bersama Hara. Bahkan, karena saking lelahnya, Hans sering ketiduran ketika tengah menemani anaknya bermain. Alhasil, hal tersebut kadang membuat sang buah hati menjadi kesal sendiri karena merasa terabaikan.Ketika memasuki kamar tidur Hara, Diandra terkejut sekaligus terharu melihat pemandangan di hadapannya. Ia mendapati Hans duduk di lantai dan bersandar pada pinggiran ranjang sambil memeluk Hara di pangkuannya. Suami dan anaknya tersebut juga terlihat sama-sama sudah memejamkan ma